Tulisan saya sebelumnya mengenai [penyalahgunaan akses SMSC](https://priyadi.net/archives/2005/06/28/stop-penyalahgunaan-akses-smsc/) oleh tim SMS Presiden menimbulkan pro dan kontra. Berikut ini adalah pendapat saya dalam bentuk wawancara fiktif.
**Apakah SMS dari Presiden tersebut termasuk dalam kategori [spam](http://en.wikipedia.org/wiki/Mobile_phone_spam)?**
Ya, karena mengandung ciri-ciri spam:
* *unsolicited*: penerima tidak meminta pengiriman pesan tersebut dan penerima tidak mengenal pengirim dan sebaliknya.
* *bulk*: pesan tersebut dikirim ke banyak penerima secara sekaligus
**Tapi kan tujuannya baik untuk mengajak bangsa ini untuk tidak mengkonsumsi narkoba?**
Isi pesan memang baik, tetapi cara penyampaiannya yang tidak baik. Bagaimana jika langkah ‘brilian’ ini diikuti oleh instansi pemerintah lainnya? Walaupun tujuannya baik, tetapi jika dibiarkan mungkin nantinya kita akan menerima banyak SMS semacam ini setiap harinya :(.
Lalu bagaimana reaksi masyarakat? Jika mereka melihat ini sebagai sesuatu yang baik, maka suatu saat mereka akan mengikuti langkah ini untuk kepentingan masing-masing. Suatu saat nanti SMS akan bernasib sama seperti email saat ini yang penuh dengan spam. Suatu saat nanti mungkin kita harus melakukan ritual penghapusan pesan-pesan yang tidak kita perlukan setiap harinya.
**Lalu bagaimana seharusnya yang dilakukan oleh tim SMS Presiden?**
Sama seperti layanan penyedia konten SMS lainnya: membiarkan masyarakat memilih untuk menerima SMS dari Presiden atau tidak, dengan *default* tentunya tidak. Misalnya: jika seseorang ingin menerima SMS dari Presiden, dia cukup mengirimkan SMS ke 9949 dengan isi “langganan presiden”.
**Bagaimana dengan SMS dari *provider* selular yang mengiklankan layanannya?**
Itu adalah hal yang berbeda. Dalam kasus ini penerima SMS adalah pelanggan dari *provider*. Sehingga bisa diterima jika *provider* mengirim SMS ke pelanggan karena keduanya memiliki hubungan bisnis sebelum SMS tersebut dikirim. Jika pelanggan keberatan dengan SMS yang dikirim oleh *provider*, maka ia dapat melayangkan protes ke *provider*.
Tentunya situasi akan menjadi berbeda jika yang mengirim pesan adalah pihak selain *provider* atau untuk kepentingan pihak selain *provider* atau pelanggan. Dalam hal ini kasusnya akan sama dengan kasus SMS Presiden ini.
ya usulannya bagus, semoga cepat diperhatikan mas
kemarin saya kirim sms 9949, utk visit priyadi.net, kira-kira tim sms presiden ada yg visit ga ya??
sms rame-rame yuk..ajakin pak SBY ngeblog :)
siapa mau koordinir bikin gerakan sms pak SBY utk bikin blog? :D
btw, sampai sekarang kok sistem dan tim-nya siapa saja kok tidak pernah diumumkan atau muncul di-TV ya? efektif ga sih nanti? jadi khawatir..
mudah2an dipertimbangkan deh usulnya sama tim SBY.
*jadi ngeper kalo mikir dulu punya cita2 jadi Presiden :D*
Saya tertarik dengan usulan #1. Penggunaan blog untuk kampanye politik baru terasa kemaren di USA dan Blair. Anyway saya ngga terima tuh… :d Buat mas Priyadi : ada ngga UU tentang hak pribadi/publik yang bisa melawan spam gaya begini?
blog itu norak&trade mana mau presiden maenan yang norak2 :)>-
Sampe sekarang aku kok belum dapet smsnya yah?
forwardtin dong… :)
–budiw
didats termasuk yang gak setuju!
lagipula, pesannya tidak efektif…
lebih baik, presiden ikutan ngeblog… ;)
yang paling parah,…gw pernah dapet SMS promo dari bank tempat gw nabung, benci 1/2 mati…jadi privasi di Indonesia adalah nomor sekian…Udah dipilih langsung..eh ngelunjak pake ngirim2 SMS tanpa permisi
:d wah wah ada ada aja….
Negeri ini…
Oh, selama ini saya baru tau unsur2nya spam. kelamaan jadi korban :)
unsolicited…penerima tidak meminta pengiriman pesan tersebut.. yaah, bapak saya juga gak pernah minta surat himbauan kerja bakti dari RT, tapi mereka tetep dateng2 aja tuh :). lalu…penerima tidak mengenal pengirim dan sebaliknya.. ok, SBY mungkin gak kenal ama saya, tapi masa warga negara (apalagi yg tinggal di kota besar dan punya akses ke berita) nggak kenal ama presidennya sih? ok, mungkin gak kenal akrab secara pribadi, tapi kan harusnya “kenal” (recognize)? pemilu kemaren nyoblos presiden langsung kan? (walopun saya nggak ikut)
…bulk…emang iya sih, no comment.
tapi, menurut saya sih lebih baik ngirim pake SMS, penetrasinya cukup bagus, ada sentuhan personal, dan lebih casual. daripada harus bikin acara kaya “laporan khusus”, ato lewat Berita Negara, Lembaran Negara + Tambahan Lembaran Negara, belum tentu semua warga negara tau+ngerti, tapi dianggap sudah mengetahui.
Saya sendiri merasa cukup terganggu dengan pengiriman SMS ini.. Menurut saya, SMS tidak akan menyelesaikan permasalahan yang ada. Memang aneh juga, ditambah lagi, kemarin teman menginformasikan bahwa tim Presiden menyatakan akan menggunakan SMS sebagai media komunikasi dengan rakyat. Alasannya? Karena sedang TRENDY :o
Bagi aku sih setuju-setuju aja kalo untuk himbauan seperti itu. kalo promosi iklan atau produk baru dari perusahaan, itu baru aku nggak setuju kalo tanpa izin pemengan nomor tersebut. :-)
yep, mungkin SBY harusnya mengirim surat edaran ke seluruh warganya dan bukan dengan mengirim SMS ;)
make no mistake:
SMS itu intrusif; ketika pesan diterima, telepon akan memberikan notifikasi ke anda saat itu juga; kemudian anda menarik telepon dari saku, menekan beberapa tombol dan membaca SMS itu; “oh, cuma SMS dari presiden” (ceritanya sudah terlalu sering dikirim SMS presiden :) ); menekan beberapa tombol lagi untuk menghapus SMS; memasukkan telepon kembali ke saku; ulangi untuk setiap SMS dari presiden/menteri/gubernur (kemarin cuma satu SMS dari presiden, besok? kalau dibiarkan suatu saat bisa beberapa SMS per hari :) ) ; rinse, lather, repeat; anda kehilangan waktu beberapa detik dan energi untuk setiap kejadian ini saat itu juga, kalikan dengan jumlah orang yang menerima pesan tersebut dan jumlah pesan yang diterima setiap orangnya. hitung produktivitas kerja rakyat yang menurun gara2 harus kehilangan konsentrasi karena beeping yang berasal dari telepon.
sedangkan surat edaran dikirim langsung ke rumah oleh pengirim; “oh rumahnya lagi gak ada orang”; pengirim menyimpan surat edaran di depan pintu, penerima sedang di kantor belum tahu kalau ada surat edaran dan dapat meneruskan pekerjaannya tanpa terganggu; penerima pesan baru membaca pesan ketika pulang kantor
menurut saya, menjadi presiden tidak bisa berexcuse bahwa dia berhak mengirim sms ke seluruh warganya (dalam keadaan normal di luar kondisi darurat).
efek sampingannya memang kalau ditiru orang atau diulang-ulang caranya, jadi spam namanya
#13 sayang kertasnya atuh kang, berapa pohon tuh yg musti ditebang? :)
dari uraian selanjutnya (Receiving SMS 101 ;) ), bukannya hal yg sama juga berlaku pada SMS yg diterima dari orang yg kita kenal/ada di phonebook kita? siapapun yg mengirim SMS, presiden atau bukan, kita akan tetap membacanya dan, suatu saat, menghapusnya. masalah kapan kita membacanya, tentu tergantung kondisi saat itu atau kebiasaan masing2 orang (ada yg langsung, ada yg entar2). mungkin sederhananya sih bisa jadi ditarik demikian, fitur SMS menurunkan produktivitas kerja, begitu? (dipikir2 sih emang iya…)
next, berarti masalahnya itu timing-nya ya? (karena disinggung soal waktu kerja yg terkorbankan) hm..iya juga ya, berarti mungkin lebih pas kalo dikirimnya malam hari (mungkin yg kerja shift malam bakal protes juga nih, susah ya..)
oya, bukannya masalah narkoba sudah dijadikan semacam “bahaya nasional”? (istilahnya apa ya? “kejadian luar biasa”? bukan, pokoknya musuh bangsa lah) jadi mungkin urgensinya ada untuk mengirim himbauan semacam itu.
#15. Sederhananya gini. Apabila SMS tersebut yang mengirim tersebut mengatasnamakan “Badan Anti Narkoba” atau “Gerombolan Bengal tapi Anti Narkoba” apakah reaksi anda akan sama? ;).
Ada “standar ganda” disini. Kalau yang mengirim tokoh, ya gak apa-apa, tapi coba saya tiba2 kirim SMS massal yang isinya persis sama – sama sampai ke tanda titiknya, pasti hari ini saya sudah dicacimaki satu negara b-). Iya gak?
Sudah ikhlasin aja. Maklumi sajah:”>
Namanya juga presiden + bahaya nasional.
Pak SBY suruh ngeblog sikalian saja po? Trus minta “you-know-who” jadi penasehat. Kan sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Nonjok banget dah.. ihhihi
Waah berlanjut nih. santai aja lah, namanya presiden ya boleh2 aja kalau mau nge Spam rakyatnya mau dijadikan budaya juga gak apa2. saya percaya dg mekanisme “pasar”, jika hal tersebut dianggap tidak menyenangkan tentu konsumen akan berkata TIDAK dan memilih produk yang lain.a tho :D
#19: ya sejarah berulang. dulu waktu pertama spam email juga ada orang2 yang suka, kemudian karena terlalu sering orang2 bosan, sekarang spam email adalah gangguan nomor 1 di internet :)
#15: bukan masalah kertasnya yang saya permasalahkan, ganti saja pernyataan di atas dengan talkshow di tv misalnya :) menerima sms dari prez atau dari teman memang sama prosedurnya, tetapi untuk teman kita expect dia untuk menghubungi kita jika ada hal yang ingin disampaikan (sesuai norma yang berlaku di antara kita dan teman). sedangkan presiden kemarin mengirim pesan tanpa izin terlebih dahulu. narkoba memang bahaya nasional, tapi tidak ada urgensi untuk mengirim pesan itu saat ini juga, beda dengan misalnya tsunami.
yah maksud beliau kan baik, sudahlah. masih banyak masalah bangsa yg perlu dipikirin, bukan buat ngerewelin hal2 remeh temeh begini… gak berat kan ngebuka sms dr presidennya? toh beliau melakukan untuk kebaikan bangsa, apresiasi sedikit gak rugi kok…
#21:
maksud beliau mungkin baik, tetapi maksud yang baik harus disampaikan dengan cara yang baik pula, jika tidak percuma saja memiliki maksud yang baik.
ini mungkin hal yang remeh temeh menurut anda, but i do take spamming offence very very seriously, even from the president ;)
SMS itu ga efektif banget! Gua pengguna narkoba, dan dapet tu SMS, tapi gua ga jadi insyaf dan berhenti make. Mending buat yang lain aja deh duit, waktu dan tenaganya. SMS itu hanya trend sesaat….
bukankah spam sudah bagian dari hidup? =))
:kaburrr:
Mas Pri, lebih baik anda bicarakan ide anda ke KRMT RS, lha dia kan lebih dikenal media. Nanti kalau dia yang bicara di koran “SMS Presiden adalah Spam!”, nanti baru dimuat di mana-mana… hehehehe
Kayaknya yang menyarankan “spam” si KaMpReT :-))
Terlepas dari “spam” yang dilakukan “presiden”, niat baik itu pastinya tetap perlu diacungi jempol. Toh tak berapa lama lagi, HP nantinya (mungkin) bakal punya fitur yang bisa memblok nomer SMS tertentu. :D
#27 lah… sms-nya presiden kan ga ada nomernya, apa yang mau di-blok? :p
terlepas dari niat baik atau bukan, dan juga terlepas dari setuju atau tidak setuju, secara teknis cara yang digunakan termasuk dalam kategori spam.
isi sms-nya bagus (walaupun ga ngena), tapi da tetep we eta teh spam.
terus menyampaikan pesan yang serupa tentu tidak menjadi masalah, tapi caranya harus diganti.
pak sby udah mulai baca blog kan? :d
#27: pembuatan fasilitas anti spam di telepon membutuhkan biaya. dan biaya itu nantinya akan dibebankan ke pengguna. akibatnya harga handset akan lebih mahal ketimbang jika tidak ada fasilitas anti spam.
itu baru dari sisi handset. yang lebih mahal adalah lisensi frekuensi, utilisasi frekuensi akibat spam dan lain-lain dari sisi operator.
untung sms.. bukan nelepon.. coba kalau tiba tiba kita ditelepon sama presiden.. mau bilang apa coba…!!!
lagi enak enak makan.. ada telepon dari nomor sekian… begitu.. :p
Ya, karena mengandung ciri-ciri spam:
* unsolicited: penerima tidak meminta pengiriman pesan tersebut dan penerima tidak mengenal pengirim dan sebaliknya.
* bulk: pesan tersebut dikirim ke banyak penerima secara sekaligus
—————-
– kalo penerima mengenal pengirim pesan, seberapa banyak di republik ini yg ngga kenal presidennya, masih ada pasal spam yg ngga match (note the AND logic)
– seandainya ada teman baru punya anak, sms send to all yg ada di phone booknya, apa kita akan menganggap itu spam? toh kita tidak meminta pengiriman pesan tersebut
#31 mirip komen saya di #10, saya pikir juga unsur unsolicitednya gak kena.
gimana ya kalo presiden ngirim ucapan selamat hari raya (Idul Fitri, dll), apakah itu spam? krn saya juga sering nerima ucapan seperti itu dari orang yg ‘gak kenal2 banget’.
setau saya dulu, spam is bad karena selain soal privasi etc., juga karena faktor biaya. menuh2in bandwith jaringan (sedangkan bandwidth itu nyewa), ngabisin waktu user buat ngapus2in (dgn asumsi internet dial up, waktu yg terbuang = uang yg terbuang). jadi kerugian ekonomisnya kentara sekali.
tapi kalo terima SMS kan gratis? bandwidth juga gak kebuang karena cuma pake ‘sidewalk’ dari kapasitas GSM (SMS tadinya samasekali gak diperkirakan bakal booming). lagian kapasitasnya selalu ditambah buat ngantisipasi lebaran. dari sisi biaya, yg kena adalah yg ngirim (prez) atau yg sepakat untuk nalangin (operator2). jd ga ada problem (buat kita) kan? yg ngirim aja gak problem kok.
sori diterusin..
#33, #32: makanya saya bilang menghitung biaya menerima sms gak sesimple menghitung biaya menerima email.
biaya yg utama adalah waktu & energi yg terbuang ketika menerima sms, ini sudah saya utarakan di atas.
yg ngirim memang gak problem, tetapi masalah ini juga harus ditinjau dari sudut pandang yg menerima
kalau ada teman yg send to all, itu adalah bulk, tapi bukan unsolicited, karena sebelumnya sudah pernah berhubungan secara langsung
emphasis ‘secara langsung’, kita semua kenal coca-cola, tapi kalau coca-cola ngirim mass sms apakah bisa diterima? tentu tidak… sama saja dengan presiden, terlepas dari kandungan pesannya itu sendiri
#33
Spamming is the use of any electronic communications medium to send unsolicited messages in bulk
unsolicited akan jadi relatif, disinipun banyak yg ngga ngerasa kalau sms itu unsolicited
teman yg send to all ngga beda kasusnya, apa karena pernah berhubungan langsung bisa jadi solicited?
kalau coca cola sudah jelas commercial purpose, faktor spamnya lebih banyak ;)
sms dari presiden spam? mungkin, seberapa besar yg menganggap faktor ‘unsolicited’ lebih banyak, survey gih ke semua pengguna hp :d
– ah tapi ngga perduli besar kecilnya yg setuju tetep aja spam
– ya kalo gitu send to all temen bisa dianggep spam?
#34:
kalau sudah pernah berhubungan sebelumnya maka bukan unsolicited, contoh: kalau di pameran kita ngasih kartu nama & di kartu nama ada alamat email, maka kalau penerima mengirim promo lewat email maka itu bukan unsolicited
gimana kalau yg mengirim sms anti narkoba kemarin itu coca-cola & bukan presiden?
:) Setuju sekali, spam is spam
Spam itu tidak enak sekali, sama seperti Anda punya kotak surat di rumah, tiba-tiba penuh sekali surat dari pengirim yg Anda tidak kenal.
Bedanya itu terjadi di inbox Anda.
Kalo di HP terjadi di inbox sms Anda
kan kasihan banget orang yg inbox-nya cuma dikit, trus banyak sms penting yang sayang atau bahkan tidak enak kalo di delet. Kayak saya ini inbox sms cuma 15, maklum hp lama dan no lama.
Kan sebel banget sama iklan gituan.
Setuju banget kalo ada yg bisa ngajakin Pak SBY ngeblog. :))
Jangan spam donk, masa Presiden bikin contoh spam?
Hai para karyawan Presiden Bagian SMS, tolong jangan diulang ya. Kan Pak Pres belum kenalan sama saya.
Thanks
:)):)):))
#35
kenal ngga kenal selama ngga diminta itu bahasa inggrisnya ya unsolicited
unsolicited ngga berarti jelek, unsolicited compliment jelas bikin seneng
kalau yg ngirim sms itu coca cola jelas beda, apa urusannya coca cola ngirim itu, mungkin prosentase yg ngga suka akan lebih banyak
lho kok standard ganda? ya iya lah, sekalian #16, orang biasa mau dikawal mobil polisi di jl sudirman, kalo presiden boleh kok orang biasa ngga boleh?
siapa disini yg menganggap masalah narkoba bukan masalah darurat bangsa?
#37:
unsolicited disini adalah dalam konteks privasi komunikasi elektronik (memang sih di indonesia blum ada hukumnya). sudah jadi ketentuan jika dua pihak sudah pernah berhubungan, maka komunikasi berikutnya tidak unsolicited, apapun isiny
bedain dong, jalan sudirman adalah fasilitas umum, sedangkan mailbox saya adalah privasi saya, siapa sih yg ngasih izin presiden masuk mailbox saya?
darurat, tapi tidak ada urgensi untuk mengirimkan pesan tersebut saat itu juga
boleh tau reference soal ini?
itu contoh standard ganda, refer to presiden dan coca cola, tidak berhubungan dengan soal privacy
kalau mau dilanjutin, siapa sih ngasih izin temennya temen gw buat sms gw
‘hi, gw temennya preman, katanya ada barang bagus ya’
reply ‘yo mr unsolicited’ :p
anggep aja presiden itu teman, then it will be allright
buat sebagian orang iya, buat sebagian lagi ngga
koreksi, mungkin belum dalam bentuk hukum, tapi sudah menjadi norma yang berlaku dalam komunikasi di internet. dan yang berlaku di email seharusnya berlaku juga untuk SMS (contohnya: can-spam act of 2003 di US)
heh, itu sudah termasuk ‘normal flow of communication’. beda dengan sms presiden kemarin, emangnya SBY tahu nomor 0815910**** itu nomor saya? kan ngga.
so, sudah tahu begitu masih mau ngirim lewat sms? kenapa gak lewat tv saja yang gak intrusif supaya gak ganggu sebagian yang gak perlu pesan itu?
boleh tau reference soal norma ini?
kalau us can-spam act of 2003 sejauh yg gw baca hanya berlaku untuk commercial purpose, atau gw ada yg terlewat?
still, it’s unsolicited right?
again, kalau mau dilanjutin, kita anggep aja presiden temen, dan bisa dianggep sms dari presiden itu ‘normal flow of communication’
wah jangan nanti orang2 yg lagi asik2 nonton ‘kisah cinta dihari jumat’ akan terganggu :p
akan lebih gampang kalau itungannya lebih banyak yg pro atau yg kontra, kalau ngeliat reaksi2 orang sepertinya yg kontra dikit ya, kayak pilkada aja jagoannya kalah terus protes
morfin itu ciri2nya jelas ‘makhluk’ yg ngga bagus, tapi apa boleh digunakan untuk alasan medis?
membunuh orang jelas ngga bagus, tapi untuk alasan tertentu (hukum), ada yg bilang boleh ada yg ngga
ini akan jadi debatable topik karena akan ada yg ngga setuju dan setuju, apapun alasan masing2 pihak
tapi kan sms itu ngeganggu gw? langsung ngga langsung soal morfin, aborsi, hukuman mati,etc jg mengganggu
mungkin sms presiden itu spam,
apakah dapat dibenarkan? selama masih dalam tahap yg wajar, i’m not that strict about this thing, yg penting niatnya bagus, toh kalau sudah annoying orang banyak juga akan protes, dan (hopefully) happy ending
i thought it is obvious? tapi ternyata susah juga nyari referensi soal ini :(. coba deh baca http://www.spamfaq.net/spam-evils.shtml, dan ganti ’email’ dengan ‘sms’. can-spam memang cuma untuk commercial, sayangnya memang kebanyakan hukum spam baru menjangkau aspek komersial atau teknis pengirimannya saja :(.
well, elu sih terserah. gua sih gak mau pura2 kalau SBY itu teman gua :)
hehehe, at least itu gak intrusif. dan lagian kita gak bayar untuk nonton ‘kisah cinta dihari jumat’ :). tapi kita membayar ke operator untuk bisa menerima dan mengirim sms, dan kita tidak membayar bukan untuk dikirim sms dari SBY.
lho, mailbox saya adalah milik saya. pendapat orang lain dalam hal ini gak relevan. di mailbox saya, spam tidak dibolehkan. teman-teman yang lain mungkin ada yang ok-ok saja dan i’m fine with it. silakan saja SBY kirim sms ke mereka. tetapi untuk masuk mailbox saya, SBY harus minta izin dulu.
jika SBY punya mekanisme untuk mengirim SMS ke yang membutuhkan tetapi tidak mengirim SMS ke orang2 yang tidak menghendaki, maka itu bukan unsolicited dan gua perfectly fine with it. in fact, kemungkinan besar gua bakalan ikutan yang menghendaki.
sorry, tujuan tidak boleh menghalalkan segala cara. untuk membunuh seseorang atas nama hukum pun ada prosedur hukum yang harus dijalankan. kalau morfin itu memang drug yang disalahgunakan dan menggunakannya sebagai drug pun ada aturannya.
cara pengiriman pesan SBY kemarin adalah spam dan itu adalah salah. tujuan, isi dan jumlah pesan gak begitu relevan. secara pribadi gua setuju dengan tujuan dan isi pesan. hanya saja ada yang kurang dalam hal metoda pengiriman, sebelum dilakukan pengiriman, penerima harus terlebih dahulu melakukan opt-in. tanpa itu, sms SBY adalah spam.
jika masyarakat melegitimasi sms kemarin, maka orang lain juga akan melirik metoda ini. dan dalam 5 tahun mungkin sms akan bernasib sama dengan email :(
yg gw tanyain itu reference soal
“sudah jadi ketentuan jika dua pihak sudah pernah berhubungan, maka komunikasi berikutnya tidak unsolicited, apapun isiny”
awalnya gw bilang kenal ngga kenal selama not requested ya tetep unsolicited
di web spamfaq itu pun definisi unsolicited:
‘it wasn’t explicitly requested by the recipient’
so. where did u get the idea that they have to know each other?
lha, gw sih nonton tv bayar lha yaw
sesuatu yg berlebihan pasti ngga baik, kalo ikutin skenario lo, bayangin semua menteri/gubernur dll ikutan lewat tv, ngga lebih baik dari lewat sms
cara pengiriman salah? lo sendiri nulis kalau keadaan darurat diperbolehkan, jelas spam bukan sesuatu yg mutlak salah
sekarang lebih ke soal isi, dan ini pun debatable
like i said, it’s debatable topic, lo pun hanya mengulang yg sudah ditulis, dan gw jg kayaknya bakal ngulang2 lagi
melakukan opt-in? seandainya 99% orang setuju dan hanya 1% yg ngga setuju, ini sih bawelnya yg 1% aja, dan nyusahin yg 99% :p, the needs of the many outweigh the needs of the few
ngga suka sama kelakuan negara? well, u have opt-out, other country :p
cepat atau lambat sms spam bakal jadi problem walaupun tanpa kasus sms dari presiden, cepat atau lambat juga akan ada fasilitas di hp untuk menolak spam, dan cepat atau lambat juga akan ada hukum untuk itu
bukan ngga mungkin terdapat pengecualian di hukum tsb untuk sms dari presiden/negara, jangankan sms/hp, tanah aja bisa diembat sama negara
temen saya meninggal didepan mata saya karena narkoba, apa sih artinya sebuah SMS jika dibandingkan dengan masa depan bangsa atau bahkan satu nyawa, tak relakah satu byte space memory Ponsel kita untuk sesuatu yg membuat kita kembali ingat akan bahaya narkoba !!!!
Pemanfaatan Teknologi untuk tujuan mulia, bisa dikatakan Teknologi itu berguna bagi kita semua…
#44: i’m sorry for your friend. tapi itu tidak bisa menjadi pembenaran hal yang salah. sms kemarin bukan pemanfaatan teknologi, tapi penyalahgunaan teknologi.
silly question ah, karena kalau tidak, maka kita gak boleh ngirim sms ke siapa2? :))
lho, gak masalah kan, kalau gak butuh/gak suka info tersebut tinggal switch channel lain. kalau semua tv menayangkan ya tinggal gak usah nonton. gak ada masalah sama sekali.
this is my mailbox, the opinion of 99% others gak berlaku di sini. tapi sepertinya gua bakalan harus opt out juga *sigh*
yup, mungkin cuma saya yang gak rela kalau presiden kita yang harus jadi pelopor spam melalui sms :( *sigh*
lho, gimana sih? silly answer and question, unsolicited itu ngga selamanya jelek, nah sekarang dapet ide darimana coba kalo unsolicited sms berarti lo ngga boleh sms siapa2?
my point is kenal ngga kenal selama not requested ya tetep unsolicited, dan ternyata lo menciptakan definisi sendiri yg di dunia ini pun belum ada yg bikin
applied this to hp, ngga usah nyalain hp
ah jadi sekarang the main problem soal privacy?
bagaimana kalau keadaan darurat? masih keukeuh ngga mau nerima sms juga?
berita tsunami boleh masuk? yeah right, ada beberapa orang yg ngga peduli tuh, tsunami dimana dia di mana, kalau semua orang berpikiran model gini ya ngga jalan2
jadi ada inkonsistensi disini, karena darurat buat seseorang belum tentu darurat buat yg lain, untuk kepentingan bersama jelas yg sedikit _harus_ mengalah
pelopor spam? kalau mau ngikutin ciri2 spam, sms dari operator pun masuk kategory spam, let just put unsolicited & bulk
selama ini pun kebanyakan operator sms spam untuk pihak ketiga
ini kok kayak rhoma irama mempermasalahkan inul
#48:
no I don’t, gua cuma kesulitan mencari referensi tentang ini. itu adalah complaint umum dari pihak2 yang dituduh nyepam, misalnya “dia (penerima spam) sign up di tradeshow”, walaupun demikian memang si penerima ngotot bahwa itu spam
i guess definisi spam tiap orang beda2, yang pasti cuma bulk dan unsolicited. so, kalau ucapan selamat ulang tahun menurut elo spam, silakan aja komplain.
lho, saya butuh hp kok. kalau saya matiin gak bisa terima sms dong. yang saya gak butuh itu kiriman sms spam dan gak bisa ‘switch ke channel lain’.
maksud gua pakai cell broadcast, jadi user yang diluar area tsunami gak bakalan dapat pesan. ah, paling elo nanti komplain “gimana kalau penerima gak peduli dengan nyawanya?” :p
yes, kalau untuk pihak ketiga gua 100% setuju kalau itu spam. kalau di ISP, hal-hal seperti ini biasanya sudah digarap di TOS-nya, provider ponsel masih ketinggalan soal ini.
then again definisi tiap orang masih beda2. yang harus diingat oleh pengirim bulk sms itu bahwa sms itu intrusif, menerima sms itu keluar biaya dalam bentuk waktu dan energi, jadi pikir2 dulu sebelum mengirim mass sms anda. apakah bulk sms itu gak akan cuma buang2 waktu dan energi penerimanya?
lho, itu sih kasusnya beda, bisa di bilang itu requested -> solicited
in this case i stand for all comment should be assumed guilty until proven innocent
lah lupa ya definisi spam itu ada 2? emang lo ngucapin selamat ulang taun langsung ke 1000 orang? dan bukan gw yg berpendapat semua spam itu jelek
lho, saya butuh tv kok. kalau saya matiin gak bisa nonton tv dong. kalau semua channel menayangkan mau switch ke channel lain mana?
yang komplain yg di luar area dan tidak menerima sms itu, why? lho sodaranya ada di area tsunami kok dia ngga di kabarin, bahaya nasional kok dia ngga di kabarin
moreover, apa cell broadcast itu bukan bulk & unsolicited?
ahh, finally we’re on the right track now, karena definisi tiap orang masih beda2, yg sedikit _harus_ mengalah
#49:
no, ngga requested. cuma sign in di buku tamu & ngasih kartu nama. prosedur standar di tradeshow.
sorry, bukan ulang tahun, maksudnya selamat hari raya. yes, memang gua yang berpendapat kalau semua spam itu jelek. definisi spam gua juga udah gua jabarin di atas: bulk & unsolicited. cuma elo mungkin gak bisa terima definisi unsolicited gua.
iya ya, kenapa gak semua orang dikabarin? ada bom di london. harusnya kita juga dapat sms kali yah? ada gempa di palu, kok saya gak dapat smsnya? dst.
ya kerjakan sesuatu yang lain. bedain dong, tv itu teknologi broadcast satu arah. sms itu one to one, mirip dengan email atau telepon.
salah, karena pendapat orang beda2, maka penerima harus diberi pilihan mau menerima atau tidak. sekali lagi, ini adalah mailbox saya, bukan mailbox rakyat indonesia.
menjadi minoritas bukan berarti _tidak boleh mengemukakan pendapat_. sms sby kemarin mungkin legal sampai saat ini karena belum ada hukum yang mengaturnya. legal iya, tapi etis? far from it. sampai batas2 tertentu, spam komersil itu legal di US. tapi apa itu etis?
sms kemarin boleh saja 100% legal, but i really don’t appreciate it, and legality has nothing to do with it.
tes…masih bisa nggak, soalnya yg terakhir udah “site admin” ;)
berarti judul postingnya jangan “SMS Masal Dari Presiden: Apakah Dapat Dibenarkan?”(emphasis mine) kalo pada prinsipnya ini cuma masalah suka/nggak suka, bukan legalitas. itu soal selera, subjektifitas yg main. urusan benar/salah kadang emang bisa beda ama enak/tidak, baik/buruk, dll. mohon jangan tersinggung. :) tapi hal seperti ini sangat bisa dimengerti sih, jadi emang gak bisa dipaksa harus “gini” ato “gitu”.
yg mungkin rada absolut hasilnya kalo judulnya:
“SMS Masal Dari Presiden: Apakah Dapat Disalahkan?”
usul aja..
#52: sms kemarin legal karena memang hukum privasi di indonesia masih kurang (atau tidak ada?). kalau spam email saja yang sudah jelas2 merajalela belum bisa ditangani, gimana mau ngurus spam sms? :)
tapi dibilang masalah subjektif suka atau gak suka juga bukan, karena sadar atau tidak sadar ada harga yang dibayarkan penerima untuk setiap sms yang masuk. kalau sms yang masuk tidak worthwhile, siapa yang mau nalangin kerugian ini?
ngapain ngasih kartu nama kalau ngga ingin info lebih jauh? lo ngasih kartu nama ke semua stand dipameran?
ya gimana mau diterima, kok ya ngeyel pakai definisi bikinan sendiri, kenapa ngga sekalian bikin definisi fish itu binatang melata, bahkan ngalah2in definisi native speaker
semua spam jelek? owalah, jadi dalam keadaan darurat tetep jelek? gimana sih, kok ditambah2in inkonsistennya
kok ngga dijawab, apa cell broadcast itu bukan bulk & unsolicited?
dalam area cell broadcast pun memang ada jaminan yg terima itu memang semua yg terkena tsunami? jauh dikit dari tsunami tapi karena masih masuk area broadcast jg akan terima sms itu
lha orang mo nonton tv kok disuruh ngerjain yg lain
tv dan sms itu kyk pda phone dan smartphone, sms bisa broadcast, tv pun bisa 2 arah dan one2one(pernah denger interactive tv?)
oh jadi balik lagi ya ke soal privacy? jadi mau atau ngga terima sms soal tsunami (biar gampang, kasusnya lo sedang ada di tempat kejadian)?
jangankan mailbox, rumah pun untuk alasan tertentu boleh2 aja polisi masuk tanpa izin, emangnya rumah lo itu di luar yuridiksi indonesia i.e. embassy
haree genee terlalu strict sama privacy, silakan tinggal di hutan
ngga etis itu kan menurut lo, etika itu terbentuk karena kebiasaan masyarakat, apalah arti 1 orang menentukan sesuatu itu etis dan ngga etis?
mengemukakan pendapat ngga ada yg ngelarang, tapi juga harus terima seandainya pendapatnya itu ternyata tidak diterima mayoritas
it’s up to u if u’re not appreciate it
tapi dengan menjudge hal itu salah/tidak dibenarkan dibutuhkan argument more than u have wrote
lho ternyata diskusinya seru ya? hehehe…
btw, cuma mau komen aja, masih untung di Indonesia, terima sms gratis. kalau di sini terima sms pun bayar juga tuh, terima telepon (mobile) juga bayar per menit, nggak ada bedanya dengan yang nelpon, pokoknya semua harus bayar. makanya di sini illegal untuk telemarketer nelpon ke nomor mobile, fine-nya gede kalau ketauan.
#54:
bukan gua, dan dia juga gak ngasih ke semua stand, tapi stand itu yang ngirim email ke semua yang ngasih kartu nama, gitulohh
bulk & unsolicited, tapi menurut gua ini keadaan darurat yang layak untuk dikirimi sms, ada urgensi untuk dikirim saat itu juga.
yes, to emphasis your point: “untuk alasan tertentu”. tanpa prosedur yang benar, presiden pun gak dibolehkan masuk rumah saya.
this is getting nowhere, sms itu alat komunikasi, saya butuh terima & kirim sms, saya butuh ponsel, tapi saya gak perlu sms prez kemarin. televisi itu (mainly) alat untuk menerima siaran broadcast, lupakan dulu teknologi interaktif, di indonesia pun belum ada. can you spot the difference? i think you are getting to the point of arguing for the sake of arguing.
well, i’m not going to organize a riot for this small problem :) elu bener, etika itu terbentuk karena kebiasaan. mungkin karena gua terbiasa di internet, gua bisa lihat hubungan antara penyalahgunaan email dan penyalahgunaan sms. dan gua bisa argue alasannya, walaupun untuk saat ini minoritas.
well, it’s up to you to decide if my argument is enough or not. i should make summary of all of this.
so? balik ke pertanyaan awal, ngapain ngasih kartu nama kalau ngga ingin info lebih jauh?
balik ke pertanyaan awal, apakah semua spam itu jelek dengan melihat isi dan kondisinya?
again, balik ke pertanyaan awal, siapakah yg berhak menentukan alasan tersebut benar atau salah?
look who’s talking, you just arguing the things you can handle and ignoring things that obviously againts your opinion
dan mungkin karena gw terbiasa di organisasi Gerakan Nasional Anti Narkotika jadi gw tau seberapa besar bahaya narkotika itu, dan gw anggap itu termasuk ke dalam ‘alasan tertentu’
and we both already agree that untuk ‘alasan tertentu’, unsolicited & bulk (spam) itu diperbolehkan
good, please make no more inconsistency in your summary
lho, gua argue kalo ngasih kartu nama itu sudah dianggap pernah berhubungan sebelumnya, sehingga dianggap cukup alasan untuk mengirim material promosi lewat email.
yup. mungkin ada yang kurang pada definisi gua, tapi gua pikir sms tsunami warning itu bukan spam.
idealnya sih hukum yang berlaku, jika tidak ada maka penerima sms.
well it’s your own assumption. and no, i’m not ignoring things,
well, shoving the message down my throat is not a good way of delivering message, even if the message is good.
haesh, makin bingung gw sama jalan pikiran lo
awalnya gw bilang kalau ngasih kartu nama pas pameran means requesting more info on the product
trus lo lanjutin “no, ngga requested.”, nah trus pertanyaan gw ngapain ngasih kartu nama kalo ngga request? udah kelebihan kartu nama atau sedemikian lugunya ngga ngerti maksud dia sendiri ngasih kartu nama buat apa
and why do you think it’s not a spam?
pls don’t tell that it’s still based on ‘Priyadi’s Book of Definition’
it’s unsolicited and it’s bulk (bahkan kalaupun lo masih keukeuh mau pakai definisi lo soal unsolicited)
ketika 99% penerima sms bilang hal itu dibenarkan dan 1% bilang itu salah, mana yg lebih berlaku?
ketika mayoritas memilih sby sebagai presiden dan minoritas menolak, mana yg lebih berlaku?
untungnya semua tulisan di atas masih ada, bisa liat sendiri why i have that assumption
i comment this later after you answer the above questions.
#59:
“ngga requested” itu maksud gua di atas yang ngasih kartu nama itu gak meminta dikirimi iklan dari yang dikasih kartu nama secara eksplisit.
well, kalau masih mau main definisi, diskusinya jangan terhadap definisi apa itu spam, tapi apakah yang dilakukan sby itu caranya baik atau tidak. sebenarnya kalau pakai definisi seperti itu memang sms tsunami itu spam. tapi harus diingat kalau definisi ini datang dari dunia email dimana gak ada teknologi yang mirip dengan cell broadcast di sms. selain itu spam memiliki konotasi negatif, jadi lebih baik tetap kita gunakan untuk mereferensikan sesuatu yang memang negatif.
elo gak perlu ulang2 kasih tahu itu. gua udah bilang kalau itu legal (so far) dan gua gak akan organize riot hanya gara2 itu. sekarang sby bisa kirim spam sebanyak mungkin ke gua tanpa bisa digugat (kecuali pakai pasal sapujagat). tapi gak berarti gua gak boleh kasih pendapat gua kalau itu salah.
well, i don’t have to answer every question you have. do i really have to waste my time pointing out differences between tv and cell phone?
kenapa gak dijawab langsung aja?
pertanyaan gw tetep, ngapain ngasih kartu nama kalo ngga request?
see the inconsistencies here:
– baru aja bilang sms tsunami bukan spam, sekarang bilang spam
– bilang semua spam jelek, tapi ternyata ada juga yg ngga
– bilang asal unsolicited & bulk maka itu spam, sekarang spam itu yg berkonotasi negatif, which is why i argue at the first place
– sekarang ngebahas caranya baik atau tidak, sms tsunami boleh tapi sms dari presiden ngga?
so far, pendapat2 lo saling bertolak belakang justru dengan pendapat2 lo sendiri
gimana ngga diulang2 udah di kasih tau ngga mudeng2
lo boleh aja kasih pendapat, but since you put it on the public space, lo harus bisa mempertanggung jawabkan apa yg udah lo tulis, kecuali mau a la RS yg suka2 dia mo ngomong apa aja, i rest my case then
paling males berdiskusi kalau ujung2nya ‘suka2 gw dong, pendapat2 gw’, that’s just sooo lame
point gua adalah, A ngasih kartu nama ke B, apakah setelah itu B boleh mengiklankan lewat email/sms walaupun A tidak secara eksplisit memintanya?
yup, makanya kalau arah diskusinya begini, bukan ide bagus mendiskusikan definisi spam dari awal. harusnya kita sepakati apakah sms presiden kemarin itu baik atau buruk, setelah itu kalau buruk baru dicap spam.
coba lihat dari sisi gua, gua defend bahwa sms presiden kemarin itu bad dengan berbagai alasan, and therefore it’s spam. elo gak terima, lalu mencari contoh ‘spam’ yang bisa diterima. so, ya, dengan definisi gua di atas (yang gua juga udah akuin kurang lengkap dan mudah dibantah), maka itu baik. dan elo kesimpulan gak semua spam buruk.
harusnya gak bisa gitu, kita tentukan baik buruknya pengiriman sebuah pesan elektronik, jika buruk maka itu spam. sedangkan di atas gua cuma mencoba menguraikan anatomi dari sebuah spam sms.
wah, ngata2in orang RS itu penghinaan tertinggi di internet :) ok then, pendapat gua udah jelas, sms sby kemarin itu gak bisa diterima. alasan2nya juga udah gua jabarkan di sini dan di posting sebelumnya dengan jelas. gua udah jabarkan pengalaman di dunia email. gua udah kasih tahu seandainya hal2 seperti ini dibiarkan. gua harus gimana lagi apa lagi? gua gak asal ngomong tanpa alasan. gua juga udah melayani debat dari elo dengan senang hati. kalo gua gak bisa yakinin elo, gua juga gak ambil pusing. i’m changing the world one person at a time, but i will never be able to change everyone’s mind.
liat konteksnya dong, ini lagi pameran udah jelas kalau ngasih kartu nama itu untuk request more info, di luar konteks ini akan beda pembahasan lagi
masih ada di paling atas alasan kenapa lo menganggap sms presiden itu spam “Ya, karena mengandung ciri-ciri spam, blablabla” ..
berdasarkan omongan lo barusan statement lo diawal itu FALSE
no no, lo memutarbalikkan logic lo sendiri
awalnya lo defend kalau sms presiden itu spam therefore it’s bad
(note the logic: IF A THEN B != IF B THEN A)
ada dua option disini
1. me-redefine spam itu apa
2. tetap pakai definisi lama namun diberi tambahan tidak mutlak salah (kemarin gw pernah kasih contoh soal membunuh, definisi membunuh ya tetap tapi tidak selamanya membunuh itu salah)
i don’t prefer option 1, memangnya siapa kok bikin2 definisi sendiri
that’s your problem there, you try to changing others mind but you don’t try to change your mind
pendapat & alasan lo udah jelas? justru disini problemnya pendapat & alasan lo saling inkonsisten satu dengan yg lain
dari saling bertubrukannya pendapat & alasan lo, sekarang pendapat & alasan lo yg paling akhir bagaimana:
sms presiden tidak dibenarkan karena:
1. spam?
2. privacy?
3. isinya?
4. ?
i’m not totally disagree with you kalau mereka sampai melakukan itu secara abusive
SMS Masal Dari Presiden: Apakah Dapat Dibenarkan?
dapat, sesuai dengan konteks sms narkoba
apakah akan selamanya dibenarkan? sesuai dengan konteks pengiriman sms nantinya
ok, accepted. gimana kalau pakai contoh lain: A pernah beli barang dari B, lalu B ngirim iklan lewat sms/email tanpa persetujuan eksplisit dari A
ok, thanks to you, definisi gua memang belum sempurna. tapi gua juga udah kasih tahu alasan2nya kenapa itu gak bisa diterima. maka gua bilang itu adalah spam.
yes yes yes, gua udah bilang, karena elo gak setuju semua spam buruk, sedangkan menurut gua spam itu lebih baik untuk mereferensikan sesuatu yang buruk. maka bukan ide baik untuk mendefinisikan spam dari awal. lebih baik kita definisikan baik buruknya dulu baru definisikan spam. alasannya? karena spam itu berkonotasi negatif. gitu aja, gak ada maksud aneh2
ok, kalau gitu maunya lebih baik ikut preferensi elu aja. meributkan istilah gak produktif, mungkin sama dengan meributkan definisi ‘hacker’. lebih baik ributin baik atau buruknya sms yang kemarin. menurut gua itu gak benar dengan alasan2 di bawah.
well, gua udah berkompromi dengan elo kalo definisi gua emang gak lengkap, tapi terlalu jauh bagi gua untuk mengakui kalau sms kemarin itu bisa dibenarkan.
inkonsisten karena elo berpendapat tidak semua spam buruk, sedangkan gua semua spam itu buruk (karena bermakna negatif). karena elo selalu mencari2 contoh spam yang bisa dibenarkan, sedangkan gua defend bahwa semua spam buruk.
ok,
* masalah privasi
* memberikan legitimasi untuk perbuatan yang sama di masa yang akan datang
* membebankan sebagian cost ke pelanggan
commenter lain juga punya pendapat yang bisa gua terima:
* sms tidak accountable
not requested
wuaduh, mulai lagi deh inconsistency-nya
kalau mau pakai option 2, spam is spam, but it can be bad or good, jgn di balik2 lagi
you see the problem here, semua alasan yg lo tulis di atas pun applied buat sms tsunami
what makes they different? their CONTENT
gw dah kasih hint soal isinya, tapi lo sama sekali ngga memasukan itu di alasan lo
ujung2nya soal isi, ini udah balik ke subjektifitas masing2 penerima
you can’t judge that’s right or wrong just because you don’t like it.
jadi inget, haram itu bisa karena 1)zat; atau 2)cara. haram karena zat misalnya babi, darah, alkohol, dll. haram karena cara misalnya makanan halal, tapi didapat dari hasil mencuri.
jadi sms spam haram karena zat atau karena cara? dari yg saya tangkap juga, lebih karena zat, soalnya ada “mass sms” yg dibolehkan asal zat/isinya hal yg baik (contoh: “sms tsunami” –> apa pula ini?)
menurut saya sih, dilihat dari relevansi, urgensi, serta hak yg timbul dari wewenang, Presiden RI jelas lebih berhak untuk mengirim “SMS maklumat” kepada rakyatnya, setidaknya dia lebih punya otoritas dibandingkan, misalnya, coca cola. at least presiden tidak akan secara intrusif mencoba menawarkan produk tertentu kepada rakyatnya via sms itu.
dan saya setuju kalo hal ini harus ada pengaturannya. biar jelas, mana “mass sms” yg boleh dan yg gak boleh. kang priyadi benar, hal yg sekarang tampak kecil bisa berubah gawat setelah tereskalasikan, kecuali ada guideline dan batasan2 yg jelas. definisi kang priyadi mungkin gak sempurna, tapi cukuplah sebagai awal pembahasan. mungkin mau bantu ngerumusin peraturannya kang?
mumpung ada pakarnya, boleh nanya dikit:
“untuk menginstruksiken ke masyarakat setempat, misalken di pantai selatan jawa 15 menit lagi akan ada tsunami, apakah Presiden RI diperkenanken menggunaken sms masal ky sbelumnya, Mas Pri??”
…. :-?
kyknya bener jg mas pri, ntar sekali kirim sms, yang dapat sak indonesia… terus, orang padang cakap,” pak sby nyepam”, kata orang batak:”macam mana presiden bikin spam”, orang surabaya bilang, “hare gene nyepem”, kate orang jakarte, “SWGTL”, bla bla bla…
…
…
tapii kemudian, nelayan2 parang tritis said, “9949 save my life!”
aduuh, jadi bingung nih mas pri… ~o)
nitip salam peace bwat semua :)>-
:d
Apakah jika ada 99% orang yang menganggap suatu hal adalah benar dan hanya 1% sisanya menganggap hal tersebut adalah tidak maka orang yang 1% itu adalah orang yang salah ?
well, analoginya mungkin seorang alim yang tinggal di kampung judi ato kampung maksiat dmana semua orang sudah menganggap hal tersebut biasa, apakah kebenaran publik akan jadi kebenaran yang sesungguhnya ?
kalo kita liat cara menghindari banjirnya motor yang nerobos jalur berlawanan untuk menghindari banjir, apakah hal tersebut akan jadi benar ?
lanjutannya, apakah mengirimkan sms ke ‘banyak’ orang yang dia kenal aja enggak itu adalah benar ? (jangan dibahas siapa yang ngirim dulu)
well, kalo mau dilanjutin, apakah dengan statusnya sebagai presiden beliau berhak untuk mencontohkan hal hal yang gak benar ??
wah, itu sih ngeloncat kesimpulan dong..
misalnya gini, apakah membunuh orang itu adalah benar? (retoris banget sih) lanjutannya, kalo algojo dalam menjalankan tugasnya membunuh terdakwa mati, apakah itu dikatakan gak benar?(retoris lagi kan..)
perkara “benar” & “gak benar” gak sesederhana itu bung. suatu hal bisa dikatakan “benar” atau “gak benar” karena ada ukurannya, ada peraturannya. benar/salah gak selalu bersifat mutlak, ada pengecualian2, dan pengecualian itu udah ditetapkan sebelumnya dlm peraturan2.
gimana kalo belum ada peraturannya, kaya mass sms ini? logisnya sih, gak bakal ada kesalahan (peraturan yg disalahi) kalo peraturannya aja gak ada. lalu, mau bikin itu jadi salah? “gampang saja…” (kutipan dari salahsatu guru gw dulu), bikinlah peraturannya, tentuin yg mana yg “benar” dan yg mana yg “gak benar”.
#70: sebenarnya untuk mencegah sesutau yang salah itu bukan cuma kontrol hukum. ada juga kontrol etika, kontrol sosial dan kontrol teknis. dalam kasus ini:
* kontrol hukum: spam sms dilarang oleh peraturan
* kontrol sosial: spam sms dianggap tidak baik oleh masyarakat
* kontrol etika: nurani kita mengatakan bahwa spam sms itu buruk
* kontrol teknis: filter spam di provider atau ponsel
Pri, logika yang dipake #67 juga ada benernya tuh, kadang untuk hal tertentu dan URGENT gw rasa-rasa sah-sah aja itu dipake. Tinggal batasan URGENT yang perlu lebih detail :)
#71 benar, dan mungkin kita bisa sepakat bahwa kontrol hukum memiliki kekuatan yg lebih memaksa dan berlaku umum? masalahnya untuk jenis kontrol yg lain, contoh #67 bisa berlaku.
kalo aturan udah jelas, kan terusannya jadi enak.
“nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali”
#73: yup, kontrol hukum memang yang paling mengikat, hanya saja kita gak bisa mengandalkan hanya kontrol hukum karena tidak mungkin kontrol hukum meliputi seluruh aspek kehidupan. untuk sms sby kemarin mungkin belum ilegal, tapi baru dalam kategori tidak sopan.
untuk #67 kan bisa pakai cell broadcast
#72: gua udah bilang kalau darurat masih bisa diterima, tapi kalau isu narkoba sudah cukup ‘darurat’ untuk kirim sms, gak kebayang gimana nantinya nasib mailbox sms kita :)
pusing gue…
Kalo kata gue, selama saat lu nerima lu ga benjol2 atau gatel2 ya it’s ok, tokh presiden kan ga ngirim tiap hari! Pulsa ga kurang, paling cuma nambah inbox doang. Perasaan gue baru dapet yang narkoba ntu dah… Bandingkan sama salah satu provider GSM, nyokap gue sampe bete karna tiap hari nerima sms yg bunyinya iklan programnya dia melolo, padahal nyokap jg ga ngerasa kirim2 apapun yg minta berita.
Nah ntu baru spamming!!!
kasih firewall dihp ntar bisa blokir 9949 dan yg lain :p
Maaf Mas Pri, ngetes saja, sing metu nenk kotak ki opo…
Narkoba memang harus diberantas. Anehnye barang haram asal luar negeri tersebut, masih bisa masuk ke Indonesia. Jaga donk pintunya rapat-rapat agar tidak masuk ke Indonesia. Kalau sudah masuk ke Indonesia, maka hasilnya jadi bancakan. Aparat bangga pemberitaan sukses menanggap. Tetapi hakim tidak ada kebanggaan memberikan vonis berat terhadap bandar narkoba dan sejenisnya. Tolong donk Pak Presiden ingatkan hakim agar membuat putusan yang bisa bikin kapok.
Mas Pri, maaf kalo sudah OOD, apa sekarang Pak Pres masih suka SMS? Cuma sekali aja kan? Saya juga komentar disini sekali aja deh, kalo banyak bisa-bisa malah spamming.
#80: lho, bukan cuma sekali tapi jutaan kali, kan yang menerima juga jutaan orang :)
wah seru juga, trnyt blog bisa seseru ini, ga kalah dari forum.:D
klo misalnya,gw yg nerima tuh sms,sih ga masalah, wong cmn 1x aja SBY ngirimnya ke gw, ya kan?
gw ga akan ngrasa capek ngapus tuh sms,krn cmn saat itu jg. (pake misal, krn saya ga dapt tuh sms.SBY pilih2 nih…)
Ane setuju dan tidak setuju dengan teori spam.
Misalnya ane sudah memposting email ini ke ente. Tanpa ane sadari ane telah membuka alamat email ane ke publik. betul?
Apakah salah kalau ada orang yang ingin kenalan dengan ane? lalu dia ngirim mail ke ane tanpa ane minta. Gak mungkin dong dinamakan spam?
Kalo teori spam ini dikaji ulang, kayaknya internet tidak akan ramai euy. karena semua orang takut spam!!!
contoh gue ngirim email sebanyak 20 alamat yang adalah teman2 gue… apakah itu spam? tentu bukan!! tapi dari teori spam tadi… hal itu adalah spam!! bener ga?
So, gak ada yang namanya teori spam!!!
trims’
setuju dengan yang diatas
:((…. BOSAN SUDAH AKU MENERIMA SMS DARINYA….
TAPI KENAPA MEREKA QO GA BOSAN YA…
MAS..MBAK.. KALO PENGEN SUKSES PAKE JALAN YANG LEGAL DONK…JANGAN TERLALU MEMPERLIHATKAN KEPRIBADIAN KITA SEBAGAI WARGA NEGARA INDONESIA YANG SUKA MELANGGAR ATURAN…KASIHAN TU RAKYATNYA YANG NYUMBANG UANG BANYAK CUMA BUAT BIKIN SMS YANG G PENTING…:-?
Gue baca blog ini sampe puegel saking puanjangnya[-(..
Intinya cuman satu, gue cuapek ngurusin yang namanya spam di email-email gue… suerrr..
Jangan sampe deh kalo itu terjadi juga di handphone gue, bisa gue buang tuh handphone.. itu kan wilayah pribadi gue…
======================================================
go to hell with people who don’t care their privacy so they could invade others >:)