Teknologi Blog Sudah Menjadi Hal Yang Lumrah Pada Pemberitaan

Menurut laporan dari [Pew Internet & American Life Project](http://www.pewinternet.org/PPF/r/144/report_display.asp), blog sudah menjadi hal yang lumrah. Pada tahun 2004, pembaca blog meningkat 58 persen, yaitu menjadi 27 persen dari keseluruhan pengguna Internet, atau 32 juta orang. 12 persen dari yang membaca blog juga aktif menambahkan komentar pada blog. (Kutipan dari [CNet News.com](http://news.com.com/Report+Big+boost+for+blogs+in+2004/2100-1025_3-5510381.html?tag=nefd.ac))

Sama seperti halnya blog, kini hampir seluruh situs berita dilengkapi dengan fasilitas [RSS feed](http://en.wikipedia.org/wiki/RSS_(protocol)). Fasilitas ini memudahkan pembaca untuk membaca berita. Seperti kita ketahui, situs berita dan blog di Internet sangatlah banyak. Dengan menggunakan sindikasi RSS, pembaca dapat menggunakan program pihak ketiga untuk mengumpulkan dan kemudian membaca seluruh berita tersebut di satu tempat.

[CNet News.com](http://news.com) bahkan juga telah mengadopsi beberapa teknologi yang populer sebelumnya di dunia blog, yaitu [Trackback](http://en.wikipedia.org/wiki/Trackback) dan [Pingback](http://en.wikipedia.org/wiki/Pingback). Kedua teknologi ini memungkinkan seorang pembuat blog untuk membuat tautan yang relevan pada blog lainnya. Sehingga pembaca blog dapat dengan mudah melakukan navigasi ke blog lain yang memiliki informasi yang relevan. Sistem komentar, Trackback dan Pingback membuat pemberitaan yang dilakukan blog secara keseluruhan menjadi sangat lengkap.

Jika definisi blog adalah kumpulan tulisan yang disusun berdasarkan waktu dan kategori serta dilengkapi dengan sistem komentar, Trackback dan Pingback, maka CNet News.com pun secara teknologi dapat dikatakan adalah sebuah blog, walaupun dalam sejarahnya CNet News.com berangkat dari situs berita teknologi tradisional, sedangkan blog pada umumnya berangkat dari situs kecil atau pribadi.

Lalu bagaimana dengan kondisi situs pemberitaan di Indonesia? Belum ada satupun yang memiliki fasilitas sindikasi RSS, apalagi Trackback atau Pingback :(. Secara teknologi, kualitas sistem pemberitaan online di dalam negeri sangatlah memprihatinkan. Selain itu, faktor usabilitas juga sama sekali belum tersentuh oleh para situs berita tersebut. Menurut saya, hal ini dipicu faktor arogansi dan ketidaktahuan. Sumber berita seperti tidak ingin pengunjung membaca situs berita dari program pihak ketiga (RSS aggregator), mungkin karena ketakutan bisnis (RSS aggregator tidak menampilkan iklan) atau karena tidak ingin berita dari situs tersebut dikelompokkan dengan berita dari situs lain.

Menurut saya itu bukanlah alasan yang tepat untuk tidak mengikuti teknologi. Berita yang disindikasikan dapat saja berupa rangkuman, sehingga untuk membaca berita secara keseluruhan, pembaca diharuskan membaca dari situs aslinya. Sindikasi adalah hal yang tak dapat dihindari. *Information overload* suatu saat akan menjadi masalah bagi hampir semua pengguna Internet. Untuk mengatasinya, pengguna Internet akan beralih ke sindikasi sebagai cara utama dalam mendapatkan informasi. Keengganan dalam menggunakan sindikasi hanyalah akan merugikan pihak penyedia situs berita, karena pembaca hanya akan mencari sumber lain yang memiliki sindikasi.

Bagaimana dengan pernyataan [Roy Suryo di Media Indonesia](http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita.asp?id=2005010602351018)? Selain dari sisi teknologi, situs berita di Indonesia juga perlu memperbaiki kualitas pemberitaan. Mungkin ada baiknya jika di masa yang akan datang media di Indonesia memuat referensi dari orang-orang yang benar-benar merupakan pakar Internet. Sedangkan Roy Suryo dan pembaca lain yang belum familiar dengan blog, dapat dimulai dari [definisi blog di Wikipedia](http://en.wikipedia.org/wiki/Weblog) dan [definisi blog oleh Enda Nasution](http://enda.goblogmedia.com/apa-itu-blog.html).

Hi Roy!™

7 comments

  1. there is a hack for syndicating detik.com. just go to arjuna’s detik usable, there’s a link there for news headlines only or the whole news. works like a charm, now i can depend on my rss viewer for reading news from detik.com.

    btw, detik now implements a scripting so that average user can not copy the news link URL. quite charming, eh?

  2. media di Indonesia semuanya bertahan mengambil posisi “sumber berita”, sedangkan di dunia global saat ini sumber berita sangat jauh lebih banyak daripada koresponden resmi media tersebut, yang terbaik adalah siapa yang bisa menyajikan penyebaran dan ulasannya.

    blog adalah media yang sangat berguna untuk meningkatkan kualitas informasi seiring ngebutnya arus informasi di internet.

    krmtrsn tak suka blog, berarti dia tak suka second opinion sebuah berita, he has no trust to communities, so nobody will trust him.

  3. Pingback: AN

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *