WordPress.org is Now Back To Normal

[WordPress.org](http://wordpress.org) is now back to normal. No more hidden links, no more bogus pages. [Google](http://www.google.com) has also restored WordPress.org’s [pagerank](http://www.google.com/technology/) to 8 after they temporarily changed it to zero. So, I’m now reinstating links to WordPress.org on my blog. I intended to post this right after Google has restored their pagerank, but I was still bound to my \*uh\* ‘commitment’ not to blog anymore :).

[Matt Mullenweg](http://photomatt.net) has also made available [his official response](http://photomatt.net/2005/04/01/a-response/) to this issue. Let’s now cut him some slack, everybody makes mistake :).

[HotNacho](http://hotnacho.com), the company behind all this, has also made a somewhat unofficial response at [Waxy.org](http://www.waxy.org/archive/2005/04/01/wordpres.shtml). However, considering the evidence from the comments, their response is not very convincing.

10 comments

  1. Kalau sesuatu yg kita suka (WordPress) berbuat salah, mari dimaafkan.

    Kalau Roy Suryo yang salah, mari ramai-ramai dihina.

    Munafik.

  2. #1: wah, matt mullenweg udah bikin wordpress yang bisa kita pakai tanpa harus bayar ke dia, dia melakukan kesalahan, dan udah minta maaf. nah, kalau roy suroy? hehe :P

    #2: *stomp2 amen*

  3. #1 dan #3: saya kira siapapun yang meminta maaf dan mengubah perilaku — walaupun katakanlah dia belum membuat produk apapun sebelumnya — ya diterima maafnya. Jadi bukan karena dia berbuat salah, titik, terus dimaafkan, sedangkan yang lain tidak; melainkan sikap sesudah menyadari kesalahan itu sendiri.

  4. berbuat salah itu sifatnya manusia, mudah untuk meminta maaf dan orang lain pun bisa dibuat mudah untuk memaafkannya

    juga mudah jika alasan logis dikemukakan, karena orang lain bisa menilai sesuatu yang logis

    yang bikin sebel tentunya adalah ‘salah’ karena sesuatu yang jelas logis tapi tidak meminta maaf, wajar jika orang lain menilai ‘ego terlalu tinggi’

    bukan kata maaf yang ingin saya dengar dari RS, tapi perbaikan pola sikap dia sebagai manusia dan figur publik. kalo soal ‘Hi Roy!’ sebagai candaan, anggap saja itu jargon salut kami, juga karena itu sangat segar sebagai topik lelucon. Hi Roy, berhentilah membuat lelucon tak perlu.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *