Kurangi Perasaan Negatif Terhadap Sesama

Dalam kasus bencana alam [gempa dan tsunami](https://priyadi.net/archives/2004/12/30/gempa-sumatera-2/), saya melihat banyaknya perasaan tidak puas terhadap pihak-pihak lain dalam menyikapi bencana tersebut. Sebagai contoh, stasiun televisi dituding memanfaatkan situasi untuk meningkatkan rating, selebritis dituding memanfaatkan situasi untuk meningkatkan pamor, dan beberapa kasus lain.

Dalam kesempatan ini saya menghimbau rekan-rekan untuk mengurangi perasaan negatif tersebut dan sebisa mungkin mengutamakan pengiriman bantuan yang dapat dilakukan baik secara pribadi maupun secara organisasional. Biarkanlah Allah yang maha kuasa menilai niat di balik perbuatan kita semua, karena kita sebagai manusia tidak akan pernah dapat mengetahui niat dan pemikiran manusia yang lain.

Kita juga harus mengerti bahwa setiap orang memiliki naluri yang berbeda-beda dalam menyikapi bencana tersebut. Seorang dokter kemungkinan besar akan membantu dalam hal medis. Seorang wartawan kemungkinan besar akan berusaha untuk menyebarkan informasi ke masyarakat. Seorang pelaku IT kemungkinan besar akan membantu dalam memperbaiki infrastruktur komunikasi. Seorang ahli geologi kemungkinan besar akan melakukan analisis terjadinya gempa. Seorang penyair kemungkinan besar akan membuat syair yang berhubungan dengan bencana ini. Seorang musisi kemungkinan besar akan membuat lagu yang berhubungan dengan bencana ini. Seorang *blogger*? Kemungkinan besar akan membuat sebuah baris tentang kejadian ini di blog-nya :). Perbedaan itu adalah hal yang wajar, karena setiap manusia adalah individu yang berbeda-beda.

Rekan-rekan sesama *blogger* mungkin berpendapat bahwa tulisan saya mengenai bencana di blog saya ini adalah hal yang wajar. Tetapi mungkin rekan-rekan yang bukan termasuk di antara para *blogger* ada yang berpendapat bahwa tulisan saya ini dilakukan hanya untuk menjaring *hit* atau popularitas :). Pemikiran yang sama juga sebaiknya kita terapkan kepada perlakuan orang lain. Misalnya seorang musisi mungkin berpendapat jika ada musisi lain membuat lagu tentang bencana ini adalah hal yang wajar, tetapi bisa saja orang lain berpendapat “Ah, paling itu cuma untuk numpang populer saja.”

Moral: Janganlah cepat antipati terhadap sikap dari orang lain, karena mungkin orang lain dapat saja antipati terhadap yang kita lakukan. Serahkanlah penilaian terhadap niat dan tujuan kepada Allah yang maha kuasa, karena yang dapat menilai niat hanyalah Allah semata. Utamakan pemberian bantuan terhadap yang menjadi korban bencana!

8 comments

  1. semua punya cara masing – masing untuk membantu meringankan beban saudara kita diaceh, kalau ada yang merasa iri dng cara orang membantu lakukanlah dengan cara sendiri dan usahakan lebih baik dari mereka – mereka :).

    Iri untuk menjadi lebih baik lebih berguna dari pada iri tapi tidak melakukan apa apa.

  2. Kalau ada orang yang kerjaannya seperti itu, harus kita kasihani, karena dia terkena penyakit hasad dengki. Rumus ngeceknya gampang : susah ngelihat orang senang, senang ngelihat orang susah. Ada yang dosisnya tinggi, dan langsung bisa terlihat dari statement yang ia keluarkan, ada juga yang dosisnya rendah, dan hanya keluar pada event-event tertentu. Penulis pun juga masih mengidap penyakit ini. Penyakit ini cukup susah disembuhkan, kecuali oleh bantuan keramat guru mursyid yang bisa membaca hati orang. Marilah kita sama-sama berdoa kepada Tuhan agar dilepaskan dari penyakit tersebut.

    Wahai Tuhan kami, lepaskan kami dari penyakit hasad dengki !

  3. Pingback: Nglangut

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *