Pindah Rumah!

Rumah!

Malam kemarin adalah malam pertama saya & istri tinggal di rumah baru. Sebenarnya sudah lama rumah ini berdiri. Pembangunan sudah 95% selesai sejak sekitar November 2003. Tetapi masih terlalu banyak masalah sehingga baru ditempati sekarang.

Untuk mendapatkan rumah ini kami telah menempuh perjuangan yang cukup berat. Sebenarnya pemesanan rumah kami lakukan pada November 2003. Kami memilih rumah tipe 70/150 di sektor Anggrek 3 Kota Kembang Depok Raya. Tetapi sampai April 2004, pihak pengembang tak kunjung mengerjakan rumah kami. Bahkan kavling kami masih berupa tanah kosong yang belum diapa-apakan.

Selanjutnya, pihak pengembang menawarkan kami beberapa opsi untuk menyelesaikan masalah tersebut, salah satunya mereka menawarkan sebuah rumah setengah jadi bertipe 118/150 pada sektor Anggrek 2. Kami memutuskan untuk memilih opsi tersebut. Selanjutnya kami selesaikan rumah tersebut sendiri tanpa melalui pihak pengembang.

Pembangunan rumah selesai pada Oktober 2004, tetapi masih belum ada fasilitas listrik dan air. Kami memutuskan untuk menghentikan pembangunan rumah karena istri saya akan pergi ke luar negeri. Sedangkan selama istri saya pergi, instalasi listrik yang dijanjikan pihak pengembang tidak juga dibuat :(.

Sedangkan untuk air, kami membuat sebuah sumur bor dengan kedalaman 40 meter. Menurut pengalaman tetangga, kedalaman tersebut seharusnya sudah lebih dari cukup untuk mendapatkan air bersih, tetapi sayangnya hingga saat ini air yang kami dapatkan mengandung terlalu banyak besi sehingga masih belum layak untuk digunakan. Saat ini kami sedang mencoba menguras air secara terus menerus, hasilnya memang ada perbaikan kualitas air, tetapi masih belum seperti yang kami harapkan.

Untuk listrik, pada akhir Desember 2004 kami dan tetangga memutuskan untuk menarik instalasi listrik secara swadaya tanpa bantuan pihak pengembang. Alternatif ini kami rasa lebih baik daripada mengharapkan instalasi listrik dari pengembang yang tidak dapat diharapkan realiasinya :(.

Koneksi Internet untuk sementara masih harus menggunakan koneksi GPRS karena tidak ada alternatif lain. Sedangkan untuk telepon, sementara masih harus menggunakan telepon selular.

Minggu kemarin kami memasang teralis dan gorden. Mudah-mudahan, malam ini rumah sudah dapat disebut layak huni dengan pengecualian masalah air. Solusi sementara, setiap hari kami akan membawa air bersih dari kantor.

Untuk dihuni memang sudah memadai, tetapi perjuangan masih belum berakhir! Pihak pengembang masih belum memenuhi permintaan kami tentang penyelesaian surat-surat kepemilikan rumah. Akan kami selesaikan bagaimanapun caranya, melalui jalur damai, jalur hukum, atau bahkan jalur preman :).

**Tambahan**: bagi para konsumen Kota Kembang Depok Raya yang ingin mencari informasi, silakan lihat situs web [Konsumen KKDR](http://kkdr.priyadi.net).

62 comments

  1. uhuiiii.. selamat ber-malam pertama! :D
    coba kalo ada acara MAKAN-MAKAN, gw kan bisa nunda balik…. :D

    Selamat berjuang ‘melawan’ pengembang!
    Sst, kalo fasilitas rumah mo cepat diberesin pengembang, coba pake cara Roy: sms dan kirim fax ke wartawan! :D

  2. keren sekali dua kali tiga kali, mana liat bluprin-nya. siapa arsiteknya. btw, pasang internet adsl saja, di sini murah sekali, cuma 48EUR untuk koneksi 8MBit.

  3. Waah.. Makin iri aja aku ke dirimu, om Pri! :)
    Selamat dan semoga menjadi rumah yang nyaman nan mendatangkan bahagia selalu.. :)
    Doain aku juga ya biar bisa nyusul.. :)

  4. oke banget rumahnya..selamat..selamat..selamat..
    Pak, tiap kesini saya dapat ilmu baru..saya link ya blognya..
    trus seneng juga kalo kesini muncul bendera :)

  5. Salam kenal Mas Priyadi,

    Selamat deh tinggal di Kota Kembang. Aku udah nyerah mau tinggal di sana, sampai sekarang surat-surat tanah kavling aja belum beres, rasanya ngak tenang kalo bangun rumah di tanah yang belum ada sertifikatnya. Akhirnya jadi bangun di perumahan lain aja yang langsung beres dapet SHM. Sama seperti ente aku akan berusaha dapatkan surat-surat syah kavling itu dengan cara baik-baik maupun preman.

  6. Mas Rahmat, kalau saya ada duit mungkin saya juga akan bangun di tempat lain. Tapi berhubung gak ada jalan untuk mendapatkan duit yang sudah disetor ke Kota Kembang, ya jadinya terpaksa seperti ini.

  7. Alhamdulillah dan selamat!

    Kendati masih ada urusan, semoga dengan bersyukur untuk yang sekarang dapat meringankan penyelesaian urusan selanjutnya. Repot memang ya menjadi konsumen di negeri kita: sudah keluar ongkos, tidak ada perlindungan pula! :(

  8. Maaf Mas Priyadi, aku nggak bermaksud apa-apa. Aku cuma kesel banget sama PT. Daksa pengembang Kota Kembang Depok Raya itu. Aku doain semoga Mas Priyadi dan keluarga bisa bahagia tinggal di rumah baru. Kalo perlu sama-sama kita “gebukin” orang PT. Daksa yang nggak beres-beres urus surat kita. Bravo and Selamat ya…..

  9. Maaf Mas Priyadi, aku nggak bermaksud apa-apa. Aku cuma kesel banget sama PT. Daksa pengembang Kota Kembang Depok Raya. Aku doain semoga Mas Priyadi dan keluarga bahagia tinggal di rumah baru. Kalo perlu kita “gebukin” orang PT. Daksa yang nggak beres-beres urus surat-surat kita. Bravo and Selamat ya…

  10. Salam kenal buat Mas Pri..saya termasuk salah satu calon user di Kota Kembang Depok Puri Insani, udah masuk DP 30% dari juni 2003 tapi sampe akhir 2004 ga ada serah terima juga.Akhirnya saya batalkan sepihak..dan DP saya akan diretur minus 2juta (Bu Susan-Daksa), tapi sampe sekarang ga jelas juga ceritanya. Ada masukan ga gimana saya ngurusnya..Pls help infonya yah, soalnya butuh banget sekarang.
    Thanks b-4.

  11. mba evy, gimana kalau anda coba kejar terus mereka, mungkin setiap minggu mengunjungi kantor mereka yang di duren tiga atau kelapa gading. atau mungkin mbak bisa coba lewat jalur hukum.

  12. Salam kenal juga,

    Saya juga termasuk korban PT DAKSA yang masih menunggu penyelesaian rumah. Sampai terakhir bulan lalu rumah kami di Puri Insani masih belum ada listrik/air. Fasilitas umum lainnya juga blom ada. Tertarik soal usaha swadaya pemasangan listrik, boleh tau berapa biayanya dan makan waktu berapa lama sih ?

    Thanks infonya

    Regards,
    Syaldi
    Puri Insani B2/5

  13. #27: Dulu di kita biayanya sekitar 30 jutaan untuk pasang tiang listrik, tapi tidak termasuk biaya pendaftaran pertama untuk setiap pelanggan. Proses kalau gak salah sekitar 1 bulanan. Coba diurus ke PLN yang kantornya di Depok 2.

  14. Saya juga mengalami hal yang benar2 bikin saya kecewa. Saya membeli rumah di sektor melati, sudah hampir 2 thn belum selesai. Saat saya sedang melihat2 sudah sejauh mana perkembangannya ternyata rumah tersebut sudah ditempati dan nomernya bukan no.rumah saya (yg saya beli no.2&3, dan rumah tersebut kini menjadi 5&6). Setelah saya cek ke bagian produksi ternyata yg ditawarkan oleh pihak pemasaran kepada saya adalah rumah yg salah, rumah yg seharusnya bernomer kavling 2&3 yg saya beli ternyata letaknya bukan yg diperlihatkan kepada saya pertama kali. Bukan main shock sekali saya waktu itu. Selain itu juga rumah yg seharusnya no.2&3 itu bertipe lebih kecil dari rumah yg saya beli. Betul2 saya tertipu!!
    Saya mencoba menghubungi pihak Daksa di pasar minggu maupun depok, dan mereka menganjurkan saya membuat surat pembatalan pembelian rumah. Namun setelah surat tersebut saya kirimkan ke mereka ditanggapi oleh kantor Daksa di Kelapa Gading (Pak Ismansyah) dengan mengecewakan, saya disarankan utk tetap meneruskan pembelian rumah yang salah, dengan alasan Daksa tidak punya uang utk mengembalikan uang saya dan mereka tidak punya stok kavling utk mengganti uang yg sudah saya bayarkan selama ini.
    Saya bermaksud menempuh jalur hukum karena saya merasa persoalan ini tidak bisa diselesaikan dengan baik oleh pihak Daksa.
    Bapak2 dan Ibu2 ada yang bisa memberikan usul kepada saya, apa yang mesti saya lakukan?

    Terima kasih
    Dhiyah

  15. Pak Priyadi
    Terima kasih banyak atas sarannya, saya memang ada rencana kesana, saya sudah coba bicara dengan sebuah biro hukum utk mencari jalan keluar dari masalah saya.

    Thanks,
    Dhiyah (saya wanita kok Pak, bukan bapak2)

  16. Mas pri,

    Kabarnya di daerah kota kembang kurang aman dan banyak maling ? Apa benar ??

    Regards,
    Syaldi

  17. Selamat siang mas Pri,

    Saya juga adalah salah 1 pembeli rumah di Kota Kembang Depok, tepatnya di Sektor Anggrek 2, DP sudah saya setor bahkan saya juga sudah menandatangani perjanjian KPR dengan Bank Artha Graha.
    Oleh pengembang, saya dijanjikan akan menerima bangunan 10 bulan sejak penandatanganan KPR, namun setelah setelah saya tunggu selama 13 bulan dan juga mencicilnya ke Bank AG, ternyata bangunan tersebut belum juga dibangun, malah kavling tempat rumah saya masih berbentuk seonggok tanah merah…… oh…

    Setelah saya melihat dan membaca komentar Mas Pri dan teman-teman pembeli lainnya, bagaiman kalo saya usulkan dalam menyelesaikan permasalahan kita dengan pihak pengembang, kita harus mempunyai suatu perkumpulan atau group, karena tanpa adanya perkumpulan dan kita hanya berjuang sendiri-sendiri, maka akan semakin lama kita dipermaikan oleh Developer, ingat pepatah… bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Disamping itu, karena kebetulan saya bekerja di perusahaan media tv (walaupun saya bukan “News”), teman-teman jurnalis menyarankan kepada saya agar kita membentuk perkumpulan untuk menghadapi/menyelesaikan permasalahan dengan pihak pengembang. Menurut mereka, jika dilakukan dengan bersama-sama/perkumpulan, maka “Nilai Berita”-nya bisa dijual/ditayangkan di televisi dan moga-moga bisa mem-push penyelesaian dengan pihak pengembang.
    Sebagai informasi, tadinya saya juga bermaksud untuk menggunakan jasa lawyer dalam permasalahan ini, namun karena kita berdiam di Indonesia, maka kita tahu sendiri-lah bagaimana “Hukum” di Indonesia, dan bagaiman pula aparat & pelaku hukum itu…. UUD BOW…

    Regards,

    Yudhi

  18. Keluarga Mas Pri yang sedang berbahagia,

    Saya adalah yang empunya rumah di “Pursani” kalau tidak salah F2 no 5, Saya beli sebetulnya untuk adik saya yang diluar negeri tapi yah panjang ceritanya kalau diceritakan.
    Saya membelinya sebetulnya sudah bersungut-sungut karena yg ditawarkan dan kenyataan harga tanah berbeda, saya sebetulnya bisa membatalkan pada waktu itu karena belum ada yg dibayarkan, tapi saya tidak ada waktu lagi mencari-cari lagi.
    Nah Setelah saya beli 120 meter, saya bangun dengan Pak Haji Said, rumah mungil ( 35 m ). Kemudian saya baru tau kalau terjadi apa-apa , nah ketika adik saya tidak mau tinggal disana, saya tidak bisa menjualnya.
    Akhirnya saya berfikir bahwa itu nasib saya, dan saya hanya berpegang kwitansi dan jual beli dg pengembang saja.

    Nasi sdh menjadi bubur sekarang bagaimana caranya kita menyelesaikan dengan pengembang karena apapun kita lakukan untuk itu kita harus mengeluarkan uang utk proses yang akan kita lakukan, tapi kalau bersama-sama mungkin bisa lebih ringan.Saya setju dengan cara mas Yudi, Malah saya dengar sudah ada ya!?

    Nah cerita lain adalah, saya menawarkan pada kawan-kawan untuk mengontrak rumah saya itu dengan harga miring daripada mubazir tidak ditempati, listrik 2200, air belum ada tapi tinggal di bor kata pak haji.

    Sampai disini dulu salam utk keluarga, btw tinggal di Pursan memang sejuk!

    ++ Eh Perlu tanaman Anggrek nggak ? saya jual lho dan punya kebunnya !

    Salam saya :
    Hertati Natasuminta
    Tlp : 0811148584
    RS. Jantung Harapan Kita

  19. Mas Pri & Mba Hertati,

    Mas, maaf ya… kalo tempatnya mas pri dijadiin tempat uneg-uneg rekan-rekan yang sedang tertimpa musibah penipuan oleh PT Inti Karsa Daksa.

    Tanpa mengurangi rasa hormat & appreciate saya kepada mas Pri dan juga karena ide saya dibenarkan oleh Mba Hertati, maka saya memberanikan diri untuk berusaha mengorganisir membentuk perkumpulan “Korban Penipuan PT Inti Karsa Daksa”, mohon kepada teman-teman yang ingin bergabung dapat menghubungin saya di :

    HP : 08128475625
    E-mail : muhammad.yudhi@rcti.tv

    Saya juga mohon kepada mas pri sudilah kiranya memberikan alamat e-mail dari teman-teman yang menjadi “Korban Penipuan PT Inti Karsa Daksa” kepada saya, atau mohon teman-teman yang 1 ide dapat memberikan/menyapa saya sesuai HP atau e-mail diatas agar segala bentuk penipuan oleh PT inti Karsa Daksa dapat segera terselesaikan kepada kita dan mereka tidak dapat lagi melakukan hal yang sama kepada para calon pembeli lainnya.

    Sekali lagi terima kasih kepada Mas Pri yang telah menjadi pioner “Rumah” nya dijadikan semacam tempat berkeluh kesah teman-teman.

    Thx

    Yudhi

  20. Pak Yudhi,

    warga puri insani, kota kembang udah bikin group di yahoo, trus udah coba minta bantuan hukum ke Lembaga Advokasi Konsumen Properti Indonesia (LAKPI), tapi sampai saat ini hasilnya masih gak ada, karena DAKSA juga gak ambil pusing dengan segala somasi dsb..

    anyway fyi, yahoogroups puri insani : http://groups.yahoo.com/group/Puri_Insani/

    Regards,
    Syaldi

  21. Salam kenal buat saudara-saudaraku di Anggrek I, Anggrek II , Melati, Puri Insani, ditunggu….nih sekali-kali silaturahmi sambil main bulu tangkis di Anggrek I lumayan nih ada lapangan buat hilangin stress, meski hasil patungan warga, nunggu sertifikat rumah udah cape, susah keluarnya. Bisa keluar, harus nombok dulu. Kami juga masih terus berjuang, legalitas, fasum/fasos…Untuk bikin mushola aja, susah minta ampun..

  22. Pak Pri, Mbak Dhiyah dan kawan-kawan lainnya,

    saya merasa sangat prihatin dengan apa yang telah dialami oleh kawan-kawan semua. Perjuangan melalui jalur hukum dan non preman (non kekerasan) tentunya sangat baik dan sangat terpuji disertai dengan doa kepada Tuhan YME. Mudah-mudahan perjuangannya dapat berhasil dengan baik. karena khawatir jalur preman akan dibalas dengan jalur preman pula, yang akibatnya tentunya tidak dikehendaki oleh semua pihak. Sekali lagi jalur hukum merupakan solusi terbaik sekaligus sebagai proses pembelajaran terhadap masyarakat kita.

  23. Salam kenal Semua….:)

    Wahh,…saya rencananya juga mo beli rumah disitu, selama ini saya ngontrak rumah dan saya lihat harga rumahnya bila dibandingkan dengan perumahan lain “memang” ada selisih harga yang dapat dikatakan “lumayan” bagi ukuran saya..kebetulan saya dan istri sudah melihat2 dan ada rumah yang cocok,….waduhh mesti survey rumah lagi nih,…thanks semua atas informasinya dan tuk mas Pri moga2 masalahnya cepet selesai

    Salam
    ABN
    Pesona Khayangan
    Depok

  24. Pak Pri,
    Masalah Anda, hampir dialami oleh semua konsumen rumah.
    Saay sendiri juga mengalami spt itu,
    Skr ini sdg cari solusi ttg fasos dan fasum dari Developer.
    BTW- saya skdr pingin tahu…
    Ada yg athu UU atau Peraturan ttg fasos/fasum ?
    UU no brapa atau hanta PP?
    kalau ada juga sitenya.
    tks

  25. Mau dapat rumah di Kota Kembang harus berjuang. sudah tinggal berjuang lagi.Fasum dan Fasos belum ada, sudah hampir 10 tahun tinggal, sertifikat saja susah keluar, apalagi fasum/fasos. ahh akhirnya kita sama dengan beli rumah di kampung aja

  26. Pagi Mas Pri …

    “Salam kenal di-web”
    Ngomong masalah pen-dzalim-an oleh Daksa tak akan pernah lupa untuk diceritakan. Kerugian materiil, waktu, opportunity dan yang paling tak ternilai adalah rugi psikologis (stres, cepat marah pada anak/istri, emosional dalam pekerjaan etc.), tapi apa lacur semua adalah buah keputusan kita. Untuk melawan Daksa dengan hukum, percuma karena “Daksa adalah Opungnya Felix Tampubolon”, untuk melawan dengan preman, percuma karena “Daksa adalah Mbahnya Hercules”, untuk melawan dengan pers, percuma “Daksa adalah Moyangnya Muka Tembok Baja Beton”, yang bisa kita lakukan mungkin hanyalah berdoa bersama memohon kepada Tuhan “adzab buat Daksa”, karena hanya kekuatan-Nya yang bisa melawan …
    Buat bapak/ibu warga “kebon kembang depok raya” mungkin memerlukan info sbb. :
    – Pengurusan AJB hubungi Bpk. Budi Fadli – 0816-693339
    Syarat SPPJB, Bukti Setor PBB 2005
    – Pengurusan Sambungan Telpon hubungi Bpk. Hendro –
    0818-861133, Syarat foto copy KTP
    Btw, mohon maaf mas Pri kalo saya numpang curhat disini

    Salam,

  27. All..
    Saya juge bermasalah dengan kota kembang..
    Awal nya melanjutkan pembelian rumah oleh kakak saya di Melati..cuma karena ngga ada progress dan kakak keburu pindah ke yogya..rumah nya cuma bisa di pindah kan ke saudara..tanpa bisa di cancel..
    Taon 2001 deal dengan ibu Susan dan satu lagi..aku lupa namanya untuk melanjutkan rumah tsb dengan cicilan keras selama 6 bulan..awal nya ditunjukan rumah yg tdk jadi di bangun..trus dijanjikan akan di bangun begitu pembayaran di mulai.Tetapi sampe 1 kali pembayaran terakhir ngga juga ada perubahan sama sekali!!!Akhir nya dengan marah besar..di pindahkan ke kavling aja…di Anggrek 2..dengan cuma menunjuk lokasi di peta..Kebetulan saya bekerja di luar jawa sehingga sedikit jarang check di lokasi nya..Lagi2 dengan cicilan keras setahun aja…tetapi sampe dengan 4 kali cicilan terakhir..kavling tersebut masih di tengah tanah urukan..jangan kan fasilitas..jalan aja ngga ada..Ribut2 lagi ke Daksa di Duren tiga..deal dengan pak Ismansyah..saya tidak akan bayar lagi sampe ada fasilitas..itu Nov 2002..
    Ternyata sampe sekarang pun belon ada perubahan..
    Sementara…dokumen yang menguatkan kalo saya pemilik kavling tsb juga ngga ada..kecuali perjanjian pembelian kavling dan bukti transfer..

    Maaf kalo terlalu panjang..

    Tolong saran2 nya

    ronald
    balikpapan

  28. Jaman sekarang kita tidak boleh lunak dipermainkan oleh pengusaha nakal.
    Datang kekantor pimpinanya, bawa parang dan potong tangannya.
    Atau cari tahu anaknya sekolah dimana, celakai sajka anaknya.
    Kalau pengusaha kurang pakai segala cara kita rakyat kita harus melawan dengan cara apa saja

  29. GW ikutan dong kalau ada mo mengorganisir melawan DAKSA … karena GW juga bakalan jadi korbannya DAKSA di aggrek 2

  30. maaf saya tertarik dengan rumah anda.kalo boleh bisa dicantumkan denah.tampak depan dan tampak samping, material dan sedikit interiornya???

  31. Ikutan juga yah uneg2nya.

    Wadduh daksa betul2 keterlaluan yah…., kalau mereka pikir omset mereka dari mana kalau bukan dari konsumen.

    Itupun masih dirugikan, berani betul dan semudah itu untuk menawarkan opsi2 lain setelah yang dijanjikan tidak sesuai dengan kenyataan itupun retorika semata.

    Untuk diketahui pihak daksa tidak membangun langsung unit2 rumah tetapi di subkan ke developer2 kecil. dan parahnya unit2 yg sudah dibangun yang tinggal mengirimkan invoice ke pihak daksa untuk pembayarannya selama hampir 3 tahun belum selesai juga…?

    Lhooo…. bagaimana ini uang masuk dari konsumen, modal dari sub developer, banyak rumah belum jadi2, sub developer g dibayar2…wadduuuhh….,

    Bagaimana ini……….????????

  32. UNTUK P’DODY (46) SEKEDAR MENGINGATKAN, KLO MARAH SAMA ORANG KEJAR ORANGNYA AJA, JANGAN KELUARGANYA YANG BELUM TENTU TAU APA2, APALAGI ANAKNYA, EMANG ANDA MAU KARENA KESALAHAN ANDA ANAK ANDA DICELAKAI, JANGANLAH KASIAN, ANAK JANGAN DIJADIIN KORBAN KARENA KESALAHAN ORANG TUANYA, HARUS ITU !!!!!

  33. Salam Kenal buat penghuni kota kembang..
    Saya juga ada masalah di anggrek 2, sampai saat ini belum ada penyelesaian masalah surat-suratnya..
    Kira-kira ke siapa yah.. yg dapat di hubungi utk dapat menyelesaikan surat/akte kavling di kota kombang.
    Saat ini saya berencana bangun rumah di kavling tsb, tapi kalau surat-suratnya belum beres, saya tdk berani bangun tuh…

    Best regards,

    Abdul Hafiizh
    Lagos, Nigeria

  34. Salam kenal Mas Priyadi

    Saya juga bernasib sama ambil diAnggrek 2 dengan KPR di bank Arthagraha, dijanjiin serah terima 6 bulan selama 1 tahun nyicil kok masih berupa tanah aja, dimana2 setelah DP bisanya rumah yang sudah jadi dapat ditinggalin.

    Kemudian karena dapat info dari teman bahwa daksa sudah kehabisan duit, kemudian saya langsung jual overkredit aja tuh rumah , alhamduliilah cuma satu kali iklan, ada yg berminat, sekarang saya beserta keluarga bangun rumah dengan di daerah neroktog, ciledug.

    Saya turut prihatin atas saudara2 yg bernasib ditipu oleh daksa , semoga pemilik daksa mendapat azabnya didunia dan diakherat. amin

  35. Aduh…, pelajaran buat anda-2 jangan ambil developer yang belum terkenal mendingan yang dah punya nama, gampang di tuntutnya karena mereka pasti jaga nama.Apalagi sekarang suara konsumen sudah didengar.Muat aja di Kompas

  36. Bukannya Kota Kembang mo kena gusur Jalan Tol Depok-Antasari ? Muncul di Kompas kalo gk salah inget. Heran dech… list Perumahan yg mo kena gusur Jalan Tol khan sdh nampang di koran, tapi tetep aja penawaran transaksi jual-beli rumah di situ msh ada smp skrg. So…ati** teman**… nanti akan ada kita** lain yg bernasib spt Kota Kembang.

  37. Bos, sertifikat rumah itu berapa lama ya jadinya?
    Aku beli cash (perumahan lain) tapi udah 1,5 tahun sertifikatnya blm jadi juga. Janjinya sertifikat selesai dalam waktu 1 tahun.
    Setiap ditanya ke notaris, jawabannya blm selesai atau lagi dicari kabarnya.
    Cape deeeehhhh

  38. orang yg dizalimi doanya makbul, doa aja minta ganti yang lebih baik dan doain orang2 DAKSA dapat hidayah, kalau emang setelah didoain dia nggak ada i’tikad baik pasti ALLAH sendiri yang akan menghancurkan dengan kudratnya, itu sudah rumus. Tapi kita jangan doa yg jelek.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *