Telkom: Sambungan Tetap vs TelkomFlexi

Setelah pertama kali [pindah rumah](https://priyadi.net/archives/2005/01/23/pindah-rumah/), salah satu langkah pertama yang saya lakukan tentunya adalah melakukan aplikasi telepon sambungan tetap (*fixed line*), karena tidak lengkap rumah tanpa sebuah telepon sambungan tetap. Tetapi setiap kali melakukan aplikasi, kami selalu mendapat jawaban: “Daerah rumah anda belum terjangkau sambungan tetap. Bagaimana kalau anda memakai Flexi?” Walaupun saya tahu kompleks yang berseberangan sudah memiliki sambungan telepon. Selain itu kantor DPRD Depok yang baru terletak tidak lebih dari satu kilometer dari pintu masuk kompleks saya.

Proses pendaftaran tersebut kami ulang setiap bulan, selain untuk memeriksa apakah wilayah kami sudah tercakup juga untuk menekan Telkom agar memiliki insentif untuk memperluas jangkauan sambungan tetapnya sampai ke wilayah kami. Saya tahu, beberapa warga lainnya juga melakukan hal yang sama.

Akan tetapi jawabannya tetap sama: “Bagaimana kalau anda menggunakan TelkomFlexi?” TelkomFlexi? Kalau saya butuh layanan telepon selular saya mungkin akan mendaftar layanan TelkomFlexi. Tapi saya tidak butuh “Bukan Telepon Biasa”, saya butuh telepon biasa!

Alasannya?

* Bisa menggunakan modem dan fax biasa tanpa peralatan tambahan
* Suatu saat mungkin saya akan menggunakan layanan ADSL yang membutuhkan sambungan tetap kabel

Selain itu, saya sudah memiliki dua buah telepon selular dan [salah satunya adalah TelkomFlexi](https://priyadi.net/archives/2005/05/19/telkom-flexi-netter/)! Apa gunanya saya menggunakan dua nomor Flexi?

Gencarnya Telkom mempromosikan Flexi untuk wilayah kami tidak sampai di situ. Selama beberapa hari Telkom pernah membuka gerai TelkomFlexi di dekat pintu masuk kompleks.

Mungkin karena terlalu sering ‘mengunjungi’ kantor Telkom, akhirnya saya mendengar juga alasan Telkom tidak memasukkan sambungan tetap kabel ke wilayah kami. Alasannya adalah karena wilayah kami adalah ‘daerah kekuasaan’ divisi TelkomFlexi, sedangkan kompleks sebelah adalah ‘daerah kekuasaan’ divisi sambungan tetap.

Oh, nasib! Mungkin karena monopoli Telkom terlalu luas maka Telkom merasa perlu untuk berbagi kue pendapatan antara divisi-divisi di dalam Telkom sendiri. Paling tidak ada tiga divisi sambungan telepon yang saling berkompetisi: divisi sambungan tetap, TelkomFlexi dan Telkomsel. Saya tidak tahu mengapa Telkom tidak mempekerjakan divisi-divisi di dalamnya secara independen dan membiarkan masyarakat memilih layanan yang dibutuhkannya. Mungkin Telkom kurang percaya diri terhadap layanan Flexi sehingga menggunakan cara-cara seperti ini untuk menggaet pelanggan.

Pada akhirnya pengumuman yang kami tunggu-tunggu datang juga. Akhir bulan lalu, Telkom mengumumkan akan memasukkan jalur telepon sambungan tetap ke kompleks kami!

*The catch?* Pemasangan sambungan telepon tersebut diberikan dalam bentuk paket: layanan sambungan tetap + layanan TelkomFlexi Classy + *handset* Nokia 3585! Biaya paket tersebut kurang lebih Rp 1 Juta.

Mungkin saya sudah ditakdirkan oleh Tuhan untuk memiliki dua nomor TelkomFlexi :(.

48 comments

  1. #1 Itu alasan yang gak bisa diterima sama sekali dari sisi teknis. Semestinya pelanggan bebas memilih apa yang dibutuhkan. Dan copper wire POTS seperti yang dibutuhkan Priyadi, kelak akan bisa untuk ADSL.

    Tadinya gue pikir juga karena Telkom sudah kehabisan switching untuk POTS di daerah situ, tapi ternyata kasusnya cuman karena kebodohan marketing, terbukti dari kasus penawaran paket 1 juta tersebut

    Eh kok sekarang jadi cepet ngetik di blog ini?

  2. Wah, ditempatku aneh lagi: sudah fixed line eh malah diganti flexi. Alasannya nomor tsb byk gangguan dan nda dipake lagi

  3. #2 Eh tapi emang bener loh katanya fixed line udah ga ditawarkan lagi. Kalau pun ada yang dapet, itu melalui jalur tidak resmi-nya orang dalam telkom

    BTW Mas Pri, itu komennya sudah saya reply ;)

  4. =)) marketing telkom emang dodol…!!!!!!

    bentar lagi juga chaos antar mereka…

    tapi sayangnya modal mereka yang gede.. dari singtel.. bikin monopoli makin merajalela

  5. Rupanya telkom sedang gencar2nya mengubah kebiasaan orang memakai fixed menjadi wireless. Terbukti juga dengan iklan di televisi yang semakin gencar :). Ada apa dibalik telkom ?? atau karena teknologi central telkom yang sudah ketinggalan ?

  6. #2 selama ini kan kesulitan yang timbul itu akibat “saktinya” badan usaha milik pemerintah dalam memonopoli. Jadi klaim dan ketidakpuasan pelanggan (atau calon pelanggan) mau nggak mau mesti mau…
    sebagai contoh, rencana pemerintah yang mau menaikkan bea tol, sementara operator yang menangani tol tersebut dinilai belum memberikan kenyamanan dan kepuasan yang senilai dengan arti tol tersebut.

    saya kok jadinya pengen agar badan usaha yang menguasai hajat hidup org banyak itu mbok ya jangan dimonopoli gitu loh. karena pengelola yang mengatasnamakan negara juga nggak lebih baik dari andaikata kebutuhan tersebut dikelola pihak lain, katakan saja swasta…:-?

    *masih kesal karena BBM #-o *

  7. #8 loh kan udah ada VoIP merdeka? Emang masih dikit sih pemakainya… pake Skype ajah!

    #10 Emang dilema sih ini. Perusahaan akan menjalankan fungsinya secara efektif dan efisien ketika adanya persaingan, tapi kalau ngeliat iklim persaingan di Indonesia, bisa – bisa kongkalingkong yang terjadi bakalan lebih parah.

  8. Setahu saya investasi untuk fixed wire telephone memakan lebih banyak biaya, dibandingkan dengan investasi fixed wireless telephone (bagi telkom),thus untuk daerah2 yang “kurang/tidak” terjangkau layanan fixed wire, fixed wireless lebih menjadi ujung tombak Telkom yng juga akan bersaing dengan produk layanan anak perusahaannya (PSN) dengan telepon satelitnya (yng tentu lebih mahal).

    Penetrasi kebutuhan telekomunikasi di RI sebenarnya masih dinilai baik untuk dikembangkan (investasi), hanya saja karena kebijakan protektif & Duopoli dan mahalnya investasi untuk fixed wire phone, maka dari perkembangan fixed wireless di nilai lebih cucok.

    Lagi pula ini kan Indonesia, istilah “take it or leave it” dengan masih tingginya mental “terjajah” sudah menjadi pemandangan umum.ssttt….saya dengar Pak Onno W Purbo termasuk yang Say No Telkom, apakah ada yng berani lagi..atau ada yng mo Boycott Telkom Campaign? :d

  9. Mungkin gara – gara antum keseringan keluar masuk kantor telkom , mbuat telkom resah + kasihan akhirnya dikasih deh solusi jalan tengahnya ….. :)

  10. Hehehe, emang susah masang telpon tetap :D, apalagi di Bandung.

    Di jakarta lumayan cepet kok, cuma 2 minggu langsung nyambung… sampai heran sendiri.

    Masang ADSL juga cepet, dijanjikan 1 minggu, dipasang 2 minggu, (cuma telat 1 minggu) lumayan untuk level TELKOM.

  11. wah kasus telkom di kantor ane lebih ane lagi,
    udah brenti langganan lease-line 2 thn lalu
    tiba-tiba ada telpon dari telkom kalo kita
    nunggak 2 tahun bayaran lease-line…. padahal
    2 tahun lalu sudah clear kita berhenti dan modemnya
    langsung dicabut……

    jadi pastikan kalo mau unsubscribe selalu menyimpan
    bukti pemutusan jaringan dari pada ditagih setelah
    dua tahun berikutnya……..

    hhmm….. kapan ya telkom se profesional Swasta…

  12. saya yg termasuk ikut paket layanan sambungan tetap + layanan TelkomFlexi Classy + handset Nokia 3585 Biaya paket tersebut kurang lebih Rp 1, 048.000, ini krn emang butuh istri minta dipasang telp. tapi yg fixed nya nanti september baru “kring” saya liat sih udah di gali gali buat taruh kabelnya.. cuman! handset nokia ini pas saya terima 2 minggu lalu, buku panduannya tidak sama dengan 3585 nya, Batere drop! saya cek ke tetangga semua mengalami hal tersebut jangan2x beli BM nih?, trus lucunya pas penerimaan HP saya coba test lalu saya tanya orang2x yg pake seragam flexy (pengen tau apakah mrk memang menguasai jualannya) “pak ini di screennya ada huruf D maksudnya apa? pada bingung krn tidak pada tau, akhirnya ada yg menjawab.. D itu maksudnya kode Depok! *saya pikir jawabnya Digital , langsung aja pergi deh ga jadi nanya yg laen… gimana pak flexy:x

  13. yaaa… itulah GAJAH

    – menang sendiri
    – metode marketing
    – kejar target

    gajah dilawan:(

    kalo ada gajah yang lain… gimana ya:-w

  14. :)>- tempatku dulu make Telkom WLL(Wireless Local Loop) karena sambungan didaerah saya kabelnya blum ada. Suatu waktu telpon ngadat dan udah kontak Telkom,dan dapat sebuah alasan yang RODO aneh, si Telkom bilang bahwa ndak ada spare part dari komponen telpon WLL saya, trus di tawari lari ke Flexy dengan biaya gratis. dan karena ini satu satunya Option akhirnya kluarga ngalah sama Telkom.

    Sukses pindah ke Flexy bawa masalah lain. Sekarang kluarga ndak bisa dapat kontak lagi dari saudara ku yang di US wah wah nasib nasib

    Rupanya Pihak US juga males urusan sama si Flexy. :-“

  15. Tapi anehnya kenapa di televisi iklan telkom malah lagi gencar2xnya fixed line :-w jadi bingung ini.
    Iklannya si narji dkk kan jelas2x membudayakan fixed line. Yah namanya juga produk .. terserah usernya kan.

  16. #21: masang adsl?
    setahun lalu saya nanyain ke telkom, “kapan mau buka adsl buat isp?” sampai sekarang nggak pernah ada jawaban.

  17. Jadi pengen share juga..
    Beberapa saat yang lalu teman saya pindah kantor, lalu menghubungi telkom untuk meminta sambungan telepon baru.. Eh, ternyata sudah tidak bisa lagi meminta sambungan telepon baru dikarenakan rencana telkom untuk menggunakan telkom flexy sebagai telepon rumah..
    Bagaimana ini.. /:)

  18. gimana ya? secara komparatif biaya investasi per sambungan jauh lebih besar yg fixed line daripada yg fixed wireless. ‘narik kabel’ kan mahal (dibandingin bikin BTS 1 biji buat 1 area). jadinya investasi di fixed line kan gak menarik, lebih profitable di fixed wireless, selain itu penetrasinya juga lebih gampang menjangkau area2 terpencil (soal digital divide juga sih, ama komitmen menyediakan sambungan telpon bagi 280 juta masyarakat).

    #17,16,6 singtel gak punya telkom, tapi punya indosat. telkom alhamdulillah sampai saat ini masih punya bangsa sendiri. kalo sahamnya dikit berarti modalnya juga dikit dong, gimana sih. dan gimana pula bisa punya saham kecil tapi pengaruh gede? mau dikemanain pemegang saham mayoritas (pemerintah)?

    #11 jangan salah loh, menurut persaingan usaha, monopoli itu gak selalu buruk. dan belum tentu pemain2 swasta menjadikan konsumen diuntungkan. kalo sektor strategis dibuka gitu aja, apalagi buat asing, yakin keuntungannya gak bakal dibawa ke luar negeri? coba liat sampoerna, 99% lebih laba 2004 dikeluarin ke dividen, masuk ke kantung siapa tuh selain phillip-morris yg punya semua sahamnya?

  19. #31: harusnya sih ada UU anti monopoli, kalau di amerika, monopoli dibolehkan tapi pada monopoli ada larangan-larangan yang gak didapatkan usaha yang bukan monopoli. salah satu larangannya adalah memanfaatkan monopoli untuk mendapatkan monopoli di bidang lain.

    secara de facto, telkom memiliki monopoli di bidang fixed line (karena sebenarnya duopoli bersama indosat). kalau lihat cerita saya, telkom lagi berusaha mendapatkan monopoli di bidang lain (selular) dengan memanfaatkan monopoli yang sudah ada.

    seandainya indonesia ada UU anti monopoli, hal-hal gini harusnya bisa dihindarkan.

    coba liat sampoerna, 99% lebih laba 2004 dikeluarin ke dividen, masuk ke kantung siapa tuh selain phillip-morris yg punya semua sahamnya?

    sedikit off topic, tapi saya lebih suka sampoerna (the family) invest di bidang infrastruktur yang untungnya buat indonesia lebih kelihatan daripada invest di bidang racun ;)

  20. Nggak heran. Saat saya mau pasang telepon (telkom doang) akhir tahun 2001 untuk bisa pakai fasilitas dial-up centrin pribadi. Wuih prosesnya lama banget. Sampai akhirnya harus keluar ‘uang jajan’ dulu ke teknisinya (kebetulan kantor telkom di sebelah rumah), baru deh dipasang. Kalau nungguin waiting list, ntah deh kapan bisa dipasang.

  21. #33 UU anti monopoli kan udah lama ada? UU no. 5/1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. monopoli sendiri gak dilarang loh, yg dilarang adalah kalo monopoli itu menimbulkan persaingan usaha tidak sehat di antara pelaku usaha (prinsip rule of reason). untuk pelaku usaha yg diberi hak monopoli oleh undang-undang, maka praktek monopoli itu dibenarkan & tidak termasuk ruang lingkup UU 5/1999.

    contoh saya soal HMSP cuma ilustrasi terhadap apa yg bisa dilakukan pihak asing ketika mereka menguasai perusahaan indonesia. mereka disini adalah untuk berbisnis, mencari laba, bukan membangun.

    #32 o iya yah, saya emang rancu soal perusahaan2 singapura itu :). anyhow, point saya adalah, singapura gak punya kendali atas telkom (atas indosat sih iya). thanx koreksinya.

  22. wah itu mending pak, ndak lebih dari 500 meter ada tiang sama box telkom, dari 2003 daftar dibilang nggak bisa, suruh pake Flexi, nah kebetulan tuh awal tahun ini ada org Korea bikin Villa dan Spa deket rumah (kurang lebih 500 meteran ada tebing bukit ngarah laut ). Waktu ini liat org Telkom nanam kabel depan rumah menuju itu villa, buruan saya tanya Telkom, “itu kabel udah lewat depan rumah saya, saya bisa daftar nggak?” “Blom bisa pak, blom ada pemasaran,” Bleh, pengen rasanya itu kabel depan rumah saya linggis .. upss.

    Tapi untunglah, tempo hari udah dibuka pendaftaran, katanya ada gebyar gitu ( alesan saja ), abis 500 rebuan, tinggal nunggu kring. Tapi buset sekarang 7 angka (Bali masih 6 angka). Telkom mau penyesuaian nomor lagi nih ?.

    Terimakasih buat Pak Han ( pemilik villa ), karena memungkinkan saya akhirnya punya punya telepon biasa, bukan “bukan telepon biasa”. Kalo nggak ada Pak Han, nggak mungkin Telkom pasang di rumah kami.

  23. alasan yg sebenarnya, karena Telkom “mewajibkan” seluruh karyawan menjadi sales Flexi, kalo tidak salah setiap karyawan diberi target untuk dapat menjual sekian sambungan.

  24. #38 ouw yeahh???:-w seluruh karyawan? bukan frontliner marketing mereka aja? yakin tuh? pikir2 lagi deh…

  25. #39 he eh… :o gue pernah masuk kantornya.. pas di depan lift ada surat edarannya… sekarang pegawe telkom di suruh jualan pleki.. hmm :-? kalo soal target ga ada sih di surat edaran itu.. :”>

  26. #40 hmm…funny, di depan lift sini/dimanapun gak ada tuh edaran kaya gitu. liatnya di kantor mana ya?

  27. hmm…funny, di depan lift sini/dimanapun gak ada tuh edaran kaya gitu. liatnya di kantor mana ya?

    hehe buktiin sendiri aja , di kantor telkom pusat di daerah Pasuruan ,pernah seh aku melihat Satpam lagi nawarin plexi rumah , wah ga ada kerjaan lain nih! hehe sampe saya pingin ketawa sendiri.jadi terbukti Telkom Is the Best mensengsarakan rakyat dan is the best memakmurkan para koruptornya.Hari gini masih bela Telkom …basi…ups sory …emang gitu kalee…..

  28. mas priyadi taw modem wireless dial-up u/ notebook gak???
    saya pernah menggunakan modem tersebut. dan katanya itu product telkom… apa itu betul… mohon bantuannya. kalo itu benar, dmana saya bisa mendapatkan product tersebut???

  29. repotnya kalo mau menikmati layanan fax, harus pake fixed line, untuk pake lewat flexi, telkom gak ngasih kemudahan ….

  30. :-? ah, mungkin kesialan yg di dapat dr langganan ama Telkom bukan itu aza, dia kan suka ngubah- ngubah aturan semau- maunya sendiri juga, contohnya mslah denda, dkk- nya. Mo profesional susah, emang budaya kali pengen cepet kaya, ada kesempatan monopoli, yaa, toh konsumen Indonesia nrimoan, g bakal ada yang protes keterlaluan, apalagi UU Anti Monopoli kan cuma jadi- jadian aja, pesenan dr Neolib yg itu tuhh. Jadi pas bgt kalo usaha BU yg katanya milik Neg. itu buat memperkaya pejabat2 nya, mutlak!!-kalo mo protes jngn sama saya, Mbak, sama Direksi yg perutnya gendut2 aje yee, kita mah gajinya dikit; itu kata petugas telkom yg jd bawahan lho… emang susah kalo g bs pd amanah. EGOIS!! :d[-(

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *