DetikPublishing: Menjual Reputasi Detik.com?

DetikPublishing

[DetikPublishing](http://www.detikpublishing.com) adalah sebuah layanan baru dari [Detikcom](http://www.detik.com). Layanan yang baru dibuka pada pertengahan bulan Juli yang lalu ini adalah layanan bagi perusahaan untuk mempublikasikan rilis pers, pengumuman atau pemberitahuan kepada publik.

Perusahaan yang mendaftar ke DetikPublishing akan mendapat akses ke *content management system* dimana pemilik akses dapat mempublikasikan tulisan apa saja. Tulisan tersebut nantinya akan dimuat dalam situs DetikPublishing.com. Selain itu tiga tulisan terbaru dari DetikPublishing akan mendapat taut di halaman depan detikcom yang bisa dibilang salah satu situs paling populer di Indonesia.

Untuk mendapatkan akses ke DetikPublishing, sebuah perusahaan harus mengeluarkan uang sebesar Rp 2 juta per bulan atau Rp 20 juta per tahun. Sedangkan anggota individu harus mengeluarkan uang Rp 500 ribu per bulan atau Rp 5 juta per tahun. Saat ini layanan DetikPublishing telah diikuti oleh beberapa perusahaan terkemuka seperti Astra International, Garuda Indonesia, Bank Bukopin, Bank Mega dan sebagainya.

Menurut saya ini adalah konsep yang orisinil, paling tidak untuk lingkup Indonesia. Sedangkan di luar negeri, sudah banyak layanan-layanan serupa semisal [PRWeb.com](http://www.prweb.com) yang dapat digunakan dengan gratis.

Yang menjadi masalah menurut saya adalah bahwa jumlah pembayaran yang didapatkan detikcom tidak sebanding dengan yang diberikan detikcom kepada para pelanggan DetikPublishing. Para pelanggan ini dapat menulis tulisan apa saja, yang ditampilkan secara instan, tanpa revisi apapun dari detikcom, dan mendapatkan penempatan di halaman utama detikcom selama beberapa saat. Lebih buruk lagi, penempatan tersebut dilakukan pada bagian *headline* dari kanal-kanal detikcom seperti detikHot, detiki-Net, detikSport dan Sepakbola. Seakan-akan ‘berita’ dari DetikPublishing adalah berita hasil olahan dapur jurnalis detikcom. Selain itu bagian DetikPublishing ditempatkan di paling atas dibandingkan berita dari kanal-kanal detikcom lainnya.

DetikPublishing

Menurut saya ini sangat berbahaya bagi detikcom. Detikcom seperti menjual reputasinya sendiri untuk mendapatkan beberapa puluh juta per bulan, jumlah yang menurut saya sedikit untuk ukuran detikcom. Pembaca yang tidak mengetahui apa itu DetikPublishing bisa saja menilai detikcom dari kualitas ‘berita’ yang berasal dari DetikPublishing.

Hal seperti ini tentunya akan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk membonceng reputasi detikcom. Menurut saya tidaklah menjadi masalah bagi detikcom jika Garuda Indonesia mengumumkan [penggantian nomor *call center*-nya](http://www.detikpublishing.com/index.php/publish.read/tahun/2005/bulan/08/tgl/19/idbrand/89/idpartner/122/iduser/125/idnews/116) atau Astra International [mengumumkan keputusan investasinya](http://www.detikpublishing.com/index.php/media.read/abj/0/bid/64/nid/80/y/2005/m/7/d/8).

Tetapi bagaimana jika yang membuat ‘berita’ adalah sebuah [usaha *scam* terbaru](http://www.detikpublishing.com/index.php/publish.read/tahun/2005/bulan/08/tgl/24/idbrand/91/idnews/118)? Apakah wajar ‘usaha’ semacam itu mendapat seakan-akan ‘pemberitaan’ di halaman depan detikcom? Menurut saya tidak wajar, apalagi untuk harga beberapa juta rupiah saja.

Paling tidak detikcom harus memberi penjelasan yang cukup bahwa tulisan-tulisan yang berasal dari DetikPublishing bukanlah hasil karya jurnalistik dari detikcom.

22 comments

  1. saya bahkan kemarin-kemarin liat iklan tentang money game online gayanya AA, mengenai posisi blok link memang sangat-amat mengganggu, saya sudah tau sejak lama blok yang itu adalah blok link untuk DetikHot tapi kok beda isi, ternyata memang saya yang gak tau kalo blok link DetikHot tersebut sudah berpindah tempat.

  2. Awal Kejatuhan Ekonomi Detikcom??? Rumours (akh..gosip ntar masuk detikhot lg) say that Detikcom is planning on moving their office into a more affordable one.

    Dan Apakah Detikcom bisa dimintai pertanggung jawabannya atas dampak negatif dari Scamming ini?

    Mudah2an Keorisinalitasan tim Detikcom sebanding dengan tanggung jawabnya.:d

    Hi Royâ„¢…kemana ajah sih kangen neh:d

  3. gara-gara kebanyakan iklan di detik.com saya jadi banyak ketinggalan berita dari detik. Males bukanya :). pake squidGuard ajah dikit pengaruhnya. nasib. eh mas pri browser saya koq tidak terdeteksi sebagai gentoo pada sistem operasinya? (baru ngeh setelah surfing beberapa halaman web dari priyadi.net koq ada yang kebaca sebagai gentoo)

  4. euuu, kata ‘publishing’ lebih dekat dengan percetakan, printing atau software/hardware yang berkaitan dengan hal tersebut

    jadi rancu ketika ‘publishing’ dimaksudkan sebagai ‘rilis pers’ atau ‘press release’

    ah, sux!

  5. Perusahaan besar seperti Astra dan Garuda Indonesia sebenarnya tidak perlu untuk tampil di DetikPublishing seandainya mereka mempunyai BLOG. Iya, nggak?

  6. #4 belum tentu, lebih banyak mana “kira-kira” yang secara khusus baca detik.com dibanding blog nya Astra?

    Saya kira pembaca blognya Astra tentunya lebih cenderung ke orang-orang yang suka tentang otomotif, logikanya begitu kan.

    Sedangkan pembaca detik boleh dibilang umum, tidak hanya suka tentang otomotif.

    Memang betul, penempatan di blog nya Astra akan lebih kena target audiencenya (automotif), tapi patut diingat kalau bisa menjaring audience lainnya juga memiliki manfaat yang bagus.

    Kenapa kok tidak bikin blog dan press release sekaligus?

    Bikin PRWeb.or.id saja :D

  7. #3 s7 ama Jay
    kirain detik publishing mo buwat detik versi cetak,
    eh ternyata isinya cuma iklan :D

    dan s7 ama ohm pri,
    gw pas baca SMC gira kalo itu tulisan dari wartawan detik sendiri. setelah baca tulisan ohm pri baru ngeh :D

    untung aja itu piramid dah …
    kalo gak dijamin penuh sesak dech

  8. Sesungguhnya mungkin detik.com percaya “pelanggan/pembacanya” bisa memilah dan memilih iklan mana yg “menyesatkan” dan yang mana benar-benar “informatif” iya gak sih? jadi ketakutan Om Pri banyak pelanggan/pembaca terkecoh belon tentu terbukti lho! :-?

  9. Iya kalo ga salah, dalam kode etik pers salah satunya ada bagian dimana harus jelas antara bagian yg membayar dan yg memang hasil kerja redaksi.

    Bagian yg memang membayar untuk di include ini yg istilahnya advertorial

  10. Detik.com kreatif, mengenai isi yang bebas tentunya akan menjadi tanggung jawab pengisi (isi kan diluar tanggung jawab percetakan) Nah bagaimana biar gak bebas2 banget, tentunya customer-nya perusahaan yang jelas juga kalau AA kayaknya kagak punya NPWP yang jelas, huauauaua… lho kok ke baterai?

  11. lg ngomongin detik nih? kebetulan ada uneg2 juga. masalah detikpublishing, kalo menurut saya mungkin detikcom lg berusaha menyeragamkan layanannya, sepertinya tidak mempengaruhi ke reputasinya, tapi memang mungkin perlu dipisahkan layanan dari sumber internal sama layanan premium dari sumber kliennya. saya mau ngeluh soal tampilan detiknya malah, saya tdk tahu mereka pakek programming language apa, tapi di beberapa browser kacau tampilannya. gimana ya?

  12. kalo mau ngeblok iklan banner di detik dotcom jangan pake squidguard, adzapper lebih bagus hasilnya, tapi kalo mau optimal ya harus bikin rules blokir sendiri, mengingat adzapper tdk mengenal situs detik.com :D (maklum bikinan orang sono)

  13. keliatannya pakek opera bisa tuh ngeblok iklan tapi tidak semuanya, hanya yang flash2 saja. untuk detikpublishing, mungkin bener kata bung budi/mbak budi (jgn” namanya budi rahayu), barangkali detikcom sedang mengembangkan sayap-sayapnya untuk bereksperimen. yang membuat kesannya murahan itu karena letaknya dibawah dan disejajarkan dengan berita yang berasal dari dapur redaksi detikcom. seharusnya tempatnya diistimewakan, seperti ganti tempat di kiri atau kanan (tempat iklan2). karena kan yang jadi member itu bayar. masalah siapa dan apa bisnis membernya (MLM kek, tukang jual nasi bungkus kek) itu sama sekali tidak membuat reputasi detik turun, toh mereka tau kalau itu content premium, bukan dari redaksi nya.

  14. kl menurut sy, DP mendingan jgn pakai embel2 “detik”. bkn mslh reputasi detikcom nya, tp lbh ke arah penamaan dan nilai jual. tp, tetap tampil di detikcom. shg kesan nya produk lain dr detikcom tapi baru. dgn bgitu member nya jg pasti merasa diistimewakan. :)>-

  15. Detik publishingnya tambah ‘wagu’ dengan ‘publishing’ skema scam. Kayak hari ini saya buka detik publishing.
    Ada publishing dari :

    o royaltimarketing.com dengan slogannya Tips Mendapatkan 10 Juta Tanpa Kerja.
    o rbcnetwork.com.( kayaknya MLM )

    BTW, ada komentar soal royaltimarketing.com ?
    Enak loh 10 juta tanpa kerja !
    Eh 5 Milyar dalam 5 tahun malah, tanpa kerja !
    Ayo ayooo gabung \:d:/

  16. royaltimarketing.com……:-?

    Saya sangat sedih dengan program yang satu ini, satu lagi contoh skema yang menjerumuskan orang yang baru mengenal internet :(

    Menggunakan cara2 klasik tapi sangat mengena untuk orang yang berpikir pendek [-(

    Saya harap tidak terlalu banyak yang menjadi korban yang satu ini :(

  17. quiet helping ciy…tp kurang orisinil..[-(

    gak byk necessary news tp kualitas permen..coz it’s so classic..u knew it already…

    :d cheer up!!!

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *