Perjalanan Di SMA 3 Bandung

Hari Sabtu kemarin, setelah mengunjungi kampus Unpas, saya bersama [Dicky](http://www.massaint.or.id), [Nugi](http://nugraha.net), [Jay](http://yulian.firdaus.or.id), [Ananda](http://an.punten.com) dan beberapa rekan dari Unpas pergi ke SMA 3 Bandung untuk menawarkan mereka untuk aktif dalam keorganisasian [Klub Linux Bandung](http://bandung.linux.or.id). Saya dan Nugi lulus dari SMA 3 tahun 95, Dicky tahun 96, sedangkan Jay tahun 91. Kesan pertama SMA 3 dari luar jauh lebih bagus dan lebih bersih daripada waktu jaman kami sekolah.

Setelah sampai di SMA 3, kami berniat untuk menghubungi OSIS. Hanya saja setelah kami kunjungi, mereka sedang sibuk rapat. Kami urungkan niat untuk mengganggu mereka dan memutuskan untuk mencari beberapa guru yang kami kenal baik. Kami coba untuk mencari Pak Vittry, Pak Roy (bukan Roy yang itu! hi Roy!), atau pak Yoyok. Setelah masuk ke ruang guru, kami tanya ke Pak Raekan (guru olahraga), Pak Raekan kemudian mengalihkan kami ke Pak Sunaryo (guru fisika), Bu Sundari (guru PMP), serta satu guru lagi yang tidak saya kenal. Dari mereka dapat kabar kalau Pak Vittry tidak ada di tempat. Dari Pak Sunaryo, kami juga mendapatkan kabar bahwa Pak Yoyok ternyata juga sedang berkumpul dengan anak-anak OSIS.

Tidak ingin mengganggu pihak-pihak yang sedang sibuk, kami meneruskan pencarian dengan menanyakan ke siswa secara random. Kebetulan sekali, anak yang ditanya ini ternyata adalah anggota KIT (Komputer Ilmiah Terpadu). Saya sendiri pernah menjadi ketua KIT pada sekitar tahun 1994 sedangkan Nugi juga adalah anggota KIT pada tahun yang sama. Sebelumnya saya sebenarnya sempat harap-harap cemas, “Apakah KIT saat ini masih ada? Jangan-jangan sudah tidak ada.” Mendengar jawaban siswa tadi perasaan saya langsung lega “Ternyata KIT masih ada dan punya kegiatan rutin”.

Siswa tadi (maaf saya lupa namanya) kemudian mengarahkan kami semua ke kelas 1-1 tempat pertemuan KIT yang juga kebetulan sedang berlangsung. Kelas itu pun kebetulan juga secara fisik adalah kelas saya 1-5 waktu saya kelas satu. Kondisi kelas jauh lebih baik daripada ketika saya masih sering di kelas itu. *Single blackboard* kini diganti dengan *double whiteboard*. Tidak ada lagi debu bekas kapur tulis yang sangat mengganggu pernafasan. Selain itu jendela juga dilengkapi dengan teralis. Biasanya teralis berfungsi untuk mencegah orang masuk, tapi sepertinya teralis ini berfungsi untuk mencegah orang keluar :). Kelas 1-5 saya dulu terkenal dengan lokasinya yang sangat strategis: siswa dapat dengan mudah kabur dengan loncat dari jendela.

Setelah sampai di kelas, saya diminta untuk maju ke depan mimbar. Saya yang belum siap apa-apa bercerita ala kadarnya. Saya bercerita kondisi KIT waktu jaman saya menjabat sebagai ketua, KIT adalah salah satu organisasi yang paling banyak peminatnya waktu itu. Saya juga menceritakan kondisi KIT yang sangat kekurangan komputer. Saya selingi juga dengan jauhnya perbedaan teknologi komputer waktu dulu dengan sekarang. Dicky kemudian membantu saya dengan menjelaskan apa itu Linux sesuai dengan misi semula kami datang.

Dari mereka saya ketahui bahwa KIT sempat vakum tahun sebelumnya. Anggota KIT kelas dua yang saat ini aktif cuma empat orang: satu ketua dan tiga wakil ketua. Sedangkan saya berbicara di depan sekitar 20 orang anggota KIT baru. Saya bersyukur dengan anggota yang sangat terbatas ini mereka masih punya niat untuk mengadakan regenerasi dan kegiatan rutin. Kegiatan rutin mereka langsungkan setiap hari Sabtu. Kegiatan dilakukan dengan cara pemberian materi dan kemudian pindah tempat ke laboratorium komputer untuk praktek. Berita buruknya adalah karena tahun lalu sempat vakum, maka markas KIT kini didiami oleh PMR. Mereka kini sedang mengajukan proposal untuk meminta tempat baru ke manajemen sekolah.

Setelah dari KIT, kami berniat untuk makan di kantin. Kondisi kantin sudah jauh berbeda dengan situasi kami dulu. Kini sudah jauh lebih bersih dengan lantai dan atap baru. Di kantin kami bertemu dengan tukang-tukang yang ternyata masih mengenal kami, padahal sudah hampir 10 tahun kami lulus dari tempat ini. Mang Aep bubur ayam bahkan masih mengenal saya dan gang 1-5 seperti Nano, [Raka](http://www.friendster.com/user.php?uid=4207848), [Cooya](http://www.friendster.com/user.php?uid=7749683), [Ragil](http://www.friendster.com/user.php?uid=10422787), Iman, Fanny dan tentu saja almarhum [Zaki](http://www.google.com/search?q=%22zaki%20tiffany%22&ie=UTF-8&oe=UTF-8). Mang Aep bercerita bahwa kantin baru ini belum diresmikan dan baru akan diresmikan bulan depan. Mang Aep kemudian meneruskan bahwa sekolah menarik biaya ke tukang-tukang ini sebesar 2.5 juta rupiah, yang tidak bayar tidak diperkenankan untuk berjualan di kantin SMA 3. Mang Aep sendiri yang telah berjualan di SMA 3 sejak tahun 1978 mengaku tidak punya dana sebesar itu dan dia masih berada di lingkungan SMA 3 atas bantuan dari siswa-siswi SMA 3 sendiri.

Setelah sedikit banyak mengisi perut, saya mencoba untuk mencari Pak Yoyok, tapi ternyata beliau sepertinya sudah tidak ada di tempat. Mudah-mudahan lain kali saya bisa bertemu salah satu guru untuk mengenang masa lalu. Yang saya sayangkan dari suasana SMA 3 saat ini adalah bahwa kami sepertinya tidak dapat menemukan adanya alumni SMA 3 yang ‘berkeliaran’ di almamaternya. Padahal waktu jaman kami, sangat mudah menemukan alumni SMA 3 yang berkeliaran di lingkungan SMA 3, baik yang ada urusan dengan ekstrakurikuler, cuma *nongkrong* atau yang cari-cari ‘pemandangan’ :). Tetapi masih seperti jaman saya sekolah, kegiatan siswa tetap banyak. Hanya dengan berjalan dari depan sekolah sampai ke ruang OSIS yang saat ini ada di belakang, saya dapat melihat banyaknya aktivitas di lingkungan sekolah. Anak SMA 3 ternyata masih aktif dan kreatif seperti dahulu.

ps. Agenda lengkap kegiatan kami pada hari itu ditulis oleh Jay pada jurnalnya yang berjudul [Lobbying Akhir Pekan](http://yulian.firdaus.or.id/?p=225).

23 comments

  1. Deskriptif dan menyentuh…

    Kalau saya pulang kampung dan mampir ke SMA, siapa yang saya ajak bincang-bincang lagi?
    *Dulu bukan siswa yang dikenal.

  2. Tukang mie ayam gak tahu, waktu itu sudah hampir tutup semua, tapi yang jelas masih ada (dan ingat orangnya) itu tukang teh botol, tukang bubur ayam, & tukang roti bakar…

  3. bayaran semesternya makin mahal yaks….?
    kan kasihan yang skull…..
    ntar sma 3 malah jd skull anak pejabat doank gimana….?

  4. Hah… jadi teringat masa SMA :d, emang guru – guru yang disebutin tadi tuh termasuk guru yang ‘ngetop’ en ‘gaul’ di kalangan siswa sih :”>

    Diinget – inget udah lama juga ga ke 3… anyway, ini blog umurnya udah hampir setaun donk ya?

  5. Priyadi, saya terhatu biru banget baca liputan kunjungan ke SMUN 3 ini, saya lulusan 85 dan diajar kimia juga oleh Pak Vitry dan Bu Sundari, terus langganannya Mang Aep, aduh betapa terharu sekali 20 tahun sudah saya meninggalkan SMA Tiga tercinta.

    Sekarang saya tinggal di Canada Utara dekat Alaska dengan anak dan suami saya, saya seorang guru Montessori Preschool di sini.

    Para guru kita dari jaman sejak TK sd Universitas adalah pribadi2 tanpa pamrih yang selalu saya ingat jauh di lubuk hati apalagi di perantauan begini rasanya kangen sekali thd semuanya ttg masa sekolah dulu, ttg Bandung kotaku tercinta, ttg Indonesia.

    Salam,

    Masih ingat motto kita :Knowledge is power but character is more ?.

    Salam dari Canada

    Teh Iie (nomor induk SMA 3 nya 828231165)
    julivanie@yahoo.com

    whitehorse, Yukon, Canada.:)

  6. sma3 apakabar… anak smp 5 masih pindah kelas ke sana nggak? ya paling nggak 75% kudu ka ditu nya! prospekna didieu alus…

  7. Salam kenal buat semua …
    Wadoh, jadi kangen gini ama 3 .. kapan ya bisa maen lagi ke sana? kangen ama Kios juga euy … tapi udah “digusur” .. bentuknya jadi gak kayak kios lagi deh :( .. gak apa2 .. SMU 3-nya masih sama2 aja kok … thanks untuk ceritanya Mas Pri… membuat “kacang tidak lupa kulitnya” .. apalagi dulu di bazar (bazzar? bazaar? bazzaar?) ada pisang keju .. nyam nyam… lapar! …
    ::alumni 3 angk 99::

  8. saya cuma inget pa daiman (mat),bu sartika (biologi), pa cecep gorbacep (bhs ind), pa makmun (walikelas), pa syahrul (kimia), pa barja (mat), bu yoyoh (ngetik), pa vitry, bu ipit (kimia), bu yoyoh (sejarah), pa tohidi (kimia),pa mahyudin (kimia), pa albert (fisika)….adang (tukang teh botol).

    saya lulus th 1989.

  9. :x haaaai….
    Piet alumni ’98….kamararana atuh barudak 98 teh????Special untuk kelas TILU OPAT (BHODAT)….
    ADAIN REUNIAN YUUUUK….. :d

  10. hidup tiluuu…

    mang aep emang gaul pisaaaan…inget sama semuanya..termasuk saya…angkatan 96 ….

    hidup mang aeeepp…..

  11. saya cari situs alumni sma3-bdg yg biasa, katanya lagi ada musibah dan ketemu yg ini. eh ada Iie juga di Yukon.
    saya, boes, gusuran thn 67, kini mukim dibawah Yukon, ontario dikota toronto. hanya pak Tochidi yg jaman saya masih disebut diatas. katanya beliau sudah mendahului ya? ada yg bisa cerita sebabnya?
    ini saya bookmark aja, kali bisa nyambung lagi silaturahmi sesama kawan2 ex-jl.belitung.
    salam dari canada
    boes roestam

Leave a Reply to tony Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *