Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi tersebut dapat didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau komunikasi. Di bawah ini adalah metoda dari berpikir kritis yang diambil dari [Wikipedia](http://en.wikipedia.org/wiki/Critical_thinking) dan beberapa sumber lain.

**Langkah-langkah**

Walaupun tidak ada langkah-langkah yang perlu diambil secara rigid, langkah-langkah di bawah ini berguna dalam berpikir kritis:

1. Buatlah daftar pendapat dan kumpulkan argumentasi yang mendukung setiap pendapat tersebut.
2. Pecahkan argumentasi yang anda dapatkan pada langkah pertama menjadi kalimat-kalimat pendukungnya dan carilah implikasi dari kalimat-kalimat ini.
3. Carilah kontradiksi pada kalimat-kalimat dan implikasinya yang anda dapatkan pada langkah 2.
4. Dari argumen-argumen yang anda dapatkan, susunlah berdasarkan argumen-argumen yang saling bertentangan dan beri bobot untuk argumen-argumen tersebut
* Tambahkan bobot jika sebuah klaim memiliki dukungan yang kuat, terutama jika memiliki alasan-alasan yang kuat. Kurangi bobot jika ada klaim yang memiliki kontradiksi
* Ubahlah bobot tergantung dari relevansi dari informasi terhadap isu yang dibicarakan
* Klaim yang besar membutuhkan bukti yang besar pula, jika sebuah klaim besar tidak memiliki bukti yang cukup, abaikan klaim ini dalam membentuk opini anda.
5. Tinjaulah bobot dari setiap klaim
* Opini yang memiliki bukti yang terkuat kemungkinan besar adalah benar
* [*Mind map*](http://en.wikipedia.org/wiki/Mind_mapping) adalah alat yang efektif untuk mengevaluasi informasi ini. Pada tahap-tahap akhir, bobot numerik dapat diberikan pada cabang-cabang *Mind map*

Tentunya berpikir kritis tidak menjamin seseorang akan mencapai kesimpulan yang tepat. Pertama, ada kemungkinan seseorang tidak memiliki seluruh informasi yang relevan. Informasi yang penting mungkin belum ditemukan atau informasi tersebut mungkin tidak akan dapat ditemukan. Kedua, pemihakan (bias) dari seseorang dapat saja menghalangi pengumpulan dan penilaian informasi secara efektif.

**Mengatasi Pemihakan (Bias)**

Untuk mengurangi pemihakan, beberapa cara harus dilakukan jika seseorang ingin berpikir kritis. Jangan tanyakan “Bagaimana hal ini bertentangan dengan pendapat saya?”, tapi tanyakanlah “Apa artinya ini?”

1. Jangan lakukan penilaian terlalu dini pada tahap pengumpulan informasi
2. Anda harus sadar terhadap kekurangan anda sendiri dan orang lain dengan cara:
* menerima bahwa setiap orang memiliki pemihakan di bawah sadar (pemihakan secara refleks)
* bersikap tanpa ego
* membuang pendapat semula anda jauh-jauh
* sadar bahwa setiap orang memiliki kelemahan masing-masing
3. Gunakan metoda sokratis untuk mengevaluasi sebuah argumen dengan menanyakan pertanyaan terbuka. Sebagai contoh adalah:
* Apa yang anda maksud dengan __________?
* Bagaimana anda dapat berkesimpulan begitu?
* Mengapa anda berpendapat bahwa itu adalah benar?
* Dimana anda mendapatkan informasi tersebut?
* Apa yang terjadi jika anda ternyata salah?
* Dapatkah anda memberikan dua buah sumber yang tidak setuju dengan anda dan jelaskan mengapa?
* Mengapa hal ini penting?
* Bagaimana saya dapat mengetahui bahwa anda mengatakan yang sebenarnya?
* Apa penjelasan alternatif dari fenomena ini?

**Berkesimpulan**

Janganlah membuat asumsi secara berlebihan, dengan kata lain: jangan memperumit masalah anda. Berpikir kritis adalah sebuah proses yang tidak akan selesai. Seseorang dapat mencapai sebuah kesimpulan tentatif berdasarkan evaluasi dari informasi yang ada. Tetapi, jika ada informasi baru yang ditemukan maka proses evaluasi harus dijalankan kembali.

**Pengamatan Pribadi Saya**

Sangat sulit bagi seseorang untuk dapat menghapus pendapat lamanya walaupun sudah [disodori bukti-bukti yang belum mereka ketahui sebelumnya](https://priyadi.net/archives/2004/11/05/sisi-lain-robert-kiyosaki/).

Sangat sulit bagi seseorang untuk dapat berpikir lurus untuk menyikapi sesuatu yang berhubungan dengan uang atau penghasilan walaupun ada [bukti bahwa hal tersebut akan merugikan dirinya atau orang lain](https://priyadi.net/archives/2005/03/24/menghitung-skema-piramid-elite-team/).

Sangat sulit bagi seseorang untuk dapat mengatasi egonya dengan arif mengakui bahwa teori/pendapatnya adalah salah walaupun [sudah ada yang memberi bukti](http://rangkuman.roysuryowatch.org/index.php?title=Pembuktian_Keaslian_Foto_Digital).

Pendidikan di Indonesia tidak mengedepankan faktor berpikir kritis ini, padahal menurut saya ini adalah sesuatu yang sangat penting. Orang tua diharapkan dapat memberikan bimbingan kepada anak-anaknya tentang pentingnya berpikir kritis. Pendidikan ini menurut saya jauh lebih penting daripada sekadar membandingkan ‘kapasitas otak’ atau kemampuan menghafal dari siswa-siswi sekolah.

47 comments

  1. Berpikir kritis = mbalelo. Itu hasil “pendidikan” Orde Baru. Lebih dari 30 tahun biasa “membebek”, jadi ya butuh berapa tahun untuk kembali “kritis”?

    Bukti itu tidak penting, Pri. Yang penting selama itu “sensasional”, “menguntungkan”, “tidak membuat malu”, “nyaman” dan hal-hal yang senada dijamin “bukti” itu tidak diperlukan. Tanya saja ke media massa setempat ;)

    ~o)

  2. #1 Ntar diprotes sama orang nasionalis lagi loh mas avianto ;)

    #2 Belajar matematika….? Kan udah?!

    Rumusnya Orang Pintar itu :

    1+1=3

    dimana 1 (punya otak dikit) ditambah 1 (pinter ngomong) maka dapatnya tiga : tampak pinter, gak punya malu, tapi terkenal :d

    sorri… gw kan ekstrimis …. =))

    *ahh… kopi pagi di kampus unsyiah.. ~o)*

  3. Yang sensasional adalah orang-orang yang cepat mengkritisi sesuatu sebelum memahami dengan benar apa yang dikritisi. Sangat tidak bertanggung jawab mengingat hal ini berkaitan dengan reputasi seseorang.
    Salah satu contoh: dalam kritik terhadap Roy Suryo & foto B’jah/Sukma, ada banyak sanggahan yang sebenarnya hanya menunjukkan kurangnya reading comprehension, misalnya:

    Roy mengklaim bahwa metadata (field komentar) tidak dapat diubah oleh program eksternal.

    Padahal Roy dengan jelas mengatakan

    …ada sebagian kecil orang-orang iseng yang bisa melakukan perubahan terhadap data-data yang ada di dalam metadata ini, misalnya dengan debugger, mencoba mengganti nama kamera.

    Mengenai argumen lainnya, dilain tempat dan waktu.
    Memang, kritik terhadap segala pernyataan Roy Suryo sudah menjadi hal yang sensasional. Sepertinya setiap orang berlomba untuk menjadi yang pertama, baik melalui milis maupun melalui apa yang disebut blog. Kritik adalah hal yang baik dan sangat diharapkan selama sifatnya objektif dan membangun, bukan didasarkan pada bias-bias pribadi.
    ttd.
    TPRS/RSWW

  4. Berpikir kritis?? memang nya di negara ini boleh berpikiran kritis?? :)>- ntar di cap PKI atau malah di cap Provokator atau lebih sadisnya dicap sebagai ekstremis … duh jadi inget dialog pelem 17 an dulu .. ” en kamu ekstremis² … kowe orang Indonasuwah .. bla bla bla ” =))

  5. Ya Pri,
    Ilmu-ilmu yang diajarkan disekolahan kebanyakan ilmu hapalan bukan latihan menguraikan atau analisis, dan dasar pendidikan kita adalah kepatuhan bukan pertukaran pikiran…… Jadi yah.. susah untuk berfikir kritis. itu dulu jamannya orba, sekarang mungkin nggak jauh beda……….

  6. manusia harus punya ego, dibandingkan dengan manusia dari negeri kapitalis egonya manusia Indonesia itu salah kaprah

    ego yang salah kaprah membuat pikiran kritis hilang karena cenderung mementingkan diri sendiri

    belajar mengendalikan ego juga penting selain belajar berpikir kritis

  7. #6: lho kok gak lengkap ngutipnya?

    Meski ada juga kemungkinan (sangat minimal) ada sebagian kecil orang-orang iseng yang bisa melakukan perubahan terhadap data-data yang ada di dalam metadata ini, misalnya dengan debugger, mencoba mengganti nama kamera. Tetapi dengan program utility lainnya, modifikasi dari orang yang melanggar kesepakatan internasional tersebut dapat dengan mudah pula diketahui karena struktur file digitalnya berubah.

    sumber: Kompas

  8. Kalo di organisasi gw (ke-pencinta alam-an) terkadang berpikir kritis malah dianggap sebagai “bisanya Omdo (Omong Doang)” atau bahkan dibilang nge-mentahin aspirasi. Bikin bingung aja.. Ngomong salah ngga ngomong juga salah..[-(

  9. #6 dan #12, pake deh irfanview. free, cakep, dan bisa ngubah jpg comment tanpa perlu jadi hacker,

    karena free, jadi virtually semua orang yang punya akses internet bisa memilikinya. dan karena banyak yang memilikinya (silakan cek di download.com untuk ngitung perkiraan berapa yang pake irfanview), rasanya kalimat “sangat minimal” itu sangat tidak kritis.

  10. Kemampuan berpikir kritis, seperti halnya pembentukan karakter tergantung pada faktor nature dan nurture. Faktor nature ini mungkin ego dan kapasitas otak (i.e. daya nalar, logika dan analisis), sedangkan faktor nurture adalah lingkungan yg memfasilitasi pergembangan dan pengungkapan pikiran termasuk kemampuan mempertahankan dan menerima argumen yang beda. Kalau dua-duanya terpenuhi,hasilnya bisa hebat.

  11. #6
    debugger fungsinya buat ngganti metadata ya??
    baru tau deh aku .. catat ah ..
    :))

    Struktur file digital berubah, ah yang bener, bukannya ntar susunannya tetep sama .. checksum-nya kali yang jadi beda ..

    Catet ah, ternyata banyak istilah-istilah yang aku gk paham ..

  12. Jadi orang kritis tuh cape. Harus siap berargumen setiap saat, harus tahan banting. Harus jago diplomasi..dan harus harus lainnya.

    Biasanya orang kritis dicap bawel atau pemberontak….:d
    Orang bawel atau pemberontak belum tentu kritis ;)

    #11 Wahahaha..ternyata anak PA juga, aku dah lama gak ikutan PA. Anak-anak PA emang gitu, yang senior soq tahu (gak) semuanya. Kalo ada junior yang kritis…disebut “sok tau! titik”.

  13. kalo saya pikir, pembiasaan untuk berpikir kritis juga bisa mengakali kekurangan nature (#15). karena ya sepertinya langka ada orang yang punya nature dan nurture secara baik.

  14. asyik.. tulisan menarik.
    ada banyak model berpikir memang pri,
    1. berpikir naif = menggenggam sekuat tenaga keyakinan tanpa ingin tahu kebenaran yang senyatanya.
    2. berpikir magis = kebenaran disejajarkan dengan dogma. jadi tidak layak untuk diperdebatkan.
    3. berpikir kritis = kurang lebih seperti yang kamu sebutkan. selalu mengkritisi. tesis -> anti tesis -> sintesa. sintesa di kritisi lagi. begitu seterusnya. karena memang kebenaran mutlak hanya ada pada-Nya.
    So.. mari kita selalu kritis. :p

  15. Mas Pri, saya koq nggak berhasil menemukan korelasi yang yg signifikan antara uraian anda tentang berpikir kritis dengan hasil “Pengamatan Pribadi Saya” diatas.
    Untuk mudahnya coba saya pinjam kalimat anda;
    Sangat sulit bagi seseorang untuk dapat menghapus pendapat lamanya walaupun sudah disodori bukti-bukti yang belum mereka ketahui sebelumnya.
    >bisa saja pendapat lamanya berubah tetapi karena bukti-bukti itu bertentangan dengan kepentingannya maka dia berusaha mencari pembenaran lain atau kalau perlu “menciptakan bukti lain” (yg menuntut kreatifitas/keberanian lebih besar dibanding sekedar untuk kritis).
    Sangat sulit bagi seseorang untuk dapat berpikir lurus untuk menyikapi sesuatu yang berhubungan dengan uang atau penghasilan walaupun ada bukti bahwa hal tersebut akan merugikan dirinya atau orang lain.
    >Banyak orang menyadari bahwa cara yang dilakukannya untuk mendapatkan uang merugikan orang lain atau bahkan merugikan negara, tetapi dia tetap melakukannya bukan karena dia tidak kritis (nyatanya banyak yg bisa jadi pejabat atau pengusaha besar) melainkan karena bermoral rendah.
    Sangat sulit bagi seseorang untuk dapat mengatasi egonya dengan arif mengakui bahwa teori/pendapatnya adalah salah walaupun sudah ada yang memberi bukti.
    >kalau yang ini lebih berkaitan dengan kesombongan atau harga diri. Bisa saja orang itu cerdas dan kritis, tetapi karena moralnya terlalu rendah atau tidak cukup memiliki sifat kerendahan hati untuk introspeksi diri maka dia, lai-lagi, akan terus melawan bukti itu.

    Bagaimanapun, saya setuju bahwa pendidikan dinegeri kita perlu sangat banyak perbaikan. Dan dalam hal ini pendidikan moral tidak kalah penting dibanding pendidikan berpikir kritis.

  16. #23: intinya mungkin orang susah berpikir kritis karena dalam pikirannya sudah ada realita yang dia inginkan, jadi bagaimanapun ada bukti-bukti lain, orang akan tetap bersikukuh dengan pendapatnya semula. terus terang agak sulit membedakan orang yang memang bermoral buruk, atau yang bermoral baik tapi tidak memiliki kemampuan untuk bisa melihat realita yang ada.

  17. yah… saya sangat setuju tentang berfikiran kritis itu. Selain ia mengakui kebenaran yang ada, ia juga dapat mengurangkan rasa egoistis diri dalam menyikapi tentang apa sahaja yang fikirkan dan orang lain fikirkan.

    dengan sedikit artikel yang kelihatan sederhana ini namun padat, membuatkan saya berfikir panjang dan mengintropeksi diri, ada kah pendapat saya dalam berbagai hal selama ini benar belaka dimata orang lain…?

    thanks mas priyadi..

  18. #9

    manusia harus punya ego, dibandingkan dengan manusia dari negeri kapitalis egonya manusia Indonesia itu salah kaprah

    hehehe, blom lama ngeblog soal Orang Indonesia itu
    emang ego orang kapitalis gimana dan ego orang indonesia gimana jay?
    kalo george bush tetep ngeyel soal nyerang irak walopun ngga nemu WMD kira2 masuk ego model mana?

  19. #1 : menganggap berfikir kritis adalah HANYA hasil pendidikan ORBA adalah kurang tepat, karena sebetulnya itu adalah hasil peninggalan era kolonialisme. Buku lama From Empire to Nation, the rise of self-assertion of Asian and African Peoples, by Rupert Emerson, Harvard University Press. Lumayan membahas masalah kebangkitan via pendidikan dan berfikir di bangsa “terjajah”, dan bagaimana mereka yang terdidik di era penjajahan ini akhirnya menjadi tonggak pemikir kritis yang mendorong kemerdekaan.

    Jangan suka nge-blame semuanya gara-gara Orba ah, ntar bawaanya malas cari permasalahan sebenarnya. Memang kitanya aja yg kurang terlatih berfikir kritis, dan ini lebih terbentuk lagi dari “kultur lama yang ada” serta materi pendidikan dan metoda pendidikan yang diterapkan (hint : lihat pelajaran formal language, dan logika di kampus-kampus kita, kalau di Jerman jurusan sastra aja dapat pelajaran filsafat logika seperti anak jurusan Filsafat di Indoensia, jadi bisa kira-kira deh, kurangnya materi pendidikan yang saya maksudkan).

  20. #19 saya mah gak setuju dengan kata kata anak PA seperti itu … tergantung orang orang di dalamnya jadi gak semua PA gitu :)
    mungkin cara penyampaiannya aja yg kurang bisa diterima sama senior2nya :d

  21. #28 Interesting! :)

    Teringat kalimat IMW pas main Rise Of The Nations… mungkin juga binaan kolonial selama puluhan tahun membuat semacam phobia untuk berfikir kritis. Mental yang terbentuk secara “alamiah” dan semacam menjadi bawaan genetika.

    Jadi ingat waktu beberapa orang tua dan guru saya marah-marah karena saya baca buku Pramoedya Ananta Toer di SMP dulu. Atau waktu saya membaca segala sesuatu tentang sejarah Aceh, katakanlah, hanya untuk memuaskan rasa ingin tahu.

    “Itu kalau ketahuan kamu bisa ditangkap!”

    Demikianlah…

    Terkadang jadi bingung sendiri. Sementara “kita” berlagak suci dan jujur dan seakan begitu arif mengajak anak-anak yang masih lugu untuk memperluas wawasan, bahkan sampai ada tayangan “Mengapa Begini, Mengapa Begitu” dulunya di salah satu TV Swasta.
    Tapi kita bahkan tidak siap untuk menerima mereka saat mereka mulai bertanya tentang hal-hal faktual di sekitarnya.

    Seperti saat remaja SMU beberapa tahun yang lalu protes pada gurunya, “Kenapa pembina upacara Hardiknas berpidato di bawah tenda yang teduh, sementara ia mengajak para guru untuk tidak peduli apapun, panas dan hujan, demi kebangkitan pendidikan nasional” ?!

    Apa jadinya?

    “Jangan tanya hal seperti itu! Fokus sama upacara!”

    :(

    Mental manut dan enggan banyak tanya ini memang sudah semestinya dihilangkan. Tidak mudah memang, hingga memunculkan ide revolusi di kalangan angkatan muda seperti kami. Menebas satu generasi, untuk bangkitnya generasi lain. Sebentuk keputus-asaan saja mungkin…

    But anyway.. berpikir kritis itu setidaknya bisa dimulai-tampilkan dari diri sendiri untuk orang sekitar. Yakin… sedikit demi sedikit, orang yang menentang setidaknya akan mau mempelajari: kenapa anda bisa sekritis ini? :)

    Eh… jadi ceramah nih…

    *sambung nge-game lagi… permisi… :d*

  22. Buat yang tertarik lebih lanjut tentang berpikir kritis, jenis-jenis kekeliruan/kesesatan dalam berpikir, sekaligus tambahan tentang betapa pentingnya keterampilan ini, mampir di blog ini: http://onceuponaweblog.blogspot.com/. Saya kebetulan sempet mampir beberapa kali. Setahu saya, di sanalah tulisan terlengkap dalam literatur-pupuler di Indonesia ttg hal tsb. Maaf, bukan promosi, cuma sama peduli spt Bung Pri.

  23. Yth. Mas Pri
    Terus terang saya sekarang menekuni bidang pertanian dimana rata-rata pola yang telah terbentuk sekian lama dipikiran petani kita adalah cara berpikir yang tradisional, dan ketika diajak untuk berpikir kritis untuk kemajuan mereka sendiri sangat-sangat susah.
    Oke..lah kita tahu bahwa ego dan sesuatu pengalaman dari nenek moyang yang telah mereka terima adalah semacam warisan, tetapi apakah semua itu akan membuat mereka enggan menerima sesuatau yang telah dilakukan riset dan didapatkan nilai tambahnya. Atau memang masalah SDM sementara petani kita yang belum terbentuk untuk berubah, atau masalah kekuatan dan dorongan dari pemerintah yang sangat kurang untuk membuat cara berpikir yang kritis pada mereka… wow sori mas pri, mungkin ini unek-unek pribadi yang ingin saya lontarkan. Maybe in here i can get some inspiration…thanks.

  24. Pingback: ronny.haryan.to
  25. sebenernya ilmu kritis tu apaan sih…

    aq disuruh buat makalah, yang aku tahu ilmu kritis itu seperti orang skeptis, yang g percaya dan selalu penuh pertanyaan~X(~X(:((
    tolong bantu secepetnya ya… urgent…!!!!^:)^

  26. well, i really agree with your opinion about critical thinking that very important for kids, more over for the elementary school, because they have to be taufgt critical thinking as soon as possible. in order to change their image, as “murid yang penurut”

  27. Berpikir kritis itu sangat penting terutama dalam mempelajari IPA, tetapi berpikir kritis harus diimbangi dengan berpikir kreatif. jika tidak maka akan menyebabkan kesenjang mental. berpikri kritis kecenderungannya mengevaluasi jadi akan sanga berhubungan dengan ornag lain.

  28. UNTUK DAPAT BERFIKIR KRITIS ADALAH DENGAN CARA BELATIH DENGAN HAL-HAL YANG KECIL TENTANG APAPUN DISEKITAR KITA, kita pasti mengerti bahwa berfikir kritis memang sangat sulit apalagi bagi mereka yang tak mau membuka pikirannya .selain orang yang berfikir kritis haruslah dia menjadi orang yang kreatif dan motifatif. karena dalam berkikir kritis yang sangat diperlukan adalah data yang memang bener-bener ada dan bukan hanya wacana yang di unggulkan.
    salam pejuang “merdeka”. “lihatlah diri kita sebelum mengkritisi orang/pemerintah kita karena mereka tidak sepenuhnya salah”

  29. menuRut saya berPikir kritis yg diBahas baRulah melalui aRti semPit..sebab berpiKir kRitis yg sebenaRya meLiputi pengGolongan terHadap 4 kelomPok maNusia: defence MecHanisme., ModerNisasi., KonSumeriSme., & HedoNisme..:)>-

  30. :-? Btw untuk buat lembar observasi berpikir kritis kriterianya seperti apa??q mau penelitian di SMA,,pengennya sih siswa bisa diajak berpikir kritis. Poin apa saja yang perlu saya amati?thanks be4.

  31. q pusing bca opini kalian,,,yg q cari skrng mnjdi orng yg lbh baik,,titik tong kasi saran,,thnks..! :((:((:((

Leave a Reply to SSX Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *