Solusi Open Source Terhadap Pembajakan Software Di Indonesia: Pandangan BSA

Berita ini mungkin basbang. Tapi saya baru membaca artikel dari [Bisnis Indonesia](http://www.bisnis.com) yang berjudul [BSA: Open source bukan solusi pembajakan software](http://cybertech.cbn.net.id/detil.asp?kategori=TechNews&newsno=5206) (tautan ke CBN karena artikel di Bisnis.com hanya ringkasannya saja). Artikel ini menggambarkan posisi BSA terhadap penegakan hak dan kekayaan intelektual di Indonesia.

> “Meski solusi open source dapat memberikan manfaat dari segi pembiayaan bagi konsumen untuk kasus tertentu, open source secara definitif tidaklah selalu menjadi opsi paling tepat atau paling murah untuk konsumen,” katanya (Goh Seow Hiong, Direktur Kebijakan Peranti Lunak Business Software Alliance (BSA) Asia) kepada Bisnis belum lama ini.

Memang Open Source tidak dapat menggantikan 100% aplikasi komersil. Hanya saja pernyataan tersebut menyiratkan bahwa dalam sebagian besar kasus, perangkat lunak Open Source tidak lebih murah daripada perangkat lunak komersil.

> Menurut Seow Hiong, pemerintah di suatu negara berkembang sebaiknya dapat mengambil manfaat dari upaya pengubahan pola pikir maupun sikap terhadap pembajakan dan usaha untuk meningkatkan penghargaan atas kekayaan intelektual sebagai suatu aset penting dari ekonomi informasi suatu negara.

> Tanpa penghargaan terhadap pentingnya kekayaan intelektual bagi perkembangan perekonomian, lanjut dia, penerapan solusi open source tidak dapat menurunkan tingkat pembajakan peranti lunak di Indonesia.

Ini adalah pernyataan yang tidak *nyambung*. Selain itu menurut pengamatan saya pribadi, para pengguna perangkat lunak Open Source adalah orang-orang yang memiliki penghargaan terhadap hak kekayaan intelektual yang tinggi. Open Source sudah jelas-jelas dapat meningkatkan penghargaan terhadap perangkat lunak melalui penyediaan perangkat lunak yang legal dan sekaligus terjangkau.

> Selain itu, meningkatnya penggunaan produk open source tertentu tidak berarti konsumen atau bisnis akan menggunakan produk ini sebagai pengganti opsi komersial. Sebaliknya, solusi open source dan komersial seringkali saling melengkapi dan digunakan secara berdampingan dalam lingkungan yang sama.

Siapa bilang? Saya tahu ada beberapa perusahaan yang menggunakan produk Open Source sebagai pengganti perangkat lunak komersil seperti yang kita lihat di dunia warnet akhir-akhir ini. Mereka beralih dari menggunakan perangkat lunak *bajakan* ke perangkat lunak legal tanpa harus mengorbankan bisnis mereka atas jasa perangkat lunak Open Source. Pada perusahaan lain, perangkat komersil bahkan hanya digunakan pada saat proses migrasi menuju solusi Open Source.

\*\*\*

Penegakan hak dan kekayaan intelektual sudah menjadi tanggung jawab kita semua. Tetapi dalam mencapai hal tersebut tidak perlu mengikuti agenda-agenda yang dibuat oleh BSA. BSA bahkan pernah mengatakan bahwa [paten perangkat lunak adalah baik](http://lolojr.blogspot.com/2004/10/software-patents-not-bad-says-bsa.html)!

BSA sepertinya hanya peduli terhadap HAKI jika menguntungkannya, dan membiarkan pelanggaran HAKI jika menguntungkannya. Beberapa tahun yang lalu saya pernah mengikuti gugatan BSA terhadap beberapa toko komputer di Mangga Dua. Toko-toko komputer sebut digugat karena melakukan instalasi perangkat lunak milik anggota BSA secara ilegal. Anehnya, toko-toko yang sudah jelas-jelas menjual perangkat lunak tersebut secara ilegal sama sekali tidak disentuh oleh BSA, bahkan sampai saat ini.

BSA sepertinya membiarkan pembajakan tersebut berlangsung karena dari toko-toko pembajak tersebut perangkat lunak anggota BSA bisa populer di pengguna rumahan. Yang pada akhirnya popularitas tersebut terbawa ke pengguna korporat yang sering ‘disinggahi’ oleh BSA.

Dukung hak dan kekayaan intelektual! Tetapi penegakkan HAKI tersebut tidak perlu mengekor kepada kebijakan BSA. Penegakkan HAKI perlu mengikuti kaidah yang menguntungkan bangsa dan negara Indonesia, dan bukan semata menguntungkan para anggota BSA. Open Source adalah solusi yang terbaik untuk memecahkan masalah pelanggaran HAKI di Indonesia, walaupun hal tersebut berseberangan dengan kepentingan dari BSA.

32 comments

  1. BSA asal ngoceh nih =))

    tujuan Open Source itu bukan cuman buat numpas bajakan! Konsepnya sendiri, IMHO, lebih ke sharing knowledge. Masalah bajakan itu masalah moral dan sikap per individu.
    Biar jago ngoprekin source, kalo emang mental bajakan, ya tetap pembajak b-(

    Lagian siapa itu pemuka non-FLOSS sampai “kayak murung” lihat Open Source gak bisa berantas bajakan?! Itu tanggung jawab utama dari mereka sendiri dong! Jangan ngebebani sama komunitas OS saja :P

    Dasar memang pemikiran kapitalis
    :-w

  2. me rasa itu hanya pandangan subjektif tapi pake nama BSA, sayang sekali – jadi terkesan ikutan2an Royâ„¢! :-w

  3. Sebaiknya menurut saya IMHO…
    kita lebih masyarakatkan free software..
    Nggak ada sofware yang kita perlu .. kita bikin … :)

    Biar BSA mengkeret dan nggak punya kerja lagi..

    Software mahal –> potensi pembajakan…

    Filosofinya .. free software juga akan mendidik , dan
    berbagi pengetahuan dan ilmu… :D

    Beda dengan propietary dan closed software…

  4. ah…BSA – UUD (Ujung-ujungnya duit) juga, mengingat keterbatasan daya beli kebanyakan orang Indonesia (khususnya saya) “Open Source” adalah solusi. Bagaimana om Roy ??………..

  5. Sepertinya mereka salah strategi untuk memerangi pembajakan, akibatnya Merket mereka turun :)
    Jadinya seperti itulah … Mungkin BSA lagi panik :D

  6. make open source justru melatih pola pikir n mental untuk jadi lebih kreatif dan lebih independen :) trus ga manja hehehehe

  7. tunggu komentar resmi dari PAKAR-PAKAR yang pake konferensi pers deh gw… :D

    mungkin bisa dilihat analisa lengkap dengan metadata (Te-eM) :)>-

  8. ikutan comment #3 dan #9.

    software2 Open Source idealnya akan meng-create orang2 yang open minded. dan open-minded-people itu yang akan menghilangkan –eh– mengurangi pembajakan software [mengutip Adi’Mac’Noto, mengurangi GPL == Glodok Public License]

  9. BSA= tukang jual produk vendor, bukan penegak hukum.
    Baru2 ini sebuah perusahaan percetakan di daerah Cikarang digerebek ama polisi n BSA + MS,..hasilnya seharusnya semua kompie disita (+- 200 PC blom termasuk sejumlah Server yang pake pirate software+softwarenya MS kelas berat pula), di “nego” ama bos kumpeni itu ,jadi cuma 5 PC jangkrik doang yang disita, bandingkan dengan sebuah warnet yang terkena razia dengan digotong semua PCnya ama Plokis.Di Indonesia keadilan hanya milik orang yang berduit…Open Source is Solution for the poor and open minded (saya setuju)

  10. Angka pembajakan tidak turun dengan penggunaan perangkat lunak Open Source, karena BSA menghitung dari perkiraan jumlah terjualnya lisensi, dengan prediksi terjualnya perangkat keras (pengharapan pembelian lisensi) :-).

    Itu juga barangkali….

  11. Yah namanya juga orang kerja pak. Coba elu jadi mereka :)) wakakaka pusing juga kan gimana caranya meningkatkan penghasilan.

    Btw, Open Source pernah disebut Bill Gates sebagai komunis. Well, ga salah juga sih wakakaka… tapi since kita adalah penikmat hasil Open Source ya seneng-seneng aja :))

  12. #9,10,buat saya memakai Open Source software itu tidak membuat saya jadi kreatif, independent dan tidak manja.
    Saya justu bermalas-malasan, gak perlu buang duit tapi bisa makai softwarenya buat cari duit buat kantong saya sendiri. Enak kan? Ada problem? Ah ntar pasti ada orang lain yang ngebenerin, gak perlu repot repot bayar support. Lagian ngapain independent? Kalo udah ada orang lain yang bikin suatu solusi, ya contek aja, ngikut aja ahhhhh…..

    Yuhu, para developer Open Source, aku cinta kalian, giat giatlah bekerja yah, dan jangan masuk company gede yah, biar softwarenya tetap gratis. God bless you all, kudoakan masuk sorga kalian nanti

    Tertanda, Gembel IT tukang ngemis, berkepribadian lintah.

  13. \:d/ Di mana-mana nyang namanya manusia kagak pernah akur deh. Yang satu pengen nguasai dunia, seolah-olah hanya dirinyalah di dunia ini yang pantas hidup. Yang laen dalam posisi underground terus, kagaak mau tampil sebagai gentlema. Hanya maut yg bisa menyelesaikan ini semua.

  14. wakakaka… maut. hmm jadi inget commencement Steve Jobs di Stanford dan film Antitrust. Dan juga kisaran th 2004 ketika banyak dev open source yang dut juga. hmmm… mati. Well, kalo gitu kita berenti ngeblog dan ke mesjid deh besok yuk.

  15. saya setuju bahwa seseorang memang berhak atas intelektualitas(?) sebagai karunia yang dimiliki. mungkinkah karunia tersebut adalah sarana untuk mengabdi pada masyarakat? bisa jadi. sehingga menurut saya, aplikasi-aplikasi yang digunakan secara umum oleh khalayak{misal wordprocessor} tidak selayaknya dijadikan alat untuk mengeruk keuntungan.

    omong-omong, sebatas dugaan: developer yang bekerja di perusahaan industri software raksasa(misal m?c?o$oft) mungkin tidak mendapat hasil yang setimpal. keuntungan terbesar pasti diraup oleh pihak pengelola dan pemilik modal. anggota team pembuat aplikasi sangat mungkin tidak mendapat royalti atas produk yang dijual oleh perusahaan, karena produk tsb adalah hak milik si perusahaan bukan pembuatnya. sungguh tamak! [maaf sekedar komentar, sehingga tulisan ini memang tidak didukung data, hanya dugaan semata] :)>-

    intinya: Hidup OSS! :D

  16. #23 Sebetulnya kalo anda mampu mandiri, gaji akan lebih tinggi dengan resiko tinggi pula. WAjar kan, namanya juga pemodal, berhak untuk reward yang lebih tinggi pula dong. Tapi kalo anda jadi company-man, ya otomatis cuman sekrup saja. Biarpun anda pinter, ya karena tidak mau ambil resiko, gaji ya segitu aja.

    Masing masing orang ada jalannya sendiri. Dan jangan sekali kali mentertawakan boss yang mungkin really clueless about something technical, but he has a good sense of business.

  17. yups bener banget, kita menegakkan HAKI bukan karena BSA, BSA hanya sebuah Aliansi bisnis software. mungkin bener juga selama ini backing dari sweeping warnet adalah BSA, walau BSA mengelak, tapi semuanya ada di hati, mulut bisa beda.

  18. :-w sapa tadi yg bilang2 software bajakan!!!!

    hmm masa komp pentium 3 mao di kasih sofware asli???
    dari pada beli lisensenya mending buat beli pentium 4 :d

    wkowkowkowkowkkwok

  19. Maap, telat kasi komentar.:d
    Sy kebetulan lagi mengembangkan Linux XTIMATA GEAR untuk kebutuhan INHERENT (Indonesian Higher Education Network) supaya bisa dipake sama komunitas pendidikan tinggi SeIndonesia.
    So, siapa bilang open source bukan solusi?:)>-

  20. Gua pakai asli bajakan 90%, krn emang ga da duit uang untuk beli yang original. Disamping itu juga jengkel dengan yang namanya amrik dan setan2nya krn kelewatan demit cari untung di indonesia. Jadi selama software2 dari mereka selama itu juga gua ga bakalan merasa berdosa harus pakai yang versi bajakannya. Tapi kalau yang dari Indonesia tidak tega. Ok, jadi buat teman2 tak usah pusinglah pakai bajakan punya amrik dan setan2nya itu. Bila perlu kita bajak habis saja punya mereka. bagaiman ?

Leave a Reply to alamsyah rasyid Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *