Katakan Tidak Ke APJII

Say NO to APJII

Perseteruan antara [APJII](http://www.apjii.or.id) dan IDNIC [ccTLD-ID](http://www.cctld.or.id) memasuki babak baru. Hal ini dimulai dari [Munas IV APJII](http://www.apjii.or.id/news/index.php?ID=2002052301721&lang=ind) yang salah satu program kerjanya adalah “Penetapan Format institusi untuk IDNIC, Redelegation Process”. Kelihatannya, APJII saat ini sedang berusaha untuk menarik kontrol IDNIC dari tangan [ccTLD-ID](http://www.cctld.or.id) yang diketuai [Budi Rahardjo](http://gbt.blogspot.com) melalui campur tangan pemerintah. Hal ini bisa dilihat dari posting Budi Rahardjo yang berjudul [Say No To APJII](http://gbt.blogspot.com/2005/07/say-no-to-apjii.html).

> A few days ago, they went to the Government and asked the Gov to support APJII (or they use the name ID-NIC) as the domain management in Indonesia. Now, I am pretty sure APJII will send an email to IANA/ICANN as well, asking for a redelegation to them.

Ternyata lebih daripada itu, APJII juga berniat untuk menempuh jalur hukum terhadap Budi Rahardjo secara pribadi. Tuduhannya? [Penggelapan Dana Domain .ID](http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/07/tgl/11/time/132735/idnews/400524/idkanal/399).

> Ketika dihubungi, John Sihar Simanjuntak, Wakil Sekjen Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), tidak menyangkal adanya rencana tuntutan yang akan dilayangkan oleh APJII, meskipun tidak merinci secara detil bentuk tuntutan tersebut.

Budi Rahardjo pun menyangkal dengan keras tuduhan tersebut. [“Tuduhan itu adalah fitnah.”](http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/07/tgl/11/time/181518/idnews/400765/idkanal/399).

> Ketika dihubungi oleh detikinet pada Senin (11/7/2005), Budi yang terdengar letih tersebut, menyatakan dirinya hanya akan pasif saja mengikuti apa yang akan dilakukan oleh APJII nantinya. “Dugaan tuduhan penggelapan tersebut adalah fitnah,” tegas Budi.

Menurut rilis pers APJII, [litigasi memang menjadi jalan APJII untuk merebut secara paksa registrasi domain dari pengurus yang sekarang](http://www.apjii.or.id/news/index.php?ID=2002052301718&lang=ind).

> Adapun langkah-langkah APJII sesuai dengan program Munas APJII yang digelar bulan Mei lalu, antara lain melakukan redelegasi dan litigasi terhadap pengelolaan PDTT-ID/ccTLD (country code top level domain) dari perorangan ke lembaga IDNIC, pembentukan PT IIX (Indonesia Internet Exchange), serta penyuksesan pelaksanaan APRICOT yang akan digelar di Bali tahun 2007.

Yang saya tidak mengerti adalah mengapa tuduhan tersebut berupa tuduhan pidana penggelapan dana?

Saya sendiri berpendapat bahwa registrasi domain sebaiknya tidak ditangani oleh APJII. APJII adalah asosiasi yang menaungi kepentingan anggotanya yang terdiri dari penyedia jasa akses Internet di Indonesia. Sedangkan pelaku bisnis Internet tidak hanya anggota APJII. Web hosting dan web developer umumnya tidak menjadi anggota APJII sedangkan mereka juga adalah pihak-pihak yang berkepentingan dengan pengelolaan domain.

Jadi, [Say NO to APJII](http://gbt.blogspot.com/2005/07/say-no-to-apjii.html)!

46 comments

  1. Besok besok kalo pengelolaan domain ID ada di bawah APJII, jangan jangan mereka bakal punya kekuasaan malakin site yang hosting di luar negeri atau gak pakai uplink provider dari mereka. Jadilah oligopoly Internet di Indonesia.

  2. Asosiasi Penjajah Jaringan Internet Indonesia

    Asosiasi Penjahat Jaringan Internet Indonesia

  3. Practically buat semua yang komen sebelum saya: Emang pada tau luar dalemnya APJII yah? Saya pribadi sih belom tau jadi engga bisa bilang “no” ataupun “yes”.

    Emang alasan APJII buat narik domain .id tuh apaan sih? Ada yang tau motif sesungguhnya (dan bukan teori yang belum teruji sama sekali)?

    Pengalaman saya mendaftarkan domain .co.id melalui cc-TLD bukanlah pengalaman yang menyenangkan (hm… itu nanti saja saya bikin postingan sendiri di blog saya).

    So… no komen dulu dah…

  4. #4 Coba baca kalimat ini di posting Priyadi :
    APJII adalah asosiasi yang menaungi kepentingan anggotanya yang terdiri dari penyedia jasa akses Internet di Indonesia. Sedangkan pelaku bisnis Internet tidak hanya anggota APJII. Web hosting dan web developer umumnya tidak menjadi anggota APJII sedangkan mereka juga adalah pihak-pihak yang berkepentingan dengan pengelolaan domain.

    Kira kira ada yang tidak dimengerti?
    Dari sisi geografi bisnis-nya pun, sudah jelas kalau APJII itu bounded di negara Indonesia. Padahal domain itu mau anda pakai dimana saja di dunia ini kan terserah.

  5. Budi Rahardjo pun dengan keras tuduhan tersebut. “Tuduhan itu adalah fitnah”

    Maksudnya menyangkal ya, Bung Pri? :)>-

    untuk postingannya… no comment dulu… I haven’t any idea about what’s been happening :)

  6. #1: curiganya sih seperti itu. dengan pembayaran domain seperti sekarang omset APJII itu kacang goreng dibandingkan pendapatan anggota APJII keseluruhan.

  7. kayaknya di negara ini terlalu banyak perselisihan dan keserakahan,…capek gw..
    gak usah pake BBM, gak usah pake listrik ama gak usah pake internet aja di negeri ini, sekolah mahal,lulusnya susah, DPR-nya tuli…yang pinter pada keblinger..yang goblog mo minterin..:d tersenyum garing penuh harapan

  8. #8: Hihihi, speaks for us all :D

    #5: Webdeveloper engga punya kepentingan menyangkut pembelian dan penggunaan domain kecuali memang mereka berfungsi ganda sebagai webhosting.

    Kalimat tersebut juga rancu. Apakah yang dimaksud dengan penyedia jasa akses internet di Indonesia? Apakah perusahaannya yang memang adanya di Indonesia, ataukah layanannya yang memang dibatasi hanya untuk penduduk Indonesia, ataukah wilayah Geografis pelayanannya yang Indonesia? Nah bingung kan? Hati – hati loh, kalau sampai di bawa ke pengadilan, dispute kayak gini biasanya dimenangkan oleh pihak – pihak berkantong tebal

    Memang domain mau dipakai di belahan dunia mana saja terserah, tapi domain – domain negara tetap harus dibeli di negara yang bersangkutan. Mungkin ada beberapa pengecualian seperti .tv ; .dj ; .tk yang hak pengelolaan domainnya telah dibeli oleh pihak swasta.

    And for those reasons (plus saa juga masih belom tau duduk masalah aslinya gimana) saya masih no comment.

  9. Tambahan: terlepas dari siapa yang memegang pendaftaran domain (apakah dia ccTLD-ID ataukah APJII), bukankah memang sebaiknya penanganan domain di-outsource ke sebanyak mungkin pihak (mungkin contohnya adalah domain .com, .net, .org oleh ICANN)?

  10. kok APJII ini kelakuannya kayak orang ya? padahal kan asosiasi.

    apa ini berarti semua anggota asosiasinya setuju dengan jalur ini? atau ini cuma pengurus skrg aja?

    kalo ada yg ga setuju, masa ga ada yg ngomong, apa sekompak itu organisasinya?

  11. #12: itu tengah dilakukan oleh ccTLD-ID dengan program registry-registrar. APJII pernah ditawari oleh ccTLD-ID untuk menjadi salah satu registrar, tapi mereka tidak pernah memasukkan proposal ke ccTLD-ID.

  12. ya kompak lah, menghadapi “musuh bersama” :)

    penggelapan…372…ada buktinya? ato cuma ‘dugaan’ alias bluffing, biar takut dan mundur? kalo emang gak melakukan, ato gak bisa dibuktikan, nyantai aja, gak usah takut dituntut. orang boleh2 aja nuntut, tapi diterima ato enggaknya beda urusan, belum lagi nyampe soal menang ato kalahnya. ;)

  13. di acara APJII Policy Meeting, Pak John emang bilang bahwa akan menempuh langkah hukum berkaitan dengan acara ini. Pada session masalah pembayaran, bahkan ada satu slide tentang IDNIC (pembayaran domain), padahal APJII (pak john) sudah mengatakan bahwa IDNIC nantinya akan menangani masalah IP.

    Ah, mari kita tonton Pondok Pak John

  14. saya ngerasain langsung dampak perseteruan keduanya, ditagih klien akan domainnya yang tak kunjung JADI, padalah proses normalnya ndak lebih dari seminggu! :-w

  15. #23: Iya saya juga! Oh ternyata keterlambatan ini merupakan dampak dari perselisihan yah… Akhirnya nombokin deh dari duit sendiri buat beli domain .com sementara :((

  16. Bolak-balik lihat web-nya priyadi koq belom ada komentar tentang pembatasan siaran TV lokal & kabel vision nich….. kalo nggak di protes jangan2 bentar lagi internet juga dibatasin neh……. :(

    aneh banget neh boss SBY cara ngirit-nya

  17. kalo saya mah yang penting proses pemesanan domain ke client bisa lancar aja siapapun yang ngelola gak masalah :)

  18. Kok Indonesia banyak frauder sih, sampai-sampai gua mau affiliate aja ga bisa, berita terakhir yang gua tau malah paypal menolak orang Indonesia membuka account, gimana nih…..

    saya tunggu jawabannya

  19. testing… testing.. comment with firefox 1.0.6..

    firefox 1.0.6 udah ada bok.. buruan download… hik hik hik..

    Jadilah orang pertama yang make Firefox 1.0.6 :D

  20. Bagaimana ya kalau masalah registrasi domain itu dikelola oleh negara :).
    Terus sama negara ditenderkan jadi kan sehat .. bukankah pada saat ini domain menjadi kebutuhan hajat hidup orang banyak.
    Ditender ke swasta siapa yang mau jadi pengelola registar domain, keuntungan buat pemerintah ..% buat pengelola ..%
    hasilnya kan bisa buat tambah2 subsidi buat orang miskin.
    Keuntungannya adalah tidak ada sengketa antar dua pihak.. terus pengelolaan domain menjadi profesional.
    BTW hanya usul sajah

  21. Hueh udah keluar ya… untung aja belom upgrade ke versi 1.0.5 Truz Thunderbirdnya juga mau dikeluarin versi 1.0.6 nya kagak?

  22. ngapain seh pada pusing? orang yang di apjii sama cctld-id aja adem ayem aja kok. daftar domain jalan teruuusss… kebenaran pasti menang. dah simple aja mah jalani hidup ini.. :)>-

  23. #39: Hm… jalan sih, but masalahnya juga banyak. Dokumen – dokumen yang gw kirim ke ccTLD malah udah ilang (lagi) — padahal pas gw nanya konfirmasi, katanya dokumen – dokumen gw udah diterima.

    Jujur aja, gw di Bandung engga punya fax (well, mereka nerimanya fax sih…) dan gw kudu ke wartel. It cost me like Rp7000/fax. Bisa – bisa tekor gw kalo tiap dokumen yg gw kirim kudu dikirim dua kali.

    Masalah – masalah itu mungkin gara – gara perseteruan ccTLD-ID sama APJII (maybe??)

  24. APJII ? Asosiasi ISP Lokal ? Ih… ngga lah yau….
    mending gw tarik langsung b/w dari luar, ketimbang beli b/w ama isp lokal ! BOICOT APJI’IH !!

  25. Hmmm….di negara kita sepertinya kurang becus ngatur yg kayak begini. Coba di luar negeri kita bisa temukan Internic dan WIPO. Terus terang gw pernah berurusan dengan salah satu perusahaan luar negeri soal domain internic dan WIPO jadi penengahnya. Mereka fair gw gak keluar duit seperak pun malah gw dikasih lawyer kalau gak mampu bayar.

    Gw gak belain siapa2 tapi bukannya gw gak punya prinsip atau pendirian. Karena pada dasarnya dua-duanya perlu.

    Kalau sampai mau rebutan gak tahu malu aja. Apalagi APJII kan sebenarnya udah dapat duit banyak. Kasihan dong IDNIC/DOMREG. Kalau dipegang APJII bisa-bisa domain komersil bisa jadi 1 juta per bulan, kayak bandwidth aja…HAHAHAHAHAHA konyol.

    Terus terang kalau IDNIC gw ngerasa banget manfaatnya walaupun kadang lelet tapi mereka berarti banget. Coba dech mana ada sich orang/organisasi yg mau ngurusin domain yg cuma bayar 150.000 setahun apalagi di jaman sekarang.

    Kalau APJII yg gw rasain sampai sekarang hampir gak ada malah yg ada bandwidth tambah mahal.

    Kalau di sini tujuan cuma satu DUIT dan DUIT gak peduli orang susah atau miskin. Untung saya pernah diajarkan bahwa teknologi hanya bisa dicuri dan dibeli.

    Gampangnya APJI bisa dapat dari perorangan tapi kalau IDNIC/DOMREG/CCTLD duitnya per domain.

    Tahu diri aja dech, gw cuma ngerasa aja ada ketidak adilan di sini. Sejauh yg gw tahu anggota APJII pada punya mobil mewah dech ()ada hubungannya gak sich???).

Leave a Reply to t4mp4h Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *