Ijasah Perguruan Tinggi Palsu

Sekarang sedang marak diperbincangkan ijasah perguruan tinggi palsu. Pada tanggal 11 Agustus yang lalu, sebuah universitas fiktif bernama Institut Management Global Indonesia (IMGI) [disidik oleh aparat kepolisian](http://jkt.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/08/tgl/11/time/175629/idnews/420613/idkanal/10). Untuk memperoleh ijasah dari IMGI, seseorang hanya perlu membayar sejumlah uang tanpa perlu mengenyam pendidikan apapun.

> Cara memperoleh ijazah palsu ini sangatlah mudah. Bagi yang berminat, tinggal menyetor duit sebesar Rp 10 juta (gelar S1), Rp 15 juta (gelar S2), dan Rp 25 juta (gelar S3).

> Dana disetor ke kantor cabang IMGI di Ruko Rawa Sragen, Ceger, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) atau dapat juga menyerahkan dana. Jika setor ke kantor pusat IMGI lantai II kamar 203 di Century Tower, ongkosnya bisa lebih murah. Biayanya Rp 1,5 juta (S1), Rp 2,5 (S2) dan Rp 5 juta (S3).

Bahkan mantan wakil presiden Hamzah Haz dan mantan Kapolri dikabarkan juga [memiliki ijasah palsu](http://jkt.detiknews.com/indexfr.php?url=http://jkt.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/08/tgl/18/time/183044/idnews/424701/idkanal/10) dari lembaga yang berbeda. Berita ini bahkan sempat heboh pada sekitar tahun 2001 walaupun saat itu belum terlihat tindak lanjutnya.

> It doesn’t sound too big an ask of this former investment minister who
puts “Dr” in front of his name. Except that the Vice-President’s
doctorate is a fake, conferred by an American university that does not
exist and Indonesian education officials are trying to suppress its
operations.

> His alma mater, the American World University, has an office in
Jakarta’s main street, Jalan Sudirman, in a ramshackle low- rise
compound nestled between skyscrapers. It shares the premises with
several cheap outdoor restaurants as well as the American Institute of
Management Studies, the Senior University and the American Global
University all of whose degrees are worth less than a plate of nasi
goreng.

Baca selengkapnya pada [thread yang bersesuaian](http://forum.centrin.net.id/messages/7/1161.html?WednesdayDecember2620011233pm) di Forum Centrin.

Tulisan mengenai [“American World University” ](http://en.wikipedia.org/wiki/American_World_University) pada Wikipedia lebih menarik lagi.

> American World University (AWU) describes itself as an “institution of post-secondary education.” It has no physical campus. It purports to offer a college education and awards college degrees, but authorities in the United States generally consider it to be a diploma mill. As of November 2004 it was offering a doctorate program for $1600 as a “holiday special.”

> Founded in 1990 by Maxine Asher, AWU operated out of an Iowa City, Iowa office until 2000, when an increase in Iowa standards for post-secondary institutions forced it to relocate to Pascagoula, Mississippi. Asher herself is based in California.

> American World University is not officially accredited by any institutional accrediting body recognized by the United States Department of Education. It is listed as an accredited university by the World Association of Universities and Colleges [1], an organization that is also run by Maxine Asher.

> As part of its services, AWU claims to offer people the opportunity to earn college credits based on work and life experience, and to take courses at home through distance education. However, some dispute AWU’s claim that they provide legitimate academic services. John Bear, the author of Bear’s Guide to Earning Degrees through Distance Learning, said of AWU, “Academically, there’s nothing there.”

Operasi penertiban universitas palsu yang dilakukan polisi kali ini tidak menargetkan American World University, melainkan Institut Manajemen Global Indonesia (IMGI) yang berafiliasi dengan North California Global University. Dari pencarian dengan menggunakan [Google](http://www.google.com/search?q=%22Northern+California+Global+University%22&hl=en&lr=&ie=UTF-8&start=0&sa=N), saya hanya dapat menemukan situs web NCGU yang sangat tidak meyakinkan pada alamat [http://www.northern-cgu.com](http://www.northern-cgu.com), itu pun terletak pada halaman akhir pencarian Google tersebut. Sisanya adalah berita penertiban aparat terhadap NCGU serta profil tokoh-tokoh yang dengan bangganya memuat gelar NCGU sebagai salah satu portfolionya. Selain itu ada juga [surat edaran dari Dirjen Dikti](http://www.dikti.org/SuratDirjen_870-DT-2002.htm):

> Kegiatan yang dilaksanakan oleh Lembaga Informasi Fasilitas Indonesia (LIFI) qq. Northern California Global University adalah penipuan, karena mereka melakukan penjualan gelar yang pada akhirnya justru menyebabkan kemerosotan pendidikan nasional. Pihak Ditjen Dikti sudah melarang lembaga tersebut untuk beroperasi, bahkan pihak Ditjen Dikti telah berkoordinasi dengan pihak Kepolisian Republik Indonesia untuk menertibkan lembaga semacam itu. Tindakan yang dilakukan oleh lembaga semacam LIFI jelas sangat menganggu proses pendidikan nasional dan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat.

Maklumat tersebut dimaksudkan untuk menjawab surat pembaca di Harian Kompas tanggal 5 Mei 2002 yang berjudul [Kelas Jauh dan Gelar](http://www.kompas.com/kompas-cetak/0205/05/surat/reda04.htm):

> Gelar kesarjanaan yang diperoleh dari hasil pendidikan tinggi khususnya diperoleh dengan mengikuti waktu perkuliahan paling cepat untuk S-1 selama 4 tahun (8-9 semester), untuk S-2 paling sedikit 2 tahun (4 semester).

> Ironisnya, Lembaga Informasi Fasilitas Indonesia (LIFI) QQ Northern California Global University yang beralamat di Jalan Radar Auri No 15, Mekarsari, Cimanggis, Depok, pada tanggal 24 Maret 20002 telah mewisuda para sarjana dengan gelar profesor, doctor, master, bachelor bertempat di Bali Room Hotel Indonesia.

> Hasil rekrut (panggilan wisuda dari lembaga tersebut) kepada beberapa peserta yang dipanggil beberapa hari sebelum diwisuda, termasuk saya, memperoleh surat penawaran dengan dipersilakan memilih gelar yang dimaksud. Setelah mengadakan kontak melalui telepon dengan lembaga tersebut, peserta dipungut biaya untuk ijazah, transkrip nilai, disertasi, dan toga. Untuk tingkat S-1 sebesar Rp 7.500.000, S-2 sebesar Rp 8.500.0000, dan S-3 sebesar Rp 12.500.000.

Pada tahun 2003, Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) juga pernah membuat [maklumat yang berisi himbauan kepada masyarakat untuk menghindari penawaran pendidikan yang tidak jelas](http://www.dikti.org/Surat-Dirjen-810-2003.htm).

> Masyarakat dimohon agar mewaspadai dan berhati-hati terhadap berbagai tawaran pendidikan tinggi yang bercirikan sebagai berikut:

> 1. Menawarkan berbagai macam gelar dari luar negeri, atau gelar-gelar dari lembaga yang menggunakan nama asing seperli halnya : Harvard International University, World Association of Universities and Colleges, American World University, Northern California Global University, Edtracon International Institute, Institute of Business & Management “Global”, American Management University, American Global University, American International Institute of Management and Technology, Jakarta Institute of Management Studies (JIMS), Distance Learning Institute (DLI), AIMS School of Business Law, Washington International University, American Institute of Management Studies, International Distance Learning Program (IDLP), San Pedro College of Business Administration, Kennedy Western University, University of Berkeley, Berkeley International University, American Genesco University, Chicago International University, dan lain-lain.

> 2. Menawarkan berbagai macam kemudahan seperti halnya alih kredit, mahasiswa pindahan, keringanan SPP, pembebasan SPP, beasiswa, kuliah jarak jauh, program ekstensi, kuliah mandiri, jaminan wisuda, pemendekan lama studi, dan kemudahan lain yang sejenis.

> 3. Menawarkan berbagai program yang berbeda dengan kaidah dan norma pendidikan tinggi sepenti halnya kelas paralel, kelas jauh, program kerjasama, kelas akhir pekan, kelas eksekutif, program yang dipadatkan/dimampatkan, ujian persamaan dan bentuk lain yang sejenis.

> Untuk mencegah terjadinya kekecewaan masyarakat terhadap mutu dan legalitas pendidikan tinggi, maka anggota masyarakat diharapkan agar:

> 1. Mencari informasi langsung ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan/atau Koordinator Kopertis Wilayah setempat tentang status program studi/lembaga pendidikan tinggi.

> 2. Mencari informasi langsung ke Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) tentang peringkat akreditasi program studi lembaga pendidikan tinggi.

> 3. Untuk memudahkan perolehan informasi tersebut di atas, maka dapat pula dilakukan dengan membuka website http://dikti.org dan http://www.ban-pt.net

Sayangnya, domain ban-pt.net sudah kadaluwarsa dan saat ini dikuasai oleh spekulan domain. Walaupun demikian, situs web Dikti masih memuat [informasi mengenai daftar perguruan tinggi yang legal](http://www.dikti.org/dirPTS/) tersebut.

Perkembangan berita dari detikcom:

* [5.000 Penyandang Gelar Palsu IMGI Terancam Dibui 5 Tahun](http://jkt.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/08/tgl/11/time/175629/idnews/420613/idkanal/10)
* [Obral Gelar Sarjana Palsu, Presdir IMGI Ditahan Polisi](http://jkt.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/08/tgl/12/time/201150/idnews/421362/idkanal/10)
* [Geledah Kantor, Polisi Angkut Komputer dan 4 Karyawan IMGI](http://jkt.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/08/tgl/12/time/235940/idnews/421382/idkanal/10)
* [Ijazah Palsu, 53 Cabang IMGI di RI-Malaysia Terancam Ditutup](http://jkt.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/08/tgl/15/time/18420/idnews/422730/idkanal/10)
* [Mantan Wapres dan Mantan Kapolri Miliki Ijazah Palsu?](http://jkt.detiknews.com/indexfr.php?url=http://jkt.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/08/tgl/18/time/183044/idnews/424701/idkanal/10)
* [Polisi Tangkap Dua Karyawan IMGI Pengobral Ijazah Palsu](http://jkt.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/08/tgl/18/time/173928/idnews/424655/idkanal/10)

34 comments

  1. hmm…
    jadi inget tulisan “Doktor Kucing” di TEMPO beberapa minggu lalu! hiks.. Nama kucing yg didaftarkan, eh, keluar juga ijazahnya? how come? duduls.. gelar yg aneh ^_^

  2. #1: fixed, tapi punya anda juga salah, ncgu.edu itu bukan NCGU yang dimaksud di sini, itu Northern California Graduate University, bukan Northern California Global University.

  3. ada yg hanya perlu kuliah dan gak perlu bayar, dan ada pula yg hanya perlu bayar dan gak perlu kuliah…:p

    $-)$-)$-)money rulez…$-)$-)$-)

  4. :)He… he… gue dari dulu juga curiga dengan gelar DR nya bapak mantan wapres… kapan sekolahnya. Tapi mantan kapolri itu siapa ya?
    Bagus deh biar kita-kita yg sekolah cape-cape ngak sakit hati lihat orang dapat gelar secepat kilat.

  5. saya sering lihat di angkot.. kalau s1 3 tahun, hanya 5 juta dapat gelar SE… kalo ga salah “tetangga sebelah” saya menjual seperti itu deh.. namanya di Franchise’kan.. :P

    untung saya ga sekolah ekonomi… :P

  6. Para juragan: makanya kalo mo nerima pegawai jgn cuma diliat gelar sarjananya doang, jadi deh kebentuk pola sekolah buat nyari gelar, bukan nyari elmu.. Ah, susah ah kalo udah ngomongin masalah yg satu ini mah… pabeulit!!

  7. ayo gelar apa yang orang-orang pada kagak mau? :-w
    gratis.. bahkan dibayar..?..

    -yaitu gelar alm?

    bagaimana kalo’ gelar2 yang palsu diganti dg gelar alm? :)>-
    biar kapokkkk >:)
    setuju? :-?

  8. di indonesia apa sih yang nggak bisa di jual :) en masalah jual-menjual ijazah mah udah lumrah dari dulu ! kita sudah tahu sama tahu /:)
    Ijazah bisa aja di di Franchise’kan..atau jangan2 nanti di MLMkan kaya FFSI :d

  9. Mending gwe..
    Kuliah di UT…gak lulus-2..
    masuk 1995 baru lulus 2003 akhir..
    :d:d:d:d

    btw..kalau mau kuliah liat-2 dulu di BAN (Badan Akreditasi Nasional) dah ada gak..
    Lebih baik sedikit repot diawal daripada malu-2in belakangan\:d/\:d/\:d/

  10. MEMALUKAN….PARA PEJABAT KITA YANG BERIJAZAH PALSU…TOLONG SEKARANG JUGA TANGGALKAN GELAR ANDA. TAPI KALAU NGGAK PUNYA RASA MALU..YA PAKAI TERUS AJA SAMPAI KIAMAT..DASAR GAK TAU MALUUUU !!!!

  11. ndak usah kaget, kalo di indonesia bisa jadi ada BAYI YANG UMURNYA BELUM GENAP SEMINGGU bisa menyandang gelar MBA atau Ph.D lulusan IMGI he……..he………

  12. ndak usah kaget, kalo di indonesia bisa jadi ada BAYI YANG UMURNYA BELUM GENAP SEMINGGU bisa menyandang gelar MBA atau Ph.D lulusan IMGI he……..he………=d>

  13. semoga cepet menyadarkan para pemimpin perusahaan kita,
    kalo gelar tuh bukan parameter utama dalam rekrutmen tenaga kerja.
    \* sambil berdoa cepet dapet kerja selepas lulusan bulan ini [-o< */

  14. eh everyone!gue dapet fax nih dari American University of Hawai/ Hawaii (pake satu ‘i’, gue cari di google dapet travel biro dulu, sejak rame2 ijazah palsu jadi keren, dibetulin, tapi di pemerintah hawaii tetep nggak kelacak, kalo diperhatikan foto2 dan nama tidak bisa dilacak semuanya, ada yang mau ngecek?:d

  15. Mau nanya nih… kalo perwakilan Perg Tinggi Asing akan buka cabang di Indonesia, apakah harus terdaftar di Dikti atau KOPERTIS ? Sebaiknya begitu ya… beroperasi di rumah orang harus kulonuwun dulu.. he he.. Yang pasti kalo engga ngelapor di Kopertis..hal ini yang dimanfaatkan PTS palsu itu

  16. di Indonesia apa seh yang bener? UI aja yg punya nama, sistem pendidikannya amburadul. Kalo yang UI aja amburadul, gimana yang swastanya yak???

    NAH itu dia yang dimanfaatin para penjual ijasah PALSU. Daripada capek2 kuliah cari ilmu…eh ilmu apa gelar yak? mendingan beli aja ijasah…seminggu jadi deh.

    So daripada bingung2…mendingan pada ke USA aja deh, liat sendiri and bisa pilih2 sendiri, liat kampusnya sendiri….

  17. Saya bukanlah pembeli gelar yg dikeluarkan oleh IMGI/AIMS/AWU atau yg sejenisnya. Tapi saya melihat praktik-praktik itu pun dilaksanakan oleh PTN dan PTS resmi lainnya dengan membuat dual degree. Dengan kuliah di Indonesia, seorang mahasiswa dapat memiliki gelar dari LN. Kalau memang kualitas atau kurikulum di Indonesia kalah dibandingkan dengan kualitas atau kurikulum di LN, mengapa kurikulum di Indonesia tidak diubah. Anda dapat melihat, untuk mendapatkan gelar S1 di Indonesia, berapa bobot SKS dan mata kuliah yang ia harus ikuti. Terlalu banyak beban mata kuliah yang tidak relevan dengan major-nya, bandingkanlah dengan jumlah SKS dan mata kuliah untuk gelar Bachelor di LN. Karena terlalu banyaknya mata kuliah tersebut, maka seorang mahasiswa di Indonesia tidak dapat memfokuskan diri dan akhirnya, PTN atau PTS menjual program dual degree. Hal ini sudah berlangsung berpuluh tahun, dan DIKTI tidak pernah mau merubah kurikulumnya.

  18. habis sudah uang mamak ku gak juga lulus…uadah lima tahun nya kuliah dapat S1 susahnya gak tanggung..padahal udah mati2annya aku belajarnya..kalau begini terancam batal lah aku jadi menantu pak Tarigan ini…enak kali IMGI ini jual beli gelar ya kayak punya bapaknya aja gelar itu!!!!

  19. mas tau gak yang bisa sediain ijazah palsu di solo atau sekitarnya, tapi yang belum terkenal gitu hehehhe habis harganya gak sebanding ma yang capek2 kuliah and keluarin dana super banyak heheheh:)

  20. :((:((BENER222222 ZAMAN DAH MAKIN GAK KARUAN. IJASAHNYA PALSU BRARTI OTAKNYA JUGA PALSU………………….:-w:)>-

  21. assalamu’alaykum…
    emang di Indonesia ini kasus hukum apa tho yang kagak ada, yang lumayan ga’ mutu aja ada…
    kayak ijazah palsu ni…
    dengan berapi-api dosen ane bilang “Indonesia ini lab-nya” hukum lho!
    bingung juga waktu itu… tapi lama2 donk juga…

    [-x
    tapi biar ga mutu, malah menarik bwat diangkat ke permukaan… usut punya usut ane baru ambil skripsi yang ngangkat kasus ni…
    ternyata banyak kasus yeng berseliweran di depan mata kita, tapi belum ada tindakan aktif dari aparat hukum…
    comment konyol dari seorang kepala reskrim pidana yang waktu itu ane ajak ngobrol2…
    “ngapain mbak kita ngobok2 kasus kayak gitu, mending kita ngusut kasus narkoba aja…”
    “lebih basah ya pak”, batin saya waktu itu
    emang repot kalo urusannya menyangkut pejabat publik
    _kasus ini biasanya ter-blow up pas pemilu_
    tiba2 aja aparat hukum jadi “macan ompong”
    macem2 aja alasannya, intrik politiklah, media baru kurang kerjaanlah… padahal kita juga sama2 tahu, kalo banyak kasus dilapangan cuma kita emang suka g mau tahu…
    nah orang2 model kayak gini nih yang bikin hukum makin terpuruk…
    btw bwat temen-temen yang mau berdiskusi or membantu “membongkar” kasus ini…
    silahkan hub ane di http://www.enggar_hk@yahoo.com
    wassalam….

  22. :-w
    gw gak salahin sapa2 n membela sapa2, tapi sepertinya ini semua tanggung jawab bersama jgn hanya menyalahkan yang ditawarkan, walopun g gak ditawarin:-)

    Tapi sdh seharusnya semua pihak dari masyarakat smp pemerintah memikirkan sistem pendidikan di indonesia yg semakin ruwet mulai dari biaya masuk sampai lulus semua sulit …..bagaimana rakyatnya bisa pinter n maju.

    Dan kalau saling menyalahkan tidak akan menyelesaikan masalah ….dan coba belajar dari kesalahan yg dulu n skrang smg tidak terulang lg kedapan untuk generasi yg akan datang….oche…setuju gak

  23. Yups, Bulyan itulah yang minta anggota DPRD yang terlibat percaloan agar dihukum gantung, sekarang dia sendiri yang terlibat. Ayo sosialisasikan program “Gantung Bulyan”

  24. [-( mulai sekarang jangan menilai seseorang dari IPKy saja.. juga harus dinilai darikemampuannya dalam suatu ilmu yang di dapat. biar gak ketipu gitu lokh..

Leave a Reply to Kang Andy Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *