Konsumsi Daya Monitor CRT dan LCD

Dengan menggunakan *clamp amperemeter*, saya mengetahui bahwa monitor CRT Samsung SyncMaster 900NF saya memakai arus listrik sebanyak 0,52A, sedangkan monitor LCD Samsung SyncMaster 171V hanya 0,16A.

Dengan tegangan 220V, maka monitor CRT saya mengkonsumsi daya sebesar 0,52A * 220V = 114W. Sedangkan monitor LCD saya mengkonsumsi 0.16A * 220V = 35W.

Anggap kedua monitor tersebut dinyalakan 8 jam/hari dalam 20 hari/bulan. Maka monitor CRT mengkonsumsi energi sebesar 114W * 8 * 20 jam = 18,24 kWh. Sedangkan monitor LCD mengkonsumsi energi sebesar 35W * 8 * 20 jam = 5,6 kWh.

Dengan harga penggunaan energi listrik menurut TDL perumahan kategori 2 sebesar Rp 560/kWh, maka monitor CRT membutuhkan biaya Rp 18,24 * 560 = Rp 10.214/bulan dan monitor LCD membutuhkan biaya Rp 5,6 * 560 = Rp 3.136. Artinya, mengganti monitor dari CRT ke LCD milik saya hanya menghemat biaya Rp 10.214 – Rp 3.136 = Rp 7.078/bulan.

Kesimpulannya? Monitor LCD memang jauh lebih irit, tetapi bagi pengguna rumahan, penghematan energi monitor LCD dibandingkan monitor CRT tidak terasa terlalu signifikan. Kecuali mungkin jika utilisasi listrik anda mendekati batas yang diizinkan, menggunakan monitor LCD bisa menghindari keharusan untuk melakukan *upgrade* layanan listrik ke tingkat yang lebih mahal. Berbeda dengan pengguna perusahaan yang menggunakan monitor dalam jumlah banyak, mengganti monitor CRT ke LCD mungkin bisa menjadi penghematan yang cukup signifikan.

Atau mungkin perhitungan saya salah? ;)

89 comments

  1. KEDUA!
    Bener2 orang fisika nih … Asli saya udah lupa nih hitungannya. Hubungannya antara Watt, Volt, Ampere…etc.
    Tahunya tinggal colok dan main.. (maksudnya plug and play)
    :d

  2. Perhitungannya sudah bener Mas. Memang penghematan itu baru terasa signifikan jika kuantitasnya banyak, kalau cuman 1 ya seperti hitungan Mas Pri itu.

    Makanya harga BBM dinaikin dan subsidi dikurangi (untuk penghematan) itu karena memang jumlah orang pengguna BBM dan penikmat subsidi itu banyak. Jadi terasa signifikannya :d

  3. Saya tidak tahu bentuk monitor LCD yang mas Pri maksudkan. Setahu saya monitor LCD menggunakan adaptor dengan tegangan(V) yang tidak 220 tetapi 12 volt. Jika iya maka perhitungan mas Pri harus direvisi karena daya yang dihasilkan bukan lagi 0.16A * 220V = 35W tetapi 0.16A * 12V = 1.92W

    Jika ini yang benar maka perbedaannya sangat signifikan.

  4. #8, diukurnya di arus input switching power supplynya.

    Tapi komentar saya :
    1. Volt dikali Ampere untuk arus bolak balik itu bukan Watt, tapi Volt-Ampere (VA). Tidak selamanya 1 W = 1VA
    2. Kalau orang bertempat tinggal di flat mungil kayak saya (yup, rumah susuh), sangat signifikan membandingkan monitor CRT 21 inch dengan LCD 21 inch…heheh. Jadi key point-nya : space
    3. Penghematan daya tidak hanya dari beban CRT atau LCD langsung, tapi juga dari air conditioning yang dibutuhkan

  5. #8: saya ngukurnya di bagian yang 220V AC, antara stopkontak dan colokan listriknya.

    #6: prosesor bisa lihat specnya misalnya di intel.com atau amd.com, tapi satu CPU saya makan listrik 0.6 dan 0.8A

  6. Muterin monitor nyari keterangan ampere, dapetnya
    Input : 100 – 240 V, 50-60 Hz
    Current : 2A

    Masa 2A? Buku manual dimana ya?

    *Mendambakan monitor LCD*

  7. Kalo hitungannya semua pengguna PC di Indonesia memakai LCD berapa juta KWH tuh yang bisa diirit.

    Memang banyak kelebihan pake monitor LCD :
    1. Active pixel (tidak ada pixel yang hilang dipinggir monitor) dibandingkan dengan CRT.
    2. Luas pandangan monitor CRT 17inch setara dengan LCD 15inch.

  8. Masalah pemakaian energi listrik, memang monitor LCD lebih hemat dibanding CRT. Hanya LCD warnanya tidaklah secantik jika pakai CRT. Gak tahu LCD yang sekarang. Saya pakai prolink 15″ dari 3 tahun lalu (hehehe promosi), dan warnanya tidak sesuai yang semestinya. Bagi yang bergelut di bidang desain grafis, atau yang memrlukan ketelitian warna, sebaiknya tetap pakai CRT.

  9. #17 Setuju. LCD / TFT terutama yg lowend emang kualitas warnanya suka rada ngaco, terutama di warna biru + abu2. Kalo di yg lowend, seperti powerBook inventaris kantor :D mah malah suka lebih bagus dibanding CRT. Makanya kalo untuk ngedesain emang better pake Mac (promosi), tapi untuk ngode mah si gw keukeuh on Windows sajah (masih mental pembajak aplikasi :P )

    Pri, di adaptor laptop gw tulisannya gini:

    Input: 100-240V~ 1.6A(1,6A) 50-60Hz
    Output: 19V === 3.42A(3,42A)

    Ngitung listrik yg kepakenya gimana ya #-o

  10. ini efektif buat kantoran
    di affiliated company kantor gw, penggunaan ini dimasukkan sbg cleaner production, khususnya yg uptimenya sangat lama spt bagian document administration.

  11. Sebaiknya tidak bicara nominal uang dulu, tapi cukup persentasenya dan diasumsikan untuk pemakaian 24 jam sehari 7 hari seminggu

  12. Bagi designer seperti saya, beli monitor LCD tidak bisa sembarangan. Karena banyak warna yang lari…
    Karena itu banyak designer yang pake PC masih memakai CRT monitor.
    Sedangkan bagi yang punya OS X sih udah gak usah pusing sama warna.
    Jadi kalo saya sesuai kebutuhan lah, kalo melihat nominal selama sebulan sih gak jauh beda. Seperti yang mas pri bilang.

  13. Setuju sama #26! Memang asyik ternyata pake LCD-nya Mac. Dan yang paling penting, monitornya kompatibel juga sama Windows!

    Sayang harganya belum mampu kebeli…

  14. uhm.. saya tidak repot menghitung. penjualnya sudah menerangkan panjang lebar (persis seperti tulisan priyadi) waktu kemarin ditawarin LCD monitor 17″. hehe.. jadi inget bohr, disuruh menghitung tinggi gedung pake ilmu fisika, dia jawabnya malah: tanya aja ke yang bikin gedungnya. :)

  15. Dibandingkan monitor CRT, monitor LCD mungkin nggak terlalu signifikan dalam hal penghematan energi. Tapi yang jelas lebih menghemat biaya perawatan mata bagi penggunanya :d

    Bayangin aja klo satu perusahaan tiap tahun diklaim oleh karyawannya untuk biaya ganti lensa dan dokter mata. Abis berapa tuh? hehe

  16. Kita bandingkan harga LCD yang jauh diatas CRT, jika menginginkan warna yang bagus, mahal. Sedangkan dengan CRT yang katanya lebih mengkonsumsi arus, saya pikir lebih hemat pakai yg CRT juga hasilnya memuaskan…:-“:-“:-“

  17. iya loh, usia produk (#23). masing2 berapa lama? biar bisa diitung penyusutannya. juga diitung total penghematan selama masa pakai, trus dibandingin ama besar investasi awal waktu beli LCD monitor. se-worth it (bahasa apa pula ini?) itukah dibanding CRT?

  18. wah.. wah.. kalau monitor sih yg penting masih bisa nampilin warna deh.. hiks.. *cedih.. monitornya masih gembung* :((

  19. Seperti halnya mobil yang berlomba2 menggunakan teknologi hybrid, penggunaan LCD mungkin penghematannya tidak signifikan, tetapi ‘semangat hemat energi’nya yang lebih ditekankan.

    lagipula, LCD juga makan tempat yang lebih kecil, lebih dingin, lebih nyaman di mata, dan tampak lebih keren.

    Walau begitu, aku masih pakai CRT 17″ karena CRT untuk ukuran 17″ harganya masih bikin emosi.

  20. her… yakin itu enggak slaah kteik ??

    *sebagai pemakai crt 17″ setia dari piusonik saya sengtuju dengan pendapat kang Pri*

    bingung bingung sana …..

  21. CRT, LCD, all the same…. made in Taiwan !!

    meja gua cuma ukuran 40 x 60 cm
    buat herakin mouse aja susah :(

    ada yg mau hibahin monitor LCD ??

  22. #43 itu lcd buat komputer ato buat nonton bola ? :)) kalo mau 29″ bli aja yang tv crt flat. udah gede, jauh lebih murah ketimbang LCD.. 2-3 jutaan kayaknya dapet yang mereh sany*. mantap lah buat nonton bola di rumah.

    daripada beli LCD komputer, mendingan beli TV gede ajah.. xixi \:d/

  23. kayanya kalo soal ketajaman masih unggul CRT. terutama buat design grafis.
    so… pake aja dua-duanya :d

  24. Nderek urun rembug…

    Daya Arus bolak-balik = tegangan X arus X faktor daya(power faktor).
    Faktor daya monitor berkisar 0,5 – 0,8.
    Daya Monitor CRT samsung = 220 X 0,52 X 0,5 = 57,2 watt.

    Power faktor 1 biasanya terdapat pada lampu pijar(bohlam), alat-alat listrik yang menggunakan coil biasaya pf nya dibawah 0,8. Dengan pf yang bagus mendekati 1 maka kita bisa menggunakan daya kontrak rumah kita hampir 100%. Inilah sebabnya mengapa kadang-kadang listrik rumah kita sudah ‘njegleg’ padahal menurut menurut perhitungan pemakaian masih dibawah daya kontrak. Kontrak kita dengan PLN adalah VA bukan watt, jadi kalau rumah kita daya kontraknya 450 VA, kita hanya dijatah 2 Ampere tidak peduli power faktornya berapa.
    Untuk menaikkan pf biasnya dipasang kapasitor.

    Nuwun, mugi-mugi wonten manfaatipun.

  25. Kok yg dihitung cuma monitor LCD-nya aja? Sekalian CPU-nya dong. Nah CPU+monitor dibandingin sama Notebook. Pakai notebook lebih hemat lagi karena sebagian waktu hidupnya bisa pakai baterai. :d

  26. #50: notebook memang lebih hemat, tapi bukan karena pakai baterai. baterainya juga butuh energi dari sumber yang lain.

    lebih tepat kalau dibilang “notebook HARUS lebih hemat, karena pakai baterai”

  27. Klo nonton film action suka lelet klo yang masih rendah ms ratenya!!! Apalagi maen game di jamin kaga bisaaaa… kecuali monitor lcd yang baru yang screen ratenya 7ms or 9ms. LCD keren,hemat,mahal. CRT gendut,murah. Klo lcd dah 1 jetian bwat 17 bru gwe ganti tuh monitor crt:d OR klo gwe kelewat kaya!!!

  28. Dari #50 mengkomentari #51:
    Maksudku dari pernyataan:

    Pakai notebook lebih hemat lagi karena sebagian waktu hidupnya bisa pakai baterai.

    adalah karena sebagian waktu hidupnya di-supply oleh baterai. Ketika baterai habis, maka kita men-charge-nya. Tentu lewat power-supply seperti PLN atau dari mobil (charger mobil).

    Nah, dengan asumsi waktu kerja 8 jam, dengan notebook centrino yg bisa bekerja dengan baterai selama 4 jam, maka kita hanya perlu mencolok ke listrik selama waktu charging-nya saja. Katakanlah waktu charging-nya 4 jam (sebenarnya bisa saja kurang dari 4 jam). Maka dari 8 jam, kita bisa menggunakan baterai 4 jam dan nyolok listrik 4 jam.

    Kesimpulannya: selain notebooknya sendiri sudah hemat (semua komponennya low-voltage) juga waktu ketergantungan dengan listrik (PLN) berkurang. Boleh percaya boleh nggak, tagihan listrikku turun drastis sejak pakai notebook \:d/

  29. #55:

    selain notebooknya sendiri sudah hemat (semua komponennya low-voltage) juga waktu ketergantungan dengan listrik (PLN) berkurang. Boleh percaya boleh nggak, tagihan listrikku turun drastis sejak pakai notebook

    notebook hemat listrik karena “notebooknya pakai komponen yang hemat energi”, tapi bukan karena “dicolokin ke AC lebih sebentar”

    bahkan seandainya notebooknya tidak ada baterai, maka teorinya akan lebih hemat lagi, karena tidak perlu konversi energi listrik ke energi kimiawi di dalam baterai, dan dari energi kimiawi kembali ke energi listrik. dalam setiap tahap pengubahan energi ke bentuk energi yang lain pasti akan ada energi yang hilang.

  30. Dari #55 ke pada Mas Pri #56

    notebook hemat listrik karena “notebooknya pakai komponen yang hemat energi”, tapi bukan karena “dicolokin ke AC lebih sebentar”

    Selain komponennya hemat energi, nyolok ke AC juga sebentar. Jadi hematnya 2 kali dong?

    bahkan seandainya notebooknya tidak ada baterai, maka teorinya akan lebih hemat lagi, karena tidak perlu konversi energi listrik ke energi kimiawi di dalam baterai, dan dari energi kimiawi kembali ke energi listrik. dalam setiap tahap pengubahan energi ke bentuk energi yang lain pasti akan ada energi yang hilang.

    Notebook – Baterai = Desknote.
    Dengan baterai akan hemat PLN karena sebagian daya dari PLN disimpan untuk dicadangkan sehingga dapat digunakan kembali saat tidak dicolok ke PLN. Sifatnya seperti capasitor bank pada sistem audio mobil. Atau seperti invertor pada PLN. Namun baterai menjadi daya utama hidup notebook, bukan sekedar cadangan.

    Yang saya maksud hemat di sini adalah: konsumsi PLN jadi MINIMAL 1/2-nya, karena nyoloknya cukup 1/2 dari waktu kerja. Selain itu karena komponen notebook itu sendiri hemat energi maka seharusnya konsumsi daya saat charging (nyolok PLN) bisa lebih sedikit dari pada pakai CPU+LCD atau bahkan CPU+Monitor.

    Hehehe… mungkin lebih baik diukur bareng-bareng ya? :”>

  31. #57: hukum kekekalan energi: energi bisa dikonversikan ke bentuk yang lain, tetapi tidak dapat dibuat atau dimusnahkan.

    baterai notebook bukan sumber energi, tapi untuk menyimpan energi yang asalnya dari listrik PLN.

    Yang saya maksud hemat di sini adalah: konsumsi PLN jadi MINIMAL 1/2-nya, karena nyoloknya cukup 1/2 dari waktu kerja.

    tapi daya yang digunakan 2x, karena selain digunakan untuk menyalakan notebook, juga untuk men-charge baterainya.

  32. tapi daya yang digunakan 2x, karena selain digunakan untuk menyalakan notebook, juga untuk men-charge baterainya.

    Believe me: nggak sampai 2x lipat dari yg seharusnya. Paling tidak adalah sebesar daya yang dibutuhkan oleh ADAPTOR-nya.

    Oh, iya, adaptor notebook saya tulisannya begini:
    INPUT: 100-240V ~ 1.5A 50-60Hz
    OUTPUT: 20V === 2.5A

    Karena nggak punya clamp amperemeter jadinya nggak bisa ngukur daya saat notebook hidup+charging vs. daya saat notebook hidup (tanpa beban charging). Menurut feeling (kok ngandelin feeling ya?), nggak bakal lebih boros CPU+LCD, apa lagi CPU+Monitor. :)>-

  33. Mas Pri di #58

    hukum kekekalan energi: energi bisa dikonversikan ke bentuk yang lain, tetapi tidak dapat dibuat atau dimusnahkan.

    Tidak ada yang membantah :)>-

  34. Sorry, ralat untuk komentar saya sendiri di #59:

    Karena nggak punya clamp amperemeter jadinya nggak bisa ngukur daya saat notebook hidup+charging vs. daya saat notebook hidup (tanpa beban charging). Menurut feeling (kok ngandelin feeling ya?), nggak bakal lebih boros CPU+LCD, apa lagi CPU+Monitor. :)>-

    Seharusnya:
    Karena nggak punya clamp amperemeter jadinya nggak bisa ngukur daya saat notebook hidup+charging vs. daya saat notebook hidup (tanpa beban charging). Menurut feeling (kok ngandelin feeling ya?), nggak bakal lebih boros dari CPU+LCD, apa lagi CPU+Monitor. :)>-

  35. Believe me: nggak sampai 2x lipat dari yg seharusnya. Paling tidak adalah sebesar daya yang dibutuhkan oleh ADAPTOR-nya.

    itu bukan daya yang dibutuhkan oleh adaptor, tapi spesifikasi adaptor. sedangkan pemakaian daya sebenarnya tergantung beban yang ada di notebooknya sendiri.

    Menurut feeling (kok ngandelin feeling ya?), nggak bakal lebih boros dari CPU+LCD, apa lagi CPU+Monitor

    jelas gak bakalan lebih boros daripada desktop+monitor. tapi kita kan gak ngomongin itu? kita ngomongin apakah penggunaan baterai bisa menghemat listrik.

    mungkin bisa juga dicoba komputer desktop pakai UPS, apa nantinya bisa menghemat listrik? :)

  36. Mas Pri di #62,
    Mungkin perdebatan sudah melebar dan sudah nggak menarik lagi. Keberatan terakhir saya terhadap komentar Anda (tapi bukan terhadap artikel Anda) adalah:

    1) Artikel anda mengulas tentang perbandingan penggunaan daya kedua testee yang kemudian dikonversi dalam penggunaan listrik (PLN kan?) dalam rupiah.

    2) Usulan saya di komentar saya paling pertama di #50 adalah: Kok yg dihitung cuma monitor LCD-nya aja? Sekalian CPU-nya dong. Nah CPU+monitor dibandingin sama Notebook. Pakai notebook lebih hemat lagi karena sebagian waktu hidupnya bisa pakai baterai. :d. Selanjutnya saya berusaha menjelaskan mengapa pakai notebook bisa lebih irit listrik (PLN dalam asumsi saya).

    3) Nah, dari gabungan (1) dan (2), saya mengajukan premise bahwa penggunaan notebook akan lebih menghemat penggunaan listrik (jelas akhirnya dikonversi dalam rupiah) dibandingkan dengan CPU+LCD atau pun CPU+monitor. Buktinya sudah saya alami sendiri, yaitu berkurangnya tagihan PLN saya sejak menggunakan notebook. Asumsi: listrik berlangganan pada PLN. Kalau listriknya gratis, buat apa bikin irit-iritan?

    4) Kalau premise (3) diterima, mungkin akan timbul bahasan baru, misalnya untung rugi menggunakan Desktop (CPU+monitor/LCD) vs Notebook.\:d/

    Perdebatannya asyik, sayang kok menjadi tidak menarik lagi. Semoga komentar saya yang sederhana ini dapat mencuri perhatian lebih :d

  37. mungkin maksude #59 ytu bhw max penggunaan listrik ole NB adlh sejml max yg dpt dipasok oleh adaptornya.

  38. wah asyik juga itung-itungannya, jadi mikir kalo punya komputer tapi untuk di rumah tidak pake komputer hanya di kantor aja… he he

  39. :x untuk para gamer sejati kayaknya harus coba lcd deh soalnya bakalan lebih puas, apalage kalo main dota:x o iye skalian salam buat anak xbata tuh semua

  40. napa lcd gw 17 inc harus pake resolusi max 1280×1024, klo resolusi di bawah itu hurufnya terkesan ga` fokus, sedangkan pake resolusi max bagus sih, tapi hurufnya jadi kecil bgt :((

  41. Betul mas. Tapi klo cuma hematnya kurang lebih Rp 3000-4000 nah lebih baik beli CRT aja. Kan beda harga CRT ma LCD jauh. LCD 15″ Rp. 1.250.000, CRT cuma Rp. 800.000 (merek abal-abal semua.) Saya pakai CRT Samsung Syncmaster 551V, 15″ warna Putih, 1.2 A on 220V. Tlg itungin berapa :). Thx

    Lo, kok dipost from Aussie? Saya tidak pakai Debian GNU/LINUX, tapi pakai XANDROS KDE LINUX

  42. Boleh tny ga?
    Klo Komputer Desktop Gw berapa yach wattnya?
    Spec :
    AMD Athlon XP 1800+, 1 DVD-rom, 1 hardisk, 1 floppy + 1 Monitor crt
    Kira2x Bisa g yach dipake d rumah yg Dayanya hanya 450 Watt

    Please di bales yach

    Thanks Before

  43. Rugi2 daya pada penghantar belum dihitung mas, kalo LCDnya baru beli sama 6 bulan sudah dipake dayanya beda dong mas, ngukurnya pake amperemeter atau Tang Ampere aza, :d Emangnya di Lab Praktikum Rangkaian Listrik bow ( Maaf, komentar mahasiswa baru lulus nih :d )

  44. sobat asyik dpt LCD ok..gw dpt sial..masa gw baru beli 17 inch codegen bln ketiga langsung mati hidup sendiri. kapan gw gak butuh , hidup..:-?
    kapan gw butuh..mati…sialnya…gw br sempet ngasih ke toko di bdg bulan ke-6 eh hampir sebulan gak tau juntrungannye…gila 3 x g komit ma janji u/ slesai… g da replecement lg dr distributornya…payah…. kena deh ama merk baru…CODEGEN…CODEGEN:((:((:((

  45. Ikutin commen nih,komputer labor sekolah kami mo pake LCD,tp seberapa bisa gak ya nurunin pemakaian daya listrik, utk informasi jumlah Monitor CRT yg akan di ganti LCD 45 unit..

  46. Daya = volt X amper. daya ini harus dibayar ke PLN. Daya yg betul2 dipakai adalah = volt X amper X power faktor. Jadi ada daya yg harus dibayar akan tetapi tidak dipergunakan ( daya yg hilang ).olehkarena itu peralatan elektronik banyak yg ditambah kapasitor dgn tujuan memperkecil power faktor
    Mudah2-an bisa membantu

  47. tolong dong dihitungin yang pasti perbedaan menggunakan LCD dan CRT sebab pusing gw tagihan melonjak 190% nich maklum ada 58 komp. T.q

  48. hmm kost ku rada kurang daya nih kadang jeglek(mati), nah kamar kost ku rencananya mau nambah tv 14 inch, saat ini pake cpu 300 watt dan monitor crt LG 15, apa sebaiknya saya ganti monitor saya dengan LCD yah? jika notebook apa notebook bisa hidup hingga 3 x 24 jam nonstop, saya mikirnya malah lebih ke efisiensi biaya, jika harga notebook sekitar 10 juta, harga pc dan monitor 5 juta, pc + lcd 6 juta. dengan bentuk setipis itu saya pikir pembuangan panas dari notebook juga kurang baik dibandingkan CPU. biasanya lcd warnanya agak gelap jika dilihat dari pinggir terutama yang bukan crystal brite, sedangkan monitor dapat dilihat dengan jelas dan terang meski dari sudut.

  49. #76: kalau 24 jam non stop, mungkin lebih baik komputer desktop. notebook biasanya gak didesain untuk nyala terus2an. dan kalau kipasnya rusak ongkos perbaikannya jauh lebih mahal.

  50. Mari kita hemat energi untuk tanah air tercinta, harus di mulai dari diri masing2, sambil nabung n ngitung buat beli LCD. Hidup INDONESIA. MERDEKA!!!

  51. mas bisa tolong bantu itung2an total daya satu set pc dngn
    gunain monitir Lcd MMBTHKN TOTAL BERAPA WATT,, mksh klo bs krm lwt email sy

  52. Penggunaan TV LCD ini akan sangat berfungsi jika anda menggunakan Listrik dengan tenaga matahari karena anda harus menghitung besarnya daya yang digunakan oleh setiap perangkat elektronik anda agar daya tahan Listrik anda bisa ditekan…bukan masalah rupiahnya, kamu itu pintar tapi BODOH…dasar BODOH

  53. Rp. 7.078/bulan x 30 pc = Rp. 212.340,00/bulan.

    itu kalo masih nyala 8jam perhari.
    klo warnet game online 24jam nonstop bisa hemat sangat jauh tu….

    harus pake LCD. harus…

  54. Mas Priyadi, saya punya monitor LCD Acer untuk komputer saya tapi adapternya sudah rusak, jadi saya coba pakai universal AC adapter yang biasa dipakai untuk laptop.

    Power Rating untuk LCD Acer nya: 12V – 3.5A

    Sedangkan di Universal Adapter nya tertera:
    AC Input: 100-240V
    1.8A 50-60Hz
    DC Output: 12/15/16/18/19V
    20V @4.5A MAX
    24V @90W MAX

    LCD nya bisa hidup tapi ada semacam distorsi, lumayan keras juga mas, jadi mengganggu. Itu kenapa ya? apa universal adapternya tidak cocok?
    Terima kasih sebelumnya. wassalam…

    1. @george: mungkin salah setting voltase. di universal adapternya harusnya ada switch voltase, itu diganti supaya voltasenya 12V, sama dengan rating di LCD-nya.

  55. sudah mas, memang saya setting di 12V.
    Apa karena perbedaan amper nya?
    di LCD itu 3.5A sedangkan di U-adapter nya 1.8A ? :d

    1. @george: ampere yang 1.8A itu ampere input, bukan output. output itu yang 4.5A. kalo liat rating adaptornya harusnya sih cukup. dugaan saya, adaptornya kualitasnya kurang bagus, jadinya di output masih ada ripplenya. atau mungkin rusak. mungkin bisa dicoba dicek pakai multimeter apa benar outputnya 12V.

  56. sebelumnya saya pake TV cina merk general 21″ tau serinya apa (lupa), sekarang saya pake (baru ganti) LG 32LK311, bagaimana perbandingan pemakaian listriknya? (maklum ane ngontrak) dan sering nje-pret listriknya..
    trus kira2 ada antisipasinya tidak untuk mengukur lifetime TV LCD misalnya pengaturan warna atau dsb.(katanya umur LCD lebih singkat) makasih buat infonya,

  57. perhitungan Anda akurat dan menarik
    yup sy mau ubah rumah jadi kantor..
    daya cuma 900 watt jadi bisa berapa komputer ya kalo pake layar lcd, dan berapa komputer kalo pake layar crt

  58. Lebih hemat lagi pake listrik tenaga surya, gak usah tergantung PLN yang semakin lama subsidi dikurangi….

Leave a Reply to God Help ME! Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *