Hari ini saya menerima berkali-kali spam melalui [ICQ](http://www.icq.com) tentang buku yang satu ini. Karena penasaran dengan nada yang sangat keras, maka saya beranikan untuk mengunduh dan membaca buku ini, walaupun tentunya tidak dari sampul ke sampul :). Mungkin karena tulisannya yang keras dan kontroversial, penulis tidak berani mencantumkan nama pribadinya dan menggunakan nama samaran ‘Obadiah Shoher’.
Buku ini memuat pendapat dari kelompok garis keras di Israel, yaitu bahwa konflik Israel-Palestina hanya dapat diselesaikan melalui jalan peperangan. Dari judul bab seperti “Cruel measures are sometimes the kindest”, “The feasibility of conquering the Arab states”, “Israel does not need peace”, “The creation of a Palestinian state would not bring peace”, “Annexation will not necessarily impede peace” dan sebagainya sudah menunjukkan ‘kekejaman’ buku ini.
Singkatnya, ini adalah [Mein Kampf](http://en.wikipedia.org/wiki/Mein_kampf) versi Israel, walaupun mungkin bukan hanya buku ini yang bernada sama. Penulis buku ini bisa saja mengklaim bahwa ia [tidak bermaksud menyebarkan kebencian](http://www.samsonblinded.org/on_hate.htm), tetapi sangat mungkin isi buku ini akan menyinggung perasaan kaum Muslim, keturunan Arab, aktivis perdamaian atau bahkan orang Israel sendiri. Saya yakin buku ini akan dapat mempengaruhi pendapat sebagian orang Israel yang membacanya. Jika sebagian orang Israel seperti ini, rasanya tidak heran jika perdamaian Timur Tengah masih jauh dari harapan.
Buku yang baru naik cetak awal bulan lalu ini dapat diunduh melalui situs [SamsonBlinded.org](http://www.samsonblinded.org/) atau dapat dibeli [melalui Amazon.com](http://www.amazon.com/gp/product/1419621165/qid=1144059309/sr=11-1/103-5424345-7679850). Uniknya, buku ini menganjurkan pembacanya untuk meninggalkan ulasan di Amazon, tapi sampai saat ini bagian ulasan dari buku ini masih bertuliskan *”Be the first person to review this item.”* Oh ya, jangan lupa untuk membubuhkan *tag* ‘spam’ jika anda adalah pelanggan Amazon :).
*Catatan*: Buku ini bisa menjadi referensi mengenai pendapat kelompok garis keras Israel, tetapi pembaca tidak perlu menanggapi buku ini dengan penuh perasaan™. Gunakan buku ini sebagai referensi hal-hal apa saja yang harus kita hindari dalam menanggapi konflik Timur Tengah. Sadari juga bahwa pandangan yang ada dalam buku ini tidak mewakili pandangan seluruh orang Israel dan jangan gunakan buku ini sebagai bahan bakar kebencian. Dan ini mungkin seharusnya tidak perlu disebutkan secara eksplisit, tetapi saya pribadi tidak setuju dengan apa yang ada di buku tersebut.
lagi ikutan ngunduh,
yang penting komen dulu.:d
pilih ini aja.
no.2!!
tapi kalau dilihat dari ejarah konflik berdarah israel-palestina, israel memang sering melakukan ‘pembantaian’ kan?
Duh, ini mau ikutan ngunduh juga tapi kok koneksinya putus2 ginih.. :((
“The creation of a Palestinian state would not bring peace”
Aneh. Sepertinya kata ‘Palestinian’ itu lebih pantas jika diganti dengan ‘Israelist’.
Ya ya… percuma aja aku komentar gini. Yang berpendapat di buku itu kan orang Israel. Mana mau mereka dengerin omongan orang lain yang ‘kelas’nya mereka anggap lebih rendah. Ekivalen dengan ultranasionalis orang Aria?
Namanya jg bani isroil, kayanya n sepertinya, sekali kepala batu ya tetep ajah kepala batu deh.. susah/ngga bakalan :)>-.
yah palestina – israel, kapan bakal ada penyelesaianya ya .. perang paling panjang dalam sejarah
**bener ngga sih**
sudah jelas, israel itu doggal, baddal (logat medan). Ngak bisa diajakin dame. Huh!
Damai, Man. Kayak bangsa awak ni tak kurang durhakanya. Yuk, gimana caranya biar dunia jadi tempat yang lebih damai buat seluruh umat segala agama.
Ini buku provokator atau gimana? Hihihihi.. Auk ah gelap :)
(tumben saya bisa masuk urutan 10 besar)
Pendudukan Palestina oleh Israel sebenarnya ditentang juga oleh kaum Yahudi yang tergabung dalam organisasi Neturei Karta dan mereka pun bahkan menolak kebenaran mitos holocaust.
FYI, Neturei Karta adalah:
Jangan samakan Yahudi dengan zionis karena Judaism and Zionism Are Not The Same Thing.
Waks, kok komen2 tentang Israelnya mirip dengan komen2 orang2 Timor Timur dan Papua tentang Indonesia yah.
Haha… indonesia jangan disamakan kaya israel doong!
pendudukan palestina sangat berbeda dengan sejarah “bergabungnya” papua dan timor timur, sebaiknya tidak mengeneralisir.
Danke und Alles Gute!
belum baca, belum unduh…
13 my lucky number…:d
Wah belum baca bukunya …. tapi kalau produk Israel yah udah jelas kemana arahnya :((
crying for Palestine
Jadi inget bukunya Amy Goodman…
war is sux, no matter how u look at it.
Yahudi dan Arab? wah dua saudara tiri (1 Ayah beda Ibu) ini memang sudah ditakdirkan untuk selalu berseteru hingga akhir Zaman :D sejarah dunia akan selalu dipenuhi kedua bangsa ini. Dari sejarah juga terlihat bagaimana Bangsa Yahudi selalu “membunuh” nabi mereka sendiri. Dari ke 25 Nabi utama, sebagian besar adalah Yahudi :)
Jagoan biasanya Menang Terakhirr :d
*apa Coba* b-(
Surakarta, CyberNews. Pakar multimedia KRMT Roy Suryo Notodiprojo menilai ada kesalahan mendasar dalam Rancangan Undang-Undang Antipornografi dan Pornoaksi (RUU APP), yakni menafikkan ruang dan waktu.
pertanyaan-nya….pak pri kok gag pernah mau buat pernyataan di media konvensional seh?…
jawaban dari pak Pri, ucok tunggu……
jadi inget… kingdom of heaven…
semua-muanya kalo dipolitisir bakalan jadi runyam ruwet dan sux…
jadi inget juga sama State of Fearnya Michael Crichton…
gak nyambung sih..
saya sih damai aja ah..
ikutan donlot ach…
#18, #19: komentar OOT, tapi kata siapa saya gak pernah mau?
Only God knows why …
yg di Indonesia :)>- aja lah gak usah ikut-ikutan b-(
hiy serem… :(
susah klo semua orang ngerasa paling bener…cuma, kayaknya semua orang ngerasa paling bener deh..:-??
perang, gw setujuh banget,,, kalau bisa perang dunia sekalian blok israel ama blok palestina, dah lama ga perang dunia,,, ancur2an deh sekalian gapapa, soalnya gw udah ancur nih,, egp mau kiamat sekalian lebih yahuud,,, gw machiavellian sejati,,, hidup machiavelli,,, sang pembunuh tuhan,,,
ngunduhnya dimana ya ?
Isinya boso Londo yak? Wah, kagak ngatri! Mendingan dengerin SamSonS aja: “Naluri Lelaki” (ini baru ngatri) :d
# 13, the lucky number,
dede lutju deh, imut pisan…
i don’t believe in war.. and i won’t take any side.
Gak ada yang pro-Israel yah di sini? :-?
Israel dan Palestina damai? mimpi kali yee :D
(bukang ngompori lo yaa…)
kalo mengenai bani israel mah, no komen dah….
dari jaman jebot sampe sekarang, kelakuannya dah terpola begitu…cuman apakah kita cuman bisanya nunggu? nunggu imam mahdi? kenapa ya umat islam kok gak bangkit-bangkit…?
Shalom :-)
#26 WONG GENDENGb-(
ah gw jadi inget filem buatan palestina asli yg judulnya mengandung heaven, ehem bukan kingdom of heaven, itu mah ttg perang sabil walaupun tuh filem lumayan banyak ngawur (seinget gw itu menurut wikipedia) tapi gw lumayan salut sama tuh filem, abis ada kata2 klo ternyata para penjajah dari eropa itu berperang demi keserakahan, jadi terkesan mereka ngakuin klo tentara dari eropa itu niatnya cuman serakah, eh jadi ngeleceng, back to topik deh, filem yg gw lupa itu bercerita ttg orang2 yg jadi bom bunuh diri, pas gw liat imdb, rame deh tuh orang israel dan palestina yg saling ‘diskusi’
yg dari israel ngomong “itu tanah yg dijanjiin tuhan ke gw ! bukan ke elu !”
dibales sama yg dari palestina ” wah emang tuhan itu agen real estate?, maksain amat tuhan elu n kepercayaan elu ke gw! ngarti HAM kagak ?! liat donk pake mata hati, nenek moyang gw dari kakeknya sampe ke gw tuh tinggal di palestina, pup (maaf) di sana, eehh elu main terjun pake parasit di situ langsung bilang palestina kampung elu, dasar semprul, let palestine for palestinian !!”
yah kira2 seperti itu diskusi mereka, emang kaum israel itu selalu nganggep dirinya bener mulu kali yah, gimana mo damae deh kalo nyerobot, n ngerampok tanah orang eeh berasa bener sendiri lagi..
duh maap om Priyadi saya telat banget ye..maap lagi klo ada yg tersungging :D
permusuhan antara islam dan yahudi adalah permusuhan yang abadi, yahudi tidak akan mempan dilawan dengan perundingan damai. hanya satu kata perangi yahudi. tapi sampai kapan pun peperangan dengan yahudi tidak akan membuahkan kemenangan jika kaum muslimin tidak bersatu untuk memeranginya. dan persatuan itu hanya ada dalam naungan daulah khilafah islamiyah.
Emang udah takdir untuk spt itu israel/yahudi…
perselisihan itu dapat diatasi yaitu dengan cara yang cocok dengan kodisi kehidupan. jika itu cara mereka maka itu yang cocok. tapi menurut saya tak ada salahnya mereka perang, karena itu sasatunya jalan, sama hal nya pada zaman nabi perang merupakan jalan dan takada jalan lain. jika negara lain menentang palestina maka kenapa tidak ada yang menyalah kan perang dunia ketika negara besar menyerang dan meluluh lantahkan negara kecil. tapi perang di palestina merupakan hanya politik yang tetap di pertahan kan oleh sebuah diktator besar yang takut akan kebesarannya di kalahkan. perang di timur tengah atau negara arab akan terus dijaga oleh adidaya untuk mempertahankan negara nya supaya tidak ber satu mengalahkan negara besar.sejarah membuktukan bahwa negara arab bisa mengalah kan eropa. dan mereka takut itu terulang maka diciptakan perang terhadap negara itu, baik dari negara itu sendiri diciptakan lawan atau negara tetangganya. perang itu hanya latihan bagi mereka negara yang menjaga perang itu untuk nantinya menghadapi serangan sesungguhnya
Kejamnya dikau Israel!!!:((
Ya Israel sebetulnya telah bermetamorfosis menjadi NAZI atau turunan NAZI. Bahkan mereka sendiri yg ‘menciptakan’ NAZI.
Mengutip surat dari Farid Gaban sbb:
Ada banyak cara untuk menunjukkan
ketidaksetujuan kepada Amerika dan Israel.
Tapi, dari banyak cara itu, boikot mungkin hanya
satu-satunya cara yang paling sederhana yang
bisa dilakukan semua orang, sekarang juga.
Sudah beberapa pekan terakhir ini, setelah agresi
brutal Israel di Gaza dan Lebanon, istri saya
mengingatkan anak-anak untuk tidak lagi beli
Fanta dan Coca Cola dengan uang sakunya, atau
coba makan di McDonald’s. “Ingat anak-anak di
Palestina dan Lebanon,” katanya.
Saya terus terang terpengaruh dan menyetujuinya
untuk mulai melakukan boikot. Saya rela untuk
tidak memakai sampho atau sabun buatan
perusahaan Amerika kesukaan saya.
Bagaimanapun ini hanya pengorbanan yang
sangat kecil. Dulu waktu kecil saya memakai
merang bakar untuk membersihkan rambut,
kenapa sekarang tidak bisa?
Saya setuju boikot itu tidak hanya karena alasan
membela Palestina dan Lebanon, tapi untuk
kepentingan Indonesia sendiri juga, yakni
memperkecil tingkat konsumsi dan
ketergantungan negeri ini terhadap barang asing,
termasuk barang-barang yang bahkan sebenarnya
tidak perlu. Dan bagi kocek keluarga, ini juga cara
berhemat yang efektif.
Meski tidak terlalu sering ke Starbuck’, kini saya
akan berhenti minum di situ. Saya akan
memperbanyak minum kopi dan makan di Warung
Teteh, warung masakan Sunda depan kantor Pena.
Saya tidak akan mengisi bensin sepeda motor
saya di pompa bensin milik Shell. Memilih
Pertamina atau Petronas saja.
Saya agak heran bahwa Ketua NU Hasyim Muzadi
dan mantan Wakil Presiden Hamzah Haz justru
menghimbau agar warga Muslim tidak melakukan
boikot, karena boikot, katanya, hanya akan
merugikan Indonesia.
Boikot ekonomi itu akan memiliki dampak bagi
ekonomi Indonesia sendiri, terutama jangka
pendek. Tidak perlu dipertanyakan. Tapi,
dampaknya sangat kecil jika kita mengalihkan
konsumsi ke barang-barang sederhana yang
diproduksi orang Indonesia sendiri. Justru akan
menggerakkan sektor riil seperti Warung Tetah.
Dalam jangka lebih panjang, jika dibarengi dengan
semangat kemandirian, ini akan jauh
menguntungkan. Kita justru akan memperkecil
devisa yang lari ke luar negeri.
Saya tahu Bambang Rahmadi, seorang muslim,
akan rugi jika kita boikot McDonald’s, tapi mudah-
mudahan tanpa harus diboikot dia mulai melepas
lisensi dan beralih pada jaringan restoran lokal
bikinan sendiri. Banyak karyawan muslim juga
akan menganggur. Ini bagian dari pengorbanan.
Jika semua masjid mengabarkan berhenti membeli
di McDonald’s dan beralih ke restoran lokal, maka
dampaknya pada pengangguran mungkin bisa
dikurangi. Ingat swadesi-nya Mahatma
Gandhi ‘kan? Meski sekarang zaman globalisasi,
saya tidak menganggap idenya telah usang dan
tidak bisa diterapkan sekarang.
Ajaran Gandhi adalah ajaran radikal yang damai
dan sederhana. Dan di situlah justru letak
keindahannya. Setiap orang, kaya atau miskin,
JIKA MAU, bisa melakukannya.
Masalahnya
hanyalah JIKA MAU, tidak lebih kompleks dari itu.
Dan ini tidak perlu aturan. Yang perlu adalah
KESADARAN dan MOTIF KUAT kenapa kita
melakukan seperti yang Gandhi lakukan.
Mungkin saya tidak bisa seperti Mahatma Gandhi,
yang menenun baju sendiri dan hanya berpakaian
ala baju ihram itu, ketika dia melawan kolonialisme
dan kebrutalan Inggris di India. Tapi saya akan
memulainya. Bagaimanapun kita bisa mulai dari
hal-hal sederhana, hal-hal kongkret yang bisa
dilakukan ketimbang hanya bicara dan berdiskusi.
Saya tahu, dalam situasi sekarang jelas sangat
sulit untuk menunjuk satu benda yang murni
Amerika atau Israel. Tapi, boikot dengan tujuan
politik memang tidak perlu konsisten (harus
semua produk, dan harus benar-benar jelas).
Tujuannya adalah tekanan ekonomi-politik.
Sisanya adalah simbol perlawanan, yang juga
penting.
Sebagai awal, saya akan memilih boikot produk
konsumsi, bukan barang produksi, seperti
komputer. Bukan pula barang
intelektual/seni/budaya seperti buku, VCD, film
dan sejenisnya. Saya juga akan memilih boikot
barang-barang yang ada substitusinya di sini. Dan
mudah-mudahan pula kita akan makin
bersemangat mencari substitusi dari produk
imporan, yang sebanarnya ada banyak meski
tidak semua barang ada buatan Indonesia.
Mungkin boikot itu tidak ada artinya, dan mungkin
tidak ada pengaruhnya. Tapi, sekali lagi, ini hanya
satu-satunya cara yang kongkret bisa dilakukan
setiap orang.
Saya teringat Mahatma Gandhi yang tidak banyak
pretensi itu justru menjadikan dirinya senjata
paling digdaya, lebih dari cendekiawan dan politisi
kaya, baik Muslim maupun Hindu, dalam
perlawanan menentang kebrutalan kolonialisme
Inggris.
Ketimbang hanya diskusi, kita perlu bertindak
kongkret. Mungkin tidak efektif, namun jika
dijalankan secara lebih massif dan bertahan lama,
mungkin di tengah jalan kita akan menemukan
cara yang lebih efektif untuk menekan Amerika
dan Israel.
Saya akan mulai…. dari diri sendiri. Mungkin tidak
konsisten benar… mungkin tidak semua jenis
barang… Oke saja, saya akan memaafkan diri,
untuk sementara, ketidakberdayaan saya
melakukan bahkan hal yang sangat sepele:
berhenti mengkonsumsi barang Amerika. Yang
penting mulai melakukan, bukan hanya berpikir
dan berdiskusi.
Saya juga melihat gejala yang sama: aksi boikot
berkali-kali muncul tanpa memberi dampak. Tapi,
mungkin lebih bagus jika kita memilih untuk
bersikap produktif bagaimana membantu secara
kongkret agar itu lebih efektif, bukan
mencibir… “ah…paling cuma segitu….” Very
discouraging….
Ini sebenarnya tidak hanya berlaku untuk simpati
kita pada Palestina atau Lebanon. Salah satu
krisis terbesar negeri ini, menurut saya, justru
karena kita terlalu banyak bicara, tapi tergagap
ketika harus melakukan sesuatu yang kongkret,
apalagi secara kolektif.
Beberapa orang menganggap tindakan kongkret
kecil-kecilan terlalu sepele, mereka ogah
melakukannya, atau mencibir orang yang
melakukannya. (Paling cuma segitu….). Hal-hal
besar disusun dari hal-hal kecil.
Dalam hidup sehari-hari saya lebih
suka “menyalakan lilin ketimbang mengutuk
kegelapan”. Dan kadang menyalakan lilin secara
harafiah…. Masih ingat ‘kan ketika saya
melakukan demo di Bunderan HI untuk
perdamaian di Aceh? Dalam satu pekan bahkan
saya hanya sendirian membawa poster di situ.
Saya tahu orang lain menganggap itu sepele dan
mungkin mencibir saya sebagai gila. Tidak
masalah… Pada kenyataannya saya sendiri
memang menganggap itu hanya pengorbanan kecil
saja. Itu mungkin lebih tepat menunjukkan betapa
frustrasi saya, muncul dari rasa ketidakberdayaan.
Dalam situasi seperti itu, saya menganggap berarti
bahkan langkah yang paling sepele…. (saya
membayangkan apa yang dilakukan Gandhi pun
pernah dicibir sebagai sepele).
Jika Anda setuju pesannya, saya mengajak Anda
juga bisa membantu aksi ini boikot lebih efektif.
salam,
farid gaban
Wah!! Capek deh!
obrak-abrik posting lama mas pri asik juga ternyata
sebentar lagi mau kiamat ni………….