Situs Konsumen Kota Kembang Depok Raya

Sebagai konsumen korban PT. Inti Karsa Daksa –pembangun perumahan Kota Kembang Depok Raya– yang pengurusan surat-surat rumahnya relatif lebih maju daripada sebagian besar konsumen yang lain, kami sering mendapat banyak pertanyaan tentang bagaimana proses pengurusan surat-surat tersebut. Untuk itu, saya mencoba merangkum sebanyak mungkin hal yang saya ketahui pada situs [Konsumen KKDR](http://kkdr.priyadi.net).

Bagi anda sesama konsumen korban PT. Inti Karsa Daksa yang membutuhkan informasi, silakan cari yang anda butuhkan pada situs [Konsumen KKDR](http://kkdr.priyadi.net). Jika anda memiliki informasi tambahan anda dapat menyuntingnya sendiri (setelah melakukan login), atau anda dapat kirimkan informasi tersebut ke email saya di priyadi@priyadi.net.

*Keyword*: Anggrek 1, Anggrek 2, Anggrek 3, Melati, Puri Insani, Alamanda, Cinere Regency, Villa Mutiara Cinere 2.

108 comments

  1. Maap gag bisa komen, bukan & belum menjadi warga?/konsumen?/korban? KKDP

    #2 Ngeles dulu ah… :)>-

  2. koq masukin topik bginian, pak Pri? biasanya ttg hal2 aktual atau yg tak terpikirkan sebelonnya? wah, klo yg bginian gak bs komen deh

  3. Informasi di halaman wikinya cukup membantu terutama masalah pengurusan surat kelengkapan, hanya saja halaman tentang Memindahnamakan SPPJB gak bisa dibuka aja, padahal halaman lain bisa. Apa disini aja yah..

    *Catet alamatnya Om pri*

  4. #10
    Sekarang dah sukses setelah refresh beberapa kali, memang sih akses internet disini lambat banget. Kalo tadi nyampe background dah keliatan tapi isi gak muncul-muncul, padahal halaman lain cepet keluarnya.

    Oya Om, kalo tahu informasi biaya-biaya termasuk ‘biaya partisipasi yang pantas’ pada bagian pengurusan cantumin semua ya, kalo misalnya gak ada dipertegas aja kalo dibagian ini atau itu tidak dipungut biaya. Lagi rencana ngurus-ngurus surat-surat rumah nih.. Makasih sateuacana.

  5. Gile webnya keren banget. Wah bagus juga nih kalau setiap kelurahan/kompleks punya situs seperti ini. Informasi untuk mengurus macem-macem jadi mudah diakses dan jelas. Hebat hebat!

    E-Goverment… rasanya bisa mulai dari hal seperti ini. Kemudahan mengakses informasi mengenai lingkungan sekitar.

  6. kota kembang itu yg mau mengarah ke pemda cibinong khan ya mas? yg ada jalan ke kuburan kalimulya? Ah .. ternyata kita pernah bertetangga … cuma mas di perumahan lumayanan .. saya di kampung :)

  7. #14: lebih enak tinggal di kampung tapi surat2nya jelas :D

    #15: ada masih banyak lagi :)

    #16: kenapa harus beli domain baru? :)

  8. wah keren mas Pri. Situs model gini mungkin sesuai utk ngawasin pembangunan kembali perumahan pasca gempa di Bantul. Tinggal ditambahin peta sederhana yg klikable juga.

  9. Lho… bukannya kota kembang itu Bandung?
    Sejak kapan ada pemindahtanganan status “kota kembang”?
    Atau… jangan-jangan… Pemkot Bandung dah bosen Bandung jadi kota kembang…, sekarang pengennya bandung jadi kota sampah…

    *kaburrrrr*

  10. saya juga pernah hampir menjadi korban daksa group ini. tahun 2003, saat menonton pameran perumahan di JHCC saya ditawari kavling di Puri Sriwedari Cibubur oleh sales Daksa Group yg bernama Tiara. Setelah memberi deposit Rp. 5 juta sbg tanda keseriusan/booking, saya melihat lokasi yg ternyata memang cocok dg keinginan saya. Berhubung harga belum masuk budget saya (offer 250 juta), saya mau mencoba nego lagi. Tapi Tiara bilang untuk dapat nego, deposit harus ditambah lagi 60 juta dan harus disetor ke rekening seseorang yang katanya manager puri sriwedari. kenapa kok nggak ke rekening daksa saja? kata Tiara agar dana benar2 digunakan untuk membangun rumah saya dan tidak digunakan untuk KKDR yg sedang dalam masalah. ketika saya mau lihat sertifikat tanahnya dia bilang nanti saja pas nego dg managernya.
    Disini saya mulai curiga. kebetulan pas saya cerita ke teman, teman saya itu punya teman yg kerja di puri sriwedari. langsung si teman ini saya telpon untuk mengecek status tanah kavling yg mau saya beli itu.
    Ternyata kavling itu masih bermasalah (belum dibeli oleh daksa) karena ahli warisnya ada beberapa orang dan masih berebut hak atas tanah tersebut. walaaaah……
    Malahan, kata temen tadi, rumah disebelah kavling saya sudah 2 tahun sertifikatnya belum kelar juga.
    Busyet dah itu sales…. ngejebak banget.
    alhamdulillah 2 minggu kemudian, setelah saya telpon tiap hari, duit saya yg 5 juta dibalikin juga.

  11. katanya KKDR sekarang dipegang Mr.Tony Winata?? Tapi kayaknya gak jaminan siapa yang pegang, tetep pengurusan sertifikat bermasalah. bagi yang pengen rumah, sebaiknya memang hindari KKDR. Di Gema Pesona lebih oke, baik mutu bangunan maupun status hukumnya.

  12. Puri Cinere ini yang dimana ya Pri? Orang tua tinggal di Puri Cinere yang di belakang Mal Cinere, Depok, apakah itu Puri Cinere yang sama? :)

  13. Bagi anda sesama konsumen korban PT. Inti Karsa Daksa yang membutuhkan informasi, silakan cari yang anda butuhkan pada situs Konsumen KKDR.

    Korban apaan nih?

  14. Kota Kembang, ya.

    Jadi inget pas ke BPN di sana….

    Satu hal yang saya ingat adalah: jalannya jueeeleek!!

    Mendingan BSD kemana-mana deh. b-)

  15. #29: tomy winata itu bossnya artha graha. nah si daksa ini menjaminkan aset2nya ke artha graha untuk mendapatkan kredit dari artha graha. jadi memang sertifikat induk KKDR dipegang tomy winata.

    #31: bukan. ceritanya gini. waktu daksa bangkrut, dia jual sebagian aset tanahnya ke developer lain, salah satunya developer puri cinere yang bener2 di cinere. nah, developer puri cinere ini menjual dengan nama ‘puri cinere 2’.

    #32: korban penipuan :)

  16. PT. Inti Karsa Daksa ini bagian dari daksa grup bukan ?
    di kalimantan timur juga ada beberapa kasus
    -korban pematokan lahan daksa- jadi kpld donk

  17. Punya temen di kota kembang juga. Tapi itu lho, rumahnya gak selesai-selesai dalam waktu 4 tahun. Padahal, tiap bulan, setoran rumah jalan terus. Udah gitu lokasinya jauh banget. Tapi untung, tdk mengikuti jejak teman itu beli rumah di Kota Kembang

  18. Turut bersimpati Pri, sekarang emang kudu ati2 mslh pemilikan rumah, kalo g developernya jelek, pihak banknya juga bandel, konsumen sering “didorong paksa” untuk memiliki rumah via KPR, dengan tenor yang lama (20 tahun) walau kemampuan finasialnya bisa untuk melunasi tenor 5-10 tahun. Dan akhirnya malah invest ke tanah kampung sekitar area perumahan. :)

  19. iya, turut prihatin buat Mas Pri. moral cerita: hati2 beli properti dari developer nggak jelas. yg jelas aja, spt lippo, masih bisa bermasalah, apalagi yg nggak jelas.

  20. info kkdr sangat berguna untuk warga atau masyarakat yang sdh menempati lokasi tsb atau bagi calon pembeli rumah yang berminat pada lokasi KKDR, untuk bertukar info dan memonitor perkembangan kota kembang dan termasuk memonitor pengembang (PT DAKSA).

    selamatdan teruskan kepeduli pak pri, saya sangat mendukung situs kkdr demi kepentingan kita bersama.

    wassalam
    joel (sektor roma kkdr),

  21. Turut prihatin Pak Pri. Dulu sempat dengar selentingan bermasalahnya perumahan ini ketika mo nyari rumah di Depok, dan membuat urung niat survey disana.

    — salam Depokers —

  22. Turut prihatin kepada sesama warga Depok :D
    BTW, Om Pri berani sekali menampilkan alamat rumah, kalo ada pakar yang iseng bisa bahaya :p.

  23. :-? soal surat – surat saya jg belum ngerti om pri.. tp soal biaya kt kompensasi sama by kterlambatan pembangunan rumah sesuai klausul perjanjian KPR… one more minta alamat om pri yg lengkap buat sharing ..thanx

  24. salam sejahtera.
    saya juga punya tanah disektor melati .sampai sekarang belum bisa digunakan.saya betul-betul bingung .tidak tahu apa yang bisa diperbuat.saran dan komentar serta nasihat benar-benar bisa membantu.semoga pak pri tidak berkeberatan.
    terima kasih banyak

  25. Alhamdulillah, sepertinya sudah mulai ada titik terang untuk kemajuan Kota Kembang terutama dalam hal LEGALITAS.
    Mudah2xan semakin Ok dikemudian hari.
    Thx buat Pak Pri yang duah provide informasi KKDR.

  26. Alhamdulillah, sepertinya sudah mulai ada titik terang untuk kemajuan Kota Kembang terutama dalam hal LEGALITAS.
    Mudah2xan semakin Ok dikemudian hari.
    Thx buat Pak Pri yang sudah provide informasi KKDR.

  27. Mas Pri, salam kenal
    saya di sektor melati, bulan puasa 2006 baru proses ajb – kira2 untuk proses sertifikatnya tinggal tunggu atau gimana ya ?
    Sebaiknya saya hubungi pihak mana untuk ini?

  28. slm kenal yak!!!
    cuma 1 kata aja buat KKDR…BAD!!!
    gw ambil di anggrek 2 secara berthp alias 7x pembyrn.
    skrg tgl 1x pembyrn lg tp tuh rmh ga jadi2.
    mreka janjiin 9bln serah terima kunci, tp nyatanya ini sdh 1th 5bln.
    Beli rmh baru dgn tujuan utk ditempatin krn menghindari banjir, tp koq ga jadi2!!!
    mana janji manismu manajemen KKDR????………

  29. gabung ni…

    Kalau aku malah mau nanya. Kira-kira kalau mau beli rumah di depok, di perumahan apa ya yang masih memungkinkan dan cukup bagus kondisi dan reputasi perumahan dan pengembangnya. Tq bila ada yang bersedia berbagi infonya.

  30. DEVELOPERNYA MASIH IDUP GAK SIH?.LAMPU LAMPU JALAN NYA PADA MATI SEMUA…JALANAN BANYAK YANG RUSAK….POKOKNYA SEPERTI LEPAS TANGGUMG JAWAB TU DEVELOPER.

    Buat pak pri salam kenal aja,sy salah satu warga di VMC2 sektor anggrek 2.

  31. Gabung Pak Priyadi, rumah saya di anggrek 2 dari thn 2003 blum jadi sampai sekarang, saya mesti kemana yaach…kok si pengembang ga ada tanggung jawabnya?:(, semoga pak Pri bisa kasih jalan keluarnya;;)mentang2 aku wong cilik kali yaa..:((

  32. ;) wah gw baru buka tuh web ini, asyik juga loh, jadi ingat tanah gw di angrek-1 yang ngak jelas seerttifaknya, mana udah 5 kali tukar lokasi . mudah-mudah masih milik gw, sebab gw emang pengen tingal di situy, tks ya info dan sharingnya,

  33. Salam kenal Pak Priyadi,

    Mau numpang berbagi uneg2 nih…

    Saya beli rumah di Puri Insani, tadinya supaya deket orang tua (di sawangan), nggak macet, bebas banjir dan udaranya bersih.
    Dulu waktu niat bulat mau beli en ngasih DP, nggak ngecek situs ini.
    Akhirnya: pembangunan rumahnya molor, but now alhamdulillah udeh jadi. Lalu sekarang surat2nya (sertifikat induk-nya) blm ada, jadi nggak bisa dapet KPR dari bank.
    Developer malah minta saya nyicil ke mereka untuk bisa nempatin rumah yg baru jadi itu.

    Kesel en Bingung…

    Ada saran Pak??

    BR,
    Eko

  34. Salam kenal Om Pri,

    Blog nya bagus banget & berguna sekali.

    Buat Pak Eko, kayaknya kita mempunyai kasus yang sama (bingung menjadi konsumen Puri Insani).
    Saran saya sih kalo tidak buru-buru digunakan lebih baik menunggu saja sampai akad kredit dengan Bank. Saya juga sudah baca perjanjiannya, cuma yang saya ga habis pikir apa bisa notaris diatasnamakan, karena di perjanjian yang dibuat developer tsb tertulis mengatasnamakan notaris …., tapi tidak ada kolom buat tandatangan notarisnya.

    Kalo Om Pri gimana ada saran?

    Regards,
    Wawan

  35. Pak pri yang terhormat.
    Saya seorang calon konsumen perumahan Grand Depok City di sektor gardenia. Setalah membaca comments di blog ini saya jadi pusing pak antara jadi atau tidak membeli rumah (secara KPR) di perumahan ini.
    Saya sebenarnya sudah lama mengetahui adanya perumahan ini (KKDR) hanya saja saya baru tahu kalau developernya bermasalah (dulu Inti Karsa Daksa sekarang Dinamika Alam Sejahtera). Saya baru membayar booking fee saja (Rp. 1 Jt) dan belum membayar DP-nya.
    Menurut saya sebenarnya prospek perumahan ini cukup bagus terutama sekali ditunjang oleh adanya kompleks perkantoran Kodya Depok (sebagian dinas/kantor) yang menurut hemat saya seharusnya menjadi semacam “jaminan” bahwa perumahan ini memang “bekerjasama” dengan Pemkot Depok. terlebih ditunjang oleh luasnya areal dan Siteplan perumahan yang menurut saya “bagus banget”.
    Saya jadi bingung sekali nih pak, terutama ada teman saya mantan marketing IKD yang kasih advice ke saya supaya membatalkan rencana pembelian rumah di sana karena tanahnya bermasalah (sengketa) dan developernya juga bermasalah (gk bisa penuhi komitmen ke bank artha graha, kondisi keuangan yang buruk, dsb).
    Dengan demikian, saya mohon kiranya bapak bersedia memberikan saran dan masukan terkait dengan permasalahan saya tersebut pak. Saya berharap keputusan membeli rumah tersebut tidak menjadi suatu “petaka” bagi saya dikemudian hari.
    Sekiranya jawaban bapak bersifat private and confidential saya mohon dikirimkan balasan ke email saya pak di perkakastua@yahoo.co.id.
    jawaban dan advice bapak sangat saya harapkan.
    Trims

  36. mas pri,
    mo nanya apa bener sektor anggrek 2 mo nutup jalan yg menuju sektor gardenia(VMC2),bukankah jalan tersebut milik developer,jadi warga sektor gardenia berhak lewat jalan tersebut.

    Dan lagi bukannkah merupakan suatu kenikmatan yg luar biasa dgn terciptanya kerukunan dalam bertentangga,walau saya tauk sektor anggrek 2 dari segi rumah lebih gede dan bagus dan dari sisi finansial jg lebih besar,tapi itu semua gak akan di bawa mati.yg di bawa mati dan tidak putus pahalanya salah satunya sodakoh jariyah,klu memang jalan akses tersebut yg buat warga anggrek 2 kenapa tidak dijadikah sodakoh aja(Wakaf).

    demikian ungkapan pribadi saya,sekedar mengetuk hati nurani sesama korban DAKSA.

    mohon maaf bila ada yg tersinggung.

    wassallam
    :x

  37. Pak Pri…saya tadi email ke alamat email pribadi bapak @priyadi.net, masih aktif kan pak? mohon dibalas ya pak

  38. Pak Pri….

    Mohon dikasih tau kondisi terakhir tentang perumahan ini? soalnya saya baru saja ambil perumahan di sana takutnya uang saya hilang rumah ga dapat trims ya pak

  39. niat cari info yang selengkap lengkapnya tentang perumahan Gran d Depok City, membawa saya cari info di google dan ketemu situs ini. OK juga Pak Pri, salam kenal.
    Tapi setelah baca banyak comment kok malah jadi bingung ya.:-?
    Saya udah bayar booking fee Rp 1 jt untuk cluster Chrysant (deket sektor melati ya?), tapi belum memutuskan melanjutkan bayar DP nya.:-w
    Mohon infonya tentang status tanah dan rencana pengembangannya Pak, khususnya di cluster Chrysant dan Grand Depok City pada umumnya.
    Terima kasih

  40. Pak pri yang terhormat.( SAMA BNGT SAMA NO 67 Di atas)
    Saya seorang calon konsumen perumahan Grand Depok City di sektor gardenia. Setalah membaca comments di blog ini saya jadi pusing pak antara jadi atau tidak membeli rumah (secara KPR) di perumahan ini.
    Saya baru membayar booking fee saja (Rp. 1 Jt) dan belum membayar DP-nya.DP nya saya di kasi wkt paling lambat Tgl 3 bln 11, 2007. nah yang anehnya lagi saya datang tu langsung di suruh bayar DP 1 jt serta ga di mintain surat2 sebagai mana mestinya perumahan yg lain nya . yg harus pake syarat2 nya bnyk bngt. nah ini engga malah 2 bulan lg suruh nempatin rumah di VMC2 yg DP nya harus segera dilunasi sebesar 26jt dlm wkt 2 bln ,dp lunas rumah katanya bisa langsung ditempatin.

    Dengan demikian, saya mohon kiranya bapak bersedia memberikan saran dan masukan terkait dengan permasalahan saya tersebut pak. Saya berharap keputusan membeli rumah tersebut tidak menjadi suatu “petaka” bagi saya dikemudian hari.
    Sekiranya jawaban bapak bersifat private and confidential saya mohon dikirimkan balasan ke email saya pak di ( edhochraciaz@yahoo.com )
    jawaban dan advice bapak sangat saya harapkan.
    Trims.saya mohon secepatnya dijawab,maaf dah kepepet wktnya nitrimakasih

  41. Pak Pri,

    Saya calon konsumen perumahan grand depok city, khususnya sektor alamanda. Dan seperti yang lainnya saya juga telah membayar booking fee Rp 1 Jt. Dan akan dikenakan biaya KPR sebesar 17 jt.

    Saya dan istri ragu2, setelah banyak mendengar keluhan dari email2 diatas. dan seperti di ketahui saat ini developernya telah berpindah tangan ke SMR yang berada dibawah Dinamika Alam Sejahtera.

    Mohon Saran bapak, apakah investasi ini akan merugikan di kemudian hari ? atau bahkan menguntungkan. Sebagai tambahan apakah air disana banyak mengandung besi dan mangan seperti yang banyak dikeluhkan oleh sebagian warga kota kembang.

    Terima kasih.

  42. hm………..swt deh…ternyata msh aja ada korban kaya saya.saya aja mengambil keputsan untuk tidak jadi mengambil rumah dsn.masalahnya knp??? karena pd wkt blm wkt nya mereka merubah perjanjian, bahwa kalo mau rumah langsung ditempati dlm wkt 3 bulan harus membayar DP kes.berubah dr perjanjian awal, yg tadinya dah disepakati DP bisa di angsur dlm wkt 3 bln.dan rumah langsung siap huni. ini mereka langsung minta kes.nah dngn itu saya langsung mengambil keputusan u/ tidak jadi beli rumah di KOTA KEMBANG.DARI PD SAYA HILANG UANG YG LEBIH BESAR LG MENDINGAN SAYA KORBAN UANG 1 JT.

  43. S alam Kenal pak Pri,

    Saya baru tau situs ini, kebetulan saya sedang mencari informasi tentang reputasi grand depok city.
    Setelah baca beberapa komen yang negatif tentang GDC, saya jadi bingung, saya sudah masuk booking fee 1.8, rencananya mau mengambil cluster chrysant. Saya mohon tanggapan dari pak Pri, atau siapapun yang mengetahui GDC,
    Terima kasih

  44. pak, tolong diulas perumahan-perumahan di GDC yang sekarang lagi gencar diiklankan di harian kompas dan pameran perumahan(JHCC)ini oleh pengembang SMR. Bagaimana juga kejelasan tanah di sektor-sektor yang ditawarkan seperti type crysant? ini agar konsumen tidak kecewa. terima kasih, semoga informasi Anda dibalas oleh Tuhan.

  45. Salam Untuk Mas Pri,

    Mas saya mau tanya tenatang GDC, karna saya udah ambil unutk sektor Alamanda.

    Setelah membaca koment temen2 diatas saya jadi ragu, tp uang yang masuk juga udah cukup lumayan banyak……

    Apa pengembangg yang ini lebih baik dari sebelumnya mas, atau sama aja.

    Apa tanah untuk Alamanda atau crhisant itu ada masih ada maslah mas…?

    Terimakasih atas info2nya y mas,…..
    ini sangat penting untuk aku…

    Sekali lagi terimakasih mas, salam kenal

    BSg,

    Rosa

  46. Pak tolong kalau bisa dibantu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan teman-teman dalam 2 (dua) pertanyaan terakhir mengenai GDC, supaya tidak menimbulkan polemik lagi karena kejadian Kota Kembang sebelumnya ? atas jawabannya diucapkan terimakasih.

    Wass.

  47. GDC saat ini sedang berpoles diri, namun apapun polesanya belumlah dikatakan cantik, selama permasalahan di masa lalu tidak diselesaikan dengan komitmen yang kuat, terutama pemnuhan aspek legalitas berupa sertifikat tanah dan bangunan. Saya saja di Anggrek 1, beli rumah tahun 1998, pernah tandatangan AJB tahun 2002 hanya sepihak di notaris. Alhamdullilah sampai saat ini, tidak jelas dan bosan untuk menanyakannya. Idealnya, jika ada komitmen diberikan surat penjelasan rencana kerja (action plan) kepada warga eksisting, karena warga eksisting merupakan markerting tool yang baik.

    Produk-produk baru memang betul sedang dibangun, tetapi produk lama kaya Anggrek I, II, III dll, kayanya habis manis sepah dibuang, jalannya jelek ada sebagian tidak di aspal, tidak ada pagar beton, kabel bawah tanah tidak jelas teridentifikasi (berpotensi bahaya), tiang dan kabel telepon semerawut dll. Maklum produk yang dibuat agar cepat laku…..

    Kami di Anggrek 1 punya fasilitas telepon, sarana ibadah, penerangan , sarana olah raga, perbaikan pagar bambu (maaf tidak punya pagar beton) adalah swadaya warga yang sama-sama prihatin dan kadung tinggal.

    Perubahan nama kota kembang ke GDC juga, tanpa ada sosialisasi pada KTP dan dokumen lainnya yang tetap Kota Kembanglah. Kota sulit berkembang, karena ada orang-orang (konsumen) yang ‘teraniaya’. Orang yang teraniaya, bisa bersumpah serapah, ngomel, ngedumel, dan yang paling berat berdoa/dialog dengan Tuhan …………

    Tidak terbayang bagaimana dari sisi waris, jika ternyata Warga yang punya rumah meninggal, tetapi sertifikat rumahnya tidak ada, kasihan nasib ahli waris yah……..

    Gerbang sektor Anngrek 1 juga cukup menarik, dijadikan terminal angkot

  48. GDC saat ini sedang berpoles diri, namun apapun polesanya belumlah dikatakan cantik, selama permasalahan di masa lalu tidak diselesaikan dengan komitmen yang kuat, terutama pemnuhan aspek legalitas berupa sertifikat tanah dan bangunan. Saya saja di Anggrek 1, beli rumah tahun 1998, pernah tandatangan AJB tahun 2002 hanya sepihak di notaris. Alhamdullilah sampai saat ini, tidak jelas dan bosan untuk menanyakannya. Idealnya, jika ada komitmen diberikan surat penjelasan rencana kerja (action plan) kepada warga eksisting, karena warga eksisting merupakan markerting tool yang baik. Secara periodik diupdate, maksimal 2 warga/tahun sertifikat beres sudah menunjukan ada komitmen, bukan hanya jual produk baru, tetapi janji lama juga dibereskan.

    Produk-produk baru memang betul sedang dibangun, tetapi produk lama kaya Anggrek I, II, III dll, kayanya habis manis sepah dibuang, jalannya jelek ada sebagian tidak di aspal, tidak ada pagar beton, kabel bawah tanah tidak jelas teridentifikasi (berpotensi bahaya), tiang dan kabel telepon semerawut dll. Maklum produk yang dibuat agar cepat laku…..

    Kami di Anggrek 1 punya fasilitas telepon, sarana ibadah, penerangan , sarana olah raga, perbaikan pagar bambu (maaf tidak punya pagar beton) adalah swadaya warga yang sama-sama prihatin dan kadung tinggal.

    Perubahan nama kota kembang ke GDC juga, tanpa ada sosialisasi pada KTP dan dokumen lainnya yang tetap Kota Kembanglah. Kota sulit berkembang, karena ada orang-orang (konsumen) yang ‘teraniaya’. Orang yang teraniaya, bisa bersumpah serapah, ngomel, ngedumel, dan yang paling berat berdoa/dialog dengan Tuhan …………

    Tidak terbayang bagaimana dari sisi waris, jika ternyata Warga yang punya rumah meninggal, tetapi sertifikat rumahnya tidak ada, kasihan nasib ahli waris yah……..

    Gerbang sektor Anngrek 1 juga cukup menarik, dijadikan terminal angkot

  49. Kami dapat memahami perasaan bapak dan ibu yang sangat kecewa dengan developer kota kembang sebelum jadi Grand Depok City, namun dibalik itu semua saat ini memang ada perubahan baru & kita akan menjadi saksi kedepan apakah benar telah berubah atau belum pengelolaannya ?..

    Saya sangat setuju bila GDC segera memperhatikan infrastruktur cluster-cluster yang lama seperti Anggrek I,II,III, Puri Insani & Melati. Hal ini untuk menunjukkan bahwa GDC telah membawa perubahan baru dan apabila niatnya memang untuk memajukan kawasan Grand Depok City, maka sudah seharusnya langkah tersebut segera dilakukan, supaya polemik masa lalu Kota Kembang tidak sampai dimanfaatkan untuk mendiskreditkan GDC (karena ada maksud tertentu “persaingan usaha”), sehingga kawasan ini tidak akan berkembang selamanya yang tidak diharapkan oleh semua pihak yang telah mengeluarkan uang dengan susah payah.

    Thx.

  50. Kami dapat memahami perasaan bapak dan ibu yang sangat kecewa dengan developer kota kembang sebelum jadi Grand Depok City, namun dibalik itu semua saat ini memang ada perubahan baru & kita akan menjadi saksi kedepan apakah benar telah berubah atau belum pengelolaannya ?..

    Saya sangat setuju bila GDC segera memperhatikan infrastruktur cluster-cluster yang lama seperti Anggrek I,II,III, Puri Insani & Melati. Hal ini untuk menunjukkan bahwa GDC telah membawa perubahan baru dan apabila niatnya memang untuk memajukan kawasan Grand Depok City, maka sudah seharusnya langkah tersebut segera dilakukan, supaya polemik masa lalu Kota Kembang tidak sampai dimanfaatkan untuk mendiskreditkan GDC (karena ada maksud tertentu “persaingan usaha”), sehingga kawasan ini tidak akan berkembang selamanya yang tidak diharapkan oleh semua pihak yang telah mengeluarkan uang dengan susah payah.

    Thx.

    :d/8-|

  51. Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, pengurus Daksa mati meninggalkan kebohongan pada konsumen. Semoga mereka diampuni.

    Kemana konsumen bertanya, tanya saja kepada rumput yang bergoyang.

  52. “supaya polemik masa lalu Kota Kembang tidak sampai dimanfaatkan untuk mendiskreditkan GDC (karena ada maksud tertentu “persaingan usaha”), sehingga kawasan ini tidak akan berkembang selamanya yang tidak diharapkan oleh semua pihak yang telah mengeluarkan uang dengan susah payah.”

    Solusinya, masalah lama segera diselesaikan dan dibuatkan ‘task force’ dengan program kerja yang jelas terukur. Penyelesaian masalah lama, mungkin hanya biaya semata dan tidak menguntungkan secara finansial, tetapi hal ini harus menjadi kebijakan investasi dalam pengembangan cluster produk baru.

    Membiarkan dan menutup-nututupi masalah lama hanya cenderung menghambat bagi pengembangan cluster produk baru. Sebagai contoh, perbaikan jalan, tentunya tidak hanya menuju cluster baru, tetapi dibutuhkan juga dibutuhkan juga ke cluster lama. Jika dapat dilakukan, menunjukan developer punya emppati dan keadilan pada semua konsumen, dan kota kembangpun akan berkembang.

    jika yang tetap dipakai ‘paradigma daksa’, meski berganti nama berapa kalipun ya…susah berkembanglah

  53. GDC-Kota Kembang… sudah 4 tahun saya nyicil tiap bulan untuk sebuah rumah di hoek Sektor Melati belum ada AJB juga, muteeeer aja… ketika cicilan telat kita berhadapan dengan Bank, coba pasang iklan “DIJUAL/OVER Kredit” banyak sih yang hubungi…pada akhirnya saya harus berterus terang di depan “calon peminat” kondisi yang sebenarnya….nggak tega juga lihat orang lain mengambil alih “stress” nya kita. Akhirnya stress saya berbuah dalam bentuk kesabaran, entah sampai kapan…

    Saran saya, berpikir yang matang untuk membeli/KPR di perumahan manapun.

    pa’de Sugeng :)

  54. Saya ikut prihatin atas masalah pa’de Sugeng, tetapi mengigat penghuni lainnya di sektor Melati banyak juga yang sudah beres masalah sertipikatnya, mungkin bisa ditanyakan kepada penghuni yang sudah selesai tersebut.

    Saat ini kita harus berpikiran positif terhadap GDC yang sedang terus membangun, karena bila tidak ada kepercayaan terhadap pengembang baru maka akan sulit (kota kembang) GDC untuk berkembang dan yang merugi kita juga yang menghuni di kawasan ini.

    Jangan kita berharap agar GDC merubah paradigma Kota Kembang, sementara kita sendiri tidak merubah paradigma terhadap kemajuan yang sekarang sedang dimulai oleh GDC.

    Memang sulit untuk dapat membangun kepercayaan, oleh karena itu GDC harus buktikan dan tunjukan bahwa telah serius untuk membangun kota kembang ini ……, bila tidak maka seluruh penghuni akan menjewer manajemen ini.

  55. Saya ikut prihatin atas masalah pa’de Sugeng, tetapi mengigat penghuni lainnya di sektor Melati banyak juga yang sudah beres masalah sertipikatnya, mungkin bisa ditanyakan kepada penghuni yang sudah selesai tersebut.

    Saat ini kita harus berpikiran positif terhadap GDC yang sedang terus membangun, karena bila tidak ada kepercayaan terhadap pengembang baru maka akan sulit (kota kembang) GDC untuk berkembang dan yang merasa merugi kita juga yang menghuni di kawasan ini.

    Jangan kita berharap agar GDC merubah paradigma Kota Kembang, sementara kita sendiri tidak merubah paradigma terhadap kemajuan yang sekarang sedang dimulai oleh GDC.

    Memang sulit untuk dapat membangun kepercayaan, oleh karena itu GDC harus buktikan dan tunjukan bahwa telah serius untuk membangun kota kembang ini ……, bila tidak maka seluruh penghuni akan menjewer manajemen ini.

  56. Yaa ampyuunnn….help…help…gw udah terlanjur nge-DP 1 juta ke GDC jumat kemaren..hiks..hiks..gimana dong…

  57. Di rubrik Surat Pembaca Koran SINDO edisi hari ini, Sabtu 19 april’08 bisa Anda baca keluhan salah satu konsumen Grand Depok City…mungkin bisa jadi bahan pertimbangan buat Anda :), kita tunggu surat pembaca berikutnya, mungkin akan mengalir bak banjir jakarta… lumayan buat baca-baca calon konsumen.

  58. Hari ini saya kesal dan benar2 marah!!!! sabtu 26 april 2008 kemaren saya dapat telpon gembira dari bank artha graha cabang jatinegara, “besok selasa bapak bisa AJB di Kantor Pemasaran Grand Depok City, silakan lakukan pembayaran sejumlah Rp 8.257.726,-” Hari ini senin 28 April saya melakukan pembayaran dengan semangat ’45! Namun… ketika saya kembali ke kantor dan baru berjalan kira2 25 menit dari Bank, telpon saya berdering, “maaf pak, untuk AJBnya tunggu konfirmasi lagi…” kenapa? tanya saya menahan emosi, “iyah, pihak developer harus membereskan ini itu bla bla bla…! ooooh shit!!! pengen meledak rasanya isi kepala… saya tidak bisa komentar apa-apa…SILAKAN PARA PEMBACA MEMAKNAI tulisan saya ini sendiri…

  59. Hari ini saya kesal dan benar2 marah!!!! sabtu 26 april 2008 kemaren saya dapat telpon gembira dari bank artha graha cabang jatinegara, “besok selasa bapak bisa AJB di Kantor Pemasaran Grand Depok City, silakan lakukan pembayaran sejumlah Rp 8.257.726,-” Hari ini senin 28 April saya melakukan pembayaran dengan semangat ’45! Namun… ketika saya kembali ke kantor dan baru berjalan kira2 25 menit dari Bank, telpon saya berdering, “maaf pak, untuk AJBnya tunggu konfirmasi lagi…” kenapa? tanya saya menahan emosi, “iyah, pihak developer harus membereskan ini itu bla bla bla…! ooooh shit!!! pengen meledak rasanya isi kepala… saya tidak bisa komentar apa-apa…SILAKAN PARA PEMBACA MEMAKNAI tulisan saya ini sendiri…8-x

  60. Pengin baca KKDR, tp kok:
    Forbidden
    You don’t have permission to access / on this server.

    Apache/1.3.37 Server at kkdr.priyadi.net Port 80

  61. :)
    Alhamdulilah saya sudah membatalkan rencana beli rumah di GDC. Saya dapet di Gaperi (Cibinong) walaupun agag jauh gapapa yang penting aman dan terjamin gag ada masalah..

    :x

  62. tolonggg.. saya harus DP hari Selasa ini, jadi atau nggak… hiks hiks bingung banget niiihh.. Lagian saya ambil rumah yang Melati/Edelweis.

    Rekan2 mohon doanya, sabtu saya akan clearkan semua masalah LANGSUNG DI KANTOR PEMASARANNYA. Apa jaminan dan pertanggungjawabannya. Kalau nggak puas, saya akan cabut! biarin Ilang 1 juta daripada nyesel!

    Saya sudah save semua komentar di internet utk ditunjukkan ke muka marketing sono. Seumur idup gw lum pernah ditipu orang maupun mencoba ditipu orang, bisa gw bunuh tu orang klo mo nipu

    salam!

  63. Kekesalan saya telah terbayar, tanda tangan AJB sudah di lakukan di kantor pemasaran GDC lama dihadiri notaris dan pihak Bank pemberi kredit. Ada sekitar 5 konsumen yang pada hari itu mendapat kesempatan tanda tangan AJB… saya tinggal menunggu khabar selanjutnya ujud dr AJB tsb dari bank (secarik kertas mungkin yg bisa buat pegangan saya :-w)

    Lega??? tidak fair kalau saya merasa lega smentara banyak teman-teman belum mendapat kesempatan yang sama… saya cuma berharap kesempatan yang saya dapat ini segera diikuti oleh para konsumen yang lain.
    Ketika ada tetangga menanyakan ‘ Loh..mas kok udah bisa AJB saya aja yg “lunas” belum juga sampai sekarang, gimana caranya?’ saya cuma bisa jawab, “Saya udah kehabisan cara, ngglinding aja mas…ketika harus marah saya akan mengumpat mereka, ketika harus sakit hati…saya harus nrimo aja dulu…kesian anak istri nanti jadi korban sakit hati..”.

    Teman-teman, perkembangan nasib rumah saya harus saya sampaikan apa adanya, paling tidak bisa buat pertimbangan ketika harus membeli/KPR rumah dimanapun.

    pa’dhe Sugeng
    tetep prihatin…

  64. Salam Pak, perkenalkan saya pembeli rumah di Anggrek 3, secara kes keras, pada September 2002. Waktu berlalu, dan akhirnya rumah saya selesai juga pada Akhir 2006, yang dilanjutkan dengan penandatanganan AJB di Notaris Yani Suryani yang ditunjuk Daksa. Setelah Ttd, disampaikan bahwa saya diminta untuk membayar SPPJB jika surat-surat tanah sudah selesai dan akan diserahkan kepada saya, dengan jangka waktu antara 6 s/d 12 bulan. Pihak Notaris mengatakan akan menghubungi saya. Gilanya, saya masih percaya, karena yang bicara adalah NOTARIS.
    18 bulan berlalu tanpa kabar apapun. bulan kemarin saya mendapat pemberitahuan (surat dan telepon) dari developer Dinamika, bahwa AJB saya yang pertama batal, dan saya dapat menandatangani AJB baru setelah (wajib katanya) membayar SPPJB, dan surat tanah akan keluar +/- 8 bulan ke depan.
    Ha ha ha, mereka belum berhenti juga “ngerjain” saya, . . . . ha ha ha, jadi Bapak dan Ibu hati-hati yaaaaa untuk berhubungan dengan Developer siapapun dan dimanapun, khususnya “nyang n’tu”, atau mau bergabung dengan kami di sini ????? ha ha ha ha
    Demi Allah saya nyatakan bahwa mereka telah menipu dan menganiaya saya sekeluarga. Semoga Allah mengingatkan dan menyadarkan mereka. Amin.

  65. Supaya tidak ada salah pengertian tolong papa Nau, beli di Anggrek 3 di blok berapa ? supaya nanti dari GDC bisa cek lagi kenapa bisa terjadi demikian. Kalau bapak tidak terbuka, bisa saja dianggap sebagai info yang tidak benar……?
    Thx

  66. Hallo Oom Rudi, anda kan orangnya developer, jadi silakan cek ke Notaris Yani secara langsung, menurut dia AJB lama saya sekarang sudah diserahkan ke developer koq, AJB batal karena surat kuasa untuk Kuasa (yang ttd) dari developer sudah dicabut, he he he, kebalik atuh kang, masa saya yang dibilang pembohong, ha ha ha. Halo pak Edi Kuntadi, kumaha ieu teh, tong waka kabur atuh kang, beresan heula ieu urusan.

  67. Halo juga om Papa Nau, saya bukan orang developer, cuma “concern” saja dengan GDC dan tidak anggap bapak berbohong, tapi karena infonya tidak jelas bagi orang yang baca tulisan bapak di website ini.

    Jadi persoalannya, kembali kemasalah problem daksa yang lama, mudah-mudahan bisa cepat diselesaikan oleh GDC (SMR).

  68. Kenapa kita bisanya cuma ngluuuuh….
    Mbok yao sama2 memperbaiki diri.
    kita berdoa smoga kedepan jauh lebih baik, dan jangan menciptakan keadaan tambah keruh
    please deeeech ahhh.

  69. Kawan2… saya sih udah ttd. Akad tuh februari kemarin. Beres. Saya di Sektor Alamanda tipe 45/120. Emang sih… kredit aja… tapi menurut saya DGC cukup bagus, baik dari moral maupun fisiknya.
    Emang saya pernah denger kalo riwayatnya dulu Kota Kembang emang ruwet.
    Tapi ya sekarang kita berharap baiklah… semoga apa yang telah terjadi pada kita dapat terselesaikan dengan sebaiknya sesuai harapan kita, amin

  70. bolak balik buka situs konsumen kkdr gak bisa2 gimana neh? daksa balikpapan juga katanya banyak masalah, tp konsumennya gak kedengeran protes tuh. Ataw mrk gak punya wadah ya?:-w

  71. Dear all,

    sekedar informasi saja sekarang ada milis baru khusus untuk membahas perumahan Grand Depok City (GDC).
    jadi kalau ada yang sudah teralanjur beli, mau beli, ataupun ada masalah dengan pengembangnya bisa diskusi dan sahring disini dan syukur – syukur kalau masih ada masalah bisa saling membantu atau sekedar saling tukar pengalaman untuk meyelesaikannya.
    coba aja subscribe di granddepokcity-subscribe@yahoogroups.com

  72. Sebagai informasi, pemilik Daksa saat ini sudah menjadi Ketua Kadin DKI Jaya, serta anggota DPR RI Komisi VI, dan banyak bicara tentang perbaikan kinerja BUMN dll…ironis sekali ya!!

Leave a Reply to anton Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *