Pembayaran Lewat Internet di Indonesia

Setelah membaca tulisan Romi Satria Wahono tentang [Teknik Menerima Pembayaran Lewat Internet](http://romisatriawahono.net/2006/08/13/teknik-menerima-pembayaran-lewat-internet/), saya mulai berpikir tentang hal ini.

Apa yang paling banyak dilakukan para penjual di Indonesia untuk menerima pembayaran lewat Internet? Kalau saya lihat sedikit yang menerima pembayaran melalui kartu kredit. Alasannya mungkin karena biaya komisi yang tinggi, kesulitan mendapatkan *merchant account* dan resiko *fraud* yang cukup tinggi.

Saya lihat kebanyakan menerima pembayaran melalui transfer antar akun bank. Mekanismenya kira-kira seperti ini:

1. Pembeli mengutarakan niat untuk membeli barang atau jasa tertentu melalui Internet (bisa melalui situs web atau secara informal melalui email atau IM).

2. Penjual memberi informasi nomor akun bank, terkadang lebih dari satu bank untuk memudahkan pembeli melakukan pembayaran.

3. Pembeli melakukan pembayaran melalui *online banking*, *mobile banking* atau cara klasik seperti melalui ATM dan transfer melalui kasir.

4. Pembeli memberitahu penjual bahwa dia telah melakukan pembayaran. Misalnya dengan memberi tahu nomor dan tempat pembeli melakukan transfer, mem-fax bukti pembayaran, melalui kolom keterangan, atau dengan nominal dua digit terakhir yang unik.

5. Pembeli melakukan verifikasi, dan mengirimkan barang jika pembayaran telah diterima dengan baik.

Langkah-langkah tersebut bisa saja berbeda tergantung dari tingkat kepercayaan penjual terhadap pembeli.

Sebenarnya, jika Bank di Indonesia cukup kreatif, mereka bisa saja mempermudah proses ini dengan menyediakan [API](http://en.wikipedia.org/wiki/API) yang dapat digunakan oleh penjual dan pembeli untuk bertransaksi. Langkah-langkah transaksi akan menjadi kira-kira seperti ini:

1. Pembeli memilih barang atau jasa melalui sebuah situs web milik penjual.

2. Setelah selesai memilih barang atau jasa yang akan dibeli, pembeli diarahkan ke situs web mini milik Bank yang dilengkapi dengan nomor transaksi yang akan dilakukan pembayaran. Di sini pembeli dapat langsung menggunakan login *online banking* untuk melakukan pembelian. Caranya tidak jauh berbeda dengan melakukan transfer melalui *online banking*.

3. Jika pembayaran diterima, pembeli diarahkan kembali ke situs milik penjual. Dalam tahap ini juga, situs milik bank mengirimkan kembali nomor transaksi sehingga sistem pada situs pembeli dapat mengetahui bahwa pembeli telah melakukan pembayaran. Pembeli kemudian disuguhi pesan “Terima kasih telah melakukan transaksi”

4. Penjual melakukan pengiriman barang atau jasa.

Dengan demikian tidak perlu ada lagi proses verifikasi yang melibatkan manusia. Transaksi dapat dilakukan dengan lebih cepat dan mudah.

Sedangkan untuk dapat memanfaatkan jalur pembayaran lain selain *online banking*, dapat saja dilakukan transaksi dengan mekanisme seperti ini:

1. Pembeli memilih barang atau jasa melalui sebuah situs web milik penjual.

2. Setelah selesai memilih barang atau jasa yang akan dibeli, situs web milik penjual memberi nomor untuk transaksi ini. Nomor ini kemudian diserahkan ke situs web khusus milik bank dan situs web bank akan menyerahkan kembali ‘nomor pembayaran khusus’.

3. Situs web penjual menginformasikan ‘nomor pembayaran khusus’ ini ke pembeli. Pembeli mencatat nomor ini.

4. Pembeli melakukan pembayaran melalui ATM, kasir atau *mobile banking* dengan menggunakan ‘nomor pembayaran khusus’ ini. Pembeli tidak perlu lagi menginputkan nomor rekening penjual atau nominal yang akan dibayarkan karena sistem milik bank telah mencatat semuanya.

5. Jika pembayaran telah diterima, sistem milik bank akan melakukan *callback* ke situs web milik penjual untuk menginformasikan bahwa pembayaran telah diterima.

6. Penjual melakukan pengiriman barang atau jasa.

Saya tidak tahu apakah peraturan perbankan memperbolehkan bank-bank melakukan hal-hal seperti ini. Tapi jika peraturan memperkenankannya, bank mana yang akan pertama kali melakukannya?

97 comments

  1. Ide yang bagus, seandainya saja bank-bank di indonesia bisa support API seperti di paypal.

    kapan ya? :(

  2. Permslhan nya mungkin bukan pada sistemnya sih. Lebih pada mental orang indonesia. Sehebat-hebatny security, tetap aja bs di tembus.

    Namun, cara-cara itu tetap bisa dicoba. ;)

  3. Sekedar ide saja, kalau BI tidak memungkinkan, kenapa kok tidak membuat perantara aja ? Semacam payment gateway. Payment gateway ini yang menyediakan API, dan dia yang berurusan dengan BI atau institusi perbankan lainnya.

    Bicara soal credit card fraud, ini tergantung target pasarnya siapa? Kalau target pasarnya Indonesia, ya bisa dimaklumi kalau credit card fraud sangat tinggi. Bukannya menghina masyarakat kita sendiri, tapi ini realita :(

    Saya sendiri ada pengalaman menjual barang melalui internet. Fraud tetap ada, tapi tidak lebih dari 3%.

  4. :d weew akhire iso melu. tenang gw lgi bikin nich konsep dan programnya di tunggu ya luncurnya tapi say masih binggu di bagian awal ada akhir:-?

  5. masyarakat kita masih ragu menggunakan internet sebagai media pembayaran. masih banyak yang pengennya face to face dalam ber-transaksi.

  6. wong koneksi internet aja ngga punya, gimana mau transaksi lewat internet. kan internetnya baru mau dateng kata PT. Telkom.

  7. Situs web mini itu maksudnya yang bagaimana mas pri? Pop-up kah?? Ide sistem transaksi yg menarik, tapi kayanya bank masih males nanggung resiko kudu ngurus fraud dan klaim.. buntut2nya 3rd party lagi paling.

  8. Betul om Pri, seharusnya orang2 Indonesia belajar untuk bertransaksi dengan jujur di Internet. Kalo disini (Jerman) hampir semua pembayaran bisa pake online banking, terus kalo mo belanja2, bisa bayar pake paypal, kalo mo beli buku bisa ke amazon, mudah, cepat, dan puas..
    semua karena di jerman pengguna internetnya lebih jujur dari Indonesia.
    Menantikan masyarakat it yang jujur dan bersih.. :( mungkin masih lama..

  9. mau bayar pake internet tapi lelet banget belum lagi di warnet diapsang keylogger .. udah kebar lum ya klik 1x udah belum ya 2x :d

  10. ide bagus pak, akan sangat memudahkan transaksi. kalo untuk situs dagang masih belum bisa dipercaya, mungkin bisa dicoba dulu di situs-situs filantropi seperti pkpu atau dompetdhuafa untuk pembayaran zakat/infaq.

    btw,
    komentar absen adalah spam

  11. kayaknya kita msh blon siap deh transaksi klo transaksi secara online, abis banyak penjahat2 cyber yg mengintai seh, tp klo situsnya punya firewall yg bgs, ok2 ajah
    mungkin bs dicoba lewat model paypal dulu…

  12. Berdasarkan pengalaman saya, protokol di jepang kira-kira seperti ini:

    Penjual membuat account di bank. Account ini mempunyai fitur “real-time information” ke pemilik account. Saya pernah melihat brosurnya. Informasi dapat bersifat “push” (bank mengirimkan informasi ke pemilik account melalui email) atau pun yang memerlukan aksi dari pemilik account (me-refresh browser atau auto-refresh tiap 2 menit ala gmail). *saya tidak tahu mana yang dipakai, saya bukan penjual* :-”

    Selanjutnya, anda bisa melengkapi protokolnya sendiri. ;)

  13. ya, indonesia diblack-list ama paypal. saya sendiri dulu coba register di paypal. tau-tau jawaban dari payapal “… there are many fraudulent users in Indonesia, …”
    btw, ada yang pernah coba Google Checkout gak? :)

  14. E-commerce di Indo belum bisa diterapkan sepenuhnya sebab orang Indo lebih senang untuk beli langsung. Memang sih ada beberapa orang yang karena kesibukan atau hal-hal lain memilih belanja online, tapi jumlahnya tidak seberapa, sehingga sistem pembayaran masih bersifat primitif. Mungkin perlu 20 sampai 30 tahun lagi baru ada sistem kayak PayPal.

  15. alhamdulilah,bisa masuk 50 besar(udah cukup baik)
    nggak punya ide punya komen.pak pri,bikin terus artikel(buat nambah semangat)

  16. ya pasrah aja dulu sampe ada sistem yang solid. paksain bolak-balik transfer trus kirim konfirmasi :d

    tapi kalo gue suatu hari mau setup toko online dan targetnya orang indonesia. kayaknya bakal pake transfer juga deh.

    soalnya untuk ukuran orang indonesia, yang secara keseharian juga masih terbiasa dengan transfer-mentrasfer. cara ini kayaknya juga nggak terlalu ngerepotin.

    btw, abis belanja apa nih mas kok tiba-tiba ngomongin ginian?

  17. katanya lagi di rintis nih di Indonesia, bank ngebuka toko dengan ngundang vendor2, jadi pembayaran udah tinggal login seperti biasa, di debet lgs ke account.

  18. Hai, menarik juga artikelnya.
    kebetulan saya moderator toko buku online http://www.kutukutubuku.com dan saat ini masih menerapkan sistem pembayaran primitif –> transfer ke rek.BCA atau bisa cash on delivery untuk wilayah jabodetabek.
    Masih pusing nih nyari2 sistem pembayaran lain yang lebih efisien dan efektif tanpa takut di hack etc. paypal jelas sudah tdk mungkin karena indonesia di block, e-gold belum terlalu ngerti sistemnya (kyknya agak ribet ya?)

  19. Bagi gw, lebih enak belanja konvensional, langsung datang ke Pasar atau ke Mall, kalo cocok ya….bungkus.
    Risikonya cuma satu kaki, jadi pegel-pegel..

  20. cara yang paling efisien tentu saja menggunakan kartu kredit.
    1. pembeli masuk dan belanja di website penjual
    2. pembeli memasukkan data kartu kredit
    3. sistem website tersebut mengirim voucher ke email pembeli
    4. barang dikirim atau dalam dunia travel voucher tsb berfungsi sebagai tiket ketika checkin hotel atau pesawat.

    masalah utama online transaksi di indonesia adalah bahwa negara kita sudah di blacklist oleh dunia internasional sehingga transaksi sering ditolak. dampaknya adalah orang indonesia baik-baik yang hendak belanja online juga tidak bisa. kalau dari sisi teknologi saya pikir kemampuan putra-putri indonesia tidak kalah dengan luar negeri untuk membangun sebuah paymentgateway.

    karena itu blog adalah salah satu media yang efektif untuk mengkampanyekan sikap jujur dalam bertransaksi secara online di internet untuk memulihkan citra indonesia di dunia internasional.

  21. nah ini dia. e-commerce di Indonesia itu mustinya gimana sih? hehe, bingung sendiri. Selama ini cuman bikin script buat bisa add2chart, terus begitu checkout ngirim pemberitahuan ke pembeli dan penjual. setelah itu kirim2an bukti kirim. baru deh kirim barang. hmm… apa ya.. *tiba-tiba amnesia*
    ya sudah, jadi kapan nih priyadi.net jualan? *halah salah pokus*

  22. Sayang juga ya, gara2 ulah segelintir orang kita jadi di-blacklist dari Paypal :(. Padahal model Paypal kayaknya paling cocok deh karena bisa transaksi dalam jumlah kecil. Moga-moga “embargo”-nya bisa dicabut (atau kita bikin teknologi sendiri ? :) ).

  23. Saya memakai Online Banking firstdirect.com yang betul2 online artinya tidak punya kantor cabang. Dari semua aplikasi hingga proses semua lwt phone, email dan surat. Ngg ada personal touch lagi :)>-

  24. Di US, melakukan transaksi dengan memberikan checking/debit card jauh lebih berbahaya dibandingkan memakai kartu kredit atau pihak ketiga. Kuncinya ada di pihak ketiga ini. Contohnya seperti perusahaan verisign.com yang memberikan security certification program bagi setiap merchant. Requirements yang ketat untuk bisa dianggap mampu melakukan transaksi online secara langsung memberikan perlindungan kepada konsumen. Setiap fraud yang dilakukan merchant juga ada tingkatan penalti nya. Mulai dari uang sampai kurungan penjara bagi pemilik online tersebut.

    Nah kembali kepada sistem hukum kita. Apakah pemerintah mampu memberikan kepastian hukum kepada *semua* konsumen atau tidak. :)>-

  25. Aku punya akun paypal dan kartu debet (yg prepaid) jadi bisa tidur nyenyak sehabis melakukan transaksi di internet… soalnya isi kartu udah abis buat sekali transaksi aja…, kalau ada perlu lagi tinggal isi ulang itu kartu prepaid.

  26. Yah, yang paling enak:

    1. Cari kartu orang
    2. Dibajak
    3. Beli yang aneh-aneh ampe limitnya abis.

    Wekakaka. Mental sebagian tukang colong yang belajar di bangku kuliah. Saya yang kena getah, mo beli program nggak bisa pake kartu kredit, mo beli CD juga kena reject.

    Kalau pun BI buat API, tetep aja nanti malah di salah gunakan oleh orang-orang yang kelewatan genius. Mental bangsa yang selalu ingin didahulukan (mo menang sendiri) dari kalangan orang kecil sampe orang segede gaban yang perlu di koreksi sebelum menjalankan online payment.

    Terdengar pesimitik walaupun celahnya cuma sebesar lubang jarum.

  27. Pingback: Life After Death
  28. Wah iya, ping-ku juga gak masuk. Pasti FMâ„¢ nih :-”

    Btw, kalo pake pembayaran manual (transfer + confirm via email/SMS), kita bisa saling silaturahmi dan nambah kenalan.
    *persenel eksperien :d *

  29. Konon katanya Ebay langsung cabut dari Indo setelah beberapa hari beroperasi, karena banyak barang yang diperjualbelikan tidak sesuai spesifikasi, kembali lagi masalah kepercayaan. Karena sedikit orang saja yang curang semuanya hancur. Tetapi sangat nyaman kalau kita bisa bertransaksi di internet selain menggunakan kredit card, pakai pulsa atau

  30. Pihak BI perlu mencermati & mengeluarkan regulasi khusus untuk transaksi via Internet. Pelaksananya bisa pihak merchant yang profesional dalam menangani masalah pembayaran & security. Pihak penjual tinggal menyewa merchant yang cocok dan bisa dihandalkan untuk mengangani masalah-masalah berkaitan dengan pembayaran. Tidak harus bank yang menjadi mediator, tetapi bank bisa saja membentuk merchant sebagai anak perusahaan atau strategic business unit.

  31. saya termasuk yg sering transaksi lewat internet :)

    1.pesen barang
    2.transfer
    3. brg diterima

    memang musti hati2 dan liat2 penjualnya, jgn sampe udah transfer brg enggak diterima, tapi sejauh ini blom pernah ngalamin (dan mudah2an enggak ngalamin)

  32. Yang jadi masalah semua Oknum yang Ada di semua SISTEM di Indonesia masih sangat susah untuk memulai kerja dengan JUJUR dan Tepat Waktu, ini tentu akan menjadi hambatan yang serius dalam membuat sistem ONLINE, Di Kuwait sangat mudah karena semua sistem terutama di Pemertintahan sudah membuat ONLINE sistem, harusnya dimulai dari sektor pemerintah….Tapi kapan ya?

    Atau kalau tidak tidak ada salahnya kita coba, Meminjam istilah Aa’ GYM… Mulai dari sekarang, Mulai dari yang kecil dan mulai dari diri kita….OK

    >>>>>>>>>Salam hangat dari KUWAIT.:):):)

  33. Bagaimana cara mengatasi masalah kepercayaan dalam bertransaksi online ini? Haruskah sebuah toko online mempunyai kejelasan pemilik toko dan atau alamat lengkap serta telephone, juga sertifikat bahwa toko tersebut bisa dipercaya, jadi kalo pembeli sudah kirim bukti pembayaran, toko tidak akan berani untuk tidak mengirimkan barang tersebut.

  34. Kalo disini dah biasa beli barang di ebay, bayar lewat paypal atau transfer Bank langsung, ga pernah masalah.. Kalo di indo masih belon berani, soale banyak cerita kan..

  35. Kalo mau dipercaya ya mari kita mulai bersikap JUJUR dimuali dari DIRI sendiri….pantes saja masuk 10 besar negara TERKORUP…gak pejabatnya, gak masyarakatnya…semuanya bermental PENCURI! Sikap JAHILnya itu loh….mbok ya dikurangi, jangan dibiasakan merusak.Piss…..:d

  36. mungkin bisa bekerjasama dengan operator seluler trus pembayaran dilakukan dengan pulsa. untuk pelanggan prabayar tinggal cek sisa pulsa pembelinya. kalo mencukupi langsung potong..kalo ngga kasih notifikasi via sms. sedangkan untuk pelanggan pascabayar dikasih limit sesuai dengan potensinya. potensi ini bisa dinilai dr jumlah tagihan setiap bulannya. nanti penagihan transaksi disertakan dalam tagihan bulan berikutnya. gampang kan

  37. Untuk produk berupa barang, lebih-lebih yang bernilai puluhan juta, transfer via bank secara manual lebih baik. Seperti yang biasa saya lakukan.

  38. ak suka belanja OL juga. terutama pake yahoo auctions (japan). masalahnya adalah credit cardku susah dipake disini krn namaku kan ada middle namenya, dan keknya sih sistem mereka tu cuma pake first n family name aja. jadi ya akhirnya selalu pake transfer bank (online jg sih). enaknya sih… ak tinggal ngabarin aja ke si penjual bahwa ak udah transfer (ga perlu ngasih bukti segala macem), kan toh penjualnya jg bisa liat langsung di rekening dia.

  39. Klo penyedia cartu kredit selain cendrawasih(dot)com masih ada gak sih di Indonesia ?
    Soalnya bingung cara belanja online klo gak pake kartu kredit :)
    Klo cendrawasih sudah meragukan sekarang, temen beli 2 kali ternyata no kosong semua.

  40. Mungkin lebih aman kalo payment gateway-nya dibuat semacam account yang mesti diisi dengan sejumlah uang dulu. Jadi kalo misalnya di-hack juga resikonya ga terlalu gede, toh yang hilang cuma sejumlah saldo account, buat masing-masing pemilik account jangan ngisi dengan jumlah terlalu banyak, kecuali pas lagi perlu transaksi gede.
    :-? tapi masalahnya jadi balik ke bagaimana cara ngubah duit di internet ke duit beneran “secara aman” dan sebaliknya..

  41. Kalo diperhatiin, payment gateway jadinya ada 2 jenis :
    1. langsung berhubungan dengan account di bank/credit card
    2. harus membuat account yang harus diisi dengan duit (mis: e-gold)

    minta donk link artikel-artikel tentang payment gateway (dalam bahasa Inggris juga OK).

  42. Cendrawasih bukan penyedia kartu kredit ya!! Dan saya barusan pakai jasa mereka beli lewat ebay. Gak ada masalah tuh. emang agak lama butuh 1,5 bulan sampai barang sampai dirumah. Temannya yang meragukan suruh nulis aja disini biar gak jadi fitnah hehehe….Kalau cuman katenye sih itu mah gampang…

  43. Maaf hanya komentar dikit, agar postingan di atas sedikit dikoreksi.:)
    Di atas tertulis:

    5. Pembeli melakukan verifikasi, dan mengirimkan barang jika pembayaran telah diterima dengan baik.

    Mungkin seharusnya:

    5. Penjual melakukan verifikasi, dan mengirimkan barang jika pembayaran telah diterima dengan baik.

    hehehe…:d

  44. :d/

    Good news guys… Ada payment gateway Kartu Kredit card!!! Namanya NSIAPAY.COM… Bukan promosi, tapi coba2 aja, kali aja berguna.

  45. Dah ada yang pernah coba pake money bookers (www.moneybookers.com) gak? denger – denger, Indonesia belum di-blacklist di situs ini lho… :)>-

Leave a Reply to JiE Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *