Kesalahan Logika Kegiatan Sosial

Melakukan kegiatan sosial adalah hal yang positif. Memberi sumbangan kepada korban bencana gempa misalnya, akan membantu meringankan penderitaan korban, dan tentunya itu adalah hal yang baik. Tetapi kegiatan sosial jika dipublikasikan juga memberikan efek lain. Disadari atau tidak, diinginkan atau tidak, dilakukan secara ikhlas maupun tidak, kegiatan sosial akan meningkatkan citra di mata masyarakat. Dengan melihat sebuah kegiatan sosial, masyarakat cenderung untuk menilai kegiatan lain dari entitas yang melakukannya hanya dari aksi kegiatan sosial tersebut.

Sebagai contoh:

> PT Acme Sejahtera membuang limbah sembarangan. Selain itu PT Acme Sejahtera juga menyumbangkan Rp 2 milyar untuk korban bencana alam. Karena menyumbang korban bencana alam adalah tindakan yang baik, maka membuang limbah sembarangan adalah tindakan yang baik.

Tentunya itu adalah kesimpulan yang salah. Tindakan kegiatan sosial haruslah ditinjau secara terpisah dari tindakan membuang limbah sembarangan. Dalam hal ini kegiatan sosial adalah hal yang terpuji dan membuang limbah sembarangan adalah tindakan tak terpuji.

Tahun 2001, [Philip Morris](http://en.wikipedia.org/wiki/Philip_Morris) beriklan dengan cara menonjolkan jumlah dana yang dikeluarkannya untuk kegiatan sosial. Apakah dengan demikian menjual rokok ke masyarakat menjadi hal yang baik?

Tahun 1930-an, gangster [Al Capone](http://en.wikipedia.org/wiki/Al_Capone) sering memberikan [makanan gratis](http://en.wikipedia.org/wiki/Soup_kitchen) untuk kaum miskin. Apakah dengan demikian ‘profesi’ Al Capone sebagai gangster menjadi dapat dibenarkan?

Kegiatan sosial adalah hal yang positif. Tetapi hal-hal lain yang berhubungan dengan pelaku kegiatan sosial tersebut harus ditinjau secara terpisah. Jika seorang koruptor melakukan kegiatan sosial, maka aksi kegiatan sosial dan aksi melakukan korupsi adalah dua hal yang harus ditinjau secara terpisah. Korupsi tidak lantas menjadi benar hanya karena pelakunya melakukan kegiatan sosial.

Menarik kesimpulan berdasarkan kegiatan sosial yang dilakukan adalah termasuk kesalahan logika [ignoratio elenchi](http://en.wikipedia.org/wiki/Ignoratio_elenchi), tidak jauh berbeda dengan “Karena Chewbacca tinggal di Endor, maka terdakwa tidak bersalah.”

91 comments

  1. yang perlu diketaui–> ‘ada apa dibalik rempeyek?’ -udangkah? -terikah? -kedelaikah? :d (sori kalo pada belom sarapan?)

  2. memberikan sumbangan yang besar hanyalah salah satu dari sekian banyak karakteristik bahwa perusahaan itu perusahaan yang besar (besar belum tentu baek toh, tapi bisa juga baik)

    jadi bukan “satu-satunya” parameter untuk menilai. gitoh seh menurut saya

  3. ah, itu ngasi nya mesti ga iklas, ngapain di omong omongin coba,,,
    sapa si yang bilang ngasi duit buat korban apapun itu baek, justru yang ngasi itu ga punya otak, buat apa duit banyak kalo ke mana mana aja ga bisa, kalo kebanjiran misalnya, apa iya sanggup ke toko buat beli makanan padahal daerah sekitarnya kelelep??

    ga ada yang mikir apa, kalo makanan dan obat obatan jauh lebih penting? langsung pake, dah gitu makanannya nasi kotak, biar lansung makan, di kasi indomie, aer panasnya dari mana?

    ck ck, pembodohan bener…

  4. wah, nggak cuma perusahaan yang berkelakuan seperti itu. partai-partai juga. lihat saja saat bencana terjadi, bendera partai warna-warni berkibar di lokasi bencana. intinya: mereka cari muka. perusahaan memberikan sumbangan sebagai bukti bahwa mereka peduli terhadap masyarakat. isitilah kerennya, ini CSR atawa corporate social responsibility. tapi… banyak sekali “tapi” yang ada di balik kegiatan CSR itu…

  5. Yang Penting Duitnya sampe & bener-bener bantu korban bencana/orang miskin, itu yang penting pak pri.. [-x , pencitraan memang ongkosnya mahaall !!

  6. ah susah boss, yang namanya perusahaan pasti bisnis oriented, apapun bentuk kegiatan yg mereka lalukan baik dengan dalih beramal lah, ini lah itulah.. teteup bisnis oriented! tapi juga bukan berarti kita melarang mereka utk melakukan hal hal seperti itu, kita serahkan saja sama Tuhan, kalo memang mereka ikhlas akan dapat pahala sebaliknya pasti akan dapat balasan. Terlepas dari ikhlas ato g ikhlas, toh masyarakat yg terkena bencana – paling tidak – bisa mendapatkan bantuan :)

  7. hendaknya mereka ikhlas klo mao nyumbang, ttp di jaman skrg emang susah nyari yg gituan, pasti adaaa aja motif bisnis di belakangnya….
    semoga laen kali bs nyonto para komunitas open source dan pembuat freeware yg rela kerja walo hasil kerja mereka dpt di donlod cuma2…

  8. tidak secara keseluruhan baik, bukan pula tidak baik karena penglihatan hanya mampu melihat apa yang terlihat, begitu bukan? *btw, met puasa mar pri..:)

  9. Lebih baik yg menyumbang meski carimuka, daripada ngata-ngatain orang nyumbang dengan nggak iklash lu, cari perhatian, cari muka. Padahal mungkin yang ngomong kayak gitu gak pernah nyumbang.

    Dunia memang aneh.

  10. Tindakan dan orang yang melakukan tindakan adalah sesuatu yang berbeda, misalkan seorang garong memberi makan orang kelaparan adalah tindakan baik, tetapi tindakan dia menggarong harta orang jelas salah. Sedang orang yang berdiri dibelakang tindakan tersebut, tentu saja mempunyai sifat yang baik dan jahat secara bersamaan didalamnya. Kalo priyadi bilang apakah Alcapone orang baik?tentu jawabanya tergantung siapa yang di tanya, apakah orang yang diberi makan alcapone atau orang yang di jahati oleh alcapone..jadi untuk Priyadi, anda tidak bisa menilai Alcapone secara keseluruhan, tetapi anda menilai Alcapone berdasarkan kebanyakan orang menilai Alcapone, begitu bukan?

  11. kalo:
    superman bisa terbang
    burung bisa terbang
    pesawat bisa terbang

    maka:
    superman, burung dan pesawat berasal dari 1 spesies?

  12. #26: ini bukan tentang ngata2in orang nyumbang gak iklas :). tapi kalau ingin menilai seseorang, kita harus lihat juga secara keseluruhan, bukan dari sumbangan itu saja. coba baca lagi.

    #27: bukan, saya menilai al capone berdasarkan pertimbangan dari perbuatan al capone secara keseluruhan.

  13. Dari sudut pandang perusahaan/negara/pribadi yang menyumbang, menyumbang dengan meninggalkan nama adalah salah cara untuk mendapatkan “sosial licence” dari masyarakat yang miskin harta dan elmu.

    Beruntunglah orang-orang yang tidak hanya melihat kulit luarnya saja dari aktifitas sumbang menyumbang ini.

    Sudah pernah dengar/baca berita, suatu badan amal sosial mendapat transferan duit jutaan milyar dollar dari orang yang tidak dikenal (anonymous), dan tidak bisa di trackback siapa orangnya ?

    Kalau belum, gw pernah tuh … Liat di Filem ;)

  14. UU Blogging. Pasal 1. (a) Segala bentuk generalisasi, tanpa kecuali, adalah salah. (b) Ayat a adalah bentuk generalisasi. Aku rasa hal2 gini udah jadi kearifan umum. Baik dan buruk itu bukan status permanen, seperti juga pintar dan bodoh. Status ‘keseluruhan’ itu mungkin tidak valid juga, karena hidup (orang dan perusahaan) itu sering harus berisi optimasi. Misalnya, kalau kerja keras selalu untuk profesi kita (demi bangsa dan negara), mana dapat waktu untuk itikaf di masjid (untuk merevaluasi hati) atau menyambangi kaum miskin. Hanya moron yang memasang label permanen, dan mempercayainya. Tapi, ini pun generalisasi juga. Well, selamat memulai Ramadhan, semuanya :). Bersihkan fikiran dari kejahatan, dan isi dengan kejernihan :).

  15. mungkin kegiatan sosial dilakukan untuk menebus dosa..
    atau untuk memenuhi tanggung jawab sosialnya, atau untuk mengurangi pajak, atau untuk sarana promosi terselubung, atau siapa tau mereka benar-benar care?
    siapa tau…

  16. Secara logika matematika, hal itu juga salah

    Jika A maka B (disimbolkan A==> B)

    Tetapi Jika B maka A (disimbolkan B ==> A) tidaklah otomatis berlaku….

    Pasti pada tidak lulus logika matematika tuh :d

  17. #14 #15
    lah kalo ga dikasih tau sumbernya, ntar bisa kalo ada apa2 , siapa yg tanggung jawab? misal Si A menyumbang makanan, ternyata beracun, kalo orang ga ada yang tau si A yang menyumbang, pan susah meu minta tanggung jawab siapa?

    Misal ada yg yg nyumbang ga bisa ditrackback. ntar dikira sumber dananya illegal.

    dah ah sholat jum’at duluw

  18. #36, #37: wah, kok banyak yang gak nangkep maksudnya ya :-?. hint: posting ini sama sekali gak berhubungan dengan prejudice terhadap niat dari seseorang yang melakukan kegiatan sosial.

  19. halah .. keduluan Oom Pri! jadi nomor 41 tuh! …

    btw, iya saya jadi ngerti kok maksud tulisan Oom Pri, emang awalnya saya mikirnya masalah ikhlas g ikhlas, tapi setelah baca lagi.. Oooo.. ya ya ya .. i see i see.. :)

    sing sabar ae Oom, met menunaikan ibadah puasa Yaaa!!..

  20. Bagaimana kalau begini :)

    PT Acme Sejahtera menyumbangkan Rp 2 milyar untuk korban bencana alam. Tindakan menyumbangkan Rp 2 milyar untuk korban bencana alam adalah baik.

    Dengan demikian, tindakan PT Acme Sejahtera menyumbangkan Rp 2 milyar untuk korban bencana alam adalah baik.

    Mana yang penting motif dari tindakan atau konsekwensi dari tindakan? Bingung ahhh….! [-(

  21. Corporate Social Responsibility (CSR) ataupun Community Development bukan program penebus dosa semata, tetapi sebagai bagian terintegrasi dari keseluruhan visi dan misi perusahaan untuk menjadi entitas yang berguna dalam masyarakat. Jadi saya setuju dengan kesimpulan mas Pri :-)

  22. dua hal, mas pri:

    satu. yang mengambil kesimpulan seperti itu siapa? masyarakat? masyarakat yang mana?

    dua. penggunaan ignoratio elenchi disini kurang tepat. ignoratio elenchi berarti penggunaan premis yang tidak relevan untuk menarik suatu kesimpulan. premis kasus diatas relevan.

    deduksi “jika perusahaan A melakukan kegiatan sosial (premis), maka A adalah perusahaan yang baik (kesimpulan)” adalah relevan sejauh kegiatan sosial sendiri dinilai sebagai sesuatu yang baik. bahwa perusahaan A membuang limbah sembarangan adalah premis tambahan, sehingga deduksinya berubah: “jika perusahaan A melakukan kegiatan sosial (premis 1), namun membuang limbah sembarangan (premis 2), maka A belum tentu perusahaan yang baik (kesimpulan)”.

    masalah ‘logika kegiatan sosial’ ini terletak di absensi premis-premis lain yang juga relevan, bukan di penggunaan premis yang tidak relevan, maupun penarikan kesimpulan.

  23. Boleh berbeda pendapat kan? :-D
    menurut saya logika-nya tidak selalu salah sebab sangat tergantung dari “if-conditional” yang menyertainya. kebetulan contoh yang ada dalam posting ini semuanya mengikutsertakan “if-conditional” yang menghasilkan nilai “false”.

    pertanyaan yang timbul sebenarnya adalah: mengapa perusahaan seperti berlomba mengumumkan apa kontribusi, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan sosial, yang telah diberikannya kepada pihak lain (baca: instansi pemerintah, lsm, dan khususnya masyarakat sekitar dunia usaha)?

    pada prinsipnya hal ini berkaitan dengan citra positif yang ingin dibangun oleh pengusaha.
    namun pertanyaan berikutnya adalah: apa yang mendorong mereka untuk mencoba membangun citra positif ini?

    berdasarkan yang pernah saya alami, jawabannya bukan semata-mata profit oriented.

    imagine this case:
    seorang pemimpin daerah masuk ke dalam media dan kemudian menuding bahwa perusahaan A tidak mengindahkan lingkungan, tidak memperhatikan masyarakat sekitar dunia usaha, tidak pernah memberikan KONTRIBUSI kepada masyarakat ataupun daerah tempat dia berusaha.

    pengusaha sering menjadi sasaran tembak, baik oleh masyarakat, lsm, ataupun pemerintah daerah (terutama sejak melimpahnya kekuasaan pemda pasca otonomi daerah).

    konsep CSR yang ada di kepala setiap orang saat ini sangat berbeda-beda. Namun sering sekali terjemahannya menjadi donasi. Padahal dimensi comdev dalam CSR bukan hanya terdiri dari aspek donasi, melainkan community involvement, community economic development, dan locally directed investment.

    akibat menjadi sasaran tembak itulah, company mau tidak mau harus meng-ekspose kontribusi yang telah dia berikan – dan bayangkan kesulitan yang terjadi untuk melakukan konversi intangible (seperti economic development – misalnya mengajari penduduk beternak ayam) ke dalam pundi-pundi uang.

    “logika yang salah” ini memang dibentuk agar perusahaan survive dan pembangunan masyarakat sustainable.

    sorry kalo kepanjangan, hal ini tidak bisa saya posting secara khusus di blog saya. :-D

  24. sekarang kita berpikir,kita menolong dengan ikhlas rida allah dengan tujuan menolong atau hanya mencari popularitas???

  25. “Kegiatan sosial adalah hal yang positif. Tetapi hal-hal lain yang berhubungan dengan pelaku kegiatan sosial tersebut harus ditinjau secara terpisah. Jika seorang koruptor melakukan kegiatan sosial, maka aksi kegiatan sosial dan aksi melakukan korupsi adalah dua hal yang harus ditinjau secara terpisah. Korupsi tidak lantas menjadi benar hanya karena pelakunya melakukan kegiatan sosial.”

    Nah, kalau maksudnya seperti ini saya sangat sepakat ……….

  26. Bergantung pada image masyarakat terhadap badan usaha/individu yang memberi sumbangan tersebut.
    Sepeti yang ditulis om Pri, seorang koruptor ulung memberikan sumbangan.
    Image yang bermain disini. Karena image masyarakat terhadapnya sudah jelek maka akan menjadi bahan lelucon dan dapat dimaklumi karena menjadi semacam lahan penghapusan dosa.
    Jadi saya kira tergantung image yang menerima berita.

    Yuups no berapa nih?

  27. #49: ah anda benar, saya yang salah menyarikan. yang sebelumnya itu mungkin lebih tepat fallacy ‘appeal to authority’. tapi yang lebih saya tekankan adalah yang pertama. jadi contohnya saya update.

    #51: sedikit background kenapa saya menulis ini: terlalu sering saya lihat diskusi di internet seperti ini. entitas A melakukan sebuah kegiatan yang baik buruknya dipertanyakan, sebuah milis lalu membahasnya. tahu2 ada pendukung entitas A muncul, dan salah satu argumennya adalah bahwa entitas A melakukan kegiatan sosial.

    jadi… kaget juga kalo diskusinya muter2 sampai CSR segala :). padahal entitas di sini belum tentu korporasi, bisa juga perorangan atau organisasi tertentu.

  28. Maksudnya, yang bener ya bener, yang salah ya salah. Berjasa ya berjasa, tapi kalau melakukan korupsi ya harus tetap diganjar. Penjahat ya penjahat, tapi perbuatan baiknya tetap harus diakui.
    Bukankah begitu prinsip perhitungan amalan manusia? :)
    *kira-kira demikian*

  29. Baiklah, sumbangan apapun yg dilakukan (korporasi/individuil) baik itu tujuannya murni atau ada udang dibalik batu asal yg ditolong merasa terbantu, saya sederhananya berfikir itu BAIK

    Eh, ini IMHO yah! :-?

  30. eh.. kasusnya jadi mirip kayak orang-orang klub moge yah…
    mereka berbondong-bondong nutup jalan pakai motor gedenya karena mau ketempat bencana buat ngasih bantuan..
    nah.. percampuran antara kegiatan baik dan salah..

    Padahal.. ada baiknya kita pisahkan yang baik (haq) dengan yang salah (batil).. Jika terjadi percampuran dan keraguan.. maka ada baiknya.. dianggap batil.. biar kita lebih waspada… :-w

    tapi kalau gitu… semuanya batil dong… [-(

  31. pri, posting ini mengingatkan gw sama legenda robinhood. Nah, kalo robinhood ditinjau dari posting elo salah atau benar? :-? kan dia merampok untuk masyarakat jelata?

  32. Kegiatan sosial itu baik tapi jika pada akhirnya melakukan hal yg merugikan masyarakat menurut saya lebih baik 2 hal itu jangan di lakukan :)

  33. jadi inget kata guruku waktu sma :”orang memberi pasti berharap pamrih. Termasuk kita. Berharap pahala dari tuhan. itukan juga termasuk pamrih.”:d
    semuanya ujung2nya ada udang dibalik rempeyek, eh maksudnya ada udang dibalik batu:)>-

  34. bingung mau komen apa. Kita Pake saja jurus peninggalan pemilu 2004 kemaren, Terima duitnya, jangan pilih Partainya. Seperti saya kemaren. Sebuah perusahaan rokok bagi-bagi duit 100rb untuk setiap yang jualan rokok. Saya termasuk seorang penjual rokok juga, nah siapa sih yang nggak mau duit? nggak ada yang harus dipenuhi, nggak ada disyarati, dikasi duit. ya Terima kasih saja. besoknya, saya berhenti merokok, ya Alhamdulillah sampe sekarang ini. Tapi kalau jualan rokoknya masih terus, mong cari makan. Terpikir kembali untuk brenti merokok gara-gara blogger banyak posting tulisan om pri waktu hari tanpa rokok termasuk saya sendiri.

  35. Kalo CSR cuma kasih uang saja untuk nyumbang itu sih melakukan PEMBODOHAN! harusnya perusahaan seperti itu dikenai denda oleh pemerintah. CSR yang benar dan bermanfaat adalah persh A membina misalnya UKM atau kelompok masyarakat untuk mandiri dan sejahtera dengan suatu bisnis tertentu.Jadi dikasih kail jangan umpannya.Nah perusahaan spt ini yg bisa mendapat potongan pajak karena berjasa terhadap masyarakat.

  36. to: 62…wkwkwkwkk

    Tahun 1930-an, gangster Al Capone sering memberikan makanan gratis untuk kaum miskin. Apakah dengan demikian ‘profesi’ Al Capone sebagai gangster menjadi dapat dibenarkan?
    =>
    apakh gangster ga bole ksh makanan gratis utk kaum miskin ?
    atau
    hrskah kita menghardik “hey Capone, kmu gangster…jgn ksh makanan gratis utk kaum miskin !”
    atau
    “hey Capone, kmu tobat dulu…baru bole ksh makanan gratis utk kaum miskin !”

    atau dibalik
    “hey kaum miskin, jgn terima makanan gratis dari Capone…dia gangster !”
    atau
    “hey kaum miskin, jgn terima makanan gratis dari Capone…tunggu dia tobat dulu !”

    pd level extrim saya ingin katakan
    apakh yg bole berbuat baik hanya org baik ?

    apakh kmu spt Capone atau bukan ?
    andai kmu bkn gangster spt Capone, apakh kmu sering ksh makanan gratis utk kaum miskin ?
    apakh hari ini kmu sdh ketemu 1 dari sekian juta org miskin di jalanan ? apakh kmu beri dia sedikit makanan mu ? :)

  37. Kalo niatnya emang baik ya gak usah pake promo kasih sumbangan, anonim aja, kalo pake promo impas deh gak dapet pahala, ada juga malah dikecam. Wah si anu bagi2 sumbangan tuh kampanye kali ye? Ikutan yuk? (ikutan minta sumbangan maksudnya, bukan ikutan nyumbang). eheheheh. :)

  38. Semua orang punya motif/tujuan dalam bertindak. Baik buruknya motif itu relatif dari penilaian kacamata siapa. Coba Anda tanya pada keluarga koruptor apakah sang koruptor termasuk orang yang bermotif baik/buruk? Polisi menangkap (tersangka) pelaku kejahatan karena itu sudah dalam lingkup tugas mereka jadi gak bisa kita nilai apakah penangkapan pelaku kejahatan itu baik atau tidaknya (tanyakan saja pada keluarga/kerabat tersangka yang pasti berseberangan dengan pendapat umum). Belum lagi dibalik penangkapan itu biasanya juga ada motif pemerasan uang soalnya jarang kita dengar koruptor/maling kayu/bandar judi/narkoba digebukin di sel penjara sedangkan maling ayam pasti bonyok. :(( Baik/Buruk itu akan selalu ada dan berdampingan di dunia ini. Gak mungkin ada yang satu tanpa ada yang lain karena dunia ini berjalan seimbang/harmonis. Coba bayangkan klo ga ada kejahatan lagi di dunia, apa kita masih perlu hukum/agama? Terus apa yg akan dikerjakan polisi, jaksa, hakim, sipir penjara, ulama/pendeta/biksu? Berapa banyak orang akan lebih sengsara dengan lenyapnya kejahatan di muka bumi?
    Mana yang lebih Anda bela bila Anda tidak egosentris? (segelintir orang yang menjadi “korban” kejahatan atau demi kelangsungan hidup umat manusia secara global). Bahkan Tuhan yg Maha Kuasa Maha Adil Maha Mengetahui pun belum menjatuhkan palu terakhirnya atas umat manusia (yg kita cap jahat) jadi ngapain kita repot2 sok tahu duluan mengurus apa yg bukan urusan kita (kecuali klo sudah jadi job-descripton kita dalam memerangi kejahatan maka itu lain ceritanya karena misi Anda mencari piring nasi dari kegiatan itu jadi hitung2 amal ibadah buat Anda sekeluarga). Klo Anda semprot nyamuk/lalat/kecoa/hama sampe mati terus Anda berdoa apakah doa Anda akan diterima dan apakah Anda gak termasuk pembunuh di mata Tuhan? Apa karena korbannya bukan manusia terus ga berarti Anda pembunuh (ekosistem serangga jadi rusak khan :) Apakah gak sama tuch dengan analogi nyumbang korban sesudah buang limbah/korupsi? :d

  39. saya lebih suka nyebutnya : Penunggangan satu kepentingan dengan kepentingan lain. Lebih netral ya? :) Sebab kalau dlm kacamata bisnis, ini sah2 aja. Seperti misalnya microsoft kasi donasi software murah kpd institusi pendidikan. Baik kan? tapi udah sama2 tau kan kalo mircosoft berharap siswa2/mahasiswa2 nya kelak pada “kecanduan” microsoft product yg itu kudu beli sesudah mereka bukan mahasiswa lagi. Atau IMF/Bank dunia yg kasi pinjaman ke indonesia. Baik sekali lo…. Tapi… sama2 tau kan?;) Agak2 culas ya? Tapi kesimpulan mas pri saya setuju: melihat tindakan orang/institusi itu harus integral dan kontekstual.

  40. Makanya …membongkar kesenjangan sosial via kegiatan karitatif macam itu sebenarnya sudah tidak lagi bisa dijadikan solusi. Yg dibutuhkan sekarang bukan kegiatan charitas (karitatif) macam itu … tapi adalah pembongkaran struktur2 yang menyebabkan kesenjangan sosial. Saya pernah posting ttg hal ini

  41. :d
    well. apa yang dikemukakan oooom pri ga ada salahnya semua berhak untuk mengemukakan pendapatnya, kalo diliat2 seh…bukan permasalahan absolutism prejudice atau partial prejudice,…
    ini semua mungkin bentuk rasa frustasi kita terhadap persoalan baik dan buruk…(general)…
    hope u’ll find what’s the answer…:)

    -cheerio-

Leave a Reply to jalansutera Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *