Kalender Hijriah

[Kalender Hijriah](http://en.wikipedia.org/wiki/Hijri_calendar) adalah kalender yang memperhatikan revolusi bulan (kalender lunar) terhadap bumi. Berbeda dengan [kalender masehi](http://en.wikipedia.org/wiki/Gregorian_calendar) yang memperhatikan revolusi bumi terhadap matahari. Sama seperti kalender masehi, kalender hijriah juga memiliki 12 bulan. Perbedaannya, jika bulan pada kalender masehi memiliki 30 dan 31 hari (selain bulan Februari), maka pada kalender hijriah, bulan memiliki 29 atau 30 hari. Dengan demikian satu tahun hijriah memiliki 11 hari lebih sedikit dibandingkan tahun masehi. Perbedaan lainnya adalah jika hari pada kalender masehi dimulai pada tengah malam, maka pada kalender hijriah hari dimulai setelah matahari terbenam.

Secara tradisional, bulan pada kalender hijriah dimulai jika terlihat bulan sabit (hilal) beberapa saat setelah matahari terbenam. Jika bulan sabit tidak terlihat pada akhir tanggal 29, maka hari berikutnya adalah tanggal 30. Alasan bulan sabit tidak terlihat bisa bermacam-macam, misalnya karena cuaca berawan atau langit masih terlalu terang. Tetapi apapun alasannya hari berikutnya tetaplah tanggal 30.

Peraturan tersebut menyulitkan karena kita tidak dapat menentukan tanggal jauh hari sebelumnya. Sebagai contoh, hari ini tanggal 27, lalu satu minggu berikutnya tanggal berapa? Dengan cara tradisional, pertanyaan ini tidak dapat dijawab saat itu juga, dan harus menunggu sampai bulan berakhir. Untuk mengatasinya, sebagian besar negara berpenduduk muslim menggunakan perhitungan astronomis, tabel atau aritmatik. Walaupun demikian, sebagian muslim tetap menggunakan cara tradisional untuk keperluan ritual keagamaan, seperti menentukan awal puasa atau hari-hari penting lainnya.

Menurut [moonsighting.com](http://moonsighting.com), ada berbagai macam cara di berbagai negara untuk menentukan bulan baru:

1. Hasil observasi dari Qadi atau dewan penelaah (Bangladesh, India, Pakistan, Oman, Maroko)
2. Bulan baru setelah matahari terbenam di Mekah (Saudi Arabia)
3. Mengikuti Saudi Arabia (Qatar, Kuwait, UAE, Bahrain, Yaman, Turki)
4. Bulan baru paling tidak lima menit setelah matahari terbenam (Mesir)
5. Berita dari negara tetangga (Selandia Baru mengikuti Australia, Suriname mengikuti Guyana)
6. Mengikuti negara muslim pertama yang mengumumkannya (beberapa negara di Karibia)
7. Umur, ketinggian, atau perbedaan matahari terbenam dan bulan terbenam (Aljazair, Tunisia)
8. Umur > 8 jam, ketinggian > 2°, sudut antara matahari dan bulan > 3° (Malaysia, Brunei, Indonesia)
9. Hasil kalkulasi (komunitas Bohra, Ismail dan Qadian)
10. Tidak ada kriteria tertentu. (Nigeria)
11. Bulan baru sebelum 12.00 GMT dimanapun di dunia (Amerika Serikat, Kanada)

Karena perbedaan-perbedaan ini, tidak jarang umat muslim di seluruh dunia memulai puasa Bulan Ramadan pada hari yang berbeda.

Perangkat lunak Microsoft Windows memiliki fasilitas penanggalan hijriah. Orang-orang di Microsoft menamai fasilitas ini [algoritma Kuwait](http://www.microsoft.com/globaldev/DrIntl/columns/002/default.mspx#Q3). Berdasarkan keterangan di situs Microsoft, algoritma ini disusun berdasarkan statistik sejarah penanggalan. Karena penentuan awal bulan pada penanggalan hijriah tidak dapat ditentukan melalui algoritma semata, maka Microsoft menyediakan fungsi yang dapat digunakan pengguna untuk mengubah tanggal sampai dengan dua hari ke depan atau ke belakang.

Hari ini adalah tanggal 1 Ramadan. Dan kelihatannya sebagian besar umat muslim di Indonesia kini memulai puasa bulan Ramadan pada hari yang sama. Saya dan keluarga mengucapkan mohon maaf lahir dan bathin, semoga ibadah kita semua diterima oleh Allah SWT.

Referensi:

* [Methods of Beginning Islamic Months in Different Countries](http://www.moonsighting.com/methods.html) dari moonsighting.com
* [How Does the Islamic Calendar Really Work in Different Parts of the World?](http://www.math.nus.edu.sg/aslaksen/calendar/Islamic_Calendar.ppt)
* [Islamic Calendar](http://en.wikipedia.org/wiki/Islamic_calendar) di Wikipedia
* [Western-Islamic Calendar Converter](http://www.phys.uu.nl/~vgent/islam/islam_tabcal.htm)
* [Microsoft Kuwaiti Algorithm](http://www.microsoft.com/globaldev/DrIntl/columns/002/default.mspx#Q3)

63 comments

  1. Wah telat nih…
    gak apa2 deh yang penting 20 besar :D
    Selamat Menunaikan Ibadah puasa bagi yang beragama Islam.
    Karena memasuki bulan yang suci, Saya mohon maaf atas semua kesalahan saya.
    –OOT—
    Btw, om pri, aku sekarang mengikuti jejaknya om pri…
    pake wordpress :)

  2. Wah biasanya sudah pada kasih komen…
    Tapi kok ga ada ya…. sudah lebih dari 4 jam nih…

    Yang penting Selamat menunaikan ibadah puasa yang pertama(Indonesia)… Semoga amalan kita diterima oleh Allah Subhana wata ‘ala

    Amin

  3. Moga puasa x ini bisa kita isi dengan amal ibadah yang terbaik, sehingga akan menjadikan kita pemenang nantinya..yang selanjutnya akan merubah tatanan hidup bangsa ini ke arah yang lebih baik.

  4. Artikel ini di simpan jam 01:47.
    Aneh. Bukankah itu tengah malam ? Apa priyadi begadang di pos ronda, nenteng laptop sambil sesekali teriak “sahur …. sahur …”
    Btw, bikin artikel juga butuh waktu, berapa lama nyiapin artikel sampai siap di posting ?
    Selamat shaumlah anyway ;)

  5. 40 besar euy…..
    Saya juga mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan.
    Coba kalender Internasional bulan(Hijriah),bukan matahari(masehi.
    nggak berabe kayak gini masalahnya

  6. Met puasa… :)
    Maaf lahir bathin

    Umur > 8 jam, ketinggian > 2°, sudut antara matahari dan bulan > 3° (Malaysia, Brunei, Indonesia)

    Gimana cara ngitungnya? bisa dapet angka 2° dan 3°

  7. suro, sapar, mulud, bakda mulud, jumadil awal, jumadil akhir, rejeb, ruwah, pasa, sawal, dulkangidah, besar

    mohon maaf lahir dan batin juga ohm pri, semoga berhasil meraih kemenangan

  8. Umur > 8 jam, ketinggian > 2°, sudut antara matahari dan bulan > 3° (Malaysia, Brunei, Indonesia)

    setuju!!
    soalnya kalau hilal dibawah 2°, sangat sulit dilihat.

    #36
    Ada ilmunya kok..
    dapetnya angka 2° itu dari kesepakatan ulama international untuk wilayah di indonesia.. kalau nggak salah.. dulu pernah baca tapi lupa dari mana..

    btw, dalam melihat hilal ini boleh pake alat kok.. asalkan diatas 2°, walau mendung, masih bisa dilihat.. tapi harus cepet.. karena umur hilal di tanggal satu cukup cepet.. cuman itungan menit.. kalau nggak ketemu.. ya.. bakalan ilang lagi…
    kegiatan menghitung disebut hisab,
    kegiatan melihat hilal disebut rukyah.

  9. Saya juga mengucapkan Selamat menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. Mohon maaf lahir dan bathin.
    Marhaban Yaa Ramadhan. :)>-:)>-

  10. Keunggulan kalender Hijriyah bisa mengukur waktu secara tepat. Kita bisa tahu bahwa ini adalah tanggal 1 secara tepat dengan melihat penampakan bulan (hilal) di langit. Jadi, tidak perlu ada koreksi hitungan kalender karena waktunya selalu sesuai.
    Sedangkan kalender masehi memiliki kelemahan mendasar bahwa tidak bisa mengukur waktu secara tepat (kecuali menggunakan ilmu astronomi dan alat yang canggih). Contohnya sederhana, apakah posisi bumi terhadap matahari pada tanggal 1 Agustus 2005 sama seperti pada 1 Agustus 2006? Orang awam tidak mudah mengukurnya.
    Ini masalah penting, karena posisi bumi terhadap matahari menentukan musim di bumi. Kalau perhitungan tersebut meleset, peramalan musim juga meleset. Bisa jadi secara tidak sadar, ada pergeseran musim karena perhitungan waktu yang tidak tepat.
    Saat ini, kalender masehi dikoreksi secara rutin setiap empat tahun, yakni pada tahun kabisat dengan memambahkan bulan pebruari menjadi 29 hari (biasanya 28 hari).
    Selain itu, para ahli astronomi terus memantau “penyimpangan” posisi bumi terhadap matahari sehingga suatu saat akan dilakukan revisi tahun masehi.

  11. #53:

    Kita bisa tahu bahwa ini adalah tanggal 1 secara tepat dengan melihat penampakan bulan (hilal) di langit.

    ini juga kekurangan penanggalan hijriah secara tradisional. penampakan bulan itu relatif terhadap letak geografis, kondisi cuaca, kontur permukaan, penggunaan alat bantu dsb. jadi antara satu tempat dengan tempat lain bisa berbeda tanggalnya. kalau ingin sama, maka tetap harus pakai perhitungan astronomis.

    kelebihan kalender lunar menurut saya adalah selamanya perhitungannya tidak akan ‘drift’. jadi sama sekali tidak membutuhkan koreksi setiap beberapa abad, koreksi akan otomatis dilakukan setiap bulannya, apapun metode yang digunakan untuk menentukan bulan baru.

  12. Ini bukan masalah tradisional atau tidak. Ini masalah mengikuti sunnah atau tidak. Di jaman rasululloh shallallahu’alaihi wa sallam sudah ada hitungan tengan astronomis bahkan hitungan kapan bulan tersebut muncul dan lainnya. Tapi rasululloh shallallahu’alaihi wa sallam tetap menyuruh melihat bulan. Kalau seandainya memang itu adalah sebuah hal yang dipikir tidak maju, maka sama saja pendapatnya dengan ini.
    “Kalau berwudlu kenapa sepatu bagian bawah tidak diusap, kenapa harus yang bagian atas yang diusap?”
    Alloh telah menentukan waktu yang tepat, adapun perbedaan tentang hari pertama bulan itu sudah ada sejak jaman para shohabat, ada 2 sebab:
    1. Letak Geografis daerah tempat tinggal.
    2. Tidak diketahuinya bahwa ada orang yang melihat bulan sehingga dia puasa yang lainnya belum.
    3. Awal puasa dan awal Idul Fitri adalah ibadah, ibadah berasal dari Alloh dan Rasul-Nya. Hadits tentang melihat bulan banyak, dan tidak pernah dicontohkan untuk memakai ilmu hisab dalam menentukan awal dan akhir Romadhon. Lalu kepada dalil yang mana kita harus berpegang dalam menggunakan hisab untuk menentukan?
    4. Yang ada contohnya sudah ada, adapun yang tidak ada contohnya apakah benar akan selamat?
    Wallahu’alam bishawab.

  13. 1st Ramadhan Spirit…

    SEMANGAT terus menjalankan ibadah puasa…seperti saat hari pertama berpuasa di bulan Ramadhan, bukannya tambah males2an…

  14. Sudah qoth’i, kenapa perintah Allah masih jg diutak atik dg akal. Kenapa juga akal qta gak juga “islam” di depan Sang Maha Akal? Lebih banyak hal2 yg membutuhkan karunia akal qta.. untuk semakin taqoruban ilallah. Kalo mslh ada/tdknya bulan, ya jelas ada terus to.. berarti kan tdk gaib, keliatan terus, wong eksis melayang di tatasurya qta. Tergantung qta ngliatnya dimana. ah,andaikata aku jd astronot menginjakkan kaki di bulan, aku akan bilang: kau jadi media cobaan n ujian dari Allah untuk tunduk/tdknya umat muslim pada ayat salah satu tanda kebesaran dan keagungan Sang Khalik. Allahu Akbar. Hingga akan sampai suatu saat, kebenaran ibarat selembar bulu putih diantara jutaan bulu hitam di onta hitam. Lindungi aku Ya Allah … dari dera rasioku yang liar. Realita, selamanya diatas logika. Allahu Akbar.

Leave a Reply to Daniel Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *