Kesalahan Presisi

Secara tidak sengaja saya menemukan [sepenggal berita](http://www.harian-global.com/news.php?extend.9528) yang salah satu kutipannya berbunyi seperti ini:

> … Namun mereka harus bergerak cepat. Berdasarkan perhitungan, baterai ELT sudah habis pada Rabu (3/1) pukul 15.07 Wita, karena sudah menyala 48 jam sejak terakhir pesawat melakukan check point dengan Makassar. “Kalau tidak ditemukan, terpaksa tinggal menggunakan pengamatan visual dan pencarian akan menjadi sangat sulit,” katanya.

Pernyataan yang saya tebalkan di atas terkesan memiliki [presisi](http://en.wikipedia.org/wiki/Accuracy_and_precision) yang tinggi dan terlihat meyakinkan. Walaupun sebenarnya tidaklah demikian.

Kesimpulan tersebut ternyata diambil berdasarkan dua buah premis berikut ini:

**Premis A**: Makassar kehilangan kontak dengan pesawat AdamAir pada hari Senin pukul 15.07 WITA
**Premis B**: Baterai [ELT](http://en.wikipedia.org/wiki/Emergency_Position-Indicating_Radio_Beacon) dapat berfungsi selama 48 jam setelah kecelakaan terjadi.
**Kesimpulan**: Pada kecelakaan pesawat AdamAir, baterai ELT akan berfungsi sampai hari Rabu pukul 15.07.

Secara teknis pernyataan tersebut benar, **jika** kedua besaran tersebut (pukul 15.07 dan 48 jam) memiliki presisi yang sama. Tetapi kenyataannya tidaklah demikian, presisi besaran ‘pukul 15.07′ mungkin memiliki presisi sampai ke menit terdekat. Sedangkan besaran ’48 jam’ tentunya tidak memiliki presisi setinggi ‘pukul 15.07’.

Ini dinamakan [kesalahan presisi](http://en.wikipedia.org/wiki/False_precision). Menurut Wikipedia:

> False precision occurs when numerical data are presented in a manner that implies better precision than is actually the case; since precision is a limit to accuracy, this often leads to overconfidence in the accuracy as well.

\*\*\*

Dalam ranah sains, jika sebuah besaran tidak menyertakan presisinya (misalnya 7 meter, dan bukan 7m±10cm), maka presisi diasumsikan sebesar ½ dari [angka penting](http://en.wikipedia.org/wiki/Significant_figures) terakhir. Besaran 75 meter misalnya, akan diasumsikan memiliki presisi sebesar 0.5 meter, atau jika ditulis lengkap menjadi 75m±0.5m.

1km, 1000m dan 1000000mm ketiganya adalah besaran panjang yang sama. Perbedaannya, ketiganya memiliki presisi yang berbeda (seandainya presisi tidak disebutkan secara eksplisit). Jika memperhitungkan presisi, maka ketiganya akan menjadi 1km±0.5km, 1000m±0.5m dan 1000000mm±0.5mm. Pada penerapan di dunia nyata, 5m + 5mm belum tentu tepat 5.005 m atau 5005 mm. Kita harus juga memperhitungkan presisinya, penjumlahan yang tepat adalah 5m±0.5m + 5mm±0.5mm = 5.005m ± 0.5005m.

Jika kasus ELT AdamAir di atas kita aplikasikan dalam ranah sains, maka penjumlahan yang tepat adalah “hari Senin pukul 15.07 WITA ±0.5 menit + 48 jam ±0.5 jam”. Hasilnya adalah: “hari Rabu pukul 15.07 WITA ± 30.5 menit”.

\*\*\*

Dalam ranah bukan sains atau percakapan sehari-hari, tentunya kita tidak perlu melakukan perhitungan serumit di atas. Tetapi kita juga perlu tetap berupaya sebisa mungkin memperhatikan presisi untuk menghindari pernyataan kita terlalu presisi daripada kenyataannya. Dan tentunya kita harus bisa memilah-milah pernyataan mana yang memang presisi dan mana yang sengaja dibuat menjadi presisi supaya terdengar lebih meyakinkan di telinga pendengar.

Beberapa contoh kesalahan presisi lainnya:

**Premis A**: Jarak Jakarta-Semarang adalah 500 km.
**Premis B**: Rumah saya berjarak 500 m dari pusat kota Semarang
**Kesimpulan yang salah**: Jarak antara Jakarta dan rumah saya adalah 500.5 km

Tanpa informasi lebih lanjut bahwa besaran 500 km memang benar-benar tepat 500 km sampai ke kilometer terdekat, maka besar kemungkinan informasi tersebut adalah perkiraan atau taksiran. Jika jarak Jakarta-Semarang sebenarnya adalah 497 km, orang-orang tidak akan repot-repot menyebutkan “Jarak Jakarta-Semarang adalah empat ratus sembilan puluh tujuh kilometer”, tetapi hanya akan menyebutkan “Jarak Jakarta-Semarang adalah lima ratus kilometer”. Selain itu masih ada masalah presisi yang lain, Jakarta maupun Semarang bukanlah sebuah titik, melainkan daerah yang luas. Jarak Kebon Jeruk-Semarang dan Pondok Gede-Semarang tentunya berbeda cukup jauh walaupun Kebon Jeruk dan Pondok Gede ada di dalam Jakarta. Pernyataan yang lebih benar adalah “jarak antara Jakarta dan rumah saya adalah 500 km” karena rumah saya berada di Semarang.

**Premis A**: Kekayaan PT. Acme Tbk. yang disimpan di bank adalah sebesar Rp 50 milyar
**Premis B**: Hari ini, PT. Acme Tbk. hanya mendapat profit sebesar Rp 5 juta
**Kesimpulan yang salah**: Kekayaan PT. Acme Tbk. di bank saat ini adalah sebesar Rp 50,005 milyar.

Jika sebenarnya kekayaan PT. Acme Tbk. adalah sebesar Rp 50.467.345.883, kita tidak akan menemukan orang dalam bahasa sehari-hari mengatakan “Kekayaan PT. Acme adalah lima puluh milyar empat ratus enam puluh tujuh juta tiga ratus empat puluh lima ribu delapan ratus delapan puluh tiga rupiah”, walaupun orang yang ditanya memang dalam posisi untuk menjawab sedetail itu. Dia hanya akan menjawab “50 milyar”. Salah besar jika kita menjumlahkan besaran hasil pembulatan ini dengan besaran lain yang nilainya jauh lebih kecil daripada nilai pembulatannya.

**Premis A**: Volume sampah Depok mencapai 5000 m³/hari.
**Premis B**: Hari ini saya membuang sampah sebanyak 1 m³.
**Kesimpulan yang salah**: Volume sampah Depok hari ini adalah 5001 m³.

Pernyataan bahwa volume sampah Depok mencapai 5000 m³/hari kemungkinan besar hanyalah taksiran ke angka ‘indah’ terdekat. Kenyataannya bisa jadi volume sampah sebenarnya adalah 4987 atau 5176 m³. 5000 m³/hari adalah pembulatan dari nilai yang sebenarnya. Salah jika kita menjumlahkan besaran ini dengan besaran lain yang lebih kecil daripada pembulatan itu sendiri.

**Premis A**: Jumlah karyawan kantor saya adalah sekitar 3 ribu orang.
**Premis B**: Hari ini kantor saya menerima satu pegawai baru.
**Kesimpulan yang salah**: Hari ini jumlah karyawan kantor saya menjadi 3001 orang.

Jika informasi ‘3 ribu orang’ adalah berasal dari pembicaraan sehari-hari, maka besar kemungkinan yang dimaksud tidaklah tepat 3000 orang. Bisa saja 3134 orang atau 2964 orang. Jika ada yang menanyakan jumlah karyawan kantor tersebut, orang akan cenderung menjawab “tiga ribu orang” dan bukan “tiga ribu seratus tiga puluh empat orang”. Ini faktor yang perlu diingat sebelum menjumlahkan besaran tersebut dengan besaran lain yang jauh lebih kecil daripada nilai pembulatannya.

**Premis A**: Menurut timbangan badan analog, berat badan saya 65 kg.
**Premis B**: Saya baru makan makanan ringan sebanyak 100 gram.
**Kesimpulan yang salah**: Berat badan saya sekarang adalah 65.1 kg.

Presisi timbangan badan hanya tepat sampai ke kilogram terdekat. Jika sebenarnya berat badan saya adalah 65,234 kg, maka timbangan badan hanya akan mencatat 65 kg. Jika saya makan sebanyak 100 gram, maka berat total saya bukanlah 65.1 kg, melainkan 65.334 kg dan akan tetap tercatat sebagai 65 kg pada timbangan badan analog.

**Premis A**: Jakarta-Bandung dapat ditempuh dalam waktu 2 jam dengan menggunakan mobil.
**Premis B**: Dalam perjalanan dari Jakarta ke Bandung kemarin, saya mampir selama 5 menit di tempat pengisian BBM untuk mengisi BBM.
**Kesimpulan yang salah**: Perjalanan dari Jakarta ke Bandung kemarin ditempuh dalam waktu 2 jam 5 menit.

“2 jam” adalah taksiran. Kenyataan sesungguhnya bisa saja perjalanan tersebut ditempuh dalam waktu 2 jam 15 menit atau 1 jam 45 menit. Karena “5 menit” jauh lebih kecil daripada nilai pembulatannya, maka tidaklah benar untuk menjumlahkan kedua besaran tersebut.

141 comments

  1. Kesalahan presisi adalah modal utama politisi kita :d

    Contohnya:
    Premis A: Uang sudah dikucurkan pemerintah kepada masyarakat dalam membantu rakyat miskin.

    Premis B: Rakyat masih kelaparan dan tidak menerima apa-apa.

    Kesimpulan yang salah: Jangan kira pejabat dari atas sampai ke bawah mengambil uang tersebut. lho ?? :((

  2. Biar tambah puyeng, sekalian aja… “Hari Rabu pada tanggal 2007-03-01 pukul 07:07+08:00± 30.5 menit”. Mengikuti standar ISO :-“

  3. Fisika kelas 1 SMA nih :)

    “hari Senin pukul 15.07 WITA ±0.5 menit + 24 jam ±0.5 jam”

    harusnya

    “hari Senin pukul 15.07 WITA ±0.5 menit + 48 jam ±0.5 jam”

  4. Klo buat sehari2 seharusnya pake kata “sekitar”. Masalahnya banyak orang ga mau pake kata itu krn kesannya kurang pahamlah, kurang pinterlah, dah ngerasa sepintar Tuhan kalee..

  5. Mas Pri, contoh premis yg ke-3 rasanya kurang tepat deh kalau dilihat dari 2 contoh sebelumnya. 2 contoh sebelumnya ga pake kata “sekitar” jadi nilainya fix, kalau yg ke-3 ga fix walaupun kesimpulannya memang salah.

  6. wacana yang bagus. Tapi saya masih belum begitu paham, sebab contoh-contoh yang diberikan cuma memperlihatkan contoh yang salah, tanpa disertai contoh yang benar.

    Tetapi mengacu pada sebuah teori….. (lupa).
    Dari banyak solusi yang ada, solusi yang paling sederhana merupakan solusi yang paling benar. So, pilih yang simple aja deh.

  7. wah, tumben saya ngerti dikit mbaca tulisannya om pri, tp klo jumlah karyawan 3000, trus nambah 1, kesimpulannya skrg, jumlahnya brp, om?:d

  8. Wah mulai lagi dech:
    Priyadi vs Roy Suryo.

    Tapi sebenernya salah media juga sich yang suka mengutip dari beliau. Kalaupun nanti ada yang pro dan kontra malah bagus. Jadi lebih laku korannya/medianya :)

  9. tergantung kapan mau pake angka yg tepat (dgn plus & minus-nya) kapan mau pake angka yg “sekedar-nya aja”…IMO dalam hal Adam Air harus-nya emang pake yg plus minus…kan termasuk analisa ilmiah…eh, iya ya…? :d

  10. Komen Contoh yang dipakai:

    Premis A: Kekayaan PT. Acme Tbk. yang disimpan di bank adalah sebesar Rp 50 milyar
    Premis B: Hari ini, PT. Acme Tbk. hanya mendapat profit sebesar Rp 5 juta
    Kesimpulan yang salah: Kekayaan PT. Acme Tbk. di bank saat ini adalah sebesar Rp 50,005 milyar.

    KOMEN: Kalo premis B = profit sebesar 5jt disetor ke Bank ya tentu saja kesimpulannya jadi betul dong. 50.000jt + 50jt = 50.005jt = 50,005M. Masa ngitung gini aja salah :)

    ====================================================

    Premis A: Volume sampah Depok mencapai 5000 m³/hari.
    Premis B: Hari ini saya membuang sampah sebanyak 1 m³.
    Kesimpulan yang salah: Volume sampah Depok hari ini adalah 5001 m³.

    SETUJU. Soalnya setiap pengukuran pasti ada ketidakpastian.

    ====================================================

    Premis A: Jumlah karyawan kantor saya adalah sekitar 3 ribu orang.
    Premis B: Hari ini kantor saya menerima satu pegawai baru.
    Kesimpulan yang salah: Hari ini jumlah karyawan kantor saya menjadi 3001 orang.

    Komen: Kok ada ‘sekitar’? premisnya saja sudah gak ilmiah/salah gimana mau bikin konklusi :d \:d/
    Lagian premis kok gak liat data di HRD. Hehehe… Pernah karyawan di kantor saya tinggal 1.534 orang (data HRD). Pas saya resign ya tinggal 1.533 orang. PASTI. Gak pake ada ketidakpastiannya.

    ====================================================

    Seinget saya dari praktikum FISIKA DASAR, ada yang namanya pengukuran (measurement) dan ada juga yang namanya penghitungan (counting).

    Misalnya:
    1. Panjang bambu ini 1m. Di lab kalo kita ukur pake meteran dengan nst (nilai satuan terkecil 1cm) maka kita tulis hasilnya 100 +/- 0.5 cm.
    2. Berat batu ini 1kg. Di lab kalo kita ukur pake timbangan dengan nst (nilai satuan terkecil 1gram) maka kita tulis hasilnya 1000 +/- 0.5 gram.

    TAPI….

    Kalo kita diminta menghitung jumlah praktikan, jumlah asisten yang hadir, jumlah dosen yang ada, dll maka kita akan sebutkan 10 praktikan, 2 asisten, dan 1 dosen. Kalo ada seorang asisten bersama 2 orang praktikan yang masuk kemudian maka jumlahnya jadi 12 praktikan, 3 asisten, dan 1 dosen.

  11. Tapi kalo saya gak salah nangkep maksud tulisan Priyadi, dia (Priyadi bukan Roy Suryo) gak setuju dengan caranya (cara Roy Suryo bukan cara Priyadi) dalam membuat statement yang (supaya) kelihatan WAH, TOP, HEBAT, JENIUS, AKURAT, dll malah jadi kelihatan BODOHNYA (NYA = Roy Suryo bukan Priyadi).

    Kalo dibuat statement: “Karena batere ELT hanya bisa bertahan kira-kira 48 jam (spec batere) dan sinyalnya ditangkap pada 1/1/2007 pukul 15.07 WITA maka kira-kira hari Rabu pukul 15.00 WITA baterenya habis.” Soalnya ada beberapa ketidakpastian di sini: Waktu sinyal ELT dideteksi (pasti ada ketidakpastiannya dong). Trus, spec batere yang 48jam itu bisa saja jadi cuma 24 jam atau malah 72 jam (soalnya lampu philips saya juga dibilang life time 3 years tapi ada yang 1 tahun mati ada juga yang 5 tahun oke aja tuch – probabilistik).

  12. ada baiknya link ini dimasukin pri
    karena dalam keadaan normal baterainya idup selama 6 tahun dan kalau tenggelam masih bisa transmit sinyal sampai 4000an meter.

    “The beacon sends out pulses at 37.5 kilohertz (kHz) and can transmit sound as deep as 14,000 feet (4,267 m). Once the beacon begins “pinging,” it pings once per second for 30 days. This beacon is powered by a battery that has a shelf life of six years. In rare instances, the beacon may get snapped off during a high-impact collision.”

    http://www.howstuffworks.com/black-box.htm

  13. Premis A: Volume perut si fulan 3 piring nasi/hari .
    Premis B: Hari ini si fulan makan 1 mangkok bakso, 2 biji cilot, 1 mangkok bubur, nasi goreng, siomay, kacang goreng,karedok dan 2 piring nasi.
    Kesimpulan: ????

    8-|

  14. ahhh….:(( koq ketinggalan komen sih :(( padahal udah dari kemarin buka2 blog om pri…tetep aja ketinggalan! btw aku gak ngerti apa yang om pri bahas:d

  15. tambahan pri,
    ELT yang bisa dibeli personal (http://www.skygeek.com/elts.html) entah itu untuk pesawat pribadi ato kapal pribadi baterei-baterei yang diapprove sama FAA (http://www.faa.gov/) rata-rata 2 (dua) tahunan umurnya (http://www.skygeek.com/elt-battery.html)

    kalau yang dijual bebas aja sigitu lamanya gimana dengan yang tidak dijual bebas atau diproduksi khusus untuk maskapai? pasti jauh lebih bagus (asumsi gw) kecuali emang batereinya udah soak :(

  16. mungkin PT KAI salah satu yang menjalankan contoh premis Jakarta – Semarang. Soalnya di tiketnya bisa mencantumkan jadwal sampai di tujuan hingga ke menit segala :-? . Nyatanya kereta telat sampai di tujuan 4 jam lebih :))

  17. Excellent!!!!!!
    Guru sekolahanku jaman SMP dulu mungkin ga akan sedetail ini ngebahas ttg premis-premisan. Hwaaaaaa….mumet aku bacanya, berat…berat:((^:)^^:)^

  18. Artikel ini mempunyai level/aras presisi yang rendah, terbukti banyak visitor yang bingung alas ndak kena persis dan ndak nyanthol \:d/

  19. Angka penting …… halah kayaknya yang penting di negara ini angka nol dibelakang angka bukan nol yang depannya ada tulisan Rp. :-)

  20. mas pri dkk, ben tambah bingung,…hehehe
    ada istilah HASIL pengukuran sbb:
    1. akurat dan presisi(ini yg diinginkan)
    2. akurat tapi ndak presisi
    3. presisi tapi ndak akurat (ini alatnya butuh zero setting or kalibrasi)
    4. ndak akurat maupun ndak presisi (ya dilupakan saja,…:d)

  21. Presisi terjadi karena keterbatasan indra manusia,salut buat om pri, dari kemarin saya sudah baca itu tulisan tapi baru sekarang “mudeng” ternyata ilmunya masih cetek alias asbun (tanpa presisi loh, alias tepat 100%)

  22. Ya sekarang gini aja deh:
    Itu si Roy ngomongnya di paper (scientific) apa ga?
    Kalau di paper, ya harus pake plus minus akurasi angka penting.

    Wong dia ngomongnya cuma sama wartawan di koran kok! Apa perlu segitu detilnya? Segitu precise-nya?
    Hehehehe…lagi pula sepertinya orang2 ngerti kok maksudnya dia, yaitu: kira-kira. Terlepas dari benar salahnya hasil analisanya ya!

    Saya juga sebel sama congor sok taunya Roy Suryo. Tapi sepertinya bantahan bung Pri kali ini terlalu mengada2 dan bikin repot sendiri hehehe, tapi ya, namanya juga blogger ya hehehe…

  23. Kalo saya ngisi komen di blog ini, nomor komentarnya ga presisi. Btw apa betul kata precision di terjemahkan jadi presisi?

  24. #65:

    Itu si Roy ngomongnya di paper (scientific) apa ga?
    Kalau di paper, ya harus pake plus minus akurasi angka penting.
    Wong dia ngomongnya cuma sama wartawan di koran kok! Apa perlu segitu detilnya? Segitu precise-nya?

    coba ya kalau baca jangan sepotong-sepotong, ini ada di paragraf berikutnya:

    Dalam ranah bukan sains atau percakapan sehari-hari, tentunya kita tidak perlu melakukan perhitungan serumit di atas. etapi kita juga perlu tetap berupaya sebisa mungkin memperhatikan presisi untuk menghindari pernyataan kita terlalu presisi daripada kenyataannya

  25. #30 Komen Contoh yang dipakai:

    Premis A: Kekayaan PT. Acme Tbk. yang disimpan di bank adalah sebesar Rp 50 milyar
    Premis B: Hari ini, PT. Acme Tbk. hanya mendapat profit sebesar Rp 5 juta
    Kesimpulan yang salah: Kekayaan PT. Acme Tbk. di bank saat ini adalah sebesar Rp 50,005 milyar.

    KOMEN: Kalo premis B = profit sebesar 5jt disetor ke Bank ya tentu saja kesimpulannya jadi betul dong. 50.000jt + 50jt = 50.005jt = 50,005M. Masa ngitung gini aja salah

    Komen2: hus akun harta itu adanya di neraca dan akuntan ga bikin neraca realtime, paling2 tiga bulan sekali, jadi kalaupun disetor ke bank yang langsung berubah buku besar, laporan laba-rugi juga belum beurbah kali *tanya akuntan*

  26. Baru tau gw waktu juga ada presisinya… /:)

    Setau gw sih presisi itu cuma digunakan dalam teknik mesin dan bangunan dalam pengukuran suatu objek. :-?

  27. sori OOT…
    tadi siang saya liat re-run-nya profil anne ahira di metro tv. trus iseng2 search google dgn keyword anne ahira. gak taunya blog pak pri yg ngebahas soal si AA ada di urutan 2 lho ! (urutan 1 nya situs si AA). saya jg baru tau trnyata si AA pernah menimbulkan kegemparan di dunia blog indonesia. btw apa pak pri gak kepingin membahas lg soal para “pakar2” ini ?

    thx google
    thx pak pri

  28. Jadi inget cerita tentang tukang sapu di musium, dia ditanya sama pengunjung, “Mas, itu usia fosilnya berapa tahun?”

    Dijawab, “5 juta 13 tahun. Waktu pertama saya masuk kerja di sini, saya dibilangin bahwa umur fosil itu 5 juta tahun. Nah, saya kerja udah 13 tahun di musium ini.”

  29. hmm..masalah..kuat atau lamanya batrei sudah ga ngaruh, yang sekarang perlu diketahui sih..letak presisinta black boxnya..last info sudah diketahui..dimana letaknya +/- 2Km hehe dari pada diprotes mengenai presisi letaknya mendingan menggunakan kurang lebih..yaa kan lebih aman :P

  30. apakah mungkin mary sears juga akan melakukan kesalahan presisi? semoga saja tidak. tapi inilah yg harus-harus-harus diperhatikan, terutama buat programmer yg sering melakukan debugging. kesalahan kecil bisa memicu kesalahan yg lebih besar. ~o) sir? :d

  31. Wuahhhhhhh, otak beku neeh Oom males mikir yg beratzz beratzz.. hehe.. Detail amatzz cihh Oom, rajin pisan..

    Calam ya buat babynya.. dah gede yaak?

  32. tapi saya rasa betul dia. untuk komunikasi dengan orang “awam” memang harus dengan bahasa “awam”

  33. Selain itu masih ada masalah presisi yang lain, Jakarta maupun Semarang bukanlah sebuah titik, melainkan daerah yang luas. Jarak Kebon Jeruk-Semarang dan Pondok Gede-Semarang tentunya berbeda cukup jauh walaupun Kebon Jeruk dan Pondok Gede ada di dalam Jakarta.

    Tau ga Pri, di tiap kota itu ada titik 0(Nol)Km nya. Misalnya di bandung kalau ga salah 0(Nol)Km nya itu Alun alun. Dan Cianjur yang 0 Km nya itu alun alun juga. Maka jarak Bandung – Cianjur diitung dari Alun-Alun Bandung ke Alun Alun Cianjur.

    Dan perhitungan jarak itu adalah jarak tempuh jalan raya terdekat. Bukan jalan Alternatif atau jarak udara.

    Begitu juga dengan Jakarta dan semarang. Jadi tidak relevan kalau dipertanyakan lagi jarak pondok gede semarang atau kebon jeruk semarang.

  34. Anjriitt..teu ngartiiiiiiiiiii.. ~X(
    Om pri kerjaannya apa sih?..kok sempet2nya nulis artikel yang “butuh pemmikiran” kaya gini? :-w
    (ane juga kok sempet2nya baca ya?)
    * baca sambil celingak celinguk, takut ketauan bozz.. :-“

  35. Ada apa to mas Pri? Kemarin membahas mobil nabrak di parkiran. Sekarang membahas presisi. Padahal saya kira tadinya akan membahas Adam Air lagi.

    Tapi comment-nya tetap saja banyak (banyak yang ndak mudheng).

  36. Repot banget sih bahasnya.. krn ada ketidakobjektipan dengan yang ngomong kali neh Mas Pri.. hehehe.. unit ELT kan emang gak bisa lama dan perkiraan tergantung keadaan dari 24 jam sampai 48 jam, jadi sah2 saja lah pernyataannya (Hi Roy!). Biarpun tidak terlalu ilmiah tapi tetap informartip dan \”tidak salah\”.

    Kutipan wikipedia juga:
    The units have a useful life of 10 years, operate across a range of conditions (-40°C to 40°C), and transmit for 24 to 48 hours

    Masalahnya ditransmisi emang cuma (sekitar) 24-48jam biarpun umurnya batt bisa jadi 10th, kalo adam air pake yg dah umur 4 th juga masi sah2 sajalah..
    silakan beli PLB mungkin, bagi yang takut anaknya ilang.. jadi bisa suar2 kalau ilang.

    maturnuwun

  37. mas, aku kok jadi ngerasa akhirnya mas pri jadi terbawa emosi dan selalu mencoba mencari kesalahan si roy. walau memang benar sih dia salah :) tapi saya lebih suka membaca posting mas pri yang lebih ‘orisinil’. wass.

  38. Ass. buat semua, Mas Pri salam kenal, aku ikutan nimbrung

    Mas Pri, rasanya belum ada yg bisa kita simpulkan :-? soalnya premis A juga belum presisi (Apakah baterai ELT seketika rusak begitu hilang kontak…bisa jadi ada jeda waktu pesawat gliding dan tr)
    Jangan2 wartawannya udah ngarti ttg presisi cuma biar sensasional korupsi waktu +- 30 mnt :d

    Tapi pesan “presisinya” OK bgt.

  39. mas.. newspaper itu bukan scientific journal.
    kecuali si abang nulis di kolom khusus sci.

    so much time spent only to bang his not-so-ridiculuous-mistake.

    better spent elsewhere, where quality count.

  40. :-? OOOoo maksudnya om pri mungkin tinggal nambahin kata “mungkin akan habis sekitar pukul 15.07 WITA” begitu ya om pri? :-?

  41. Premis A: Volume sampah Depok mencapai 5000 m³/hari.
    Premis B: Hari ini saya membuang sampah sebanyak 1 m³.
    Kesimpulan yang salah: Volume sampah Depok hari ini adalah 5001 m³.

    Memang kesimpulannya salah, karena volume sampahnya tetap 5000 m³ ± 0,5 m³ / hari. Ini karena Om Pri tinggal di Depok berarti sampah yang dibuang oleh Om Pri yang 1 m³ ± 0,5 m³ sudah termasuk hitungan sampah di Depok yang 5000 m³ ± 0,5 m³ / hari, jadi bukannya tambahan sampah. Betul tidak logika ini??? :-?

  42. loe..jgn nyerang pak roy terus….emang loe bener sendiri……..loe apa hebat??loe bukan orang terkenal

  43. #37…
    Tergantung penyedia fasilitasnya darimana…
    Kalo Anda di Indonesia tapi tertulis dari Australia itu karena ISP Anda dari Australia. Jadi ini bukan karena kesalahan presisi, tetapi memang sifat wp-plugin-nya seperti itu.

    Kami juga di sini terlihat mengirim dari Jepang karena penyedia fasilitas internet di ITB emang AI3 Jepang. :-?

  44. om pri, hidup sudah susah jangan dibikin susah ah…. angka penting!! jadi inget waktu praktikum fisika dasar, angka penting, slope, keseksamaan, ralat, disipasi, tabung erlenmeyer…..xxxxxx, tapi bole juga lah untuk sebuah “Betrachtung”

  45. Katanya ada seorang ahli multimedia yang membayar orang-orang agar terus mengkritik dia. Terus-menerus. Setiap saat. Meski dengan komentar berkonotasi cukup negatif sekalipun.

    Dengan demikian ia (ahli multimedia) tetap disebut-sebut terus. Di tivi, di koran, di internet. Dengan demikian popularitasnya tetap terjaga.

    Sepertinya ada beberapa orang bayaran itu yang menjalankan aksinya di blog ini.

  46. #132: tuduhan yang tidak berdasar :) bagian mana di tulisan saya yang nyebut2 orang tertentu? mungkin anda saja yang apatis.

    #116: terkenal bukan berarti pasti benar

    #110:

    mas.. newspaper itu bukan scientific journal.
    kecuali si abang nulis di kolom khusus sci.
    so much time spent only to bang his
    not-so-ridiculuous-mistake.
    better spent elsewhere, where quality count.

    this should be no brainer. i NEVER EVER said newspaper is scientific journal, they are of course free to say anything in non scientific terms. however, it is not ok to say something in the name of simplicity at the expense of correctness. the fact that something is being said in scientific or non scientific terms does not automatically determine its correctness.

    anything being said in simple terms could be correct or not. in order to determine its correctness, it is sometimes necessary to explain the problem in scientific terms, like I just did. however, i think it should be obvious that it doesn’t mean I’m demanding everybody to use scientific terms, like you are implying.

    am I getting too scientific to your taste again? and oh, please let me decide for myself on where quality counts.

  47. LOL, indo indo.
    #116 zaman internet masih ada yang gitu2, free speech my friend. and btw, kenapa l peduli ama orang terkenal? terkenal = superior? if that is how you think, i suggest you to find some time machine and maybe go back 100 years before.

    #132 Ini namanya iri, pak. Soalnya blog dia mungkin ga ada yang kunjungin. rasionalisasi.

    Pak Pri, kok uda lama ga posting baru?

    Peace

  48. =))=))=))mas priiiiii mas priii dendam kusumat apa sama mas roy??? =))=))=))tapi ok kok comment nya =d> =d>

  49. #1 ngapusi, itu orang duplikat ku. Yo ben ra popo biar makin terkenal. Mas Pri, aku olih ilmu lagi. Ilmu itung2ngan. Ngitung jam, jarak, sampah, jumlah karyawan, berat badan, perjalanan Jakarta Bandung. Krn gurune Mas Pri, ilmune lain. Ora perlu meteran. Ana data, kalkulator, beres… iyo ra?

  50. met kenal pak priyadi.

    wah,saya tersesat.

    tadi nyari di google ttg presisi,langsung kesini dah.

    saya tau istilah “presisi” baru dari kuliah Kimia Analitik :d

    doain ya pak.

Leave a Reply to cipo Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *