ICE – In Case of Emergency

Pada kejadian [serangan teroris](http://en.wikipedia.org/wiki/7_July_2005_London_bombings) di London tahun 2005, paramedik mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi kerabat korban yang dapat dihubungi dalam kejadian darurat. Mereka memiliki akses ke ponsel korban, tetapi tidak dapat dengan cepat mengetahui kerabat korban dari sekian banyak kontak yang terdapat dalam ponsel tersebut.

Untuk memecahkan masalah tersebut, Bob Brotchie mengusulkan pemilik ponsel untuk menambahkan kontak dengan nama ‘ICE’, singkatan dari *in case of emergency*. Kontak ini memuat nomor telepon yang dapat dihubungi dalam kondisi darurat. Dengan cara ini petugas dapat dengan cepat menghubungi kerabat korban tanpa perlu menelepon satu per satu nomor telepon yang ada dalam daftar.

Ide ini cukup populer pada tahun 2005-an di beberapa negara seperti Inggris, Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru. Di Indonesia, saya perhatikan ide ini belum banyak diketahui, dan besar kemungkinan yang bertugas dalam kondisi darurat pun tidak mengetahui ide ini. Walaupun demikian ada baiknya kita mengikuti ide ini. Caranya sederhana, mudah dan tidak memakan waktu lama.

Pilih kerabat terdekat yang kita inginkan sebagai kontak dalam keadaan darurat. Gunakan fungsi *Salin*, *Copy* atau *Duplicate* untuk menyalinnya, dan ganti namanya menjadi ‘ICE’ atau sisipkan ‘ICE’ di depan namanya. Ada baiknya pula kita memastikan nomor telepon di kontak tersebut adalah nomor telepon absolut dengan tanda + di depannya sehingga tetap dapat dihubungi dari luar negeri. Contohnya, jangan pakai nomor 08123456789, tapi gunakan nomor +628123456789.

Beberapa ponsel tidak dapat menangani jika ada dua atau lebih kontak dengan nomor telepon yang sama. Gejalanya adalah jika kita dihubungi oleh nomor tersebut, nama penelepon tidak akan ditampilkan, yang ditampilkan hanyalah nomor teleponnya saja. Solusinya sederhana, cukup tambahkan tanda * di akhir nomor telepon yang berada di kontak ICE. Jika tadinya nomornya adalah +628123456789, ubahlah menjadi +628123456789\*.

95 comments

  1. idenya bole juga, takutnya nanti petugasnya pada ga ngerti itu apa itu ICE :)
    dikiranya es batu nanti.

    wahhh 5 besarkah? seumur2 tumben :)

  2. Perlu sosialisasi lebih luas lagi kayaknya, karena budaya preventif bangsa kita belum kayak di luar negeri.Kalau udah kejadian baru ribut-ribut.Contoh lain masih sedikit masyarakat kita yang sadar pentingnya asuransi kesehatan, jiwa dsb…

  3. Gue langsung pasang di ponsel begitu baca tentang ICE pertama kali, kira-kira bulan Juli tahun itu juga, sambil berdoa mudah-mudahan gak pernah kepake [-o<

  4. Ane sih gak pakai HP, tapi pakai dog tag yg isinya nama, nationality, blood type, religion dan nomor telepon ICE.

  5. Ntar orang ngira nama istri saya Ice. Ice Juice kali?

    Mungkin untuk situasi umum di Indonesia, lebih mujarab bikin kartu identitas yang disimpan di dompet (atau dog tag kayak Dedhi di atas) yang ada keterangan ICE dalam Bahasa Indonesia.

  6. tapi nomer2 emergency gitu malah bisa disalah gunakan buat kejahatan juga mas pri. kalo henfon kecolongan, nomer emergency itu bisa dibikin panik seperti kasus penipuan kecelakaan yg dulu pernah terjadi. trus keluarga diminta transfer duit dan segala macem. di henfonku aku nggak nyimpen kontak dg nama “ayah”, “ibu”, “rumah” ato semacam itu. semua dicatet nama saja. sehingga kalo misalnya henfon itu tercuri, malingnya nggak akan bisa nebak kontak mana yg penting, kontak mana yg sekedar kenalan saja.

  7. Pak Pri,
    Yang saya ketahui, di Indonesia juga sudah mengaplikasikan ini, yaitu pada saat membuat kartu kredit atau mau pinjem uang di bank, nomor kontak ini harus dicantumkan, mungkin maksudnya pada saat ditagih dan kreditornya nggak ada, maka orang itu yang akan dihubungi, kalau yang seperti ini apa namanya ya ?

  8. :-\” wah, kalo dokter di Indonesia ngerti gak kode gituan? lagian kalo ada musibah, biasanya para copet henpon bergerak lebih cepet…

  9. kalo di Indonesia, waktu kita kecelakaan, yang ada handphone-nya udah ilang duluan digondol orang, terus sim cardnya dibuang. NKRI gitu loh =))

  10. setuju dgn #13, sebaiknya ada kerjasama dg provider selulernya, tinggal cross cek siapa pemilik nomer tsb dan alamatnya aja, klo gitu kan ga repot

  11. Nice Tips, Untuk Indonesia mungkin bukan ICE – Emergency aja, semua pasti tahu.
    Btw. Tidak semua daerah kalau ada kecelakaan Hp raib duluan baru korban ditangani. Masih banyak kok orang yang berhati mulia di NKRI. Mau menambah jumlah orang yang yang berhati mulia? Mulai dari diri sendiri.

  12. Kudo dengan #16 dan #17. Hp dan dompet adalah yang raib duluan sebelum orangnya ditulung. :)

    Lebih menarik adalah kalung (comment #9) seperti yang dipakai oleh para GI Joe di Vietnam.

  13. Tindakan ‘penyelamatan’ barang-barang berharga lebih dulu dibanding si korban emang realitas yang memalukan :)
    Kayaknya emang mesti ada backup ICE, ntah bentuknya seperti apa, idenya sih sesuatu yang tidak bisa dicuri, tapi dpt menginformasikan keberadaan seseorang. mungkin gak ya???

    salam..

  14. Setuju ama #20, atau mungkin lebih baik lagi kalau diganti “Darurat” saja, sebenarnya hal ini sudah saya lakukan sejak lama, tapi dalam bentuk tulisan di phone book kecil ( beli di bis waktu sma dulu seharga Rp. 500 rupiah ) yang selalu saya bawa kemana-mana ( sampe sekarang agak lecek ). Memang field yang tertulis disitu adalah “In Case Emergency, please call :”, jadi sebenarnya ide ini sudah lama ada ya ??

  15. Tapi sayangnya, hal ini juga bisa menimbulkan keuntungan tersendiri bagi para penjahat.

    Misal, HP kita kecopetan, trus ternyata si copet ini spesial penipu juga.

    Nah, modus yang bisa dipake si penipu ini adalah dengan menelpon keluarga si korban dengan alasan korban kecelakaan, lalu karena lukanya sangat parah dia harus segera dioperasi dan untuk itu keluarga korban diminta untuk mentransfer sejumlah uang ke rekening yang dikasih tau penipu tsb.

    Walhasil, panen deh si penipu ini. Pemberian kode ICE jelas akan mempermudah penipu untuk bisa dengan segera mengidentifikasi siapa-siapa saja keluarga korban tsb. Beda halnya kalo dalam phonebook itu tidak diberi catatan khusus, maka penipu akan butuh waktu lebih lama untuk melancarkan niat jahatnya.

    Bagaimana mas Pri?

  16. tambahan utk yg model kartu, mungkin bs dilengkapin dg riwayat alergi ato cat kesehatan penting lainnya..sambil nunggu teknologi chip dan single-id :)

  17. Wah kalo in case of emergency mah, mendingan ga bawa gadget. huehehehehehe… di Indonesia kalo ada orang kecelakaan berat yang pertama “ditolong” barang berharganya. huehehhee…

  18. hmm rumid amad, dengan KTP bukankah hal tsb sudah cukup, di sana tertera alamat lengkap si korban yg bisa dihubungi oleh polisi

  19. ICE… paramedis ga ngerti. maling HP apa lagi… apalagi di Indonesia ada Ice Trisnawati, dan masih banyak Ice – Ice yang lain….

    BTW Salam kenal boss….

  20. hmm, idenye bagus juga..
    tapi kalo aku, sekarang phone book utk kluarga di jadiin satu group..
    trus untuk teman yg sering dihubugni juga satu group,..
    jadi kan lebih enak..

  21. ide yg menarik
    apa lagi kalau bisa di pakai oleh operator selular untuk menginformasikan lebih dini mengenai sebelum terjadi bencana alam misalnya.
    Kan negara kita rawan bencana jadi sebelum bencana alam datang operator selular dapat mengblast informasi ke pelanggannya.

    misalnya kasus aceh bila informasi yg di sebarkan cepat mungkin korban gelombang sunami di aceh tdk terlalu besar.

    Mungkin gak ya

  22. Masalahnya paramediknya taw ICE ga??
    :-? kayaknya perlu sosialisasi lagi deh…
    ini aja baru taw dari si oom. nice blog!! salam kenal!

  23. Ide yang sangat berguna sekali!

    Langsung saya buat nomor ICE saya dari nomor telpon nyokap.

    Siapa tau ada kejadian apa-apa.

    Terima kasih sebelumnya atas infonya.

  24. Salam kenal Pak Pri..
    Apakah term ‘ICE’ ini sudah menjadi semacam term standard buat semua paramedic/pekerja sejenis di seluruh dunia ?
    Kalau kebetulan kita mengalami kejadian emergency ini di Indonesia, saya engga yakin paramedic Indonesia langsung mencari nomer ‘ICE’ di hand-phone kita…Kemungkinan besar yang dicari adalah :’Ibu’, ‘Bapak’, ‘Mama’, ‘Papa’, ‘Si Mbok’, ‘Sayang’ dan sejenisnya :-)

  25. Kalau ide saya justru dari segi design telepon genggam itu sendiri. Dimana pihak yang berpartisipasi dalam memberikan pertolongan pertama, seperti polisi dan palang merah, untuk memiliki kode universal. Sehingga pada saat korban (karena kecelakaan atau hal darurat lain), yang memiliki telepon genggam dapat secara otomatis diambil 2 nomor penting. Yang pertama adalah nomor telepon tersebut lalu yang kedua adalah nomor yang telah di pre-programmed atau “ice” tersebut. Jadi tidak usah cari-cari di address book. Cara ini dapat dijadikan sebagai “bypass” jika ternyata telepon korban ternyata dikunci.

  26. eh bukannya di henpon itu ada fasilitas group yah ? lebih simple kaya gitu kayanya deh :D

  27. @barry,
    bagaimana jika nomor yang di marked (pre-programmed) hilang? atau si empunya nomor ganti nomor laen? trus mo ganti harus hubungi distributor ponsel lagi? saya pikir malah kurang praktis, lebih praktis gagasan originalnya

  28. ide tjanggih…secara endonesa kan masih serasa ice age…la wong blum kecelakaan aja hp sudah diincer apalagi kalau sudah terkapar celaka :(

  29. Ide yang menarik dan sangat bermanfaaat jika tidak disalahgunakan. Saya akan mpraktekannya.

  30. @chazzuka: yang saya maksud dengan pre-programmed adalah ide dimana pemilik handphone dapat dengan mudah mengganti nomor yang nantinya bisa di “bypass” oleh polisi atau petugas yang memberikan pertolongan pertama. Jadi semacam built-in feature yang telah ada saat membeli. Ini bukan berarti pemilik handphone harus download software atau kirim ke dealer untuk mengganti nomor “ice” yang dia inginkan. Hari ini mungkin nomor si “A” yang dimasukkan ke “ice” lalu besok si “B” lalu minggu depan “A” lagi.

    Ini perlu mengingat adanya fasilitas lock-phone feature yang justru menghalangi keinginan untuk dapat mencari nomor “ice” dari address book. Oiya, ide bypass ini tetap akan memberikan fungsi lock-phone, sehingga polisi hanya dapat menghubungi nomor yang sang pemilik (korban) ingin dihubungi. Jadi kalau ada polisi yang iseng bacain sms sang korban maka tidak akan mendapat access ke sana.

  31. Wow, idenya bagus. Tapi saya khawatir, kalau nanti HP dicuri trus pencuri ini bisa menggunakan nomer ICE ini untuk menipu orang sang ICE untuk minta duit (misalnya).

    Karena memang pernah kejadian sama seorang teman. HP nya dicuri, trus si pencuri kirim SMS minta uang ke mama nya.

  32. Tapi kayaknya istilahnya kurang (belum) populer Pak.. ICE..

    Kalo ada kejadian seperti itu kemungkinan besar cari no/nama Rumah ato Nama Kerabat (Bpk/Ibu/Kkk).. Ato asal pencet no yang ada di HP yg penting nyambung..

  33. Yang jelas untuk saat ini mungkin petugasnya juga nggak tahu pak. Mending ganti aja status dalam phonebook ke VIP :D

  34. Di hpnya dikasih tmbahan psan “buat yang mo ngubungi ICE n ngasih kbar sebenar-benarnya, hp ini boleh anda bawa pulang”

  35. Wah kalau di Indonesia, ICE itu jadi seperti nama orang.
    Jadi rasanya kurang berguna. Dan saya sangsi polisi kita paham tentang ICE ini.

    Menurut saya lebih mudah dan lebih umum dan sudah banyak dipraktekan orang2 INdonesia, cukup buat satu kontak dengan nama ‘RUMAH’.

  36. Saya punya pengalaman yang “special” di UGD Sebuah Rumah Sakit terkenal di Banjarmasin.
    Ketika ibu mertua saya mengalami robek di kepala(karena jatuh)..masuk UGD…tidak ada dokter jaga…kita yang setengah mati menhubungi dan menjemput sang dokter..
    Pada saat dokter minta pinset ke petugas…petugasnya malah bengong..tak tau apa itu pinset….mabok nggak?

    Masalah ice…kalo saya 4 no penting,saya taroh dengan kode AA…misal AA hubby : AA Son : AA daughter : AA Office…..jadi begitu dibuka…langsung bisa di baca.

  37. Wah, udah lama ada ini di HP.
    Ada 3 entri

    1. AA (darurat hubungi ini); letaknya paling atas di phonebook
    2. Darurat (hubungi ini);
    3. Emergency.

    Isinya sama, no telp rumah, ayah, ibu, ade, kantor dan pacar hehehe…..

  38. waduh kalo menurut saya sih, gak gitu perlu deh kita tambahin ICE….

    kalo di indonesia…..kalau orang yang punya HP mengalami sesuatu biasanya orang-orang yang nolongin bakalan nyari n hubungin orangtua, atau rumahnya duluan….
    pasti yang pertama mereka cari list yang bertuliskan ‘papa’,’mama’, atau rumah……

    just my opinion :d

  39. Hanya perbedaan penyebutan istilah aja. Di luar negeri sana mungkin ICE sudah banyak yang kenal apa maksudnya. Kalau diterapin di Indonesia sih mungkin agak2 susah.

    Baiknya sih cari kata2 baku yang maknanya itu sama dengan ICE.

  40. Penting juga sih, cuma kayanya kalo negara kita masih awam bgt sama hal seperti ini.

  41. Nomor ICE direkam. Plus ditempel di stiker di HP. Sama password HP ditempel di stiker juga juga, buat HP yang sering dilock. Sama disertakan satu voucher prabayar, kalau2 kita pingsan waktu pulsanya habis.
    Di Nokia CDMA-ku (belum dicoba di yang GSM), kita bisa setting nomor emergency, yang bisa diprogram, lalu dipanggil saat HP terkunci sekalipun. Tapi belum aku coba menggunakan feature ini bersama short key.
    Hmmm, kayaknya, agar optimal, kita mesti talk sama vendor HP-nya nih.

Leave a Reply to orangutanz Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *