Salah Kaprah AC Hemat Listrik

Kemarin AC kamar tidur saya mendadak rusak. Memang masih bisa diperbaiki, hanya saja biaya untuk memperbaiki terlalu mahal sehingga saya memutuskan untuk sekalian membeli AC baru. Yang menjadi incaran utama tentu saja AC hemat energi yang ramai diiklankan dimana-mana.

Sayangnya ada salah kaprah yang meluas di iklan-iklan ini. Semuanya menggunakan Watt sebagai parameter hematnya penggunaan listrik.

AC dengan ‘Watt rendah’ belum tentu lebih hemat listrik dibandingkan AC dengan Watt yang lebih tinggi. Bisa saja konsumsi daya (Watt) lebih rendah, namun kapasitas pendinginannya juga lebih rendah. Untuk ruangan yang sama, AC yang seperti ini akan mengkonsumsi lebih banyak listrik untuk mendinginkan ruangan daripada AC dengan Watt yang lebih tinggi, tapi kapasitas pendinginannya lebih tinggi lagi. Hasil akhirnya, bukan lebih hemat yang didapat, tetapi malah lebih boros.

Cara yang benar untuk menghitung efisiensi adalah dengan membandingkan rasio masukan dan keluaran. Untuk AC, nilai efisiensi biasanya dinyatakan dalam angka EER (energy efficiency ratio) dengan satuan Btu/Wh. Angka EER merupakan perbandingan antara kapasitas pendinginan dalam satuan Btu/jam (Btu/h) dan konsumsi daya dalam satuan Watt (W). Semakin tinggi nilainya, artinya semakin hemat energi. Pada saat tulisan ini dibuat, AC hemat energi biasanya memiliki angka EER di atas 12.

Beberapa produsen AC tidak mencantumkan angka EER, melainkan COP (coefficient of performance). COP memiliki satuan W/W. Nilai COP dapat dengan mudah dikonversi ke EER dengan mengalikannya dengan 3,41 (EER = COP * 3,41). Kadang ada brosur produk AC yang mencantumkan nilai EER tapi dalam satuan W/W. Ini tidak tepat, untuk mendapatkan nilai EER yang sesungguhnya, kalikan dengan 3,41.

Berita baiknya adalah mayoritas produsen AC mencantumkan nilai EER atau COP pada brosur produknya. Selain itu, semua AC hemat listrik yang diiklankan memang memiliki EER yang tinggi, bukan hanya penggunaan dayanya rendah.

Berita buruknya adalah nilai EER atau COP bisa jadi tidak terstandarisasi. Perbedaan konfigurasi ruangan, temperatur dalam dan luar ruangan, cara pengambilan data, dan faktor-faktor eksternal lainnya di luar AC-nya itu sendiri bisa saja mempengaruhi nilai EER, terutama bagi AC inverter yang konsumsi dayanya dinamis. Setahu saya tidak ada standar yang mengatur pengukuran EER ini di Indonesia. Walaupun demikian, nilai EER atau COP yang tertera dalam brosur produk AC kemungkinan masih cukup berguna untuk memberi gambaran mengenai performa konsumsi energi bagi produk AC untuk produsen yang sama.

37 comments

  1. IMHO, BTU/Wh adalah satuan imperial, sedang W/W adalah satuan SI. Seharusnya satuan SI yang lebih kita galakkan.

  2. Kebanyakan orang malas mikir pakai hitung-hitungan. Mereka percaya saja jika ditawarkan AC hemat energi dengan kondisi harga lebih mahal daripada yang biasa. Apalagi ada fungsi khusus seperti antibakteri maupun virus flu burung.

    Btw, soal hemat energi, kalo AC-nya jarang dinyalakan berarti makin hemat konsumsi listrik :D

  3. Sekalian dibahas tuh, teknologi inverter beneran hemat listrik kagak. Kayak di Singapore sini kan semua AC rata rata single condensor (outdoor), lalu 3-5 evaporator (indoor), karena gantungan di luar apartment sempit. Inverter beneran hemat atau BS doang kalo indoor yang nyala cuman 1 atau 2 saja.

  4. Hemat listrik kalau penggunaannya jarang :d
    Orang Indonesia kan lebih senang dengan kata-kata ajaib seperti : murah, terbukti, teruji, handal, hemat, irit, dll tanpa memverifikasi terlebih dahulu

  5. Terima kasih. Nah, pencerahan beginian ini yang menjadi kekuatan blog. Setelah saya nunggu Priyadi nulis tentang “PMPO” yang sering jadi klaim produsen elektronik (kompo) :)

  6. #13 bener paman, untung bugn Priyadi mau kembali berbagi… setelah sekian lama hiatus. Semoga ‘berbagi’ bukanlah kutukan seperti ngeblog. hehe

  7. Pantesan tagihan ngga kurang2, wong kalo kurang dingin ditambahin terus, hasilnya sama aja. Mending pakai arus kuat sekalian :(

  8. Ko’ komen dari tadi ngga muncul? Masuk spam ya, mas?
    Bener nih, tagihan saya ngga berubah. Sepertinya sama aja. Mending pakai arus kuat sekalian kan?

  9. mungkin yg dimaksud produsen itu adalah cuma seputar hemat (energi) listrik,,, dimana Energi = Daya x waktu (Wh), tidak ke lebih jauh yakni, biaya dalam rupiahnya..

  10. wah ko komennya ga muncul,, nulis lg deh,, ringkas aja ah..

    mungkin yg dimaksud produsen cuman sampe energi yg ini aja kali pak, W = P x t (Wh), ga sampe ke rupiah or dingin yg dihasilkan.. #boleh ga ya klaim kayak gitu??

  11. Mas Pri, sedikit koreksi nih. Nilai EER ataupun COP yang aktual memang bergantung pada kondisi setiap saat, tetapi setiap produk diwajibkan untuk mencantumkan nominal EER yang diukur pada kondisi standar. Kondisi dan metoda pengukuran sudah diatur dalam standar yang dikeluarkan oleh AHRI atau ARI. Indonesia tidak perlu memiliki standar pengukuran sendiri, cukup merujuk kepada standar internasional itu. Yang perlu kita miliki adalah efisiensi minimum (baik EER, COP ataupun SEER), dan ini sudah ada dalam status proposed standard, tapi entah mentok di mana dan belum dijadikan code.

  12. Di rumahku listriknya cuma 450 watt :))
    Mau sehemat-energi apapun AC-nya ga bakal cukup. eh tapi bayarnya murah loh..

  13. Kalau gak salah kemaren ada juga di bahas di milis gadjah, ruangan 4×4 cocoknya AC dengan PK sekian..

    Nah, itu gimana itungannya ya?

    *summon anak-anak gadjah..

  14. Pake AC (Angin Cendela) saja mas.. Biar hemat energi sekalian ramah lingkungan.. Belum ada kan teknologi canggih yg tidak berdampak terhadap bumi??

  15. Ooooh, saya baru tahu. :)

    Sip, makasih atas ilmu ini, Mas Pri. Bisa nih saya terapkan kalo nanti punya rumah sendiri dan ber-AC. :d

  16. Kebetulan saya pas mampir ke blog mas ini setelah melihat Tinjauan.com dan ketemu artikel tentang AC ini. Kebetulan bbrp hari yang lalu saya baru service AC untuk dibersihkan. Kepada tukang AC yang membersihkan AC kami saya bertanya tentang AC baru karena kebetulan mau pasang AC baru untuk kamar putri saya dan mereka bilang bahwa sekarang sudah ada AC dengan Watt rendah. Saya berpikir wah ini ide yang bagus karena waktu saya membeli AC kami belum ada AC seperti ini. Informasi yang dfiberikan oleh tukang AC tsb saya telan saja bulat2 dan tidak tahu adanya perbedaan ini. Jadi saya untung bertandang kesini sehingga mendapatkan info tambahan tentang AC seperti ini. Thanks untuk sharingnya mas Priyadi :)

  17. Mungkin harusnya bukan hemat listrik, tp bisa dipasang dorumah dgn daya rendah.
    Rumah saya cm 1300w, kl pake ac 1 pk bs jepret terus

  18. Lagi bingung mau beli AC ni om, ada saran?
    *langsungsebutmerk
    Kalo ruangan 2,5 x 2,5 pake LG Hercules Mini 1/2 PK yg 260 watt masih aman gak om? soalnya EER nya 17.6 kalo gak salah
    tapi BTU/W nya 4500, seharusnya untuk 1/2PK normalnya 5000 BTU/W
    Apa pengaruhnya terhadap hemat energinya?

    1. @dwiprayogo: aman harusnya, kalau bener EER-nya 17.6, artinya bagus banget. itu 5000 BTU kali, bukan BTU/W. menurut saya sih gak masalah cuma 4500 BTU.

Leave a Reply to Giaboo Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *