Pengalaman Menjadi Nasabah Kartu Kredit UOB Buana

Saya adalah pemegang kartu kredit gold UOB Buana (sekarang Bank UOB Indonesia) 4027-3620-0039-xxxx sejak Februari 2008 dan UOB One Card 4027-3620-1005-xxxx sejak Mei 2010. Berikut adalah pengalaman buruk saya dalam menjadi nasabah kartu kredit bank ini.

Pada akhir bulan Februari 2011, saya untuk berniat mengajukan penutupan kartu kredit emas UOB Buana saya. Mengapa ingin saya tutup? Pertama, saya merasa iuran tahunan (annual fee) yang saya keluarkan tidak sebanding dengan apa yang saya dapatkan. Kedua, saya tahu bahwa iuran tahunan kartu kredit UOB Buana saya ini akan ditagihkan pada bulan April setiap tahunnya. Maka saya membuat jadwal di ponsel saya untuk melakukan penutupan kartu kredit UOB Buana pada setiap bulan Februari. Jika penerbit menghapuskan iuran tahunan, maka saya lanjutkan penggunaan kartu saya untuk satu tahun ke depan. Jika tidak, maka tidaklah menjadi masalah besar, bukan saya yang rugi dan saya masih memiliki banyak kartu kredit dari penerbit lainnya.

Permintaan saya untuk menutup kartu kredit saya di call center 021-23559000 dibalas dengan tawaran penghapusan iuran tahunan dengan menggunakan point reward. Saya yang tidak menyadari bahwa saya memiliki point reward yang cukup banyak langsung menolak mentah-mentah, dan saya langsung meminta penukaran point reward yang saya miliki dengan selembar voucher belanja Rp 100 ribu di Carrefour. Saya hanya bersedia menerima penghapusan iuran tahun tanpa syarat apapun. Akhirnya mereka menerima dan mengatakan bahwa mereka bersedia menghapuskan iuran tahunan.

Voucher Carrefour yang mereka janjikan pun datang kurang lebih satu minggu setelah telepon saya tersebut.

Karena sudah ada komitmen dari mereka untuk menghapuskan iuran tahunan, maka saya tidak memiliki beban lagi untuk menggunakan kartu kredit tersebut, dan saya gunakan untuk melakukan tiga kali transaksi dengan menggunakan fasilitas cicilan 0% di merchant yang menawarkan promo tersebut. Transaksi saya lakukan tiga kali pada tanggal 28 Februari, 27 Maret dan 6 April, untuk pembelian perlengkapan fotografi.

Sekitar tanggal 18-19 April, saya menerima tagihan dan melihat ternyata iuran tahunan yang mereka janjikan untuk dihapus ternyata tetap tercetak, yaitu sebesar Rp 350 ribu. Saya pikir ini bukan masalah besar, dan hanya merupakan kesalahan administrasi semata. Saya pun menghubungi call center, mereka pun menjanjikan untuk memproses kesalahan ini dan akan menghubungi saya dalam tiga hari.

Tanggal 27 April, jauh melebihi waktu tiga hari yang mereka janjikan, sama sekali  ada kabar dari mereka. Dan karena jatuh tempo adalah pada tanggal 2 Mei, saya segera melakukan pembayaran melalui Bank Mandiri dengan jumlah di atas jumlah tagihan termasuk iuran tahunan. Ini karena saya lupa jumlah tagihan persisnya dan kertas tagihan tertinggal. Saya lakukan ini untuk menghindari bunga dan denda keterlambatan pembayaran mengingat tanggal jatuh tempo yang sudah sangat dekat.

Tanggal 28 April, saya kembali menghubungi mereka. Alangkah terkejutnya saya ketika petugas call center memberi tahu saya bahwa mereka tidak dapat menghapuskan iuran tahunan karena saya masih memiliki transaksi cicilan. Saya berkali-kali mencoba untuk memberi tahu bahwa transaksi cicilan dilakukan setelah menerima komitmen dari UOB Buana bahwa iuran tahunan akan dihapuskan. Lebih kaget lagi ketika diberi tahu bahwa dalam catatan mereka disebutkan bahwa saya menyetujui untuk membatalkan penutupan kartu hanya karena menerima voucher belanja Carrefour, yang bahkan saya dapatkan dengan cara memotong reward point!

Pada titik ini, tekad saya sudah bulat untuk menutup kartu ini. Setelah kejadian ini, saya tidak akan tenang selama saya masih menjadi nasabah kartu kredit UOB Buana. Saya khawatir di masa yang akan datang akan terjadi lagi masalah seperti ini.

Ketika saya menyampaikan hal tersebut kepada petugas call center, saya diberi tahu bahwa saya harus terlebih dahulu melunasi seluruh tagihan cicilan, ditambah dengan denda sebesar Rp 200 ribu untuk setiap transaksi cicilan yang saya lakukan. Karena transaksi cicilan yang saya lakukan berjumlah tiga buah, maka denda yang mereka kenakan adalah sebesar Rp 600 ribu! Saya sudah minta agar denda ini dihapuskan karena denda ini terjadi karena kesalahan pihak UOB Buana yang menolak untuk menepati komitmennya. Namun, seperti yang sudah dapat diperkirakan sebelumnya, mereka menolak permintaan saya tersebut.

Sebenarnya akan lebih murah jika saya dengan pasrah membayar iuran tahunan yang hanya berjumlah Rp 350 ribu. Namun ini sudah menyangkut urusan pelanggaran komitmen yang tidak dapat saya terima. Jadi saya memutuskan untuk tetap menutup kartu kredit saya tersebut, walaupun biaya yang akan saya tanggung lebih tinggi. Saya langsung menanyakan apa yang harus saya lakukan jika ingin menutup kartu saya.

Petugas call center kemudian meminta waktu untuk melakukan perhitungan mengenai jumlah yang harus saya bayarkan agar saya dapat menutup kartu saya tersebut. Katanya, kartu saya baru dapat ditutup jika saya menyisakan tagihan sejumlah iuran tahunan Rp 350 ribu yang nanti akan dihapuskan pada saat penutupan kartu saya. Setelah saya hitung-hitung, jumlah yang harus saya bayarkan ini sudah memperhitungkan denda Rp 600 ribu serta bea materai dan biaya transaksi pembayaran di tagihan bulan depan.

Karena hanya tersisa dua hari kerja menuju tanggal jatuh tempo, saya memutuskan untuk melakukan pembayaran langsung melalui konter Bank UOB Buana. Tujuannya supaya pembayaran bisa langsung tercatat pada hari itu juga. Saya ambil dana tunai dari Bank BNI, untuk kemudian disetorkan ke Bank UOB Buana cabang Depok. Ini adalah cara yang sangat merepotkan untuk membayar kartu kredit, ditambah dengan ongkos pembayaran melalui konter yang sebesar Rp 15 ribu, atau 2-3 kali lipat biaya pembayaran melalui ATM atau Internet.

Hari Senin, 2 Mei 2011, waktunya bagi saya untuk mengeksekusi penutupan kartu. Ternyata ceritanya belum selesai sampai di sini saja. Permintaan saya untuk menutup kartu kredit ke call center ternyata ditolak mentah-mentah. Katanya, mereka tidak dapat menutup kartu saya karena saya masih memiliki tagihan iuran tahunan! Dan mereka tidak dapat menghapuskannya karena iuran tahunan sudah tercetak dalam tagihan! Ini benar-benar hal yang sama sekali tak terbayangkan sebelumnya. Saya sudah mengikuti instruksi penutupan kartu dari petugas call center tiga hari yang lalu, tapi kini petugas yang lain mengatakan kepada saya kalau mereka tidak bisa melakukan penutupan kartu saya?

Petugas penutupan kartu menawarkan untuk menghapuskan iuran tahunan dan denda Rp 600 ribu, tapi dengan syarat saya harus melakukan transaksi sebesar Rp 6 juta rupiah selama enam bulan! Saya benar-benar tercengang. Setelah berkali-kali mengerjai saya, mereka ternyata masih berani menerapkan syarat kepada saya!

Saya menolak mentah-mentah segala tawaran dari petugas penutupan kartu. Saya ingin segera melakukan penutupan kartu, supaya saya bisa terbebas dari kewajiban untuk berhubungan dengan pihak UOB Buana di masa yang akan datang. Karena petugas penutupan kartu tidak bersedia mengabulkan permintaan saya, saya minta bicara dengan atasannya langsung. Setelah beberapa kali bolak-balik memberikan waktu kepada petugas penutupan kartu untuk berbicara dengan atasannya, saya tetap tidak berhasil bicara langsung dengan atasannya. Walaupun demikian, petugas call center akhirnya bersedia untuk melakukan penutupan kartu kredit saya tanpa syarat apapun, walaupun saya harus merelakan Rp 600 ribu yang secara teknis masih menjadi hak saya.

Pada saat penutupan kartu, saya lupa bahwa saya masih memiliki kartu kredit lainnya dari UOB Buana, yaitu UOB One Card. Karena itu, saya juga lupa untuk menutup kartu ini. Keesokan harinya, tanggal 3 Mei 2011, saya menelepon call center dengan niat untuk menutup kartu UOB One Card saya. Seperti biasa, petugas penutupan kartu yang belum mengetahui duduk persoalannya menawarkan berbagai macam program untuk menghapuskan iuran tahunan. Saya menolak dan balik mengajukan syarat: jika ingin saya tetap menjadi nasabah kartu kredit UOB Buana, saya minta Rp 600 ribu yang secara teknis adalah hak saya dikreditkan kembali kepada kartu ini. Setelah menunggu petugas ini bernegosiasi dengan atasannya, dia menawarkan untuk mengaktifkan kembali kartu gold yang kemarin telah ditutup, ditambah dengan penghapusan iuran tahunan, penghapusan denda pelunasan cicilan dan pengaktifan kembali program cicilan.

Sejujurnya ini adalah penawaran yang saya harapkan sebelumnya, tapi sudah sangat jauh terlambat dan saya tidak bersedia mengambil resiko untuk harus kembali jungkir balik berurusan dengan petugas call center di masa yang akan datang. Saya menolak, dan tetap meminta kartu yang kemarin ditutup tetap ditutup. Dan saya tetap bermaksud untuk menutup kartu UOB One Card saya, kecuali jika pihak UOB Buana bersedia untuk mengkreditkan Rp 600 ribu yang masih menjadi hak saya kepada kartu UOB One Card saya. Tentu saja mereka tidak bersedia untuk melakukannya, dan dengan senang hati membukukan uang Rp 600 ribu tersebut sebagai keuntungan. Pilihan saya akhirnya hanyalah menutup kartu tersebut.

Apakah ceritanya selesai sampai di sini saja? Ternyata jauh dari itu. Bulan Juni 2011 saya tidak menerima tagihan kartu kredit dari UOB Buana. Jika saya tidak menerima tagihan pada satu minggu sebelum tanggal jatuh tempo, biasanya saya langsung menghubungi call center untuk menanyakan jumlah tagihan yang harus saya bayar. Namun karena saya merasa sudah tidak memiliki hubungan dan kewajiban apapun kepada UOB Buana, tentunya saya merasa tidak perlu lagi menghubungi mereka. Namun alangkah terkejutnya saya setelah menerima tagihan pada tanggal 21 Juli 2011 yang isinya ‘tagihan bulan lalu’ sejumlah Rp 347.042 yang saya pikir adalah iuran tahunan karena jumlahnya mendekati Rp 350.000. Ditambah dengan bunga Rp 19.030, denda keterlambatan Rp 100.000 dan sebuah peringatan bernada agak keras.

Karena malas harus kembali berurusan dengan mereka, sambil mengelus dada, saya langsung lunasi tagihan ini tanpa menghubungi pihak call center yang saya rasa tidak akan banyak bersedia membantu dan hanya akan membuat sakit hati saja.

Jumlah kerusakan yang disebabkan oleh kartu kredit UOB Buana adalah sebagai berikut:

* Biaya pelunasan transaksi cicilan: 3 * Rp 200.000 = Rp 600.000
* Iuran tahunan: Rp 350.000
* Bunga: Rp 19.030
* Denda keterlambatan: Rp 100.000

Itu belum termasuk kerusakan-kerusakan yang sulit dikuantifikasi seperti biaya telepon, transportasi, dan sebagainya. Tidak termasuk pula kerugian ‘recehan’ seperti ongkos pembayaran melalui konter sebesar Rp 15 ribu. Secara *time value of money* saya juga dirugikan karena tidak lagi dapat mencicil tanpa bunga selama 6 bulan.

Oh ya, pada akhir eksekusi penutupan kartu, petugas penutupan kartu meminta saya untuk menggunting kartu kredit saya tersebut menjadi dua bagian. Saya melakukannya dengan menggunakan fasilitas dari PT. Kereta Api Indonesia. Terima kasih banyak kepada PT. Kereta Api Indonesia atas pinjaman fasilitasnya.

79 comments

  1. kartu kredit ya.

    kayaknya masalah ini dari dulu emang ga pernah ada beresnya, bisa di bilang dari berbagai penyelengara kartu kredit.

    mungkin ada baiknya dari BI harus lebih memiliki kebijakan perlindungan konsumen, terhadap bank penyelengara kartu kredit. agar ga ada yang nulis blog ginian lagi di kemudian hari dan tidak menggunakan fasilitas PT. Kereta Api Indonesia di luar service transport nya eheheheh

  2. Mas, kalau dapat janji dari petugas call center (via telepon kan?), apa yang bisa dijadikan bukti bahwa memang ada janji dari mereka? Apakah rekaman percakapan telepon bisa dijadikan bukti?

    Tanpa bukti yang ‘legal’, memang pada akhirnya perusahaan pasti akan berusaha berkelit agar memperoleh keuntungan sebesar mungkin.

    1. @donny kurnia: itu salahnya. ada gak sih ponsel yang bisa rekam pembicaraan? dulu pake palm centro bisa, tapi barangnya udah terlalu jadul.

  3. Sekedar info, biasanya pihak call center punya rekaman pembicaraan telepon pak. Itu yang jadi dasar mereka untuk melakukan transaksi. Seperti kalo kita melakukan setoran di teller bank, kertas setoran itu disimpan pihak bank dan menjadi bukti transaksi. Cuman masalahnya bersedia nggak pihak UOB untuk memeriksa rekaman pembicaraan telepon pak Priyadi pada tanggal2 tersebut.

  4. memang ribet dan sangat menyakitkan jika berhubungan dengan institusi tidak profesional seperti itu.

    soal konsultasi yang sampai harus bolak-balik berkali-kali antara bawahan-atasan itu sudah menjadi hal yang lumrah di institusi mana pun di indonesia. karena tidak adanya standard baku pelayanan dan penanganan terhadap keluhan konsumen. bahkan sistem dan peraturan perusahaan tempatnya bekerja pun tidak dia pahami. karena memang tidak dibaca dan dipelajari.

    pak arswendo bilang, konsumen di indonesia adalah raja, raja sabar.

  5. penjelasannya mantap…
    saya jamin, ga lama lagi, orang UOB nelpon mau berkunjung dan ngasih parcel buat minta maaf, hehehe…

    emang, kalau punya kartu kredit itu lebih baik kalau punya bisnis. Kalau cuma buat nyicil barang2 rumah tangga, mendingan cash. Atau ngutang sama saudara, hehehe…

    1. @andrew: bukan surat terbuka, cuma runutan pengalaman pribadi aja. uangnya sih udah saya relakan. itung2 jadi pelajaran buat saya :)

  6. Bp Priyadi, Salam kenal, Perkara saya dengan bank UOB Buana lebih parah, ini berita nya :

    RT @redaksiprimair UOB Buana gugat balik nasabahnya Rp10 miliar: UOB Buana juga meminta Muji membayar uang paksa/dwang http://bit.ly/ieTyrP

    Terima kasih

  7. one out and now that UOB’s image gonna fallll down like engineless plane.
    Kali ini ngga bakal ada acara koin-koinan kan om ;)

  8. Yeah, namanya bank (milik) asing, objective-nya ya buat ngeruk sebanyak banyaknya dana dari negara lain, karena di negaranya sendiri diawasi ketat atau sudah nggak sanggup lagi ekspansi

  9. Bank UOB Buana punya cerita serinci ini nggak ya versi mereka?

    Atau bisanya cuma mbulet nggak karuan dan beda-beda versi tergantung petugas call center yang melayani?

    Jadi pelajaran berharga, setidaknya kalo mau nutup kartu, langsung ke Bank, diurusin sampai tuntas, kartu digunting jadi dua di depan mata petugas bank-nya, Om.

  10. Bank biasanya banyak berkelit dan punya versi penjelasan tersendri. Artinya butuh pengakuan orang banyak agar membuat mata mereka ‘melek’ :)

  11. Waduh mas, sptnya saya hrs bersiap2 menghadapu mslh yg sama nih. Berhubung saya jg pny 2 kartu kredit dr uob buana, saya sdh lama request utk penutupan 1 kartu krn saya toh tdk perlu 2 (dimana limitnya jg adlh limit gabungan). dari 3-4 bln lalu berbagai alasan mrk kemukakan. dari yg akan dihapuskan *berita klasik* sampai akhirnya 2 bln sblm tgl jatuh tempo card tsb saya hubungi mrk kembali, kali ini dgn alasan bahwa sblm annual fee ter-tulis/tercetak di tagihan(bill), mrk tdk dpt melakukan penghapusan. Saya tanya kembali apa bs saya tutup dr skrg kl begitu, mumpung belum smp setahun, jawabnya “nanti kalau ibu mau meminta penghapusan blh saja, tp sesudah penghapusan biaya saja, nanti ibu bebas mau menutup kartu ini. Saya bingung, krn saya dr tahun lalu pun sdh meminta hal serupa tp utk tutup 1 card (yg tdk pernah aktif, anyway) saja kelihatannya susah sekali. bnr saja, bln ini di tagihan cc saya sdh tercetak biaya tahunannya. Sptnya hrs saya tlp kmbali uob bsk. Tp saya sdh merelakan uang saya, apabila nanti mrk akan memakai alasan spt yg mrk berikan ke mas, bhw krn bill sdh tercetak maka sdh tdk bs dihapuskan. Dgn hal ini, ditambah marketing mrk yg lmyn mengganggu saya (menawarkan program2 dan card tambahan berkali2 biarpu saya sdh sering sekali menolak), kelihatannya tak urung akan saya tutup jg kedua karu saya.

    Thx utk sharingannya mas.. btw, kl blh tahu, apa ya bukti yg kita pegang utk menunjukkan kita sdh melunasi annual fee kartu kita. Kuatirnya, di lain hari ada masalah lagi kalau tiba2 kita diblg blm melunasi. Krn sdh sering dgr crita tmn sewkt mau kpr ga lolos, pas dicek ke BI ternyata gara2 mslh biaya tahunan kartu kredit yg diblg blm lunas. Sblmnya, trims utk sarannya..

    1. @ann: setiap bayar kartu kredit, lebih baik simpan semua bukti pembayarannya. just in case. selain itu tagihan juga jangan dibuang.

  12. Istri saya juga sempet bermasalah tuh waktu mau nutup CC dari bank U0B ini …

    Bahkan setelah penutupan sampai hari ini pun masih suka di”teror” telpon penawaran macam2 dari CC ini … heran apa mereka tdk punya database nasabah yg sudah tidak aktif yah?

    Sampai hapalnya tuh no telp CS, setiap kali telp, sebelum dia ngomong dah kita “semprot” duluan hahaha

  13. Misalnya terjadi apa-apa dengan kereta api tersebut gara-gara melindas kartu di rel, alangkah bertambahnya kebencian terhadap bank yang mengeluarkan kartu kredit tersebut :D

  14. mau tanya boleh om? kalo pemegang kartu udah terima kartu kreditnya tapi belum diaktivasi, apakah iuran tahunan/annual fee aka tetap di-charge? terima kasih atas responnya..

  15. @Pri
    Wah…pengalaman saya lebih baik Pri…
    Saya pernah bermasalah dengan 3 bank karena sebagiannya memang salah saya sendiri, tapi semua biaya iuran tahunan, denda, bunga, dll dikembalikan (dikreditkan) utuh. Memang ketiganya bukan bank yang sama dengan punya Mas Pri.

    Intinya sih saya tidak menggunakan media telepon tapi email. Ini lebih efektif ternyata. Walau telpon pun cukup efektif. Tapi memang kondisi saya adalah ‘nasabah emas’ mereka dan saya ‘mengancam’ memutuskan hubungan saya dengan bank tersebut secara total kalau tuntutan saya tidak dipenuhi. Termasuk mempengaruhi rekan-rekan kerja saya untuk tidak menggunakan jasa bank tersebut. Ternyata efektif :)

  16. hahahahaaaaa mantaaapppppp….siiiippp siiipppp, peng expressian kejengkelan yang aduhai…salut brow…siippp

  17. Berikut saya sampaikan bank-2 yang pelit masalah penghapusan iuran tahunan : DANAMON, BRI,BUKOPIN,MEGA,MANDIRI,UOB,ANZ Klo kita punya tagihan harus dilunasi dulu sebelum mengajukan penghapusan iuran tahunan . Meski kita sudah jadi nasabah bertahun-tahun tetapi klo masih ada saldo utang gak bakalan dapet iuran tahunan. Harus dilunasi dulu baru diancam akan ditutup. Tetapi tidak segampang yang kita harapkan meski sudah mengancam tapi akan digratiskan dalam waktu beberapa hari lagi jadi sebelum ada bkti jangan digesek dulu.Klo sudah terlanjur tertagih dan baru dapat menutup beberapa bulan lagi maka iuran masih bisa durefund dengan syarat kita ancam akan ditutup. bank-2 bank memag sadis sebab iuran tahunan yang seharusnya bisa ditiadakan untuk nasabah loyal masih saja ditagihkan. Bank- bank yang sangant menghargai loyalitas nasabah dengan memberikan gratis iuran tahunan seperti : BII, BNI, Citibank, SCB, cuman anz yang sangat pelit sebab ada program member get member sehingga iuran tahunan gak bakalan gratis sebab buat ngasih komisi marketingnya :)…

  18. UOB dan anak2nya misalnya UOB kay hian merupakan perusahaan yg nampaknya tak punya etika terhadap perusahaan sejenis lain dan juga customer2nya, mereka membajak dll perusahaan lain sampai perusahaan lain tutup dibidang sekuritas, waspadalah2. perusahaan yg nampaknya tak beretika spt ini harus dilarang untuk merekrut karyawan baru selama 5 tahun seperti di luar negri

  19. saya pernah jd CSR credit card di bank asing hampir setahun, pak pri. bukan UOB, tp saya paham banget sama masalah pak pri. alasan saya berhenti kerja, pertama, saya bosan stiap hari ‘merayu’ customer utk mempertahankan kartu kreditnya. mayoritas memang keberatan dg iuran tahunannya. kedua, saya yg sgt senang berhitung dan menganalisa ini, ga pernah bs menerima dg akal sehat cara perhitungan bunga kartu kredit. misalnya, tertulis di lembar cetak tagihan bhw bunga kartu kredit yg berlaku adl 3%. sbg org awam, pastilah menghitung dg hitungan yg sederhana, yaitu sisa tagihan terhutang (yg belum dibayar sampai lewat jatoh tempo) x 3%. nyatanya ga semudah itu. saya sendiri sampai perlu liat contekan jika ada customer yg menanyakan cara perhitungan bunga. lalu saya akan menjelaskan sambil geleng2 kepala, dan merasa ikut berduka cita pd si customer yg bunganya bahkan lbh besar drpd sisa tagihannya. alasan ketiga, saya ga pernah suka kartu kredit, dr dulu sampai detik ini. prinsip saya sederhana saja, kl blm ada uang, ya nabung dulu saja sampai cukup. kl kepepet butuh bgt? ya pinjam sama kluarga, ga pake bunga2an sgala. sebenarnya bnyk yg mau saya share. mungkin nanti begitu ada waktu luang.

  20. kalau seandainya ingin menghindari iuran tahunan gmana yah?
    kebetulan saya ada cc BII yg masi ada tagihan selama 3 bulan..
    td saya telp cs ktnya ada denda 200rb kalau ingin menutup kartu karena masi ada tagihan..
    kalau saya tetap ingin lunasi dan ingin menghindari iuran tahunan, apa yg harus dilakukan ya?
    telp cs tetap bilang tutup walaupun kena denda 200rb kah?

    1. @exe: lain kali harus lihat2 dulu sebelum ambil kredit jangka panjang. pastikan dulu jangka waktu kreditnya gak melewati jadwal iuran tahunan ditagihkan. kalau udah terlanjur, harus main gertak. bayar semua tagihan + dendanya + biaya materai bulan depan + biaya pembayaran, terus minta tutup. bisa jadi dia kasih free iuran tahunan, bisa juga kartunya ditutup beneran :).

  21. @mas pri:
    nah itu dia mas, klo ditutup beneran rugi byr 200rb, pdhl iuran tahunan aja cm 150rb..
    gmana enaknya nih?
    penagihan iuran tahunan itu pas setahun abs kita buka ya mas?
    kartu saya tertulis 11/13, jadi apakah tagihan keluar di bulan 12?
    makasih komennya mas.. :)

    1. @exe: coba gini, tunggu sampai ada tagihan iuran tahunan. terus telepon CS-nya. tanya bisa gak minta gratis iuran tahunan. kalau gak bisa, minta kartunya ditutup. nanti dia akan kasih angka yang harus dibayar (tagihan + bea materai bulan depan + biaya pembayaran + denda pelunasan). bayar itu. terus minta kartu ditutup. nanti akan dialihkan ke bagian penutupan kartu. oleh bagian penutupan kartu, nanti akan ditawarkan penghapusan annual fee. beres deh :)

      itu kalau beruntung, kalau gak beruntung, kartu kita ditutup & kita harus bayar 50 rb lebih mahal (200rb denda pelunasan vs iuran tahunan 150rb) :). tapi ini emang risikonya :).

      kalau ditawarin penghapusan annual fee, maka setelah itu akan ada dana lebih di kartukreditnya. itu diambil aja lewat ATM, tapi jangan sampai overdraft. kalau ngambilnya kelebihan, akan kena biaya 3-4%.

  22. suami saya juga lagi mau nutup nih UOB.. saya browse internet tnyata byk kasus juga ni bank.. sampe uda menyiapkan diri bakal keluar duit dan ribet ngurusinnya.. smoga bisa cepet kelar deh ni urusan.. bikin cape doang ni bank.. makasi ceritanya mas..

  23. Saya juga pernah mengalami hal yang hampir sama dengan anda pak Priyadi. Akan tetapi pada saat mengajukan komplain ke pihak UOB Buana, saya “agak keras” sedikit kepada CS nya sehingga iyuran tahunan kartu One Card dan Classic saya bisa dihapuskan oleh mereka TANPA SYARAT apapun juga.

    Jadi menurut saya, kita harus keras dan tegas kepada CS kartu kredit tsb.

  24. gak usah dibayar juga gak apa mas, bank juga pinjaman BLBI gak ada yang beres, apalagi itu Bank Century gak jelas juntrungannya, pelaksana regulasi itu cuman mangsa sama org kecil aja! asal jangan makan uang teman atau uang saudara sendiri aja. hehehehe…

    1. @PANJI:

      yang namanya hutang itu tetap harus dibayar. mau sama teman, saudara atau sama bank. apalagi kartu kredit bunganya 0% kalau bayar sebelum jatuh tempo. kenapa cari2 alasan untuk gak bayar?

  25. Salam kenal pak

    saya juga lagi bermasalah dengan kartu kredit UOB, bulan nov 2011 billing saya terima tgl 17 nov 2011 dan seperti biasa, receptionis dikantor pasti akan memberikan stempel tgl terima pada setiap surat dan tanda terima yang dibawa oleh kurir. Tapi pada saat saya buka ternyata tgl jatuh tempo berubah dari setiap tgl 20 menjadi tgl 16. Tentu saya mengalami keterlambatan pembayaran. Tgl 17 nov dini hari, suami saya melakukan pembayaran via i-bank bca. Dan tgl 18 nov pagi sekitar pukul 9 pagi saya telp CS. Dan saya sebutkan bahwa saya mengalami keterlambatan penerimaan. Dan si CS menjelaskan bahwa di laporan mereka billing tersebut telah di kirim per tgl 7 Nov, dan telah di terima oleh receptionis kantor yang bernama si A. Kemudian saya jelaskan, tidak mungkin receptionis menahan billing sampai 10 hari, dan si A sudah risign dari kantor saya sudah 4 bulan yang lalu. Kemudian CS menawarkan saya untuk dilakukan investigasi terhadap kurir, dan saya akan di informasikan.

    Karena sudah beberapa hari tidak ada kabar, saya telp ulang, dan CS yang menerima berbeda dengan yang pertama, dan lagi2 mereka mengatakan akan melakukan investigasi.

    Tgl 6 Des saya mendapat telp dari UOB, dan mengatakan keberatan atas penerimaan billing yang terlambat di terima di TOLAK dan saya dikenakan denda 100 ribu atas keterlambatan. Saya jelaskan dari ulang lagi, dan kenapa harus membayar denda atas kesalahan pihak UOB. Kemudian CS mohon waktu sebentar dan setelah beberapa minit di hold si CS memberikan informasi yang mengejutkan, bahwa billing di kirim tgl 7 dan diterima oleh si B. Saya menanyakan kenapa tiba2 bisa berubah penerimanya? investigasi yang dilakukan menggunakan bukti tanda terima atau hanya omongan saja? Dan si CS menjawab, ini berdasarkan informasi dari kurir. Jadi investigasi tidak dilakukan dengan melihat tanda terima, tapi berdasarkan omongan. Kemudian saya bilang, mba kenapa mendengarkan omongan, mba sudah tau itu bohong kenapa bisa berubah penerimanya? Dan CS mengatakan, baik kami akan mencatat keluhan ibu.

    Dan tgl 13 Des 2011 kemarin saya mendapat billing 100 ribu atas keterlambatan bulan kemarin. Dan saya telp CS, dan saya bilang, kenapa investigasi butuh waktu yang lama sekali? Dan si CS menjawab, kami baru menerima keluhan ibu per tgl 6 Des 2011. Telp langsung saya banting. Dan saya segera turun untuk menanyakan tgl berapa sebenernya billing itu saya terima. Dan yang mengagetkan saya adalah, kurir yang mengantarkan billing tadi, memaksa Receptionis saya untuk mengakui bahwa mereka menerima billing saya tgl 7 Nov 2011. Dan meminta di carikan bukti bahwa billing tersebut di terima tgl 7 Nov. Tentu saja receptionist saya tidak mau dan tidak bisa memberikan bukti, karena memang mereka menerima tgl 17 nov. Dan di tanda terima yang dipegang oleh kurir tersebut, sudah di beri catatan oleh receptionis saya bahwa mereka menerima billing tersebut bukan tgl 7 tetapi tgl 17 nov. Dan meminta si kurir untuk merefisi.

    Kemudian saya telp lagi, dan CS yang berbeda lagi. Saya jelaskan dari saya bicara pelan sampai teriak2. Dan si CS mohon waktu, beberapa menit kemudian dan hasilnya mengejutkan saya, si CS mengatakan billing baru di kirim tgl 11 nov dan penerima si B. Saya bilang ajah, ini bank apa seh, investigasi ko ga pake data. Saya marah. Begitu gampangnya mereka merubah2 tgl pegiriman dna penerima.

    Dan hari ini tgl 16 Des 2011 setelah jumatan saya bersama suami ijin, untuk mengurus ini. Saya datang ke gedung UOB Thamrin yang di dekat Grand Indonesia. Saya jelaskan. Tapi sepertinya tidak ada hasil, dan saya memutuskan untuk membayar denda 100 ribu + matarai + biaya 25 ribu untuk transaksi langsung di teller. Kemudian saya balik lagi ke CS dengan membawa bukti bayar dan menegaskan saya ingin kartu di tutup sekarang juga. dan saya meminta bukti bahwa saya sudah melakukan pembayaran yang ditujukan untuk penutupan kartu. Ternyata CS tidak dapat melakukan penutupan, dan saya hanya diberi kertas (kertas fotocopy dan hanya ada tulisan UOB di kiri atas) yang isinya saya telah datang kesana dan meminta melakukan penutupan kartu. Saya dan suami marah, karana kertas tidak ada kop surat dan tidak diberikan stempel dan tanda tangan hanya paraf saja. Karena menurut saya kertas itu bukan bukti yang kuat, karena tidak ada kop surat dan stempel. Dan saya memaksa dibuatkan pengajuan sekarang, dan CS segera mengetik email, dan sebelum di sand di tunjukkan ke saya dan suami. Kemudian saya minta di cc ke email saya. Tetapi CS keberatan, katanya email tidak bisa keluar hanya bisa intern saja. Kemudian saya bilang ada program paint? saya minta di capture dan saya copy, karena saya bawa flasdisk. Dan CS yang sebelah yang dari tadi diem, langsung nyamber kaya kompor dan berkata dengan juteknya ” maaf ibu tidak bisa seperti itu, ini email intern, dan kami hanya bisa memberikan laporan tertulis saja. Dan saya kasih tau, seperti ini mba? tidak ada bukti yang kuat, kop surat ga ada, stemple pun ga ada. Kemudian dengan jutek dia berdiri mengambil kertas saya tadi sambil bilang, ” saya mintakan ke CS (bagian apa gitu, saya sudah males mendengarkan). Tidak lama kemudian si CS jutek kembali dan memberikan kertas saya tadi yang sudah di stempel. Waktu saya liat, ko stempel seperti ini, ga sebanding dengan gedungnya. Stempel seperti stempel kelurahan. Dan si CS jutek, kami berjanji akan memantau kasus ibu. Dan sore ini akan kami usahakan ibu di telp oleh pihak penutup kartu. Dan jika tidak hari ini, mungkin 1-2 hari. Dan ternyata hari ini sampai dengan jam 17.09 wib. TIDAK ADA TELP sama sekali dari pihak UOB.

    Padahal saya pernah pake CC lain tidak seribet ini untuk menutup kartu, tinggal telp, dan kartupun di tutup.

    Semoga cerita saya bermanfaat.

  26. Wah.. Sy jg mengalami hal serupa.. Memang keterlaluan bank uob itu. Saya sudah sempat ancam masukkan surat pembaca koran tapi tetap lbh ngotot csr nya.. Akhirnya pasrah..

  27. semua tahu bank itu (UOX XXANA) kan memang mbulet dan sampah… saluttt buat eksekusinya diatas rel kereta

  28. Kalo saya ga tertarik sekali sama kartu kredit bahkan sampai saat ini belum pernah mempunyai kartu kredit.

    walaupun banyak keuntungan menggunakan kartu kredit saya tidak sekalipun tertarik.

    Soalnya sampai saat ini Ahlamdulilah saya tidak mempunyai hutang.

    Indahnya hidup tidak mempunyai hutang.

  29. saya pun punya masalah yang hampir sama, cuma bedanya kartu UOB saya gak pernah saya pakai sekalipun. yang jadi masalah ya sekarang ini muncul tagihan annual fee. apakah memungkinkan untuk saya menutup kartu saya tanpa harus saya bayar annual fee tersebut, mengingat kartu saya tidak pernah digunakan untuk transaksi apapun

  30. pernah denger nama PPATK ga?? daripada ribet nghubungi Call Center, laen kali mending nghubungi PPATK, lapor kalo udah dirugiin… ini gw dapet tips dari dosen gw dulu, doi orang PPATK, pernah ada masalah dgn iuran2 ga jelas dari CC kea gini, tapi gitu diancam laporin k PPATK, bank nya malah mundur teratur, iuran2nya dihilangkan tanpa syarat apapun…

  31. gwa marketing mandiri n uob buana…jujur aj gwa prihatin dengan keadaan ini semua,,,emg tanda”,,akhir jaman sudah mulai klihatan,,,,astagfirullohhalazim,,, sabarr”,,,

  32. Dear All,
    Untuk semua Kasus Kartu Kredit ataupun yang bersangkutan dengan BANK. Baiknya di masukan/kirim saja ke Media Cetak karena klau hanya Posting Di BLOG hanya untuk orang tertentu daja yang tahu dan kebetulan baca.
    Nah klo masuk Media Cetak seperti Koran KOMPAS atau Sejenisnya berita tersebut bisa membuat DEREKSI BANK tersebut Kebakaran JENGOT karena Media Cetak merupakan Nomor 1 penyebar Berita ke Masyarakat dan Pastinya Mereka Wajib membalas keluhan Nasabah yang komplain melalui berita Koran tersebut.

  33. Kok Komentar saya ngak ada y yang ini :: Apa menunggu y

    Dear All,
    Untuk semua Kasus Kartu Kredit ataupun yang bersangkutan dengan BANK. Baiknya di masukan/kirim saja ke Media Cetak karena klau hanya Posting Di BLOG hanya untuk orang tertentu daja yang tahu dan kebetulan baca.
    Nah klo masuk Media Cetak seperti Koran KOMPAS atau Sejenisnya berita tersebut bisa membuat DEREKSI BANK tersebut Kebakaran JENGOT karena Media Cetak merupakan Nomor 1 penyebar Berita ke Masyarakat dan Pastinya Mereka Wajib membalas keluhan Nasabah yang komplain melalui berita Koran tersebut.

  34. saya seorang pengguna kartu kredit juga, dimana2 sudah resiko kita kalau punya kartu kredit bayar uang iuran tahunan ,Card Holder sendiri sudah menyetujui dan ada tanda tangannya lagi, belum lagi limit yang bisa kita pake sewaktu waktu, jadi ya intinya UI itu konsekuensi boss..n ada tips lagi kalo mau isi aplikasi kartu kredit sebaiknya baca dulu tuh pasal pasalnya yg biasanya tulisannya kecil kecil..disitu bakal dijelasin semua regulasinya…sebelum kite kasih tanda tangan ..soal rugi gak rugi kembali ke diri masing masing dehhh tks ya infonya..mudah mudahan kita semua bisa lebih cermat lagi kalo mau mengajukan yg sifatnya financial…..(hutang)

  35. Wahhh…yang ini pernah saya alami nih..tapi sama Bank BCA, kartunya carrefour BCA, tapi aku ogah suruh ngalah gitu….saya cuma bilang sama cs call center, bukankah pembicaraan kita di rekam, dia bilang ya, saya bilang dengar baik baik kata2 saya, pertama kesalahan di pihak anda, kedua saya tidak bersedia membayar tanggungan yang bukan saya yang buat, ketiga saya minta tutup kartu kredit saya sejak hari ini jam sekian, hari ini juga kartu saya gunting. setelah ini saya tidak mau tahu apa2 lagi mengenai kk bca saya,dan segala yg berhubungan dengan itu, titik !, trimakasih, mereka sih masih ngirimin tagihan, saya telp ke bca lagi bilang, jangan kirim sampah ke rumah saya, mau dibayar ratutas juta saya tidak mau lagi pakai kk bca, jadi ingat itu.trus mereka tidak kirim lagi. selesai dehhhhhhhhhhh

  36. wah serem juga tuh uob ms istri sy pnya kartu uob yg sdh tdk digunakan kami hanya ingin tutup ada saran gk ms pri?karena setiap kali saya bayar pasti ada interestnya padahal sy byr tdk telat dan ada biaya credit shield premium sebesar 12.000..
    tq

  37. susah kalo Yahudi, emang UOB Buana dimana-mana di cap suram sebagian nasabahnya.. paling bentar lagi bubar tuh bank gak jelas gitu hahahahampas~

  38. memang tuh UOB Buana memang bgitu.
    Saya juga hal yg sama seperti Bapak.
    Saya minta ditutup saja tidak bisa dengan berbagai alasan. Masa sih Kartu Kredit tidak bisa di tutup ? Masa saya harus membayar iuran tahunan lebih dulu baru bisa kartu di tutup. Penjelasan tidak masuk akal.

    Saya membuat kartu UOB Buana karena diiming2i oleh bebas iuran tahunan, namun setelah 1 tahun iuran tahunan tersebut datang dan kartu tidak dapat di tutup.

    OUB Buana memang kualat.
    Saya mendukung orang yg memprotes UOB Buana.
    Singkirkan saja dari Bumi Indonesia ini.

  39. hallo Katrog…kamu kayaknya kurang cerdas deh..jangan rasis..!itu ga baik..!! apa hubungannya komentar kamu dg pembicaraan skrg ini??kalo mau ngomong mikir dulu ya.. jangan sampai kelihatan begonya..ha..ha..

  40. bank penipu. bank preman ya uob buana tempatnya. kasus df pattikawa gmana tuch gak ada beritanya lagi????

  41. kalau saya kartunya di blokir…padahal sudah ada pemakaian rp.45.000.000.- ya…sudah kagak saya bayar sampai sekarang….la..bukan saya yang mengakhiri…tidak ada apa2 diblokir…terus kalau mau di aktifin lagi harus bayar setengahnya….saya tidak mau…itu kan cuma trik uob saja…dari pada bayar mending mending uangnya saya beli kan rumah tife 21 ditempat saya dapat 45juta…dan sekarang saya cuma pakai ATM saja…bisa di pakai belanja apa saja…AMANNN BISA TIDUR NYENYAK…TANPA UOB TANPA KARTU KREDIT TIDAK MATI KAN BRO………..

  42. tadinya mau bikin CC karena ada promo 0% di ho** soluti*n
    kalau banyak kasus, ngak jadi deh
    mending sabar dikit buat nabung
    pas sudah kekumpul uangnya harga barang (elektronik) na juga bisanya udah turun

  43. klo gtu hrusny minta i dengerin aja rekamannya,,
    biasanya setiap percakapan di call center pasti ada rekamannya,

  44. Same experience, sedang dalam proses penutupan kartu..Pake mau dibohongi harus dilunasi semua cicilan dalam 3 hari, padahal tanggal jatuh tempo masih lama. Trus ada pembebanan biaya materai yang tidak seharusnya. Bener2 kecewa sama CC dr Bank satu ini, dan ga ada gunanya sama sekali (jarang2 dipake karena jarang2 ada promo juga). Buat yang lain, mohon jadi perhatian dan pembelajaran untuk ga menggunakan jasa kartu kredit UOB BUANA, klo punya segera tutup aja..

  45. Biasa itu mah Pak. Buat yang lain. Ada cara yang simple buat mengatasi masalah – masalah kaya gini.
    Pertama beli phone recorder ( yang bisa ngerekam suara di telepon). Nah kalo udah pas mau telp call center rekam d tuh pembicaraannya. Trus abis itu gunting kartunya dan kasih ke Bank-nya. Tagihan apapun yang datang kemudian tidak usah dibayar. Mau di permasalahkan kita juga udah punya bukti. O iya jangan lupa kartu yang udah digunting tersebut di photocopy yah. Beres d. Secara UU-nya belon kuat koq. Peace.. Emang banyak yang brengsek bank2 sini. Catatan: Kejadian ini bukan hanya dari Buana doang. Hampir mayoritas bahkan termasuk Bank2 besar.

  46. klo semua pengguna mengalami seperti anda sy jamin div card center uob pasti di tutup karna nga ad lagi orang yg mau pakai kartu UOB,,, semua harus dilihat juga dari manfaat jangan cuma complain saja,,,,, ini bersistem kredit kepercayaan karna anda tidak memberikan jaminan jika kedepannya anda tidak bermasalah dlm hal penagihan… jika belum tau manfaat & resiko dr kartu kredit. mending menggunakan ATM aj.. toh sudah banyak mesin ECD yg ada disetiap toko2…. dan untuk anda2 yg komplain di blog ini,, saya yakin anda2 itu yg memiliki masalah atau memiliki tagihan yag pemakaiannya lebih dari 70% dari limit dan hanya bisa bayar 10% dari tagihan,,,klo boleh sy kasih info sebenarnya bank itu target pengambilan keuntungan dari pihak merchant bukan dari anda2,,, klo anda membayar minimun atau pun telat siapa yg mau membayar kemerchant2 selain pihakbank,,, bunga itu sebenarnya hanya sebagai punishmen bagi para pemegang,,, biar bayar tepat waktu dan tidak minimum….

  47. Makanya, kalau pengen gratisan tuh lihat2 dulu. Tahu punya cicilan ya ga mungkin dikasih gratis. Bank nya ga salah, yg salah nasabahnya yg ga bisa ngakalin.

  48. #74: coba dibaca dulu deh baik2. saya baru transaksi cicilan SETELAH mereka komitmen akan hapus iuran tahunan. bukan sebelumnya.

  49. Ternyata larangan yang disampaikan rasul kami benar adanya… permainan uang berupa riba memang merupakan mekanisme yang haram…

  50. Seharusnya re-check dulu, benar gak gratis biaya tahunan. Ini setelah lembar tagihannya datang. Katanya punya banyak kartu, kenapa masih dipake juga? Setelah yakin dinolkan, baru transaksi. Kalo tagihan tahunan masih nongol, dan minta ditutup, biasanya bisa. Ini antara nasabah yg rada bloon dan bank yg suka ngadalin.

Leave a Reply to shania Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *