Perang Ambalat di Internet

Ambalat Belongs To Indonesia!

Sepertinya, perang informasi melawan Malaysia sudah terlebih dahulu terjadi di Internet daripada di Ambalatnya sendiri. Berikut adalah kumpulan perkembangan situasi yang menarik di Blogosfer.

* [Jeff Ooi](http://www.jeffooi.com), seorang penulis blog dari Malaysia, mengungkapkan pendapatnya [Why are they so angry with us?](http://www.jeffooi.com/archives/2005/03/yesterday_afx_n.php). Pendapat yang netral, dan bahkan menurut saya cenderung mendukung pihak Indonesia.
* [Ada Apa Dengan Ambalat?](http://madeandi.blogspot.com/2005/03/ada-apa-dengan-ambalat.html) atau [Ambalat, What’s Up?](http://madeandi-research.blogspot.com/2005/03/ambalat-whats-up.html), sebuah wacana dari [I Made Andi Arsana](http://madeandi.blogspot.com), seorang peneliti di Pusat Penelitian Batas Wilayah UGM – Bakosurtanal yang sedang menyelesaikan studi di UNSW, Sydney.
* Perspektif orang Malaysia terhadap aksi *deface* yang dilakukan *script kiddies* Indonesia: [USM website ‘cracked’ again](http://www.jeffooi.com/archives/2005/03/usm_website_hac.php)
* Perspektif orang Singapura terhadap masalah ini: [Unfolding drama in the Sulawesi Sea](http://singaporeangle.blogspot.com/2005/03/unfolding-drama-in-sulawesi-sea.html), [bagian kedua](http://singaporeangle.blogspot.com/2005/03/unfolding-drama-in-sulawesi-sea-ii.html) dan [bagian ketiga](http://singaporeangle.blogspot.com/2005/03/unfolding-drama-in-sulawesi-sea-iii.html)
* [Mengenal Kapal Perang Kita](http://webrom.8bit.co.uk/2005/03/mengenal-kapal-perang-kita.html) oleh Romi Trisnamaja
* Beberapa pendapat orang Malaysia: [Ganyang Malaysia Kali Kedua](http://strozze.blogspot.com/2005/03/ganyang-malaysia-kali-kedua.html), [Apa yang Indon ni kecoh2 niiiii](http://the27saint.blogspot.com/2005/03/apa-yang-indon-ni-kecoh2-niiiii.html), [Malaysia Besar Kepala?](http://noirkudus.blogspot.com/2005/03/malaysia-besar-kepala.html), [Ambalat](http://wmjpatriot.blogspot.com/2005/03/ambalat-isu-ambalat-merupakan-satu.html), [Gara gara Ambalat](http://apis.unic.net.my/?p=118)
* [Emosi Bangsa Indonesia](http://www.epteon.com/?p=6), sebuah tulisan yang mengetengahkan bahwa bangsa Indonesia terlalu emosional dalam menyikapi hal ini.
* [Bee](http://beeography.modblog.com/) mencanangkan gerakan [Ambalat belongs to Indonesia!](http://beeography.modblog.com/?show=blogview&blog_id=498287). Pasanglah logo “Ambalat belongs to Indonesia” di situs web masing-masing!
* Rekan [Gempur](http://projection.wgs84.net) yang bermukim di Kalimantan Timur, membuat penyelidikan mengenai fakta Ambalat: [East Ambalat dan Ada Apa dengan Peta Pulau Indonesia](http://projection.wgs84.net/archives/2005/03/east_ambalat_da.html), [Ambalat Bukan Pulau?](http://projection.wgs84.net/archives/2005/03/ambalat_bukan_p.html), [Desa Ambalat, Desa Dengan Potensi](http://projection.wgs84.net/archives/2005/03/desa_ambalat_de.html).
* Ada seseorang yang membuat blog khusus tentang [Ambalat](http://ambalat.blogspot.com/), walaupun isinya masih sangat sedikit.

Dalam kesempatan ini saya juga ingin menyayangkan usaha *deface* yang dilakukan para *script kiddies* Indonesia. Perbuatan sebagian kecil bangsa Indonesia ini sama sekali tidak membantu Indonesia mempertahankan Ambalat, dan bahkan akan berdampak negatif di mata Internasional. Sebaiknya usaha-usaha tersebut diarahkan kepada hal-hal yang lebih positif, misalnya seperti memperbanyak wacana tentang Ambalat supaya masyarakat Internasional mengetahui posisi Indonesia dalam hal ini.

Sebagian besar masyarakat Malaysia sepertinya kurang informasi mengenai masalah ini, terlihat dari nada-nada di blog mereka masing-masing. Tidak seperti para penulis blog Indonesia, mereka seperti tidak peduli atau tidak tahu terhadap esensi permasalahan. Yang mereka ketahui hanyalah bahwa slogan “Ganyang Malaysia” sedang berkumandang dan bendera mereka dibakar di Indonesia. Kesempatan inilah yang harus dimanfaatkan para penulis di Internet untuk melakukan proses edukasi terhadap masyarakat di Malaysia, maupun Internasional. Bukannya malah melakukan aksi destruktif yang tidak jelas maksud dan tujuannya.

61 comments

  1. gw heran napa suddenly pemerintah malaysia claim ambalat milik malaysia. adakah dipengaruhi oleh perubahan muka bumi selepas gempa diacheh yang menyebabkan tsunami? apakah disebabkan oleh persempadanan baru selepas hak Pulau Ligitan dan Sipadan jatuh ke tangan Malaysia, atau disebabkan oleh $$$$? ga jelesss, gw no offense *peace* gw ga mau gara gara perebutan oleh pemerintah, rakyat jadi bertelingkah and US tepuk tangan sambil ketawa.

  2. Sebagai bangsa primitif, bangsa Indonesia membutuhkan “musuh bersama” untuk bersatu. Jadi ya dengan berprasangka buruk mungkin ini taktik pemerintah untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang kerjaannya berantem sesama rakyat Indonesia sendiri…

    cuma teori.

  3. #2 Bangsa primitif ya? :D
    Yahh.. terasa memang benarnya Mas Avianto! Tapi, mbok ya jangan bangsanya donk. Kalo menurut saya sih yang primitif itu pemikiran yang dipupuk oleh elite-elite negeri ini. Pemerintahan yang takabur dan arogan, yang nggak sadar kalo dia nggak lebih baik dari pemuka suku primitif yang suka berperang. :(
    Tapi alasannya itu loh… Bikin salut juga bisa ngipasi semangat nasionalisme rakyat, di saat rakyat kejepit BBM sama ulah-ulah begundal pejabat yang ngemplang sana-sini (belum lagi militernya yang main pukul sama rakyat sendiri :P ).Alasan klasik : NASIONALISME!!!

    Lha… yang selama ini nasionalis itu emang rakyat bukan? Kalo emang pimpinan negara ini nasionalis, bawa donk negara ini ke arah yang lebih baik! Jangan giliran ribut aja ngajak-ngajak rakyat :D

    *pengen muntah*
    :(

  4. Oh iya.. satu hal lagi…

    Kalo emang ntar Ambalat akhirnya kembali ke pangkuan Nyonya Pertiwi.. bagaimana kelanjutannya ya? :)

    Kira-kira “Nyonya” mana pula nanti yang kecipratan kekayaan alam yang digembar-gembori di Ambalat itu? Apa “Nyonya-nyonya” di pesisir yang statusnya sebagai istri nelayan sana bakal sama senangnya dengan “Nyonya-nyonya” yang berkebaya dan bawa-bawa kipas biar nggak didekati lalat di Gedung Pemerintahan?! :D

    Pemuka negara ini topengnya aja demokrasi. Pemikirannya nggak jauh beda sama kapitalis-kapitalis Eropa! :(

  5. Linknya ada yang salah tempat :-/

    Emosi Bangsa Indonesia, sebuah tulisan yang mengetengahkan bahwa bangsa Indonesia terlalu emosional dalam menyikapi hal ini.

    Kok lari ke Apa yang Indon ni kecoh2 niiiii?? ;)

  6. Makanya Pemerintah Indo juga mesti introspeksi diri…kebiasaan…ya nggal lahan, tanah, lautan, pulau…semuanya pada suka dicuekin. Ntar kalo orang udah nyabot…baru kebakaran jenggot. Makanya barang dijagain dong…kan sekarang maling tambah banyak dan tambah berani2.

  7. saya mendukung kalo Indonesia perlu bertindak tegas terhadap Malaysia. karena ini bukan pertama kalinya Malaysia memasuki wilayah Indonesia.
    Masalah deface yang banyak terjadi, aku juga kurang setuju karena pihak yang tidak terlibat kena dmpaknya.
    Dan lagi masalah pendirian posko “ganyang Malaysia”, sebentulnya belum perlu, biarlah pihak pemerintah yang menyelesaikan, kalau pemerintah meminta bantuan masyarakat, barulah kita bergerak, karena ini urusan “pemerintah Indonesia” dan “pemerintah Malaysia”.

  8. Sebetulnya post saya tentang Emosi Bangsa Indonesia bukan spesifik mengenai Ambalat. Ambalat hanya saya ambil sbg contoh. Penekanan saya adalah, bahwa rakyat (manusia-manusia) Indonesia, tidak perlu selalu menggunakan kekerasan. Apalagi sikap anti. Contoh sikap anti: anti Islam karena terorisme yg dilakukan orang2 mengatasnamakan Islam, kan tidak semua penganut Islam sependapat dengan itu, dan tidak semuanya pelaku teror. Kenapa kita harus menyama ratakan cap negatif kepada semuanya? Demikian juga kepada orang Malaysia, tidak perlu anti Indonesia. Sikap anti dan kekerasan adalah sesuatu yang salah, ini intinya.

  9. kepada rakyat malaysia,pahamilah bahwa indonesia adalah negara kepulauan yang berbasis kesatuan.ancaman bagi satu perairan dan pulau adalah ancaman bagi perairan dan pulau yang lain.indonesia dalam hal ini benar dan indonesia tidak akan gamang atau goyah dalam menyampaikan kebenaran.blok ambalat adalah mutlak berada di dalam wilayah negara indonesia yang tak terpisahkan.malaysia telah sangat melampau dengan mengaku ambalat miliknya.malaysia ingin apa? malaysia dengarlah: jangan sekali-kali memeluk gunung bila tangan tak sampai.jangan sekali-kali mengharap tanah setapak tapi hanya punya sejengkal,jangan mengharap air segayung tapi hanya punya segenggam.sadarlah,jangan rebut tanah air orang lain,jangan ganggu indonesia,sadarlah sebelum terlambat.

  10. Salam Priyadi. Makasih karena iklankan blog saya ;-). Harap damailah hendaknya. Jangan kita diprovokasi oleh aksi-aksi ekstrim ini.

    p/s – tempat kamu jauh gak dgn Pasar Minggu?

  11. Kenapa komentar2 dari Indonesia banyak yang terkesan “histeris” ya? “Kepala dingin” sudah tidak jaman ya? Makin primitif aja deh…

    Turut berdukacita akan menurunnya akal sehat bangsa Indonesia :(

  12. Kenapa di Malaysia sedikit response dari masyarakatnya, hal ini disebabkan karena media massa di Malaysia sedikit sekali (nyaris tidak ada) yang memberitakan hal ini. Berita baru mulai mencuat setelah ada aksi deface, yang membuat orang menjadi bertanya ada apa sebenarnya yang telah terjadi.

    Saya kurang tahu, mengapa media massa Malaysia kurang mengeksposenya. Atau mungkin faktor kebebasan media yang berbeda ?

  13. Maaf, ikut nimbrung.

    Indonesia melawan Dr. Azahari + Nurdin M Top aja dah keteteran dan kecolongan melulu. Bagaimana bila melawan jutaan warga negara malaysia ya?

    hahaha, ini cuma komentar bodoh, tak usah ditanggapi. peace….

  14. Pingback: Priyadi's Place
  15. Menurut gue, malaysia itu uda menang kan sipadan ligatan ,karena ambalat ini dr dulu di delay dan mengalah terus dia, yah dgn keyakinan kemenangan sipadan ligatan , dia mencoba lg siapa tau kaya sipadan ligitan. Perlu di ketahui sipadan itu lebih deket ke indo tp org indo yg males2 saking byk pulau en lautnya ga pernah di keloalin tuh sipadan ligit. Tp malah org malaysia yg bangun itu pulau en segala resort di situ. Jadi pengadilan internasional yg di ketuain Oka dr jepang menetapkan peraturan yg mengelola yg dapet, bukan yg lebih deket yg dapet, udeh seperti “jungle rule” aje nih. Jd malaysia memakai patokan spt itu ke ambalat, dia ingin mengelola & membangun di situ. perlu di waspadai dr awal2.

  16. masa’ sih komentar histeris indonesia lalu dibilang orang-orangnya makin primitif. Primitif tuh kalau cuma nyari makan doang mas, nggak mikirin kedaulatan bangsanya.
    Sebenarnya mungkin mas ini yang makin primitif atau kepalanya dingin sampai ke hati sehingga nggak bisa merasakan sebuah harga diri yang terinjak-injak.

    buat pemerintah malaysia, bawa tuh warga negaranya yang namanya Azahari biar ngebom negaranya sendiri. Ngurusin satu warga negaranya yang bikin sengsara negara lain aja nggak bisa.

  17. Wow, Mas Avianto sudah keenakan rupanya tinggal di Jerman, sudah tidak “primitif” lagi ya? atau pura2 dr Jerman? Janganlah sikap dan pendapat segelintir orang kemudian satu bangsa disamaratakan… sama dengan tidak semua orang Malaysia suka thd penyiksaan TKI… sebenarnya sikap saudara2 kita harus dipahami dalam konteks yg lebih luas dr pd Ambalat, yakni penyiksaan dan tidak dibayarnya gaji para TKI, maraknya illegal logging di Indonesia yg dibiayai oleh cukong2 Malaysia tanpa ada peduli dr pemerintah Malaysia, aksi2 Dr Azhari yg membunuhi umat Islam di Indonesia, sikap arogansi pemerintah Malaysia selama ini, dll… walaupun tidak fair juga bila kita menyalahkan seluruh orang Malaysia karena tindakan segelintir orang mereka dan pemerintahnya, terutama Menteri SDM Malaysia tuh yg saya paling benci…

    Tapi saya lebih benci lagi pada orang2 Indonesia yg sudah keenakan tinggal di negeri orang, mencaci maki bangsanya sendiri, dan tak punya kepedulian thd negerinya…

    Vive L’Indonesie!!!
    Anggara
    Sorbonne – Paris

  18. #24: Dear anggara. Kalau saya sudah tidak punya kepedulian kepada negeri sendiri ngapain saya nulis tanggapan? Justru saya miris ngeliat kondisi bangsa yang sepertinya kok makin menurun kualitasnya. Indonesia itu bangsa besar, kita punya potensi untuk menjadi bangsa yang terhormat dan mulia. Tapi coba lihat sekarang, kita diinjak-injak oleh negara lain karena sikap bangsa Indonesia sendiri yang menggali lubang kuburnya sendiri. Sebelum marah-marah karena kita dihina orang lain, cobalah bercermin kenapa kita dihina. Tahu diri.

    Anda silakan menilai saya tidak peduli terhadap negeri sendiri tapi kecintaan saya terhadap Indonesia jauh melebihi pejabat-pejabat kita yang korup dan mementingkan diri sendiri. Tolong jangan menghakimi seseorang sebagai ‘tidak nasionalis’ hanya karena dia mengkritik sikap bangsanya sendiri.

    Kalau seandainya seorang bapak memarahi anaknya karena anaknya nakal apakah sang bapak salah? Silakan anda pikirkan.

  19. uhh maaf saya baru lihat websitenya Mas Avianto… hmmm dulu gak pernah di OS ya mas waktu di AR ITB? atau Non Himp? hmm maaf Mas Priyadi, saya cuman agak kurang sreg dg peristilahan “primitif” untuk bangsa sendiri… mereka yg “primitif” itu mas Avianto, adalah mereka yg tdk punya kesempatan utk menikmati pendidikan tinggi, karena kesempatannya di Indonesia sudah di ambil oleh kita2 ini… jadi bantulah mereka dg pengetahuan, bukan dg cap “primitif”… semoga master thesis anda cepat selesai…

  20. Ah lagi online juga rupanya… yg saya tidak setuju adalah generalisasi penerapan kata “primitif” thd bangsa kita ini… selain itu penempatan posisi sebagai “bapak yg menasehati anaknya” juga membuat saya menganjurkan pada anda utk intropeksi diri juga, apakah kita sudah layak menilai diri kita sebagai “bapak”? Saya mungkin telah salah menilai anda, dan saya juga punya kebencian yg sama terhadap koruptor2 Indonesia, sekali lagi yg saya sangat tidak setuju adalah generalisasi penerapan kata “primitif”. Maaf kalau kata2 saya sebelumnya ada yg menyinggung anda… salam…

  21. #26. Dear Anggara. Devil’s advocate. Pernah dengar istilah itu? Saya mengungkapkan realitas dengan memberi cap “primitif”, anggaplah sebagai sebuah kritik, bahkan untuk saya sendiri sebagai seorang bangsa Indonesia. Saya justru jauh-jauh pergi ke Jerman untuk belajar hal-hal yang tidak mungkin saya pelajari (secara formal) di Indonesia untuk suatu saat nanti kembali dan mengajarkan hal-hal yang saya pelajari disini (yeah, call me an idiot, I still want to teach despite Indonesia’s teacher condition). Dengan memberi cap “primitif” justru itu cambuk dan warning sign buat saya pribadi bahwa kondisi itulah yang akan dan harus saya hadapi bila pulang nanti. Sederhananya dengan mengkritik bangsa sendiri saya juga mengkritik diri sendiri.

    Criticism is considered bad in Indonesia. 30 years of Suharto’s reign is not helping it. Wake up!

    PS: Soal OS. Saya ikut OS, panitia OS. Dan guess what, peran saya mostly adalah “devil’s advocate” ;)

  22. PS: “bapak menasehati anaknya” mungkin terlalu spesifik – lah saya juga belum jadi bapak. maksud saya, apakah salah apabila seseorang memarahi/mengkritik orang lain karena dia sayang kepada orang lain tersebut? :)

  23. Well, case is closed… nice to know you Avianto.. looking at your background, not so surprising if oneday we meet in Jakarta or Bandung…to all Indonesians and Malaysians, peace and have a nice weekend… Vive L’Indonesie et Malaisie!! :)

  24. membaca komentars, thx buat jewerannya mas avianto, kok perasaan, saya kena juga ya. saya bahkan bertanya sampe ngaduk2 isi terdalam hati saya : kok saya bisa jadi primitif kayak gini? kalo buat saya inilah perasaan primitif manusia yang paling hakiki : menjaga harga diri. saya merasa kok malaysia ini mulai meremehkan dan menjatuhkan harga diri bangsa indonesia ya? selalu dengan berhati2 saya mikir hal ini… takut terlihat bodoh. masalah tentang hal ini dimanfaatkan oleh pemerintah untuk “bersatu melawan musuh bersama”, itu pinter2nya pemerintah aja, toh pemerintsh amerika juga memanfaatkan sifat primitif manusia ini untuk kepentingannya (national defense).. tapi secara nyata masalah ambalat itu ada..
    saya rasa, uang itu bisa membuat orang menjadi lupa diri… bener nggak sih? dan itu yang terjadi ama malaysia sekarang…lagi ngerti2nya uang! saya percaya mas2 di LN lebih bisa objektif memandang hal ini…
    maaf dan selalu dengan kepala dingin.

  25. Met berhari minggu semuanya…semoga tetap menikmati hidup yang semakin menantang dari hari ke hari :)

    bangsa kita menunggu aksi2 kita di masa mendatang …
    mari persiapkan diri dengan baik…kerja yang ekselen,cekolah yg sungguh2…karena tidak ada pemimpin yang muncul dengan sendirinya,semua perlu proses, otree

    dalam kasihNya,

    felix-bremen

  26. klaim blok ambalat menyulut nasionalisme sah-sah saja, jangan sampai menjadi emosionalisme. masalah kenaikan bbm, ilegal logging, tki ilegal dan masalah2 lainnya semoga tidak luput untuk diselesaikan secara bijak.

  27. Saudara IMW,

    Kerana media di Malaysia dilarang membuat laporan yang salah, dilarang membuat laporan yg berunsur provokasi dan boleh mengeruhkan keadaan. Kami bukan tidak tahu apa yang terjadi, bukan tidak tahu bendera kami dibakar, bukan tidak tahu kapal perang kamu berada di lautan Sulawesi, bukan tidak tahu demonstrasi ganyang Malaysia atau apa saja, tapi kami dilarang oleh pemerintah untuk retaliate. Selagi tidak ada keputusan dicapai tentang hak milik pulau itu, kami duduk diam saja. Lebih rational bukan?

  28. Thank To Malaysia, karena membangkitkan Nasionalisme Bangsa Kita, Akan tetapi Nasionalisme ini harus di arahkan ke hal yang benar, seperti Anti Korupsi, Anti Ilegal Logging Dst, selain melawan Arogansi Malaysia atas klaim gugus karang di Ambalat.

    Kalau ada yang bilang koq kasus ini ngga ramai di Malaysia, karena pers disana masih spt jaman Soeharto yang bisa-2 di bredel kalau ngomong macam-2.

    Semoga ngga sampai terjadi konfrontasi deh, karena kalau terjadi maka yang senang siapa, coba tebak…

  29. Mbak Aishah, itu bukan rasional namanya, itu TAKUT… Malaysia yg terkenal dengan kemajuan ekonominya ternyata sangat lambat dalam kemajuan demokrasi… semoga Tuhan segera memberikan kemerdekaan penuh bagi bangsa Malaysia.. tapi tidak bisa berharap pada Tuhan saja Malaysia, kemerdekaan itu harus direbut! Belajarlah dari bangsa Indonesia bagaimana caranya merebut kemerdekaan, walau miskin namun kami merdeka, kekayaan tidak hanya berupa ringgit namun juga batin… jadi mari kita sama2 dukung Anwar Ibrahim yg telah disiasiakan di negerinya sendiri!

    eh ngomong2 kenalan yuk mbak Aishah… :P

    Liberté, fraternité, égalité …

  30. Kami takut? Tidak sama sekali? Kalau kamu berani, mahu sangat berperang dengan kami, kamu mulakan dulu. We do not have ill feelings towards you. If we had intended to go to war, we would have acted like we wanted to go to war. If we had intended to fight, we would have. Listen Don Juan of Indonesia, we had no intention of enroaching on anyone’s territory. What is yours is your, no question about it. What’s ours is righfully ours and we will defend our rights.

    Bukan niat saya merendahkan kemerdekaan yang kamu telah capai, tapi lihat di sekeliling kamu, tanya diri sendiri, adakah kamu merdeka sepenuhnya sekarang? Saya tidak akan rasa diri saya merdeka sepenuhnya jika saya masih dijajah dari segi pemikiran dan tentu sekali ekonomi. Sekali saya merdeka, selamanya saya akan kekalkan kemerdekaan saya dari dijajah semula oleh bangsa apa sekali pun di dunia ini.

  31. Jangan marah2 dulu Mbak Aishah, maksud saya bukannya Malaysia takut pada Indonesia, tapi rakyat Malaysia TAKUT pada pemerintahnya… Indonesia besar, 200 millions lebih, wajar kalau hundreds atau thousands miskin, di negara2 maju Eropa atau Amerika pun begitu… nah karena yg miskin ini mudah tergoda oleh bujukan penipu2 tenaga kerja di Malaysia maka pergilah mereka ke sana, padahal kesempatan kerja menumpuk di tanah air… bukan berarti anda lebih baik, ingat anda pun masih negara dunia ketiga, Malaysia bukan Singapore, jelas beza…

    Anda jelas masih dijajah oleh Inggris, buktinya dengan adanya kasus ini, Perdana Menteri anda teriak2 minta bantuan Inggris, mau beli fregat Inggrislah, etc… buktinya rakyat anda diam ketakutan tanpa daya sewaktu Anwar Ibrahim dizalimi… saya sangat hormat pada Datuk Anwar Ibrahim, sangat disayangkan rakyatnya pengecut, tak mampu menghargai pahlawannya.. salam kenal…ahh male pula anda ini, kupikir female :P

  32. Malaysia adalah Malaysia, bukan Singapura dan bukan puppet kepada sesiapa. Saya tak kata negara saya baik (walaupun hakikatnya kami memang baik) tapi kalau negara kamu baik sangat, kenapa orang kamu datang ke negara saya? Bukan kah di negara kamu ada banyak pekerjaan yang pemerintah kamu sediakan. Atau pun, suruh orang kamu pergi saja ke Singapura. Bukan kah Singapura sahabat baik kamu, sahabat di waktu susah dan senang.

    Saya tahu anda penyokong reformasi. Mungkin reformasi sebahagian dari kehidupan anda. Mungkin anda orang yang akan mendengar pekikan anda.

  33. Kenapa rakyat miskin Indonesia ke sana? ya karena ditipu oleh penipu2 yang ada di Malaysia itu, dijanji2kan gaji besar, sampai di sana mereka di sia2, gaji tak dibayar, diperkosa pula. Paspor ditahan majikan, dianggap ilegal, diburu2 oleh pasukan rela dan harta benda yg sedikit itu dirampas oleh pasukan rela (ingin rasanya kutampari mereka)… semuanya jelas, karena ditipu oleh (oknum) orang2 Malaysia. Cobalah pikir, mereka tuh orang desa, paspor pun tak tahu mereka, mereka bertani dan cukup, tapi karena dibujuk2 rayu dijanjikan kemewahan maka pergilah mereka… ini sudah umum diketahui di Indonesia, makanya marah sekalilah rakyat kami…

    Tapi sudahlah, kita sama2 rakyat, damai damai damai, tak ada guna perang pun, Indonesia punya kedaulatan, Malaysia pun punya… hanya, janganlah serakah2 sekali…

  34. Encik Don Juan,

    Sila beritahu pemerintah anda supaya jaga rakyatnya, jangan diberi lepas ke Malaysia, jangan pergi ke Malaysia. Kalau mahu juga keluar dari Indonesia untuk cari kerja, kata pada mereka pergi ke Singapura. Saya pasti warga anda akan dilayan seperti anak raja di Singapura.

  35. Buat Saya (pribadi),

    Soal Ambalat kita lihat soal jadi tidaknya Mercusuar di Karang Unarang (CMIIW). Kalau bisa kebikin, masalah selesai, Ambalat belongs to Indonesia. Mengapa ? Karena M’sia melakukan hal yang sama untuk Sipadan Ligitan. M’sia provokasi agar TNI AL tembak dia so M’sia punya argue untuk balas. Sebagai rakyat Indo saya berharap TNI cuek beibeh dan terusin bikin Mercusuar, kalau perlu keruk pasir Batam jangan dikirim ke S’pore, tapi buat ngelebarin Karang Unarang :-). Kalau memang M’sia mau tembak ya silakan saja :-). Siapa yang provokasi dan siapa yang ter-provokasi…

    Buat Aishah, Indonesia memang masih negara miskin dan karenanya sensitif. Sebagai closed neighbour, we need a familiar M’sia. Kita tak pandang M’sia sebagai musuh karena banyak juga yang kagum dengan Dr. M or Dr. Anwar Ibrahim. Tapi umumnya orang kaya, mereka memandang sebelah mata pada tetangganya yang tak berpunya.

    M’sia boleh bangga sekarang bisa punya income lebih baik, tapi sebagai orang Indo(nesia), kita asyik dan yakin aza kok pada kemajuan bangsa.

    Vavai

  36. Muhammad Rivai,

    Bukan kah perkara ini masih dalam rundingan/under dispute, jadi sebarang pembinaan di pulau itu harus dihentikan. Apa tujuan anda teruskan pembinaan sedangkan rundingan masih berjalan?

  37. Setuju Muhammad Rivai!! Kita sih orang Indonesia asik2 aja, bola yg besar memang berat untuk digelindingkan, gak seperti bola yg kecil… tapi sekali menggelinding nanti dia akan menggilas semuanya… optimis!

    Malaysia sih gak pemerintahnya, gak rakyatnya banyak juga yg munafik, coba aja dulu Sipadan Ligitan sama PBB selama masih dalam dispute gak boleh dibangun, ehhh sama mereka di bangun, jadi mereka bisa menang di ICJ. Sekarang mereka tahu bahwa cara LICIK mereka dibalas oleh Indonesia dengan membangun mercusuar, ehhh mereka siksa itu para pekerja mercusuar, mereka provokasi kita, etc.. ayo bapak TNI AL, jangan terpancing provokasi mereka! Mbak Aishah, udah dooong jangan marah2 terus, eh jam segini emang di Malaysia gak kerja? katanya rajin2? peace…:P

  38.   ^^^^^^^^
    ( O    J    O )
           ~~~

    Damai………….. dengan hati yang
    bersih…………………..

      
        

  39. aduh.. penat baca dari atas, maaf, tak sempat baca semuanya.. sokong Don Juan, rakyat Malaysia masih tidak nampak kerakusan pemerintah sebab negara ini masih makmur dan tidak ramai yg miskin. Di Indonesia lain, mereka nampak betapa susahnya kehidupan, maka segera dituntut supaya pemerintah mengambil tindakan memperbaiki kehidupan rakyat.

    Soal Ambalat, hanyalah salah satu dari masalah yang hadir dalam politik serantau. Jangan keterlaluan, “Terlajak mendayung perahu masih boleh diundur, Terlajak Kata buruk padahnya”. Jangan sampai melukakan hati orang lain. Biarlah dulu pemerintah yang berunding. Kalau nak bergasak pun, kita bukak gelanggang Wrestling, suruh Pak Lah dan Pak SBY yang bergusti berdua, boleh juga jadi hiburan. Assalamualaikum..

  40. Untuk Pak Bakri,
    Memang harusnya kita tidak perlu saling memaki di sini, saya sendiri sering berniat komentar yg membangun, tapi setelah membaca posting beberapa rekan Malaysia yg arogan jadi suka terpancing emosi… Namun ada baiknya juga itu tindakan hacker, cracker, what ever it is, juga perang komentar melalui blogger, etc.. paling tidak membuat rakyat Malaysia lebih aware akan keinginan rakyat Indonesia, juga rakyat Indonesia lebih tahu sekarang bahwa tidak semua rakyat Malaysia seperti Dr. Azhari, penyiksa Nirmala Bonat, dll.

    Kami rakyat Indonesia yg tidak banyak tahu tentang Malaysia (seperti saya), sering lupa bahwa seiring dengan kemajuan ekonomi Malaysia, masih juga ada oknum2 police, pasukan rela, etc. yg melanggar hukum dan membuat berita tentang Malaysia menjadi tidak baik di Indonesia. Sebaliknya juga bahwa banyak oknum2 TKI yg membuat ulah di Malaysia, berbuat kejahatan di Malaysia sehingga pandangan orang2 Malaysia thd kami rakyat Indonesia menjadi buruk…

    Terlepas dari masalah Ambalat, perkara TKI, illegal logging, teroris, etc. seharusnya disadari bahwa kita tidak bisa menyamaratakan rakyat Malaysia dan Indonesia sebagai orang jahat… kita tidak bisa bilang pemerintah Malaysia dan pemerintah Indonesia adalah pemerintah yg jahat. Di seluruh dunia ada orang jahat dan orang baik, demikian pula di Indonesia dan Malaysia… kata orang bijak, kalau hendak berbaikan sering harus berhantam dahulu… moga2 berbagai kasus ini meningkatkan kesalingfahaman antar 2 negara, baik rakyat maupun pemerintahnya… salam perdamaian…

  41. Penyelesaian masalah-masalah bilateral Malayia-Indonesia amat mudah:

    Ambalat: Biarkan kumpulan teknik Malaysia-Indonesia siapkan kerja-kerja research & analisis topografi/geografi kawasan sebelum membuat sebarang tuntutan. Isu pertindihan tuntutan wilayah sebegini biarlah dilakukan mereka yang expert, bukannya fanatik dan ekstrimis jalanan di Makasar.

    Illegal logging: Tangkap dan bawa sahaja tertuduh ke muka pengadilan. Tanpa persetujuan pemimpin tempatan, bagaimana mungkin si “illegal logger” masuk ke kawasan pembalakan bersama jentera2 berat? Dalam hal korupsi, yang bersalah sebenarnya si penerima bukan pemberi. Kalau tiada penerima, korupsi tidak terjadi. Tanpa pemberi, pasti ada yang meminta. Stop corrupt practices.

    Ops Tegas: Itu hak Malaysia untuk mengusir illegal aliens. Rakyat Filipina, Bangladesh, Myanmar, Vietnam, India, Laos dan Kemboja tidak bertindak emosional dalam isu ini kerana mereka sedar, kehadiran sesetengah TKmereka adalah secara illegal dan mereka hormat akan undang2 dan peraturan Malaysia. Kenapa Indonesia perlu emosional?

    TKI di Malaysia: Pemerintah Indonesia wajib melarang warganya dari mencari rezeki di Malaysia sepertimana warga Malaysia dilarang memasuki Israel. Golongan intelek dan aktivis elitis Indonesia juga wajib pergi ke seluruh desa2 mendidik warga desa akan bahaya bekerja di Malaysia. Malaysia kerugian berbillion ringgit setiap tahun akibat kehadiran immigran asing. Dengan tiadanya TKI, bolehlah mengurangkan defisit tersebut.

    Demokrasi ala-Malaysia: Siapa Indonesia untuk mengajar kami erti demokrasi? Jika demokrasi Indonesia itu model yang lebih baik, kenapa Acheh Darussalam bergelar DOM? Kenapa Maluku bermandi darah? Jika benar Indonesia pendukung demokrasi, adakan referendum di Acheh.

    Terrorisme: Siapa kepala terrorisme di Indonesia? 2.5 tahun penjara sahaja? Akibat demokrasi yang ekstrem, terroris bebas bergerak. Genocide di Maluku dan Kalimantan didukung siapa? Mana perginya intelijen Indonesia? Jika di Malaysia, sudah pasti Azhari sudah tumpas.

  42. salam ukhuwwah fillah dari malaysia.
    kita dua negara yang bersaudara…satu bangsa satu agama…

    salam perkenalan…salam ukhuwwah fillah dari malaysia

    Terima kasih linkkan blog saya “malaysia besar kepala??”

    baca artikel baru saya “salam satu benua satu bangsa satu agama” di http://noirkudus.blogspot.com

  43. Margus,

    1. Setuju dg pemecahan masalah Ambalat.

    2. Setuju soal keterlibatan aparat Indonesia utk illegal logging. Tapi saya tidak setuju bahwa yg lebih bersalah adalah yg menerima. Kalau tidak ada yg menawari juga tidak akan ada yg menerima, dalam hal ini keduanya bersalah baik cukong Malaysia maupun aparat Indonesia.

    3. Ops Tegas memang hak Malaysia, yg dipermasalahkan di Indonesia bukan ops tegas, namun banyaknya TKI yg legal tetapi paspor dan surat2 mereka ditahan majikan sehingga mereka dianggap illegal, banyaknya TKI yg gajinya tidak dibayar, banyaknya TKI yg diperkosa, disiksa.. selama ini Malaysia menyalahkan media Indonesia yg memanas2i rakyatnya, kenapa anda di Malaysia tidak bertanya pada media Malaysia kenapa mereka menutup2i berita tsb? Paling2 yg disiarkan kasus Nirmala Bonat, padahal anda tidak tahu kan kalau banyak Bonat2 yg lain, yg menjadi gila, yg mati bunuh diri, yg terpaksa membunuh majikan, dst… Saran saya utk anda: tahulah dulu, baru berkomentar..

    4. Malaysia kerugian berbillion ringgit karena pekerja asing??? memangnya kalian membangun dg tangan siapa? memangnya menara petronas bisa berdiri kalau tidak dibantu para pekerja asing? Malaysia hanya akan seperti negara Afrika miskin kalau tidak ada pekerja asing, karena rakyatnya tidak mau bekerja kasar.. sebaiknya anda sadari dulu ini, baru bicara soal kerugian.. Sekarangpun perusahaan2 dan pemerintah anda sudah teriak2 kerugian kan akibat tidak adanya pekerja asing? shame on you! Kita semua saling membutuhkanlah, tak usah merasa lebih tidak butuh dr yg lain…

    5. Siapa yg mengajar Malaysia demokrasi? Jangan GR, Indonesia tidak mengajar siapapun, karena kami sendiri masih belajar. Kalau mau belajar demokrasi kemari anda ke Perancis, jangan cuman nguprek di S’pore… sebetulnya anda tak usah belajar jauh2 soal demokrasi, anda tanya saja sama Datuk Anwar Ibrahim, beliau kan telah merasakan “nikmatnya” demokrasi Malaysia haha…

    6. teroris? teroris Bali, teroris Jakarta, teroris Maluku, di mana mereka semua belajar? Teroris Philippines, teroris Thailand, di mana mereka semua belajar? MALAYSIA ! Malaysia negara kecil, anak kecil, pasti sangat mudah menangkap teroris..

  44. Wah, saw in the news yesterday, a legislative debate over Indon’s controversial fuel price hike ended in a brawl between lawmakers. At least 2 knock-outs reported after punches flew on the floor of the House of Representatives. Apparently, the violence erupted after a debate on your government’s decision to increase fuel prices by 29% to offset the strain from huge subsidies. Hemmm…interesting…lalu saya tertanya-tanya, apakah media anda mebuat laporan tentang masalah dalaman negara anda ini, atau mungkin berita sensasi tentang Ambalat lebih menarik dan menguntungkan untuk diberi perhatian….

  45. 1. sebaiknya pemerintah indonesia, sambil berunding dengan malaysia, menghentikan pengiriman ekspor pasir batam kesingapura, urug saja tuh pulau ambalat, kalo perlu bikin jalan darat kepulau terdekat kita, dah beres !
    2. kemudian buat perumahan rss, rsh, Ruko dll (mumpung banyak orang indonesia yang belum punya rumah, bikin mal dan shoping center sekalian, kan jadi ramai !
    baru kita bawa kemahkamah internasional, okay !
    (gitu aja kok repot !)

  46. Pingback: Brain of D
  47. untuk masalah Ambalat kenapa sepertinya Indonesia seperti kebakaran jenggot?
    Karena yang di permasalahkan adalah Melaysia “sepertinya” mengambil hak orang Indonesia di Ambalat tsb, jadi orang Malaysia tenang2x aja.
    Coba seadainya Indonesia meng-klaim seluruh daerah yang ada di pulau kalimantan adalah masuk ke Indonesia.
    pasti Malaysia juga ribut, Indonesia tenang2x aja dan berusaha agar klaim tsb benar adanya. :D

    bukan begitu?

  48. saya yang berbatasan langsung dengan malaysia sangat merasakan betapa curangnya malaysia dengan bembelokkan perbatasan samapai beberapa mil laut yang hendak dikuasainya,ini sangat menyedihkan sekali,apakah malaysia dengan kempampuannya yang begitu besar sehingga dengan seeanaknya saja memasuki/mencaplok wilayah negara lain?.menurut saya ini tidak ada perundingan,sebab inikan hak indon,kenapa harus dirundingkan,kecualai ada trensaksi jual beli baru ada perundingan.

  49. saudara romy, kan semuanya sudah setuju, bahawa biarlah pemerintah sama pemerintah yang berunding.. kita tak punya ilmu atau maklumat yang mendalam untuk menilai keadaan sebenar.

    Mungkin di laut ambalat ada minyak yang bernilai ratusan billion dolar US, namun apakah manfaatnya kepada kita, rakyat biasa. Sungguhpun Malaysia punya Petronas dan Indonesia punya Pertamina, namun rakyat masih menanggung harga minyak (Indonesia sebut BBM? bahan bakar, betul?) yang semakin meningkat naik saban tahun.

    Jadi kita cuma mampu tunggu dan lihat. Tak perlu kita sama kita pula yang bertegang urat, berbalas tumbukan. Sedangkan hidup kita sekarang pun cukup2 makan.

    Mudah-mudahan Pak SBY dapat merubah nasib dan keadaan kehidupan rakyat Indonesia. Dan marilah rakyat Malaysia, kita tukar kerajaan yang gagal meningkatkan ekonomi melayu. Tenang ya.. usah ribut-ribut (betul ke bahasa saya; cuba berbahasa dalam bahasa Indonesia)

    Diharap kawan2 yang menghantar komentar dari Indonesia dapat menggunakan bahasa2 yang agak mudah kerana saya sukar nak faham perkataan saudara yang diringkaskan (seperti oknum?)

  50. Pak Bakri,
    Tak payah lah nak ikut ikut cara mereka berbahasa, ikut aje setail melayu kita pun OK, kalau mereka tak faham dia kena lah belajar. Saya selalu tengok orang kita ni baik sangat, sedangkan dia sedap2 aje nak ganyang kita. Nak sangat mengaku sedara, sedara amenda?

  51. Saya telah membaca ulasan rakyat Indonesia dan juga Malaysia berkenaan Ambalat. Saya adalah rakyat Malaysia dan ingin memberikan ulasan.Pertama, berilah peluang kepada Presiden Susilo dan PM Abdullah berbincang mengenai masaalah ini. Janganlah kita rakyat jelata tuduh menuduh kerana in boleh memanaskan keadaan. Keduanya, tidak perlu menyentuh perkara lain (seperti PATI, Anwar Ibrahim ataupun GAM) bila berbincang mengenai AMbalat. Ketiganya, Indonesia dan Malaysia mempunyai sistem pemerintahan yang berbeza. Tidak perlu mencari kesalahan pihak lain. Carilah kesalahan diri sendiri dan perbaiklah diri masing-masing. Keempat, kawal perasaan dan jaga tutur kata. Sebagai contoh , jangan mudah berkata “ganyang Malaysia” kerana pasti rakyat Indonesia juga tidak suka kalau mendengar”ganyang Indonesia”. Sebagai rakyat Malaysia, saya dapati masyarakat Indonesia tidak tahu perkara sebenarnya mengenai PATI. Kerajaan Malaysa mahu rakyat Indonesia masuk Malaysia secara sah. ITU SAHAJA DAN INI ADALAH UNTUK KEBAKAN PEKERJA INDONESIA SENDIRI. Apabila anda masuk secara sah maka anda dilindungi KErajaan Malaysia. Sekiranya nda adalah PATI, anda mungkin dianiaya. Bila dianiaya, anda tidak pula berani mengadu kepada Kerajaan Malaysia kerana anda sendiri melanggar undang-undang Malaysia. Tahukah bahawa ramai pekerja Indonesia(PATI) merompak, membunuh dan juga merogol. Oh ya. Bagaimana kisahnya pekerja Indonesia yang merogol lalu membunuh seorang perempuan berusia 13 tahun di negeri Kedah. Bagaimana juga kisahnya pembantu rumah saya yang lari bersama barang kemas isteri saya. itu semua tidak pun dilaporkan di media Indonesia. Saya tidak memandang rendah Indonesia tetapi saya harap anda cuba memahami keadaan kami . Memang ada PATI tidak dibayar gaji(sedikit sahaja) tetapianda tidak terus boleh menyalahkan Malaysia sebagai menindas PATI.ada hikmahnya OPS TEGAS ini. UNTUK KEBAIKAN PEKERJA INDONESIA JUGA. Sebenarnya Kerajaan Malaysia amat “lembut” dalam mnangani PATI. Anda tidak bising pun kalau rakyat anda disebat di Singapura jika memasuki negara pulau itu secara haram. Jika ada insiden “nirmala Bonat”, kami akan bertindak terhadap majikan yang zalim. Tapi jika anda masuk secara haram anda akan disebat. Itu adalah undang-undang Malaysia. Anda harus menghormatinya seperti juga rakyat Malaysia mesti menghormati undang-undang Indonesia bila berada di Indonesia. Salam sejahtera untuk Malaysia dan juga Indonesia.

  52. Berkenaan isu Ambalat, saya menyeru rakyaat Malaysia dan juga Indonesia bertenang. Biarlah Presiden Susilo dan PM Abdullah menyelesaikannya. Jangan kita menjadi emosional.

Comments are closed.