Pemakai Palm == Tukang Becak?

Pemakai Palm == Tukang Becak, itu topik yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan di forum-forum pemakai PDA [Palm](http://www.palmone.com) di Indonesia. Saya sendiri terlambat menyadari hal ini karena kepergian saya ke Medan minggu kemarin. Sumber dari pernyataan tersebut tak lain dan tak bukan adalah [satu lagi artikel ‘berbobot’](http://www.reviewland.com/pda-duel2004-5.htm) dari [ReviewLand.com](http://www.reviewland.com/).

> Oleh karena itu cukup konyol jika masih ada orang yg lebih berpendidikan dari tukang becak ternyata masih punya cita-cita / berencana memiliki PDA Palm

Saya sendiri pernah me-*review* Reviewland.com [sebelum ini](https://priyadi.net/archives/2004/09/27/review-reviewlandcom/).

[Artikel tersebut](http://www.reviewland.com/pda-duel2004.htm) sebetulnya membahas perbandingan beberapa merk PDA PocketPC yang beredar di pasaran. Namun di akhir bahasannya, BudzKay sang *reviewer* kontroversial membuat tajuk yang berjudul “*Sebuah Renungan: Bagaimana dengan PDA Palm?*”. Disana ada sebuah gambar seorang penyandang cacat dibubuhi logo Palm Powered, trademark dari PDA berbasis Palm. Tak cukup sampai di sana, penulis artikel tersebut juga merasa perlu untuk menambahi:

> Nasib PALM kini : Dulu memang preman yg garang, tapi kini lumpuh tak berdaya & jadi bahan tertawaan

Di bagian bawah penulis juga mencantumkan logo ‘penjilat’ Microsoft trademarknya: *Full Microsoft operating system for PC/PDA/Phone*. Penulis pun tak lupa melengkapinya dengan slogan:

> OS Microsoft: Pilihan orang waras

Setelah membaca artikel itu saya tak habis pikir, dimana rasa hormat pembuat artikel tersebut terhadap sesama manusia? Menjilat Microsoft adalah satu hal, tetapi perlukah dalam menjilat Microsoft penulis sampai mengabaikan sisi kemanusiaan?

25 comments

  1. orang itu memang keterlaluan!
    terkadang para penulis yang kurang berpendidikan tidak lagi memperhatikan tata krama dalam menulis sesuatu…

    mungkin perlu bikin situs tandingan pak? ;)

  2. Bikin situs tandingan? Sebenernya gak gampang lho, harus punya waktu, harus ngerti hardware & harus punya akses ke barang2 terbaru (ini paling susah). Tapi kalau punya ketiganya, orang lebih suka bikin majalah :)

  3. masak ketiga faktor itu gak punya? ;) akses ke barang2 terbaru mungkin bisa dimulai dengan teman yang punya toko komputer :D
    Yang bisnisnya di bidang IT biasanya banyak kenalan toko komputer tuh… he he he

    lagian, bikin majalah kan tidak hanya butuh tiga hal itu… modal duitnya ‘kan harus gede! jauh lebih gede ketimbang bikin situs web ;)

  4. Sebetulnya kalo masalah pinjem barang buat direview sih mudah koq. Temen-temen dari APKOMINDO bisa membantu. Masalahnya siapa yang mau mulai he he he.

  5. Ah, kalau menghadapi orang yang berani-mati karena gengsi-status,

    Kelas status sosialnya jelas lain dan kenikmatan yg ditawarkan kedua jenis kendaraan tsb juga lain.

    malas ah. Biar dia makan tuh, status… ;-)

    Walaupun saya pemilik Palm IIIx butut (belinya pun barang second), saya tidak merasa tersinggung dengan sikap pada tulisan tsb. tentang Palm. Biasa saja. Malah saya kasihan terhadap si penulis yang menghancurkan kredibilitasnya sendiri: mengakhiri benchmark yang susah-payah dijelaskan di awal artikel dengan sikap ofensif seperti itu.

    Yang saya protes adalah sikap arogan tulisan tersebut terhadap tukang becak dan penyandang lumpuh. Mereka dijadikan sarana ugal-ugalan untuk menyatakan sebuah pendapat dengan cara direndahkan martabatnya secara sepihak. Apa hebatnya memiliki gadget paling canggih di seluruh dunia dibanding tukang becak atau orang lumpuh? Apakah cita-cita anak SD yang setinggi langit harus yang hebat-hebat dengan memicingkan mata kepada orang lain?

    Sayang seribu sayang… :-(

  6. #7, sebenarnya beberapa tahun yang lalu pernah punya niatan seperti itu dengan muatan Linux-nya, tapi sama sekali gak kebayang apa Apkomindo mau minjemin hardware ke saya yang orang kecil ini :)

  7. Pingback: #direktif
  8. budz kay ini memang termasuk pendosa yang dosanya adalah membodohi orang lain. saya masih tidak habis pikir klaimnya tentang audiovox thera bisa menggantikan notebook, hehehe.

    anyway saya sendiri sudah tidak peduli dengan tulisan orang rendah seperti ini. justru dengan tidak mendatangkan hits bagi website-nya adalah balasan yang masuk bagi saya.

    yang saya sayangkan cuma sikapnya yang merendahkan orang cacat. dia bisa menulis juga itu sudah anugerah dari Tuhan, untuk apa dia menyinggung orang lain dan ditambah merendahkan orang cacat pula. semoga dia mendapatkan pencerahan sebelum terlambat.

  9. Budz itu over confidence.. terlalu membanggakan diri sendiri dan yang dia punya.. Liat deh websitenya..terus terang gue jijik ngeliatnya..ada sih laki kaya gitu..model bukan, pragawan bukan..tapi gayanya kaya yg paling ok aja.. sah2 aja sih bgitu..tapi mbok ya diimbangi dengan kelakuan dan tutur kata yang enak dalam me-review..khan orang lain jadi makin simpati..gak usah pake analogi yang menjelek-jelekan hal lain..seakan-akan tukang beca itu bgitu hinanya..bahkan orang Palm sampai dianalogokan sbg preman cacat..dmana sih nurani loe Budz??! Udah putus tuh urat?? Inget Budz..diatas langit masih ada langit..

  10. adu,om buz,jgn gitu teganya dikau,masa treo dikau samakan dgn tukang bcak,padahal menurut gue treo cukup bagus ko,ga terlalu sering hang kayak Pocket PC

  11. BUDZ KAY bikin sensasi lagi.

    Setelah sekian lama membela AMD, sekarang beralih membela intel. Anda bisa simak ulasannya di Tabloid komputek edisi 464.
    Foto budz kay terpampang besar, dan bertuliskan: budi saat live demo perbandingan Pentium D 805 vs Athlon 64 telah dipertontonkan oleh penulis pada acara seminar INTEL Campus Road Show 2006.

    Mungkin intel sudah membayar lebih, sehingga membuat Budz Kay berpindah jurusan.
    BK menulis bahwa Pentium D 805 seharga $137 dapat bersaing dengan AMD Athlon64 X2 4800+ seharga $895, karena P D805 dapat dioverclock hingga 3,7.
    Tampaknya BK selalu memberikan review berat sebelah. Jadi jika membela Intel yang ditunjukkan positifnya saja. Dan musuhnya AMD dicaci maki, tanpa mengakui kelebihannya.
    Saya pribadi lebih suka review PC+, atau Obengware.com dan reviewer lainnya. Reviewer yang baik jika mereview processor selalu disebutkan hardware yang digunakan untuk tes. Sedangkan BK tanpa hardware, langsung muncul hasil benchmarknya. Jangan-jangan hardware AMDX2 diberi yang jelek sehingga kalah dengan P EE. Padahal di PC+ sebaliknya. Begitupula pada sumber lainnya.
    P D 805 dioverclock hingga 3,7 sangat mengherankan. Mungkin BK menggunakan dry ice yang bukan pendingin yang umum. Karena D805 ini gampang panas. Anda dapat menyimak cuplikan http://www.obengware.com di bawah ini:

    “Kedua processor baik D805 dan 950 sangat berpotensi untuk processor overclock. Tetapi kedua procesor ini sangat panas, khususnya D805 dengan multiplier tinggi. Kedua procesor sangat mudah mencapai suhu 60 deg.C walau hanya dioverclock sekitar 20% tanpa overvoltage. Dan akan lebih tinggi lagi bila dilakukan overclock dengan menambah daya pada Vcore processor ketika procesor bekerja Full Load.”

    “…dalam melakukan overclock, sebaiknya mempersiapkan cooler khusus dan menambah fan agar temperature udada didalam case lebih rendah. Pada test untuk kedua procesor , temperature sangat mudah melewati batas 60 deg.C. Bila panas dari processor dibiarkan menyebar, diperkirakan dapat meningkatkan panas bagi perangkat lain. Anda juga harus mengetahui bahwa panas tidak saja dibentuk oleh procesor. Dan dapat dihasilkan dari komponen lain seperti chip-set dan VGA. Panas dari ketiga komponen ini dapat menambah beban kerja komponen lain seperti harddisk, power supply bahkan memory.
    Pada test dengan thermometer digital, kami mengunakan heatsink jenis premium dari Zalman 9500 dengan open case. Temperature processor dapat dengan mudah lewati 50deg.C”
    “Tetapi pada test dihentikan karena pengujian dengan 3Dmark 03, temperature terus naik mencapai 65 Deg.C.
    Walau sudah mengunakan heatsink premium panas processor dipastikan melewati suhu 50 deg.C.”
    “Sangat disarankan mengunakan jenis pendingin Water Cooler agar temperature processor dapat bekerja temperature rendah. Sekalipun anda memperbaiki pendingin didalam case serta memakai heatsink jenis premium. Panas dari kedua model processor tersebut sangat sulit dikendalikan ketika dioverclock, bila peningkatan Vcore processor harus ditempuh. Sebaiknya hindari memacu kecepatan processor dengan peningkatan voltage CPU, karena hanya akan menambah panas processor ketika bekerja full load.”

    Perbandingan Intel Pentium D 805 tidak seimbang. Karena P D 805 dioverclock, dibandingkan prosesor lain yang default dari pabrik.
    Saya disini bukannya penggemar AMD ataupun pemakai. Bahkan saya Pengguna Intel dan mungkin sebentar lagi mau beralih ke AMD. Dengan kata lain saya membela AMD, karena AMD tidak sejelek yang dikatakan BK.
    Masih banyak sih kesalahan yang direview. Tapi mungkin om priyadi mau mengulas tabloid ini suatu saat, yang merupakan sarang BK. Gak tau masuk jakarta atau gak taboid ini. Agen jakarta (021)766166213 & 5347132. Bahasanya kasar, salah satunya seperti pada edisi 462 hal 15:”jujur saja, kami merasa bete dengan pertanyaan semacam ini”.
    Semoga BK lebih bijak ketika mereviw, dengan memberikan kelebihan dan kekurangan masing-masing product, dan lebih sopan penulisannya.

    Maaf, kalau Panjang banget……..

  12. waduh, pis maaa….:)>-
    ni negara udah mingkin panass….
    di sini cool-cool aza dong-deh..

    hihihi… soalee… makin kita mangkel-in do’i,
    mangkin do’i terkenal…. webnya gituloooo
    promosi gratis

    tau nggak BK itu = Biang Kerok\:d/
    jadi udah ketauwan toooo….

    :)>-

  13. asli ni Budzkay orang paling narsis yg pernah g tahu… ckckck.
    kalo AMD kalah benchmark OC ama pentium… itu salahnya sendiri, ga becus ngatur HTT ama frekuensi n multi.
    mgkn aja bener, kalo hardware yg dipake ga imbang.
    jelas aja pentium menang kalo pake i955X n yg amd cm pake SiS 655FX

    sekarang ngadu aja. AMD Athlon 64 akan SELALU dan PASTI mengalahkan prosesor pentium yg sekeles n speedclocknya sama.
    dodol bgt dah, cari sensasi aja.

  14. Setelah baca2, ternyata sekarang AMD memang jauh lebih dingin ketimbang Intel, bahkan ada yang mencoba tanpa kipas, tanpa AC bisa jalanin aplikasi berat. Berikut ini cuplikan dari CHIP forum yang di post oleh Petrus Rudy:

    “…….Cuman sekedar encoding begitu aja masih belum bisa bikin panas Opteron gue, baru ketoel toel dikit tuh… apalagi MS Word… kesenggol juga engga kalee.. Gue nonton DivX aja sama kipas mati kok..
    Suhu ruangan siang hari, kamar gue persis di bawah atap, dan AC mati. Suhu 6600GT gue idle 54 derajat.
    BTW, gue ngga ada MSWord… kalo gue ganti pake Visual Studio.NET plus SQL Server boleh ngga?
    Gile.. cuman buka notepad liat serial number? Menghina Opteron amat loh..
    ……..
    Atau mau gue ambilin foto waktu komputer gue nyala?
    Siapa ya yang kemarin ketakutan waktu gue suruh liat sendiri kipas gue merknya apa, terus kan kalo muter ngga bisa dibaca tuh logo AMD-nya, nah.. fan-nya gue off-in aja biar dia bisa baca hologram yang ditengah kipas. Padahal lagi encode FLAC. Ngga inget anak CHIP apa bos gue apa temen mana ya… dia sampe teriak “ELO GILA?”

    Ada yang berani coba di Intel Pentium D?:p

  15. Gw pengen beli palm M505 buat organizer … ga peduli omongan si BK… PDA khan emang fungsinya buat organizer? PERSONAL DIGITAL ASSISTANT! kalo mo nonton pelm ato denger music mending beli ipod ato portable media player…
    Gw lebih suka alat yang menjalankan satu fungsi dengan optimal (filosofi UNIX :D) dibanding alat yang bisa fungsi macem-macem tapi ga jelas arahnya (HP+kamera+PDA+Multimedia+Alat cukur+… ini telepon ato apa ini?)
    “Loyalty is only for a slave”? well, maybe this guy is not a reviewer, but a provocator :D He’s not a slave for a hardware but I bet he is for money!

  16. Marilah kita mulai berpikir untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Jawablah thread seseorang dengan didukung data-data empirik. Mungkin beliau (mr Budz) sedang kesandung karena penglihatannya terhalang sesuatu.
    Maju terus dunia IT Indonesia.

    Salam

  17. Sekedar konfirmasi saja, bagi anda yang menggunakan identity Krisna Dewi Maharti (comment no 22 dalam artikel ini), please gunakan nama anda yang sebenarnya. Karena saya sudah konfirmasi ke pemilik nama asli, dia tidak pernah memposting tulisan ini.

    Mari kita hormati nama dan karakter orang lain.

    Reasoning: untuk 3 kombinasi nama spt Krisna Dewi Maharti, rasanya amat tak lazim terjadi duplikasi nama, walaupun bukan berarti tidak mungkin terjadi. Mohon konfirmasi Anda yang menggunakan nama ‘Krisna Dewi Maharti’

    Terima kasih banyak rekan-rekan Blogger Indonesia

  18. http://www.reviewland.com/hardware-pentiumd805-2.htm
    “Jadi jangan semata karena sama-sama dual-core lantas D805 harus dibandingkan dengan Athlon64 X2 3800, itu sama saja membandingkan kedua jenis kendaraan berwarna merah dibawah ini hanya karena rodanya sama-sama 3 dengan formasi roda yang sama pula (2 di depan dan 1 di belakang). Meski menyandang ciri-ciri yang sama, namun dari segi harga, kedua kendaraan di bawah ini jelas-jelas berada pada segmen yang berbeda. Jadi sungguh tidak waras bila ada orang yang melakukan perbandingan antara Pentium D 805 dengan Athlon64 X2.”

    Ya ga bisa dibandingin lah jelas2 pentium D itu Intel mengcopy-paste die pentium 4 sebanyak dua biji, digabungin dalam chip yang sama, sementara AMD bikin yang bener2 core dalam 1 die. Pentium 4 prescott aja panasnya bukan main, apalagi pentium D. kelihatan sekali reviewer tidak begitu mengerti teknologi low level sebuah prosesor.

    “Dengan kata lain, AMD telah melakukan penipuan yang cukup keji terhadap para konsumen.”
    elo kali yang ngebegoin konsumen.

    sayang sakali, reviewer berasal dari Surabaya. malu2in kota pahlawan

Leave a Reply to amen Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *