Kartu Layanan Jalan Tol

Kartu Tol

Kalau saya misalnya masuk jalan tol dari Lenteng Agung Barat, maka petugas akan memberi saya kartu layanan yang menandakan bahwa saya memang masuk tol dari Lenteng Agung Barat. Ketika saya keluar di gerbang Fatmawati, petugas di sana dapat mengetahui gerbang asal saya masuk berdasarkan kartu yang saya berikan kepada petugas.

Itu cara klasik. Sejak [jalan tol Cipularang dibuka](https://priyadi.net/archives/2005/04/27/jalan-tol-cipularang/), tol ini menggunakan sistem kartu layanan yang sedikit berbeda.

Jika misalnya saya masuk dari pintu tol Bekasi Barat, saya akan diberi kartu masuk Bekasi Barat. Dalam perjalanan ke arah Bandung, saya akan menemui gerbang Padalarang Barat, di sini petugas akan menukar kartu tadi dengan ‘kartu tanda masuk gerbang tol Jakarta-Bandung’. Di sini hanya terjadi penukaran kartu, dan tidak ada transaksi pembayaran.

Pembayaran baru dilakukan di gerbang keluar tujuan. Jika misalnya saya keluar di Pasteur, saya diminta untuk menyerahkan tiket, dan tidak sampai beberapa detik kemudian, display akan berisi informasi “BKBT-PSTR Rp 28500”.

Pada kartu terakhir sama sekali tidak ada informasi bahwa saya masuk dari Bekasi Barat. Yang ada hanyalah nomor seri berjumlah 10 digit yang rasanya tidak mungkin diketikkan dalam waktu sesingkat itu.

Yang jadi pertanyaan, pakai teknologi apa ini? [RFID](http://en.wikipedia.org/wiki/Radio-frequency_identification)-kah?

96 comments

  1. kebetulan dulu ikutan ngajuin proposal untuk sistem pembayaran di jalan tol ini mas pri.
    Boleh tau akhirnya kartu yang dipakai yang model apa?
    dari situ bisa ketauan teknologi yang dipakai. … kemungkinan besar proximity. tapi boleh minta keterangan tambahan ttg. jenis kartunya , takut kesimpulan saya salah.

  2. #1: kartunya ya seperti yang di gambar itu. saya gak ada kartunya sekarang (kalau ada saya harus bayar 2x jarak terjauh hehehehe)

    #2: gak ada barcode

    #3: gak ada contact smart card

  3. hehehehe… iya… waktu itu sempet bingung juga gimana cara taunya gue masuk tol dari mana…

    kemungkinan RFID ada juga sih ya…

    btw… PERTAMAX!!!

  4. Pertanyaan yang jauh lebih penting lagi, siapa vendornya? Lokal, asing, tender, atau fasilitas Ring-1? :D

    * Ya ya ya. Ini OOT *

  5. Klo tidak salah itu namanya human barcode alias semua karyawan harus menghafal kartu dan menekan tombol kartu berada atau bisa juga memasukkan kartu tersebut ke posisi pintu masuk, sehingga secara otomatis sensor akan mendeteksinya..

    Kalau tidak salah ya pak..

  6. pakai teknologi apa ini? RFID-kah?

    Keren banget kalo dah pake RFID. Dengan IT, semuanya jadi mudah.
    Di Surabaya kapan ya…8->8->8->
    Mimpi kali yeee…|-)|-)|-) Tol aja baru dibangun en gak kelar-kelar :-?

  7. … #4 [-( Kalo gitu tambah pertanyaan dech , ada kamera nggak ? yang membaca plat no mobil. Coba nanti kalo di gerbang tol diperhatikan :)

    [ FYI, saya pernah tau di salah satu smart building dgn IBMS ada pembacaan plat mobil. Jika mobil itu VIP, dia bisa langsung dituntun oleh signage ke tempat parkir VIP yg available]

  8. #9:

    Kalo gitu tambah pertanyaan dech , ada kamera nggak ? yang membaca plat no mobil. Coba nanti kalo di gerbang tol diperhatikan :)

    nah, ini saya gak tahu. lain kali saya coba perhatikan. tapi kalau dia pakai info pelat nomor, kenapa harus dikasih kartu lagi? :-?

  9. Wah, semakin hebat saja indonesia kita ini, meskipun dilanda kecelakaan transportasi. rupanya jasa marga masih up to date. Hidup hatta rajasa (supaya cepat direshuffle segera “comment ini tidak bermuatan politis”). jadi inget saya om pernah naik tol kartunya ketelaen di dashboard mobil saya (AVANZA)pas naik tol jakarta bandung untung nggak didenda.

  10. Sebetulnya nggak perlu RFID khan Pri ?

    Kartu cukup digesek aja di loket tempat Priyadi menerima kartu. Informasi dikirim ke seluruh loket yang ada sehingga semua loket (termasuk loket tujuan) tahu Priyadi menerima kartu di loket mana.

    Ketika Priyadi sampai di loket tujuan, penjaga pintu akan gesek lagi kartunya dan monitor akan menunjukkan berapa biaya yang harus dibayar.

  11. kalau pake logika penjaga gerbang tol padalarang punya beberapa kemungkinan untuk menukar kartu tol dari daerah asal dengan kartu tol di gerbang tol padalarang, untuk membedakannya mungkin ada kode2 khusus seperti warna dan sebagainya, sehingga ketika sampai di tol daerah bandung, maka penjaga tol di daerah bandung akan langsung tahu,
    metode ini jika tanpa bantuan sensor dan sebagainya akan menyebabkan human error yang besar.
    btw sistem pembayaran ini disebut tertutup, karena pembayar tol harus membayar di akhir, sedangkan sistem pembayaran terbuka pembayar tol membayar saat awal saja tanpa membedakan tujuan akhir seperti tol dalam kota

  12. Kemungkinan besar pake RFID.
    Saat di gerbang Tol Padalarang, sepertinya petugas menekan tombol yang sesuai dengan gerbang masuk (kalo yg ini dibedakan dengan warna kartu tol) kemudian akan muncul kartu dari mesinnya. di gerbang tol keluar, sepertinya petugas memasukkan kartu tadi ke mesinnya lagi dan langsung muncul data dari mana kita masuk dan berapa biayanya.
    O iya, sepertinya (udah 3x kata sepertinya :d ) tidak ada kamera pendeteksi nomor polisi kendaraan.

  13. bisa jadi dengan RFID, jadi waktu om Pri sampai ke gerbang padalarang barat, RFID kartu aktif dengan ID tertentu yang terhubung ke terminal petugas.. setelah om Pri meninggalkan gerbang dengan kartu ber RFID, petugas akan memasukkan informasi bahwa kartu RFID dengan ID sekian, masuk dari gerbang Bekasi Barat.

    Belum sampai om Pri keluar ke Pasteur, informasi ID kartu dengan data gerbang masuknya sudah disebar diseluruh gerbang keluarnya. Begitu om Pri sampai di gerbang keluar, sensor RFID akan membaca ID kartu yang datang, dan mencocokkan dengan informasi gerbang masuk yang terikat dengan ID kartu tersebut. Setelah ketemu gerbang masuk-nya tinggal di kalkulasi saja berapa biayanya.

    Komunikasi diatas terjadi dengan asumsi seluruh gerbang terkoneksi dalam satu jaringan secara online.

    Kalau yang terandaikan lebih gila lagi.. Informasi gerbang masuk-nya akan disisipkan kedalam kartu sewaktu om Pri meninggalkan gerbang atau melaju di jalan tol.

    Kalau yang terjadi adalah yang kedua.. maka pada gerbang keluar yang terjadi justru lebih mudah.. scanner hanya tinggal mengeluarkan pesan gerbang masuk.. tidak perlu lagi mencari di tumpukan data yang terkumpul di gerbang keluar..

  14. Sistem beginian, setahu saya, sudah ada di Bogota dan Singapura — biasa disebut Electronic Road Pricing (ERP). Di Singapura (disebut restricted zone) sistemnya bagus, tiap mobil disediakan alat (internal unit) dengan slot card. Ketika kita masuk wilayah ERP, kartu (voucher) dimasukkan. Kita bayar pakai kartu dan bisa diisi ulang. Pun di tiap wilayah ERP juga dilengkapi sensor. Seandainya ada pengemudi yang melanggar, sensor akan menangkap dan tunggu saja surat datang keesokan harinya. Kalau seperti yang Pri ceritakan, saya bener-bener nggak tahu pakai teknologi apa. :-?

    http://nofieiman.com/2006/12/erp-dan-3-in-1/

  15. #15: Hmm.. gitu ya ? Soalnya saya pernah sekilas lihat penjaga gerbang menggesekkan kartu.
    Kartunya sendiri nggak saya periksa sih.

    Kalau pakai RFID, kira2 proses gesek itu buat apa ?

  16. minggu kemaren (29/4/07) ke bandung juga. sempet bolak – balik kartunya. betul kata om Pri, nggak ada barcode, nggak ada magnetic strip, nggak ada chip, dan kartunya tipis seperti kartu nama berbahan plastik/pvc (?)

    hayo pake teknologi apa? jangan jangan manual, pengamatan visual pada jenis kartu :-P

  17. #20: mungkin digesek juga sih, cuma sepertinya bukan magnetic stripe reader, tapi mungkin RFID reader. ngga seperti ngegesek kartu kredit atau ATM.

  18. jawab lagi melengkapi sebelumnya , ternyata aktualnya begini :
    sistem pembayaran tol dari pondok gede timur sampai padalarang barat adalah manual,dan dibedakan dengan warna-warna (contoh pondok gede dan bekasi barat beda warnanya), kemudian di scan warna tersebut di gerbang padalarang barat (sudah komputerisasi),sehingga di kartu yang baru menunjukkan bahwa dia berasal dari gerbang tol sebelum padalarang barat

    btw mengapa terjadi perbedaan pembayaran ini, karena adanya 2 ruas jalan tol yang berbeda yaitu pondok gede-padalarang barat dan padalarang barat-cileunyi dimana penentuan tarif per km nya berbeda…
    dan ada kemungkinan gerbang tol padalarang barat ditiadakan jika menggunakan electronic toll collection kelak (entah kapan)

  19. FYI, kalo masuk dari pasteur ke tol, coba masuk ke gardu paling kiri, ada tiga gardu yang menyediakan kartu pakai mesin, sudah bukan pakai orang lagi, tinggal tekan tombol, lalu kartu muncul, begitu kartu diambil, palang langsung terbuka, begitu mobil lewat palang langsung nutup b-)

  20. saya pernah dapet kartu hampir putih semua, udah ngga ada gambar2 apapun, warnanya udah ilang… kok petugasnya masih bisa tau ya itu kartu apa…

    jangan2, kalo saya kasih kartu boong2an bisa juga?

  21. Kartu yg beginian namanya Proximity Card. Jadi nomor serial kartu dicatat oleh terminal masuk, dan dibaca lagi ketika di terminal keluar. Dari database akan ketahuan kartu dengan serial ini masuk dari mana dan keluar dimana, sehingga langsung keluar perhitungannya. Bisa cepat kok, gak sampai 1 detik.
    Cara membaca proximity card, ya jelas dengan Radio Frequency. Tapi kalo ditanya apakah sudah sesuai standard RFID, itu belum tahu.
    Kartu beginian juga sering dipakai di apartemen apartemen di pintu masuk sampingnya (yg tidak ada penjaga). Juga banyak dipakai jadi kartu pegawai di kantor merangkap absensi dan pembuka pintu.

    Kartu ini disukai daripada magnetik card yg akan aus dan rusak kalo ada gambar karena gesekan, dan juga daripada smartcard yg kudu melakukan contact dengan reader. Oh yang, nama lainnya contactless card.

    System ini berbeda dengan ERP di Singapore. ERP di Singapore tidak menggunakan card. Cardnya hanyalah smart card berisi storage value (duit) yg namanya Cash Card. Tugas In Vehicle Unit hanyalah mengirimkan registrasi IVU-nya dan deduct amount of money dari cash card. Jika IVu tidak mengirimkan data, karena rusak atau uang sudah habis, maka kamera digital di depan gate akan memotret plat nomor mobil untuk didenda di kemudian hari.

  22. gak ada barcode, gak ada smart card, chip, gak ada identifikasi apapun. Mungkin pakai pemancar mini, semacam receiver yg sangat kecil ukurannya, ada di dalam kartu.

    Sistem eazy link di singapore juga pakai ini, biasa digunakan untuk kartu pre paid bus dan MRT. Gak ada barcode, smart card, chip, dll. Cuma kartu doang. Tapi kalau kartu dibelah, baru deh keliatan ada rangkaian elektronik di dalam. Tipis banget, nggak nyangka ada wireless device di dalamnya.

  23. Benar kata Om Dedhi, JM ga mau juga ninggalin metode konvensionalnya, karena takut di pangkas ini itu ama bank :p

    btw…

    Koq bertentangan sama tukang taksi yang beberapa hari lalu cerita ya, kata si pengemudi taksi, di tol padalarang itu sering pada nyelonong aja ngga bayar, tolong dikonfirmasi buat yang tahu :-?

  24. berarti menambah perbendaharaan kartu,
    ada kartu kredit,kartu ATM dan kartu-kartu yang lain.

  25. kayak name-tag saya donk?? bisa buat buka pintu cuma dengan nempelin aja name-tag ke sensornya (ga perlu digesek), even ditaruh didalam tas/dompet asal ditempelin ke sensornya, pintu bakal kebuka juga
    no barcode, no magnetik, no pork :d

  26. Tul spt mas yang comment di #1 & #27 itu namanya proximity card…. kebetulan kantor pake jenis kartu yang sama buat masuk beberapa pintu khusus….

    kartunya sendiri pas beli polos dan kita bisa cetak apa saja…. sedangkan readernya juga kotak kecil aja.. gak perlu nempel.. cukup didekatkan sudah bisa membaca readernya…….

    jadi lebih awet dari kartu biasanya… dan daya tahannya juga lumayan bagus….. dari mulai pasang 3 thaun lalu sampe sekarang belum ada satupun kartu yang rusak… yang banyak kartunya hilang… :(

    kartunya gak bisa ditulis… identitasnya langsung dari pabrik pembuatnya… jadi sipabrik harus menjaga unikfitasnya….

    gak mahal koq teknologi ini… readernya gak sampe sejuta sedangkan kartunya ada 2 macam yang tebal 10 ribuan yang tipis 30 ribuan… yang dipake tol bandung yang tipis

  27. di sini keluar masuk tol pakenya tukar gula, rokok, kopi… masih termasuk IDT seh..

  28. Sepertinya RFID kang.. ato bisa juga proximity. Pernah denger dari vendor kalo Jasa Marga ada tarik fiber sepanjang tol dari jakarta bandung buat sistem ticketing online mereka.

  29. Kartu macam itu, ada kegunaannya gak sih? Maksudnya, apa ada nilai lebih dibanding dengan sistem biasanya di jalan tol?

  30. Alasan penggunaan RFID adalah pada aspek efisiensi dan kenyaman,misal:
    1. Tag RFID mampu diidentifikasi secara simultan (bersamaan), tanpa harus berada dalam jarak dekat (untuk mendukung aktivitas multiple check-in, check-out, shelf-inventories).
    2. Tag RFID mampu diidentifikasi menembus berbagai objek seperti kertas, plastik dan kayu (wireless data capture).

    Selain berfungsi sebagai tag identifikasi, tag RFID juga memiliki berbagai fitur sekuritas bawaan (built-in) sehingga dapat dikembangkan sebagai pondasi infrastruktur pengendalian.

  31. lha kalo keluar lenteng agung barat, petugasnya nyamperin kita, tarik kartu mobil per mobil…
    kembaliannya dari tas pinggang… :-? :d

  32. :) apakah dengan sistem baru ini akan menjadi alasan menambah biaya tol??

    :d/ yah paling tidak otomatisasi ini dapat mempersingkat waktu…

    no magnetic strip?? no chip? memang kelihatannya seperti proximity…

  33. Untung ga punya mobil.. jadi ga pusing ama pertanyaan ini.. he he he. :)>-

  34. :-? selama lewat jalan tol ituh pake mobil, ga pake kaya gini..apa saya ga liad yah?? soalnya supir saya tempat duduknya jauh di depan… trus di depan sayah banyak penumpang2 lainnya… :(

  35. saya sendiri terakhir ke cipularang belum memanfaatkan teknologi ini, sekitar 7 bln lalu. sejak kapan teknologi ini diterapkan ??

  36. Gampang.. tiket ini sebenarnya gak ada fungsinya. Hanya dikasih untuk mengelabui kalian.

    Yang benar mobilnya dimark secara invisible pakai laser di gerbang masuk dan tanda itu dibaca oleh reader ketika keluar.

  37. #57 Hehehehe bisa jadi karena kalau ga dikasih kartu ntar orang-orang nanya mana kartunya ?
    Nah daripada setiap pengemudi tanya jadi kasih aja kartu yang gambarnya lucu

  38. jadi penasaran, kemarin disempetin ngelirik apa yang dilakukan petugas tol. simple, kartu yang diterima dari gardu tol masuk dikenali dari kode warnanya (petugas tidak buta warna). Berdasar itu, petugas mijit tombol dan keluarlah kartu yang membawa data gardu tol masuk kita (sangat mungkin ini juga hanya kode warna) dan kita bawa kartu ini ke toll gate akhir. As simple as that. Ndak perlu canggih. Kenapa harus pakai acara tukar kartu? karena pengelola tol yang berbeda antara ruas satu dengan ruas lain dan ingin memastikan cost terbayar terbagi dengan benar.

  39. Ditambahi, kutipan dari fiturnya: Dengan *sistem offline* satu2nya cara untuk memeriksa keabsahan kendaraan yang akan keluar adalah berdasarkan karcis/struk (nomor kendaraan, jam masuk dan kode pengaman)

  40. Ditambahin lagi, setelah membaca2 kommentar2 yg ada, data yang diperlukan kan cuman gerbang awal, liwat mana, sampai dimana, jadi kode nya cuman itu kali yah. nomor mobil tidak perlu, jam juga disini tidak dipakai (belum ada diskon berdasarkan jam kan?) jadi yah bisa aja, ini offline database; alias cuman baca kode dan terjemahkan. Pengunaan warna juga sangat akan membantu operator. Yg harus ditest adalah; bagaimana kalau kartunya di hilangkan? apakah masih dikenakan denda yg nilainya di buat absolute (sama, cenderung tinggi (cost cover))? Kalau bisa di trackback, walah ini yang bikin binggung.

  41. Jadi malah ribet ya? mmmh… Harusnya di Indonesia sudah pake sistem pra bayar gitu yang barcode-nya ditempel di kaca mobil, jd yang udah langganan tiggal lewat aja tidak perlu menghabiskan waktu seperti di negara2 maju. Masa gitu aja gk bisa sich? :-?

  42. Tepatnya menggunakan Mifare 13.56 MHz.
    Sistem ini udah jalan sejak September 2005 dan baru diterapkan di Bandung (Padalarang Barat s/d Cileunyi). Makanya ketika melewati Gerbang Padalarang Barat pengguna jalan diminta untuk menukar kartu manual (pengenalan berdasarkan warna dan tulisan) dengan RF card (tentunya tidak mengenal bentuk fisik kartu tol).
    Sebenarnya udah banyak ide yang muncul untuk penanganan transaksi di tol ini, diantaranya penggunaan identitas kendaraan berupa pemancar gelombang yang diletakkan di fisik kendaraan, penggunaan barcode, dan pemanfaatan teknologi pengolahan citra.
    Teknologinya sedang diuji.
    Tunggu saja perkembangan selanjutnya..

  43. Gardu tol masuk yang di Pasteur itu diberi nama Gardu Swalayan. Di sekitar gardu tsb ada tombol untuk issuing kartu. Saat kartu ditarik, barrier akan terbuka dan pengguna jalan bisa melewati lajur. Saat meningggalkan lajur, barrier akan ditutup dan siap untuk menerima penekanan tombol untuk kendaraan berikutnya.

    Untuk ke depannya (2 mingguan lg), pengguna jalan tidak akan direpotkan lagi dengan penekanan tombol, tapi akan langsung menerima kartu yang dikeluarkan secara otomatis oleh peralatan yang ada di gardu. Detektor kendaraan menjadi trigger-nya.

  44. Belum pernah make….
    Entah sampe kapan…. benci jalan tol… kemaren nekat nyari rumah temen di Bintara…kesasar tol 2 kali hahahaha :-\”

    Cuma keren juga kalo udah make pre-paid card gitu. Masalahnya kalo lupa ga nambah kredit dan udah masuk tol…gimana ? ga bisa keluar tol dan bikin macet ?
    Kena tilang apa dimarahi petugas tol ? hehehhe [-(

  45. Saya rasa sih untuk versi ‘lama’ menggunakan tipe proximity card.

    Tehnologi proximity sudah lama digunakan di HongKong. Terkenal dengan kartu yang namanya Octopus Card, satu kartu contact-less ini (aka proximity) bisa digunakan untuk naik bis, telp umum, vending machine, mungkin bisa digunakan juga untuk MRT (lupa lupa inget… bisa engak yah? heheehhe).
    Kartunya bisa direfill ulang.
    Kartunya cukup ditaruh didalam dompet, dan misalnya ketika naik bis, cukup dompet yang dilewati ke dekat sensor.

  46. Saya rasa sih untuk versi ‘lama’ menggunakan tipe proximity card.

    Tehnologi proximity sudah lama digunakan di HongKong. Terkenal dengan kartu yang namanya Octopus Card, satu kartu contact-less ini (aka proximity) bisa digunakan untuk naik bis, telp umum, vending machine, mungkin bisa digunakan juga untuk MRT (lupa lupa inget… bisa engak yah? heheehhe).
    Kartunya bisa direfill ulang.
    Kartunya cukup ditaruh didalam dompet, dan misalnya ketika naik bis, cukup dompet yang dilewati ke dekat sensor.

  47. Yang pasti programnya mendukung gerakan cinta lingkungan dong mas, less paper to be wasted, ngga perlu ada tukang-tukang sapu lagi di gerbangnya, yang jelas lebih bisa menjaga ketertiban data pengguna jalan tol yang ter-record

  48. sepertinya ini pake teknologi full-skilled-brain-system (maksudnya mengandalkan hafalan petugas). sepuluh digit begini (atau akhiran ini) adalah ini, sepuluh digit begitu (atau akhiran itu)adalah itu.
    kalo situ pernah main ke social agency (toko buku di jogja), gak akan kaget. tanya saja satu judul ke petugas.. langsung deh dia ke bagian buku itu (padahal penataannya sama sekali gak jelas). kalau habis, mereka bisa tahu juga. kalo dibilang habis dan kita ngotot nyari, kita akan keliatan begonya. hehe.. teknologi dari tuhan memang hebat. :D

  49. RFID card untuk Sistem Tol Bandung:
    1. Unique ID
    2. Readable/writeable/reusable
    3. Segala informasi yang berhubungan dengan transaksi di gerbang
    masuk akan dicatat di dalam kartu menggunakan contactless
    device (reader/writer) khusus
    4. Saat mau keluar tol, kartu yang dibawa oleh pengguna jalan
    akan diminta oleh petugas dan dibacakan ke device yang sama.
    *gila aja yang ngapalin segitu banyak informasi kendaraan
    yang masuk tol*
    5. Nanti ditampilkan deh informasi transaksi tol anda
    (“UPGT-PSTR Gol 1 32000”
    simpel bukan?

  50. gmn kalo sistem pembayaran masuk tol tanpa kartu…., misalnya ada semacam system untuk menscan mobil di pintu masuk dan pintu keluar…, nah sistem lalu mengkalkulasi otomatis tarifnya berdasarkan scan tadi …..

  51. keren banget, pake RFID. Mudah2an bukan sekedar keren2an atau untuk tujuan sumber pendapatan pejabat2 pembuat kebijakannya. Solusi2 seperti ini harus diawasi agar transparan dan berhasil mengatasi masalah, bukannya menjadi masalah baru.

  52. selain u/ tagging RFID jg bisa mencek pattern maupun behavior customer; dulu sempet implement di NLB e.g. u/ cek misplaced books etc; it’s about time to embrace RFID tech

  53. #82
    Bisa mas, kalo setiap mobil di Indonesia ditanam RFID, sehingga jadi unique seperti plat nomer. Tinggal discan aja, pas keluar tinggal discan juga, lalu bayar, atau kalau mau lebih canggih ya bayarnya tinggal di debet dari rekeningnya tanpa ada petugas tol.
    Tapi hal itu terlalu jauh buat negara kita karena:
    1. Bakalan menghapus banyak tenaga kerja
    2. Masalah registrasi penduduk dan mobil yang masih jauh dari terintegrasi, termasuk registrasi jual beli mobil

  54. Betul banget.
    Banyak sekali ide yang muncul di kepala para developer mengenai sistem transaksi di tol atau pemanfaatan RFID di bidang lain tetapi pertanyaannya apakah mungkin untuk diimplementasikan? Ada begitu banyak constraint yang harus dipikirkan juga.

  55. Sistem transaksi tol tanpa kartu mungkin saja dilakukan:
    1) dengan bantuan pengolahan citra kendaraan (untuk mendeteksi pelat nomor dan jenis kendaraan) atau
    2) menempelkan unique ID di setiap kendaraan atau
    3) penggunaan infra red.

    Untuk yang kedua kayaknya terlalu mengada-ngada untuk mengimplementasikan, tau sendiri kan Indonesia. Terlalu banyak sistem yang tidak tertata. “uniquely Indonesia” hehehe.

    Untuk yang nomor 1, kayaknya masih mungkin. sebagian hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: ketersediaan cahaya untuk pengambilan citra, standardisasi posisi/kejelasan pelat nomor kendaraan, cuaca, akurasi pengenalan, dan lainnya.

    huuuhhh, ribet.

  56. Kemarin saya masuk tol Padaleunyi (Padalarang-Cileunyi), saya coba amati kartu yang diberikan tapi sepertinya ngga ada apa-apa didalamnya misal barcode ataupun RFID.
    Kalo menggunakan teknologi RFID jenis contactless smart card 13,56Mhz ISO 14443 biasanya agak terasa kalo diraba karena didalamnya ada lilitan antena. Kedepan, sepertinya PT. Jasa Marga harus menggunakan teknologi RFID sebagai alat pembayaran elektronik jadi kita tidak perlu lagi bayar dengan uang cash. Identitas kartu melekat dipengguna (kartu akan selalu dibawah mirip kartu kredit/ATM). Ketika lewat tol kartunya dimasukkan ke alat yang terpasang di mobil namanya OBU (On Board Unit) untuk berkomunikasi dengan reader yg ada di gerbang tol. Sistem yg ditanamam dijalan akan mendeteksi golongan kendaraan untuk menentukan besaran yang akan dipotong dari saldo yang ada di kartu.:-?

  57. 1. JM Padaleunyi sudah menggunakan teknologi RFID.
    2. Prepaid: Ditunggu aja Mas.

  58. Bisa jadi sih RFID (bisa juga barcode sih), seperti layaknya kartu busway berlangganan. Tes aja pake antena buat deteksinya. Sekalian promosi … perusahaan saya bekerja ngejual hardware and software solution yang berhubungan dengan barcode dan rfid device hehehehe

  59. Kalau memang Mifare 13.56 MHz, saya pernah develop
    access control system dengan menggunakan card jenis ini.
    Beberapa info yang bisa saya share adalah
    – salah satu vendor card jenis ini : Gemplus.
    – salah satu vendor reader(sekaligus writer) : gemplus
    – Harga reader sekitar 2jt

    Dalam waktu dekat ini saya akan melakukan training untuk
    develop aplikasi menggunakan kartu jenis tersebut untuk
    suatu bank.

  60. salam kenal pak.
    oke juga ya kartu tol semakin canggih….
    tapi kenapa ya lampu di jalan tol kok yang hidup semakin hari semakin berkurang tapi tarif terus naik ?

  61. :)
    Yapz, eman9 pake RFID, udach banyaK penerapannya d TOL Luar negri.!
    sayan9 untuk pembacaan antara reader dan tag (kartu tol) yang jauh, biayanya agak mahaL..
    man9 c kaLo diterapin d Indonesia kayaNa agaK susah, oran9nya pada males2..
    kebetuLan skRipsi aQu pake RFID, kalo mo sharin9 bisa ja d princesstabby@wordpress.com

  62. menarik sekali pembahasannya. kalau bole tau kartu proximity bisa di masukkan data apa saja ? apakah bisa di masukkan data seperti magnetic card ? kalau bisa wahh terpikir oleh kepala saya segudang aplikasi yg bisa di terapkan dgn efisien dan efektif dgn kartu yg seperti itu. :)

  63. hahahaa… hari gini masa masih ketik2 seh??ga efisien, dan resiko salah ketik yang cukup besar..
    Pasti pake sensor lah! entah itu chip / magnetic tape

Leave a Reply to iway Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *