Pendapat Widarto Wirawan Tentang Anne Ahira

Salah satu pengurus [Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia](http://www.apli.or.id) berpendapat bahwa yang dilakukan Anne Ahira adalah bentuk dari skema piramid.

>Jadi kembali ke pertanyaan dasar, “Apabila saya bergabung, dan tidak merekrut, apakah saya rugi..?” Bila jawabnya “Ya, saya rugi”, maka itu piramid. Saya masuk lobang, dan untuk keluar lobang saya harus cari korban baru.

>Cara presentasi Ahira, jelas iming-iming bonus yang lebih ditonjolkan daripada produknya sendiri. Dengan rekrut 4-16-64-256, dijanjikan bonus bulanan 6.569 dolar AS. Namun harus disadari, dengan multiplikasi seperti ini, maka pada level 16, maka seluruh penduduk dunia sudah habis (4 pangkat 16 = 4,3 milyar orang), dan pada saat hal tersebut terjadi, ada lebih dari 80% yang tidak mendapat bonus, dan hanya 25% yang diuntungkan.

Untuk lengkapnya silakan lihat pada [halaman akhir wawancara tersebut](http://pb.relawan.net/wmview.php?ArtID=61&page=5). Atau anda dapat pula membacanya dari [halaman pertama](http://pb.relawan.net/wmview.php?ArtID=61&page=1).

Walaupun saya pribadi tidak sepenuhnya setuju dengan misi dan visi para anggota APLI dalam memasarkan produknya, APLI adalah asosiasi-nya para pemasar yang menggunakan metode MLM. Jika APLI saja tidak setuju dengan skema piramid yang dilakukan oleh AA, lalu bagaimana dengan kita semua yang rata-rata tidak menyukai MLM?

55 comments

  1. Pingback: #direktif
  2. Pak, Bapak sebetulnya memang pemerhati spam atau pemerhati Anne Ahira? kayaknya banyakan soal Anne Ahiranya daripada pembahasan spam. Bapak ini sebetulnya tidak suka spam, AA, atau masalah MLM? Bapak bebas berpendapat, tapi….

  3. wah kok pak Priyadi menyalahkan MLM ? kalo sistem piramida boleh saja disalahkan.AA Gym aja buka usaha MLM kok ! masa anda berani AA Gym melakukan bisnis ilegal ??

  4. AA Gym adalah manusia sebagaimana anda atau saya, contohlah kebaikannya dan jauhi keburukannya. Tidak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini, bahkan Nabi sekalipun. Lho kok ngomongnya jadi ke Agym-agym-an. :)

  5. Polemik Anne Ahira saya pikir sudah jelas mengapa pro dan kontra.

    Pro–dari sudut pandang kapitalisme: ya begitu itu namanya usaha. Yang penting untung. Walaupun barang yang dijual harganya nggak masuk akal, anda bisa menyiapkan jutaan kilah dan alasan, kenapa barang jelek yang anda jual itu harganya selangit.

    Informasi jelas penting, dan harganya bisa sangat mahal. Tapi ada yang berpendapat bahwa informasi yang dijual Anne Ahira bisa didapat dengan harga jauh lebih murah dari buku Robert T. Kiyosaki. Tapi, dengan azas kapitalisme, kalau anda bisa menjual dengan harga mahal–selama anda mampu merayu konsumen anda, apa salahnya. Bukankah yang penting dalam kapitalisme adalah penumpukan keuntungan dan modal.

    Bahwa kemudian orang menjadi miskin karena membeli barang yang tidak berguna, itu bukan urusan penjual. Ketika seorang pembeli/konsumen Anne Ahira tertipu dan rugi, ia masih bisa menyelamatkan diri dari kerugian dengan cara: menipu lebih banyak lagi orang, alias mencari sebanyak-banyak korban baru. Bisnis ini mendasarkan kelangsungan dan peningkatan pendapatannya melalui mekanisme penipuan berantai yang berkelanjutan dan berbiak.

    Dari segi sosialisme, selain mengganggu privasi dan kehidupan bersama berinternet yang perlu dipelihara kelancarannya dari spam, Anne Ahira juga dapat dikatakan sejenis makelar yang memanfaatkan ketidaktahuan konsumennya, menjebak mereka dalam mata rantai penipuan dan penghisapan tak putusnya, serta melarikan uang rakyat dari negara yang sudah miskin ini–dan punya utang banyak dalam dollar–ke negeri Amerika Serikat nun jauh di sana.

    Tentu saja, praktik-praktik perdagangan seperti ini sesuai dengan tema globalisasi, “Yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin.”

    Saya tidak tahu apakah Anne Ahira sadar bahwa apa yang didapatkannya, sebesar apapun, hanyalah receh dari keuntungan raksasa perusahaan yang didukungnya itu.

    Nah, dalam bentuk yang lain, Anne Ahira bisa disejajarkan dengan orang-orang Indonesia yang menjadi manajer perusahaan transnasional seperti Freeport, Newmont, Nike, GAP, atau perusahaan transnasional lainnya. Mereka sukses, bergaji besar, tanpa pernah sadar ikut memiskin rakyat miskin Indonesia secara umum. Membayar buruh kelewat murah, menjual barang kelewat mahal. Tak jarang mengeruk kekayaan alam secara gila-gilaan, sampai merusak lingkungan, dengan biaya murah. Meninggalkan bencana yang harus ditanggung bersama biayanya oleh masyarakat miskin yang tinggal disekitar kawasan eksploitasi: laut, tambang, hutan….

    Ini semua tidak lebih diakibatkan oleh mentalitas bangsa terjajah yang ingin cepat kaya karena terkagum-kagum melihat ‘gaya’ para penjajah yang kelihatan keren. Mentalitas yang sebetulnya berasal dari para penjajah serakah. Penjajah yang datang dengan meriam, atau yang datang dengan senjata lembut bernama investasi.

    Agak jauh dari urusan internet, barangkali yang bisa saya sarankan kepada rekan-rekan semua, “Rakyat harus merebut kembali proses globalisasi dari tangan para kapitalis!”

    Polemik Anne Ahira saya pikir sudah jelas mengapa pro dan kontra.

    Pro–dari sudut pandang kapitalisme: ya begitu itu namanya usaha. Yang penting untung. Walaupun barang yang dijual harganya nggak masuk akal, anda bisa menyiapkan jutaan kilah dan alasan, kenapa barang jelek yang anda jual itu harganya selangit.

    Informasi jelas penting, dan harganya bisa sangat mahal. Tapi ada yang berpendapat bahwa informasi yang dijual Anne Ahira bisa didapat dengan harga jauh lebih murah dari buku Robert T. Kiyosaki. Tapi, dengan azas kapitalisme, kalau anda bisa menjual dengan harga mahal–selama anda mampu merayu konsumen anda, apa salahnya. Bukankah yang penting dalam kapitalisme adalah penumpukan keuntungan dan modal.

    Bahwa kemudian orang menjadi miskin karena membeli barang yang tidak berguna, itu bukan urusan penjual. Ketika seorang pembeli/konsumen Anne Ahira tertipu dan rugi, ia masih bisa menyelamatkan diri dari kerugian dengan cara: menipu lebih banyak lagi orang, alias mencari sebanyak-banyak korban baru. Bisnis ini mendasarkan kelangsungan dan peningkatan pendapatannya melalui mekanisme penipuan berantai yang berkelanjutan dan berbiak.

    Dari segi sosialisme, selain mengganggu privasi dan kehidupan bersama berinternet yang perlu dipelihara kelancarannya dari spam, Anne Ahira juga dapat dikatakan sejenis makelar yang memanfaatkan ketidaktahuan konsumennya, menjebak mereka dalam mata rantai penipuan dan penghisapan tak putusnya, serta melarikan uang rakyat dari negara yang sudah miskin ini–dan punya utang banyak dalam dollar–ke negeri Amerika Serikat nun jauh di sana.

    Tentu saja, praktik-praktik perdagangan seperti ini sesuai dengan tema globalisasi, “Yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin.”

    Saya tidak tahu apakah Anne Ahira sadar bahwa apa yang didapatkannya, sebesar apapun, hanyalah receh dari keuntungan raksasa perusahaan yang didukungnya itu.

    Nah, dalam bentuk yang lain, Anne Ahira bisa disejajarkan dengan orang-orang Indonesia yang menjadi manajer perusahaan transnasional seperti Freeport, Newmont, Nike, GAP, atau perusahaan transnasional lainnya. Mereka sukses, bergaji besar, tanpa pernah sadar ikut memiskin rakyat miskin Indonesia secara umum. Membayar buruh kelewat murah, menjual barang kelewat mahal. Tak jarang mengeruk kekayaan alam secara gila-gilaan, sampai merusak lingkungan, dengan biaya murah. Meninggalkan bencana yang harus ditanggung bersama biayanya oleh masyarakat miskin yang tinggal disekitar kawasan eksploitasi: laut, tambang, hutan….

    Ini semua tidak lebih diakibatkan oleh mentalitas bangsa terjajah yang ingin cepat kaya karena terkagum-kagum melihat ‘gaya’ para penjajah yang kelihatan keren. Mentalitas yang sebetulnya berasal dari para penjajah serakah. Penjajah yang datang dengan meriam, atau yang datang dengan senjata lembut bernama investasi.

    Agak jauh dari urusan internet, barangkali yang bisa saya sarankan kepada rekan-rekan semua, “Rakyat harus merebut kembali proses globalisasi dari tangan para kapitalis!”

    Polemik Anne Ahira saya pikir sudah jelas mengapa pro dan kontra.

    Pro–dari sudut pandang kapitalisme: ya begitu itu namanya usaha. Yang penting untung. Walaupun barang yang dijual harganya nggak masuk akal, anda bisa menyiapkan jutaan kilah dan alasan, kenapa barang jelek yang anda jual itu harganya selangit.

    Informasi jelas penting, dan harganya bisa sangat mahal. Tapi ada yang berpendapat bahwa informasi yang dijual Anne Ahira bisa didapat dengan harga jauh lebih murah dari buku Robert T. Kiyosaki. Tapi, dengan azas kapitalisme, kalau anda bisa menjual dengan harga mahal–selama anda mampu merayu konsumen anda, apa salahnya. Bukankah yang penting dalam kapitalisme adalah penumpukan keuntungan dan modal.

    Bahwa kemudian orang menjadi miskin karena membeli barang yang tidak berguna, itu bukan urusan penjual. Ketika seorang pembeli/konsumen Anne Ahira tertipu dan rugi, ia masih bisa menyelamatkan diri dari kerugian dengan cara: menipu lebih banyak lagi orang, alias mencari sebanyak-banyak korban baru. Bisnis ini mendasarkan kelangsungan dan peningkatan pendapatannya melalui mekanisme penipuan berantai yang berkelanjutan dan berbiak.

    Dari segi sosialisme, selain mengganggu privasi dan kehidupan bersama berinternet yang perlu dipelihara kelancarannya dari spam, Anne Ahira juga dapat dikatakan sejenis makelar yang memanfaatkan ketidaktahuan konsumennya, menjebak mereka dalam mata rantai penipuan dan penghisapan tak putusnya, serta melarikan uang rakyat dari negara yang sudah miskin ini–dan punya utang banyak dalam dollar–ke negeri Amerika Serikat nun jauh di sana.

    Tentu saja, praktik-praktik perdagangan seperti ini sesuai dengan tema globalisasi, “Yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin.”

    Saya tidak tahu apakah Anne Ahira sadar bahwa apa yang didapatkannya, sebesar apapun, hanyalah receh dari keuntungan raksasa perusahaan yang didukungnya itu.

    Nah, dalam bentuk yang lain, Anne Ahira bisa disejajarkan dengan orang-orang Indonesia yang menjadi manajer perusahaan transnasional seperti Freeport, Newmont, Nike, GAP, atau perusahaan transnasional lainnya. Mereka sukses, bergaji besar, tanpa pernah sadar ikut memiskin rakyat miskin Indonesia secara umum. Membayar buruh kelewat murah, menjual barang kelewat mahal. Tak jarang mengeruk kekayaan alam secara gila-gilaan, sampai merusak lingkungan, dengan biaya murah. Meninggalkan bencana yang harus ditanggung bersama biayanya oleh masyarakat miskin yang tinggal disekitar kawasan eksploitasi: laut, tambang, hutan….

    Ini semua tidak lebih diakibatkan oleh mentalitas bangsa terjajah yang ingin cepat kaya karena terkagum-kagum melihat ‘gaya’ para penjajah yang kelihatan keren. Mentalitas yang sebetulnya berasal dari para penjajah serakah. Penjajah yang datang dengan meriam, atau yang datang dengan senjata lembut bernama investasi.

    Agak jauh dari urusan internet, barangkali yang bisa saya sarankan kepada rekan-rekan semua, “Rakyat harus merebut kembali proses globalisasi dari tangan para kapitalis!”

    Polemik Anne Ahira saya pikir sudah jelas mengapa pro dan kontra.

    Pro–dari sudut pandang kapitalisme: ya begitu itu namanya usaha. Yang penting untung. Walaupun barang yang dijual harganya nggak masuk akal, anda bisa menyiapkan jutaan kilah dan alasan, kenapa barang jelek yang anda jual itu harganya selangit.

    Informasi jelas penting, dan harganya bisa sangat mahal. Tapi ada yang berpendapat bahwa informasi yang dijual Anne Ahira bisa didapat dengan harga jauh lebih murah dari buku Robert T. Kiyosaki. Tapi, dengan azas kapitalisme, kalau anda bisa menjual dengan harga mahal–selama anda mampu merayu konsumen anda, apa salahnya. Bukankah yang penting dalam kapitalisme adalah penumpukan keuntungan dan modal.

    Bahwa kemudian orang menjadi miskin karena membeli barang yang tidak berguna, itu bukan urusan penjual. Ketika seorang pembeli/konsumen Anne Ahira tertipu dan rugi, ia masih bisa menyelamatkan diri dari kerugian dengan cara: menipu lebih banyak lagi orang, alias mencari sebanyak-banyak korban baru. Bisnis ini mendasarkan kelangsungan dan peningkatan pendapatannya melalui mekanisme penipuan berantai yang berkelanjutan dan berbiak.

    Dari segi sosialisme, selain mengganggu privasi dan kehidupan bersama berinternet yang perlu dipelihara kelancarannya dari spam, Anne Ahira juga dapat dikatakan sejenis makelar yang memanfaatkan ketidaktahuan konsumennya, menjebak mereka dalam mata rantai penipuan dan penghisapan tak putusnya, serta melarikan uang rakyat dari negara yang sudah miskin ini–dan punya utang banyak dalam dollar–ke negeri Amerika Serikat nun jauh di sana.

    Tentu saja, praktik-praktik perdagangan seperti ini sesuai dengan tema globalisasi, “Yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin.”

    Saya tidak tahu apakah Anne Ahira sadar bahwa apa yang didapatkannya, sebesar apapun, hanyalah receh dari keuntungan raksasa perusahaan yang didukungnya itu.

    Nah, dalam bentuk yang lain, Anne Ahira bisa disejajarkan dengan orang-orang Indonesia yang menjadi manajer perusahaan transnasional seperti Freeport, Newmont, Nike, GAP, atau perusahaan transnasional lainnya. Mereka sukses, bergaji besar, tanpa pernah sadar ikut memiskin rakyat miskin Indonesia secara umum. Membayar buruh kelewat murah, menjual barang kelewat mahal. Tak jarang mengeruk kekayaan alam secara gila-gilaan, sampai merusak lingkungan, dengan biaya murah. Meninggalkan bencana yang harus ditanggung bersama biayanya oleh masyarakat miskin yang tinggal disekitar kawasan eksploitasi: laut, tambang, hutan….

    Ini semua tidak lebih diakibatkan oleh mentalitas bangsa terjajah yang ingin cepat kaya karena terkagum-kagum melihat ‘gaya’ para penjajah yang kelihatan keren. Mentalitas yang sebetulnya berasal dari para penjajah serakah. Penjajah yang datang dengan meriam, atau yang datang dengan senjata lembut bernama investasi.

    Agak jauh dari urusan internet, barangkali yang bisa saya sarankan kepada rekan-rekan semua, “Rakyat harus merebut kembali proses globalisasi dari tangan para kapitalis!”

    Dan tak lupa, Anne Ahira seharusnya dilaporkan kepada polisi, karena bisnisnya bukan hanya berupa sebuah (satu kali) penipuan, tetapi justru
    karena ia melakukan penipuan yang hanya akan menghasilkan lebih banyak penipuan lagi. Ia tidak hanya menipu, tetapi juga mendorong orang (konsumennya) untuk melakukan penipuan lebih lanjut.

  6. Mau OnLine kek, Mau OffLine kek, yang namanya MLM itu memang sampah, tidak bermoral, dalam otaknya cuma ” uang, uang, uang ” bagaimana caranya masa bodo, Menggapai kesuksesan diatas kekecewaan ribuan korban downlinenya. Terus juga buang waktu, buang energi, tidak produktif, pemimpi. Mendingan gua jualan teh botol dipinggir jalan, terus dengan pengalaman dan latihan intuisi bisnis Saya kembangkan bisa menjadi entrepreneur dan konglomerat. sehingga jadi Kaya raya terhormat, menghidupi karyawan dan Nyata hasilnya men

  7. kalo mau kaya tuh jangan jual teh botol mas…apalagi di pinggir jalan mas….anda sudah membuka kebobrokan anda sendiri…..mindset orang miskin anda kelihatan tuh…jangan malu2in diri anda sendiri deh…….jgn salahkan mlmnya salahkan pelak bisnisnya mlm itu bisnis yg memberikan kesempatan semua orang utk berkembang saya berani bertaruh anda masih dalam taraf hidup kekurangan…..maaf kalo anda tersinggung tapi anda telah membuka kebobrokan anda sendiri yg tidak ingin melihat saudara2nya berhasil dan sukses…….sekali lagi watch ur commentar man!!!!!

  8. #13, anda salah. Jualan teh botol di pinggir jalan juga bisa jadi kaya…, kalau anda punya 1000 kios apa anda tidak kaya? teman saya jualan siomay bisa kaya, karena dia punya lebih 500 armada siomay yang dijual pakai sepeda. Udah kaya, bantu orang untuk cari nafkah, plus bonus pahala. Yang benar jangan ingin kaya, inginlah jadi orang yang berguna untuk orang lain.

  9. Maaf klo saya boleh tau apa yang salah dengan MLM? apa bedanya dengan bisnis biasa klo cuma karena yang atas untung (UPLINE) maka di bisnis teh sosro yang paling kaya adalah pemiliknya dan karyawannya tetap miskin dibanding dengan pemiliknya. Tolong ditanggapi ya bingung nih

  10. Telat banget berkomentar, tapi iya, benci spam dan MLM. itu hak pribadi saya tokh? seandainya saja orang bisa mikir dua kali sebelum dengan santai dan mudah memforward semua email yang mereka terima….dream on

  11. SEKEDAR SHARING, BUKAN MAU MEMBANGUN SIMPATI

    well, salam kenal buat semuanya. saya ini asli temen kampus satu angkatannya anne. tapi nggak berarti saya pro dia lhooo… saya ada di pihak yang netral. berdiri sendiri dengan menggenggam bendera pribadi, yaitu nama saya.

    terus terang, waktu saya terima email spam dari anne, saya memang membalasnya, bukan karena tertarik pada programnya, tapi karena merasa menemukan a long lost friend aja. sudah pasti kemudian saya ditawari untuk join, beberapa menit setelah email saya [yg hanya menanyakan kabarnya saja] terkirim, anne langsung menelepon saya [saya lupa, di signature saya ada nomor handphone saya!]. setelah berbasa-basi, dia mulai mengajak saya untuk bergabung, saya memang minta dijelaskan sistematika kerja yang dianutnya. pada saat itu dia menerangkan bahwa ada 2 macam kegiatan yang dilakukan, yaitu merekrut downline dan menjual produk melalui internet [itulah mengapa dia bilang koneksi internet sangat diperlukan], jadi yg saya tangkap dari penjelasannya yg cuma sekilas itu, kita keluar duit untuk bayar membership fee, telepon dan mesin penjawab, tapi kita dibayar setiap kali kita memasarkan produk melalui internet, caranya adalah dengan menawarkan produk-produk yang mudah dijual [sepatu, baju, parfum, buku, dll] melalui web site kita. lalu kita harus mendaftar kepada perusahaan yang menyediakan produk-produk tersebut dan membuat perjanjian bahwa setiap kali ada penjualan atau pemesanan melalui web site kita, kita akan mendapat komisi [yg besarnya beda2 tergantung jenis produk dan merk-nya]. terus terang, sebenarnya saya masih bingung, tapi mendengar penjelasan melalui telepon juga nggak efektif karena konsentrasi nggak sepenuhnya terfokus. akhirnya saya tolak ajakannya dengan alasan, saya tidak punya modal [karena anne menyebutkan kita harus sedia uang sekitar 1-2 juta per bulan] dan saya tidak merasa punya bakat berdagang [dalam bentuk apapun!] . tepat dua hari kemudian saya mendengar dia on air di radio female bandung, saya baca artikel yg membahas habis-habisan soal dia hampir di semua koran lokal.
    sempat juga saya merasa kagum sama dia, tapi kalo tertarik sih…nggak. karena saya memang nggak suka MLM, baik yg offline maupun online [menurut saya, saya ini benar-benar nggak bakat dagang].

    sepanjang pengetahuan saya semasa kuliah, anne adalah mahasiswi yang cerdas dan ulet. dia lulus dengan predikat cum laude, fasih berbahasa inggris dan korea, mengisi hari-harinya dengan belajar mandiri lewat mengajar bahasa indonesia kepada orang-orang korea. anne juga berasal dari keluarga sederhana yang tinggal di daerah banjaran.

    setahu saya [lagi], anne juga tidak tiba-tiba meraup ribuan dollar begitu saja. berbulan-bulan dia harus merugi. bahkan tidak menutup kemungkinan, kerugian awal yang diderita anne juga akibat skema piramid yang diterapkan orang lain terhadapnya. maka kalau sekarang anne sudah berhasil berada pad “posisi aman”, mungkin itu buah dari kegigihannya berusaha selama ini dan bisa saja itu juga merupakan balasan atas kerugian yang telah dideritanya sebelumnya. who knows? :d

    kalau kegiatan spamming yang dia lakukan memang saya juga tidak setuju, tapi untuk hal-hal lain, saya percaya setiap orang sudah memiliki garis rejeki masing-masing. adalah hak anne sepenuhnya untuk berbagi pengalaman, tips, dll dengan orang lain. adalah hak anne sepenuhnya untuk mengajak orang lain bergabung dalam struktur bisnisnya. yang merasa tertarik dan percaya, silakan bergabung. yang tidak tertarik atau ragu [seperti saya, contohnya], tidak perlu nyemplung kalau hanya sekedar ingin tahu saja.

    bagi saya, anne tetaplah anne ahira yang dulu. saya tahu persis, anne tidak pernah punya itikad buruk. dia hanya seorang fast learner yang beruntung, bisa meraup ribuan dollar. tapi jangan pernah kita lupa, bahwa pada awalnya, anne juga sempat merugi, sempat ditentang dan dicemooh keluarga dan tetangganya. bahkan sempat digosipkan “gila” di lingkungan rumahnya karena dianggap bermimpi, diam di rumah tapi berpenghasilan besar, dalam bentuk dollar pula!

    saran saya untuk semua, mari kita kembalikan ke diri kita masing-masing saja. saya tidak pernah mendapat provokasi apa-apa yang memaksa saya untuk bergabung dengan bisnis anne [kecuali beberapa email yg isinya berita pelaksanaan seminar atau press release – masih bisa ditolerir oleh saya], setelah saya menolak untuk bergabung. justru provokasi heboh saya dapatkan dari agen-agen asuransi [dan saya sangat terganggu dengan approach mereka], seolah-olah semakin saya menolak, semakin mereka menekan saya. maka, seperti yang telah saya katakan tadi, silakan bergabung jika anda merasa tertarik. tidak perlu bergabung jika anda tidak tertarik atau ragu-ragu.

    cheers and peace! :)>-
    ratri@gmail.com

  12. oon pernah datang ke tempat seminar AA, itupun sebenar oon cuma temenin teman. dari pandangan oon tentang AA cuma satu, yang ada dikepalanya cuma uang dan bagaimana cara mendapat uang. maaf ini pandangan oon di seminar tsb kalo kehidupan sehari-hari oon tidak tahu.

    dan satu lagi AA ini mm cerdas n bukan marketer sembarang marketer, karena berhsil membuktikan diri untuk menjual produk yang sebenar uantuk bangsa ini tidak layak jual.

    menurut pandangan oon ini, si AA sangat memahami tipikal orang, terutama orang indonesia yang sangat ingin cepat kaya tanpa harus bekerja keras.

    bukti tipikal bangsa ini dapat dilihat dari banyaknya korupsi di berbagai bidang dan sangat sulit diberntas.

    buat teman-teman yang kontra nggak perlu repot2 n marah-marah, yang tertipu aja tidak merasa tertipu dan benci sama AA, paling paling cuma merasa kalo bisnis ini nggak cocok sama dia, toh mereka cuma berjudi dengan harapan ikut sugih seperti AA.

    memang sangat disayangkan bisnis ini mengakibatkan ribuan dollar kembali ke negri paman sam. coba saja kalo mereka mikir dari pada iuran untuk sesuatu yang tidak jelas manfaatnya, mending kumpulin buat bayar utang negara, tapi memang itulah indonesia, dari jaman ken arok- ken dedes selalu memikirkan diri sendiri.

    tapi buat apa mikir tentang nasionalisme di jaman global ini. mungkin hanya orang oon aja masih mikir tentang nasionalisme, karena kita nggak mungkin kaya kalo tidak jadi budak-budak kapitalisme, sebab untuk menjadi tuan-tuan kapitalisme bangsa ini nggak ada bakat.

    nasehat buat tuan2 n nyonya2, kalo tidak mau jadi orang oon seperti saya bergabunglah bersama budak2 kapiltalisme lain.

    Sosialisme telah hancur…

  13. tadinya gw sangat tertarik untuk ikutan programnya ahira, tapi jadi ga jadi, gw ga ada bakat buat ngerayu orang :”> tapi gw ngiler juga ngeliat per downline yg didpt $41.5 tapi yah balik lagi ke masalah pro + kontra, gw sangat benci SPAM! itu kaya penyakit menular (kaya korupsi!) tapi gimana kalo bokap loe yg korupsi trus loe dikasih uang saku per minggu 5jt ama mobil ferrari?????????, tapi gw ga bisa bilang benci MLM, soalnya itu “teknik” buat dapetin uang. gw pikir emang agak kacau juga dengan “teknik” masuk lubang trus ajak orang masuk lubang biar bisa keluar lubang /:) it sucks! tapi hari gini gw pikir itu sah2 aja, soalnya ada pepatah orang tua: “…sekolah biar pinter biar ga di bodohi orang”, berarti kalo pinter bisa bodohi orang :”> (that’s reality). seperti om bill yg bisa monopoli OS di seluruh dunia padahal kita tau windows busuknya kaya apa tapi tetep aja dipake :d. my point is, if ya like it then get ’em, if ya dont like ’em then leave ’em

    peace (if there’s any…) :)>-

  14. Pada bacot aja gak karuan, biarin aja napa sih? itu mah urusan dia. kalau dia rugi maupun untung gak ada hubungannya ama elo. biarin aja kalo memang dia dapet penghasilan besar, mendingan lo jgn ngiri deh. gue sih cuma kesian aja sama si anne di cacimaki sama orang2 yang membenci cara kerja dia. kalau memang si anne ternyata cuma mo ambil untung aja, nanti dia juga ada balasannya. pada ribut nggak nguntungin loe semua kan? udahlah, urus diri loe masing2, cari usaha yang kayak dia tapi bisa menguntungkan semua orang (menurut pendapat yang kontra dgn anne) gue juga yakin kalo elo semua bisa dapetin duit kayak dia, pasti lu juga jalanin. jgn munafik deh…………dasar rakyat indonesia umumnya.

  15. satu kata saja untuk priyadi = DIA CARI PERHATIAN KITA SUPAYA HOMEPAGENYA LARIS MANIS DAN BUAT YANG TIDAK SUKA MLM AND NETWORK MARKETING URUS URUSAN LU SENDIRI
    DAN YANG SUKA MLM SAYA PERINTAHKAN JANGAN SEKALI2 MENDATANGI HOMEPAGE INI LAGI SELAMANYA SEPERTI SAYA
    :)>- UNTUK YANG SUDAH MENGIKUTI MLM TETAP FOKUS

  16. alah, ujung-unjungnya duit juga. Priyadi juga jual iklan dengan web ini dengan mendompleng isu ahira.
    Biasa. Jalan pintaslah biar cepat keren.
    Usaha dikit yang lebih elegan kenape? jangan ngedompleng orang lain dong.

  17. #31: hehehe begitulah pendapat orang2 yang dalam segala hal harus dinilai dengan uang.

    ps. pertama, waktu bikin tulisan saya, blog saya belum ada iklannya, kedua, dari iklan saya gak banyak dapat masukan :), ketiga, ini komentar BASBANG! :)

  18. haha…ha..ha..setelah gw baca postingan diatas ternyata emang benar katanya dale carnegie di bukunya yang klasik dan laku sampai sekarang best seller habis,kalau kita sukses kita harus siap dengan serangan serangan kecil atau besar,dan pasti ada yang mencerca kita,ingat tidak ada yang menendang anjing mati,ingat juga tokoh besar mana yang tak pernah dikritik,nabi mana yang tidak pernah di zalimi,jangankan kita yang banyak dosa orang sekaliber nabi Muhammad saja pernah disakiti dilempar batu di taif,dll
    dan saya tidak membenci mlm tergantung mlmnya ,ingat sistem mlm juga berlaku dipahala,menurut agama islam kebaikan kita akan dihitung terus turun temurun,contoh bila kita mengajarkan cara membuat sirop ke teman kita kita dapat pahala,kemudian temen kita menjual sirop itu ke orang orang,uang keuntungannya dipakai untuk menafkahi anak istrinya(kita dapat pahala)anak anak sehat dengan makanan itu(kita dapat pahala)dengan kesehatan anak itu dia bisa juara kelas dan juara olahraga (kita dapat pahala)anak itu dapat beasiswa belajar kluarnegeri(kita dapat pahala)kemudian dapat pekerjaan yang berpenghasilan besar sekali (kita dapat pahala)sebagian dari hasil gaji itu disumbangkan kefakir miskin(kita dapat pahala) fakir miskin yang mendapatkan bantuan itu dapat sekolah akibat bantuan itu(kita dapat pahala) dan seterusnya dan seterusnya.
    ingat dalam islam amalan yang nggak pernah berhenti walaupun kita sudah mati adalah amal soleh,ilmu yang bermanfaat dan anak yang saleh
    dan menurut tafsiran saya mlm adalah sebuah sistem mirip pahala,kita memberikan informasi sukses dan manfaat dari produk,orang yang ikutan mendapatkan manfaat dari informasi itu karena menikmati produk dan tahu informasi bahawa dia bisa berdagang dari sini dan bisa sukses dengan skema yang sudah di tetapkan,cuman sekarang masalahnya apa dia mau dan mampu menjalankannya itu saja,kita tidak bisa protes donk kalou kita mengajar membaca anak kita membaca kita dapat pahalanya kecil sekali dibanding pahalanya kihajar dewantara
    coba renungkan:)>-

  19. ingat padahalkan ki hajar dewantara sudah meninggal ,sorry(istilahnya kasarnya beliau ongkang ongkang kaki di alam kubur tapi tetap mendapatkan guyuran pahala dari jerih payahnya dulu:)>-
    mengenai itu kita tidak bisa protes itu sudah ketentuan Allah \:d/

  20. hehe, dengan meparafrase #33:

    haha…ha..ha..setelah gw baca postingan diatas ternyata emang benar katanya dale carnegie di bukunya yang klasik dan laku sampai sekarang best seller habis,kalau kita sukses kita harus siap dengan serangan serangan kecil atau besar,dan pasti ada yang mencerca kita,ingat tidak ada yang menendang anjing mati,ingat juga tokoh jahat mana yang tak pernah dikritik,iblis mana yang tidak pernah di zalimi,jangankan kita yang banyak pahala orang sekaliber iblis saja pernah disakiti dll
    dan saya tidak membenci mlm tergantung mlmnya ,ingat sistem mlm juga berlaku di dosa,menurut agama islam kejahatan kita akan dihitung terus turun temurun,contoh bila kita mengajarkan cara menipu ke teman kita kita dapat dosa,kemudian temen kita mengajarkan hal itu ke orang orang,uang keuntungannya dipakai untuk menafkahi anak istrinya(kita dapat dosa)anak anak hidup dengan makanan itu(kita dapat dosa)dengan kesehatan anak itu dia bisa juara kelas dan juara olahraga (kita dapat dosa)anak itu dapat beasiswa belajar kluarnegeri(kita dapat dosa)kemudian dapat pekerjaan yang berpenghasilan besar sekali (kita dapat dosa)sebagian dari hasil gaji itu disumbangkan kefakir miskin(kita dapat dosa) fakir miskin yang mendapatkan bantuan itu dapat sekolah akibat bantuan itu(kita dapat dosa) dan seterusnya dan seterusnya.
    ingat dalam islam amalan yang nggak pernah berhenti walaupun kita sudah mati adalah amal soleh,ilmu yang bermanfaat dan anak yang saleh
    dan sebaliknya menurut tafsiran saya mlm adalah sebuah sistem mirip dosa,kita memberikan informasi yang menyesatkan dari produk,orang yang ikutan mendapatkan manfaat dari informasi itu karena menikmati produk dan tahu informasi bahawa dia bisa menipu dari sini dan bisa sukses dengan skema yang sudah di tetapkan,cuman sekarang masalahnya apa dia mau menipu dan bersedia menjalankannya itu saja,kita tidak bisa protes donk kalou kita mengajar anak kita menipu kita dapat dosanya kecil sekali dibanding dosanya iblis
    coba renungkan:)>-

  21. anda menggunakan perbandingan yang aneh,emang kita anak tk apa yang tidak menggunakan otak,anda mengeneraslisasi bahwaa semua produk mlm tidak baik bahwa semua mlm menipu,apakah anda memikirkan akibaat dari tulisaan ini berkembang fitnah-fitnaah,dan hasil fitnahan itu membuat andaa populer,dan dan anda populer dri fitnahan,dan itu akan berkembang seperti mlm,kasihan anak anda:)>-kalau anda mau menilai sesuatu lebih dalam turunkan ego anda dulu,kosongkan dulu isi cangkir anda agar ilmu yang akan dituangkan tidak tumpaah

  22. anda bilang bahwa :mlm adalah sebuah sistem mirip dosa,kita memberikan informasi yang menyesatkan dari produk,orang yang ikutan mendapatkan manfaat dari informasi itu karena menikmati produk dan tahu informasi bahawa dia bisa menipu dari sini dan bisa sukses dengan skema yang sudah di tetapkan,cuman sekarang masalahnya apa dia mau menipu dan bersedia menjalankannya itu saja,kita tidak bisa protes donk kalou kita mengajar anak kita menipu kita dapat dosanya kecil sekali dibanding dosanya iblis

    sekang cobar renungkan kalau produknya benar2 mujarap dan “menolong hidupnya” bermanfaaat sekali dan menolong keuangannya dan menolong orang banyak oraang

    dan menurut saya ada sistem mlm yang baik daan tidak baik, kalau yang baik itu sama dengan pendistribusian teh sosro dan produk yang lain dan franchise,cumaan skala kecil dan menggunakan modal yang minim taapi kita bisa buat cabang,selain dapat keuntungan pribadi,eceran,juga keuntungan dari cabang cabang kita

  23. baca lagi deh tulisan anda diatas,ada yang menyinggung masalah produk, kalau sistem pun ada yang bagus kok,dan tidak mendzolimi,sama seperti distributor lain dan sama seperti franchise,cuman kalau mereka modalnya sangat besar, kalau dimlm dengan modal kecil kita bisa membuat cabang distributor juga,sesimple itu kok, kalau konsumen kita nggak mau jadi distributor juga nggak papa,kan dia juga dapat manfaat dari produk yang berkualitas(ingat ada distributor mlm yang produknya dibuat oleh dokter yang dapet nobel,saya nggak akan sebutkan disini nanti jadi iklan)dan produknya udah terkenal didunia dan sekarang nyeponsorin david becam di klub galaxy dan banyak turnamen olahraga didunia (cari sendiri deh)

  24. jangan samakan sistem mlm pada semua perusahaan mlm,karena mereka punya sistem yang berbeda beda,kalau kita mau terbuka berpikir,itu sama aja dengan distributor pada umumnya,anda dapat untung dengan menjual produk,dan anda bisa menjalin mitra dengan rekan bisnis anda untuk mendirikan cabang,dan ada dapat keuntungan dari cabang yang anda dirikan

  25. Nabi Muhammad dan nabi yang lainnya, pengaruhnya masih terasa sampai sekarang, karena beliau menjalankan sistem dakwah jaringan(silaturahmi),tidak dia jalankan sendiri,buktinya meskipun beliau sudah meninggal, saya masih memegang teguh keimanan saya sampai detik ini,dan saya bisa menikmati indahnya shalat,mengkaji alquran,dan ibadah sesama manusia ,dan bayangkan milyaran umat islam puasa pada bulan ramadhan (itu akibat pengaruh beliau yang tak pernah luntur sampai sekarang,dan itu dibantu oleh sahabat2nya,dan kalau sekarang oleh ulama-ulama)

  26. ingat produk beliau dakwah yang sifatnya keimanan (sangat abstrak)bahkan tuhan,surga,neraka yang nggak kelihatan dan tidak bisa dibuktikan sekarang(dlm bentuk wujud) banyak yang mempercayainya termasuk saya,dan banyak yang memperjuangkannya meski tak dibayar (karna itu bermanfaat buat hidup orang banyak)

  27. hahahaha… jangan bandingin dakwah dengan MLM. jelas gak bisa dibandingkan. materi itu sesuatu yang terbatas, pahala itu tidak terbatas. saya dakwah ke seseorang, saya dapat pahala, tapi seseorang itu gak berkurang pahalanya. saya ngajak orang ikutan MLM, saya dapet untung secara langsung maupun tidak langsung, dia rugi kecuali dia bisa ngajak orang lain. jelas bedaa :P

  28. nggak rugi ah,saya kan menggunakan produknya dan saya puas dengan produknya,saya akan gunakan produknya karena bermanfaat dan khasiatnya melebihi produk yang udah ada:)>-

  29. sudah ah,lebih baik saya sudahi pembicaraan ini,karena obrolan sering nggak nyambung,anda masih berpikir secara matrialistis,susah menemui titik temu.
    terimakasih atas sharingnya:)>-
    :)>-

  30. kamu boleh meng hina dan mengejek bisnis mlm . kamu belum tahu bisnis mlm . coba u beli auto beografi orang gagal di toko buku . u lihat fakta bukan opimi .
    Hidup bisnis mlm . memang bisnis mlm hanya untuk manusia . kalau tidak bisnis mlm adalah mereka berpikir negatif.
    kalau pikir negatif tidak akan maju-maju . tak akan mereka berubah pada diri sahaja .Kami dari singapore.

  31. ndak joint MLM bukan berarti anda pemalas.CATAT!.
    1.barangkali alasan anda ndak joint MLM karena anda2 semua masih punya logika.
    2.barangkali anda ndak joint MLM karena masih punya hati nurani.alasannya,anda ndak mau nepu temen anda.anda masih punya nurani untuk ndak ngisep duit temen anda (lah duitnya kan dr downline anda !).dan anda ndak mau Joint MLM karena ndak mau jualan katalog,profil org (katanya)sukses,seminar (ndak mutu) dan hal2 lain yg memang sebenernya ndak di butuhkan.

    logika sederhana:ngapain capek2/ngotot2 cari dowline kalo memang duitnya bukan dr downline!.dr barang?,beli aja di pasar lebih murah n anda ga perlu repot cari downline or ngikut seminar cuma untuk dpt barang.

    so,gunakan LOGIKA dan NURANI!.

    temen yg memprospek gue sbg downlinenya itu sama aja dengan memutus hubungan silaturahmi.(lha wong mo nepu temen sendiri )

  32. yang sukses itu biasanya di luar logika, bukan hanya mlm usaha non mlm juga begitu.
    yang rugi yang kebanyakan komentar???

  33. lah yang non mlm banyak yang nipu juga, malah lebih parah dari mlm… klo mlm ada yang nipu paling model nipunya ya itu-itu aja…. lah non mlm tiap hari berevolusi, dari yang paling kasar sampai paling lembut nipunya…..???? whe he he…. cara nipunya juga makin tidak terdeteksi…

  34. setuju dengan mas Priyadi…gunakan logika dan nurani…
    kenapa mesti mengorbankan teman kalo mau untung..

    Beda dengan proses jual beli : “penjual dapat untung hasil penjualan, pembeli dapat untung dari produkya yang bermanfaat”

    Dan kalo memang si Anne ato Joko Susilo mau membagi2 kekayaan, knapa ebook ato training2 yang dia adakan tidak digratiskan..justru dgan harga tinggi…yang sebenarnya bisa didapat gratis dari internet (google)..

    Yang komment pro dengan Anne ahira di atas pasti dah jadi korban Anne ato mlm lainnya…makanya pro supaya ndak rugi dan kehilangan korban selanjunta

  35. saya tidak mau mengejek MLM dan kawan2nya, tapi saya hanya bilang setiap bisnis ada resikonya. maka siapkan mental anda ketika memulai bisnis, jika benar jalan terus tapi jika merasa kejanggalan bersiaplah terima ganjarannya …

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *