‘Rich Dad, Poor Dad’ vs ‘Ayah Kaya Tidak Kaya’

Ayah Kaya Tidak Kaya

Beberapa tahun yang lalu seorang teman menemukan sebuah buku yang menurutnya sangat bagus dan merekomendasikannya kepada saya. Buku tersebut berjudul [Rich Dad, Poor Dad](http://en.wikipedia.org/wiki/Rich_Dad,_Poor_Dad). Teman tersebut bahkan memberi saya hasil fotokopi dari buku yang ia miliki. Fotokopi tersebut adalah salinan dari cetakan pertama edisi Warner Books, berbahasa Inggris, dan mendapat otograf dari Kiyosaki sendiri pada September 2000 :D. Sebenarnya saya tidak begitu antusias, tetapi setelah mendengar cerita dari teman saya yang begitu bersemangat akhirnya saya meluangkan waktu untuk membacanya.

Setelah membaca sekitar setengah dari buku ini saya terkejut, saya sama sekali tidak menyukainya. Saya tidak menemukan hal yang begitu istimewa dari buku ini, hal yang dapat menjadikan buku ini layak untuk dibaca. Dan bahkan saya sempat berujar “Ah! Ini cuma sampah.” Saya tidak menyukai cara menyampaikan Kiyosaki yang berbelit-belit, mendewakan uang di atas segala-galanya, meremehkan cara orang lain bekerja, kesombongan yang tersirat pada kalimat-kalimatnya, dan mungkin hal-hal lainnya yang sulit dijelaskan. Dengan kata-kata yang halus, saya tidak merasa baik-baik saja setelah membacanya.

Hal tersebut saya sampaikan ke teman saya, tetapi teman saya bersikukuh pada pendapatnya bahwa buku tersebut adalah buku terbaik yang pernah dia baca. Akhirnya saya baca buku tersebut pelan-pelan dari sampul ke sampul. Hasilnya? Saya tetap berpikiran kalau buku ini adalah sampah. Setelah itu saya tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Mungkin saja teman saya ini adalah kasus khusus. Setiap orang bisa jadi memiliki penggemarnya masing-masing dan kami memiliki selera yang berbeda. Dan memang lumrah setiap manusia memiliki selera yang berbeda-beda.

Beberapa bulan kemudian, ‘Rich Dad, Poor Dad’ diterbitkan dalam Bahasa Indonesia dan seringkali dipajang pada rak buku laris di beberapa toko buku terkemuka. Artinya? Orang-orang menyukai dan bahkan membeli buku ini! Saya mulai berpikir apa ada yang salah dengan orang-orang ini, dan terlebih lagi, apa ada yang salah dengan diri saya :). Pertanyaan-pertanyaan tersebut sering menghantui saya ketika saya bepergian ke toko buku. Satu hal yang sangat menarik perhatian saya adalah bahwa sebagian ‘pengikut’ Kiyosaki sangatlah fanatik, mereka akan mendukung idolanya mati-matian! Suatu hal yang sangat tidak lazim terjadi pada pembaca buku-buku finansial pribadi atau buku-buku motivasi sekalipun.

Tanggal 6 November 2004, Kiyosaki mengunjungi Indonesia untuk berbicara pada sebuah seminar. Acara ini dipromosikan dengan besar-besaran pada berbagai media, dan sepertinya memang lalu keras. Pertanyaan-pertanyaan kembali menghantui saya, “Apa *sih* yang menyebabkan orang-orang ini begitu mendewakan Kiyosaki?” Kali ini saya cari jawabannya melalui Google, dan akhirnya saya menemukan halaman legendaris [John T. Reed’s analysis of Robert T. Kiyosaki’s book Rich Dad, Poor Dad](http://www.johntreed.com/Kiyosaki.html). Saya pun sempat membahasnya di blog saya ini pada tulisan berjudul [Sisi Lain Robert Kiyosaki](https://priyadi.net/archives/2004/11/05/sisi-lain-robert-kiyosaki/). Tulisan John Reed tersebut akhirnya memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya selama ini: mengapa saya tidak menyukai ‘Rich Dad, Poor Dad’ dan mengapa banyak orang menyukai buku tersebut dengan fanatisme yang begitu menggebu-gebu.

Akal sehat saya mengatakan jika Kiyosaki telah terbukti berbohong melalui buku-bukunya, maka cepat atau lambat ia akan ditinggalkan para pengikutnya. Tetapi pada kenyataannya, buku-buku Kiyosaki tetap laku keras dan para fans tetap membelanya mati-matian! Kenyataan ini semakin menarik minat saya untuk memperhatikan fenomena Kiyosaki ini dari dekat.

Pada tanggal 8 Mei 2005, Jawa Pos menulis kolom [Kiyosaki dan Mitos Rich Dad](http://search.jawapos.com/index.php?act=detail_s&f_search=kiyosaki&id=170201). Dari tutur katanya, sepertinya artikel tersebut memang bersumber dari analisis John Reed. Dan satu bulan kemudian, terbit buku ‘Ayah Kaya Tidak Kaya’ yang menerjemahkan analisis John T. Reed ke dalam Bahasa Indonesia.

Hampir satu tahun kemudian, saya baru mengetahui keberadaan buku tersebut dari sebuah diskusi di forum Internet (ya ya, BasBang!). Karena penasaran, saya beli saat itu juga ketika toko buku Gramedia sudah nyaris tutup. Sebenarnya, jika dibilang menerjemahkan juga kurang tepat, yang tepat adalah menceritakan ulang, karena sepanjang pengetahuan saya John T. Reed memang belum pernah menulis analisis Kiyosaki dalam bentuk buku. Yang ada hanyalah beberapa halaman HTML pada situs pribadi John T. Reed. Sebagian besar isi buku ini memang berasal dari analisis Reed, tetapi saya juga dapat mengidentifikasi paragraf-paragraf bumbu yang tidak ada di sumber asalnya.

Bagi anda yang seperti saya, bertanya-tanya mengenai popularitas buku-buku Kiyosaki yang menurut anda tidak layak bertengger pada deretan buku-buku laris, atau fanatisme ‘pengikut’-nya yang luar biasa, yakinlah bahwa anda tidaklah sendirian! Buku ini dapat memberikan jawaban untuk anda. Disamping membeberkan fakta-fakta yang ‘terlewat’ diceritakan Kiyosaki kepada anda, buku ini juga memberikan beberapa alasan untuk menjawab pertanyaan anda tentang fanatisme pengikutnya.

Walaupun demikian, hal yang sama dapat juga anda peroleh dari sumbernya langsung, yaitu halaman [John T. Reed’s analysis of Robert T. Kiyosaki’s book Rich Dad, Poor Dad](http://www.johntreed.com/Kiyosaki.html). Kelebihan situs web dibanding buku adalah bahwa John T. Reed memperbaharui halaman ini dari waktu ke waktu, suatu hal yang tidak dapat dilakukan pada sebuah buku. Sedangkan buku ini cocok bagi yang membutuhkan penjelasan dalam Bahasa Indonesia, yang menginginkan penjelasan dalam bentuk cetak, atau yang hanya sekadar ingin memberi dukungan materi kepada Reed ;). Satu saran dari saya: bagi anda yang ingin menggunakan buku ini untuk menyadarkan rekan anda yang ‘penganut paham Kiyosaki’, sebaiknya jangan buang-buang waktu anda. Dan jangan bilang kalau saya tidak memperingatkan anda ;).

Setelah membaca Reed versi Bahasa Indonesia ini, akhirnya saya ada niat juga untuk mencari fotokopian ‘Rich Dad, Poor Dad’ yang tergeletak pada sebuah tempat di gudang saya. Setelah satu jam mencari, akhirnya saya bisa menemukannya dan baru menyadari bahwa ini adalah hasil fotokopi buku ‘Rich Dad, Poor Dad’ yang berotograf Kiyosaki sendiri, jauh sebelum buku-buku Kiyosaki populer di Indonesia! Hal ini menjelaskan kesetiaan teman saya ini terhadap Kiyosaki ;).

Otograf di Rich Dad, Poor Dad

Lalu sekarang bagaimana? Sikap saya terhadap buku-buku Kiyosaki sudah jelas, dan tidak perlu diperdebatkan lagi. Saat ini saya sama sekali tidak tertarik untuk berdebat panjang lebar tentang kebenaran ‘ajaran’ Kiyosaki. Saya lebih tertarik untuk menganalisis gaya penulisan persuasif dari Kiyosaki ditinjau secara psikologis dan filosofis. Bagaimana caranya memposisikan penulis sebagai pujaan orang-orang melalui sebuah tulisan persuasif yang melibatkan emosi pembacanya. Dan yang lebih penting lagi adalah bagaimana mempertahankan pemikiran kritis serta melepaskan diri dari pengaruh emosional ketika membaca tulisan-tulisan semacam itu. Rasanya saya tidak sendirian, jika melihat rak-rak buku laris di toko-toko buku terkemuka, kita bisa dengan mudah menemukan buku-buku yang ditulis dengan gaya Kiyosaki. Artinya, ada juga orang-orang yang bisa mengambil ‘teladan’ sesungguhnya dari buku-buku Kiyosaki tersebut.

Tulisan Reed memang sedikit menjelaskan fenomena ini, tetapi masih menyisakan banyak hal yang ingin saya ketahui. Saya memang bukan ahli filsafat atau psikologi, tetapi rasanya ini adalah sebuah bahan penelitian yang menarik di kedua bidang tersebut.

239 comments

  1. Ya namanya juga manusia. Kalo sudah fanatik emang susah. Selama itu baik bagi mereka dan tidak merugikan sih gak terlalu masalah bagi kita, karena mereka juga sendiri yang menjalaninya :D

  2. Saya juga udah baca bukunya nih Mas Pri. Sebenernya isinya bagus, tapi yang nerjemahinnya jeprut. Bukunya sendiri akhirnya (yang terjemahan), jadi susah dibaca dan membosankan.

    Inilah kurangnya penerjemah Indonesia, baru bisa nerjemahin kata per kata langsung dikasih tugas alih bahasa… eh, takut kepanjangan komennya :P

  3. Ya ya ya, Kiyosaki memang hebat. Tapi, kayaknya kehebatan Kiyosaki itu hanya bagi para pelaku MLM saja. Saya sih sejak dulu memang emoh baca karangan Kiyosaki. Apalagi cara berpikirnya soal perpindahan kwadran itu. Emang manusia robot apa?

  4. mimpi semu memang gampang dijual. dan siapa yang tidak marah kalau mimpi-nya direnggut oleh kenyataan? makanya orang2 fanatik, karena tidak bisa menerima kenyataan bahwa itu cuma sekedar mimpi semu. memang orang fanatik begitu, selalu tidak berani untuk mempertanyakan sesuatu, dan lebih cenderung tetap berada di zona aman mereka, meskipun itu tidak nyata.

  5. Pertama baca buku karangan Kiyosaki, aku merasa bahasanya berbelit sehingga harus membaca dengan teliti atau sebaliknya; sangat cepat atau melompat-lompat tak berurutan.

    Heran juga, kok buku itu bisa laris banget. Merasa kalau akulah yang aneh (dan lemot), maka aku beli buku yang lain. Begitu sampai Business School (dan Rich Kid sumthin’ sumthin’, lupa) dan akhirnya capek sendiri. Sulit sekali diterapkan oleh pemula o’on macam aku.

    Bukan tidak bermanfaat juga sih, secara kejiwaan aku merasa terbantu. Ya itu, pengaruh emosional. Jadi lebih optimis dan semangat berusaha. Tapi untuk tips bisnis… mmm… rasanya hanya saham dan properti pilihan bisnis yang didukung Kiyosaki untuk menjadi kaya.

    Materialisme? Tentu saja. We’re talking about ‘Benjamin Franklin’ here :)

  6. Ehm, abe suka baca kiyosaki! Bener-bener menginspirasikan! Apalagi metodologi quadrant yg sudah dipatenkannya, bagus juga untuk dipelajari!

    Hidup Kiyosaki Si Penjual Buku :-”
    *Ntah dah berapa banyak bukunya*

  7. saya melihatnya buku-buku kiyosaki sebagai penambah wawasan seperti financial freedom, tujuan kita bekerja dan konsepnya ttg asset dan liabilitas.
    Tapi yg saya gak suka,’ajaran’ kiyosaki suka dipake oleh orang MLM buat ‘menjebak’ mangsanya.
    yaah bisa bisanya kita aja lah filtering.

  8. gw udah tau ini buku sampah dari jaman kapan gitu…

    makanya gw paling males kalo diikutsertakan dalam training motivasi, esq, dsb… itu ujung2nya kearah sana…

  9. rasa-rasanya belum banyak pihak yang mengkritisi pemikiran kiyosaki – John T. Reed sekalipun – dalam kerangka filosofis. Padahal cacat pemikirannya amat mudah ditemukan dalam ranah filsafat.

    Marx muda, ketika masih sarat dengan ide-ide pembebasan, sudah pernah mengingatkan bahwa inti aktualisasi manusia bukan pada uang, tapi pada karya yang ia hasilkan, dan sejauh mana karya itu diapresiasi oleh orang lain. Bagi marx, hakikatnya, orang bekerja itu bukan demi uang (apalagi uang bekerja untuknya …) tapi demi sebuah aktualisasi. Seorang novelis misalnya, lebih merasa tereksistensial ketika karyanya diapresiasi, diminati, atau – lebih jauh – dapat merubah hidup orang lain, ketimbang masalah bayaran. Sayang, Marxpun memaklumi, bahwa sistem yang berkembang tidak memungkinkan untuk itu.

    Tapi bukannya kini banyak orang-orang yang bekerja (beraktualisasi) memang bukan atas dorongan duit? Sehingga nggak pernah merasa terlecut untuk pindah kwadaran? agar suatu saat kelak bisa pensiun dini, main golf tanpa harus bekerja lagi? (yg dalam kerangka kiyosakian – menciptakan mesin uang, sambil jalan-jalan , uang di rekening nambah terus).

    Tapi yg pasti, kini masih banyak orang yang bekerja bukan atas dasar uang, kekayaan apalagi target kebebasan finansial. Justru disutlah kehidupan menjadi seimbang. Kalau semua orang mengikuti pemikiran kiyosaki, tidak akan pernah ada pekerja-pekerja sosial, penggiat-penggiat LSM, agamawan dsb. Tidak pernah ada Mother Theresa, Gandhi dan saya .. heheheh :p

    Mungkin buku-buku kiyosaki tetap mengena buat beberapa orang, tapi pasti ada juga yg nggak sreg dengan sistem pembagian kwadran yg seakan-akan menyuruh tiap orang untuk bergerak dari kiri ke kanan ….

    Ah, kiri dan kanan … mungkin keduanya memang ditakdirkan menjadi musuh abadi …

  10. Kiyosaki ya?

    Dulu waktu baca tahun 2001-an cukup bagus juga dari sisi memberikan gambaran bagaimana seharusnya mempunyai mentalitas yang bukan terus-terusan jadi kacung. Bagus juga kalo dilihat dari cara ‘ngomporin’-nya.

    Beberapa tahun kemudian, muncul beberapa buku dengan judul yang berbeda tetapi masih dalam ranah yang sama. Sempat membaca cepat juga sambil berdiri di toko buku dan akhirnya punya kesimpulan:

    1. Ide kiyosaki hanya berputar2 di tempat dan menjual mimpi.

    2. Kenapa mimpi? karena mental itu bisa dibangun, tapi kalo nda realis dan nda punya modal. Akhirnya bisa2 jadi wirausaha versi kacang karena yang penting self-employed.

    3. Kiyosaki sucks! karena nda ada inovasi dan cara menjual bukunya semakin tidak profesional. Tahun 2005 kemarin lihat stand pameran buku Kiyosaki di Easter-Show (Sydney, Australia) malah kaya melihat sales ‘panci’ yang suka ada di mal-mal Jakarta/Bandung sekarang ini.

    4. Kadang saya berpikir bedanya Kiyosaki sama tukang jual nomer SDSB (iya, ini jadul) di alun-alun pedesaan apa ya?

    5. Akhirnya muncul juga buku Kiyosaki (atau pengarang lain?) yang kurang lebih judulnya ‘What to do before you quit your job!”. Ini buku harusnya dibarengi sama buku pertama, jadi orang yang membaca tidak keseleo.

  11. jadi inget, 4 kuadran yang diajarin Kiyosaki. Saya setuju, memang bukunya lebih banyak menjual mimpi dan sensasi. Tapi 4 kuadran yang diajarkannya memang masuk akal dan mengilhami banyak orang.

    Patut disyukuri bukunya menyebabkan orang jadi ingin berwiraswasta sejak dini, di mana trend bekerja tidak sehebat jadi pengusaha..

    tapi konyol-nya, saya kok melihat dia ya sebagai penulis bergaya paling hiperbolik yang pernah saya baca.. :”>

  12. Biarpun saya ini termasuk orang yang sangat suka membaca buku, saya tidak akan pernah membaca karya Kiyosaki.

  13. ahh enakan coding daripada mbaca buku kiyosaki. gw juga dulu pernah baca buku dia.. ato baca2 software design & source code source code favorit. i’ll give u info of “saki” means “sexual intercourse” in Borneo / banjarnese speaking language. # kaburrrrr
    btw horeee 20 besar / huuh jelek lu

  14. Hm.. saya paling anti ama buku2 yang bertajuk “memperkuat kepribadian” yang jumlahnya sangat banyak di toko buku. karena ujung2nya secara tidak langsung akan memperkuat aliran manusia pemakan manusia.

    Saya lebih tertarik dengan buku2 pembunuh ego seperti tulisan2 dari Jalaluddin Rumi, yang mengajarkan utk melindungi sesama manusia.

    Btw ada yang tau ngga dimana saya bisa beli terjemahan buku Mein Kampf tulisannya Hitler?

  15. ah..kiyosaki…sempet juga menjadi pujaan saya dulu waktu sma dan awal2 kuliah..(sampe punya 2 seri bukunya)

    Motivasinya sih bagus, tapi rasanya banyak yang terlalu mengada-ada, sampai paham ‘uang yang bekerja untuk kita’ yang ujung2nya berakhir pada MLM..ughhh.. :((:-&:-&

  16. Robek Kaoskaki eh Robert Kiyosaki ini memang pembohong. Dan karena dia sendiri sebetulnya mungkin tidak pernah punya seorang Ayah Kaya, maka banyak tips-nya yg ngawur.

    However, buat seseorang yg mau belajar, kita tetap bisa mengambil sesuatu yg baik dari sebuah sampah sekalipun

  17. saya juga tidak tertarik. saking tidak tertariknya saya jadi tidak tertarik untuk komen beneran di sini… :-“

  18. Hehehe… pada sewot juga rupanya.

    Kiyosaki kok dipercaya.
    Mimpi yang tak terbeli.
    Teori kuadran penampung para nihilis.
    Benjamin Franklin tertawa di neraka.

    Saya setuju untuk bekerja tidak berdasar buku setan ini.

  19. mungkin saja memang gaya dia menulis yg membuatnya sukses. tapi sangat bisa juga sebetulnya gaya dia/buku dia biasa2 saja, tidak terlalu bagus dan tidak terlalu jelek. dan yg membuatnya sukses besar adalah pengaruh sosial dimana ada orang2 yg dengan antusias merekomendasikan buku itu, temen saya melakukan riset tentang ini, dimana kualitas tidak selalu berhubungan dengan kesuksesan. saya tulis ringkasannya disini

  20. Wah, saya tdk menyangka kalau buku Kiyosaki itu sampai punya penggemar fanatik.

    Saya pernah membacanya dan saya juga sangat tidak setuju dengan orang-orang yang menjadikan uang di atas segala-galanya.

    Tapi ada satu hal yang saya salut dari buku tersebut. Terlepas dari bagaimana kualitas Kiyosaki, nyatanya buku tersebut sudah merubah pemikiran banyak orang untuk mencoba memasuki dunia usaha (walaupun masih banyak yang gagal).

    Kita perlu akui bahwasanya bangsa ini masih memerlukan banyak wirausahawan. Memang tidak ada salahnya dengan menjadi karyawan di tempat lain. Tidak benar kalau menjadi wirausahawan adalah lebih baik daripada karyawan (demikian pula sebaliknya). Hanya saja, jumlah pengangguran yang cukup besar saat ini menunjukkan kalau kita benar-benar kekurangan wirausahawan.

    Karena itu, mari kita tunggu penulis-penulis lain (terutama dari Indonesia) yang dapat memotivasi lebih banyak orang untuk menjadi wirausahawan. Selain itu, kita juga menunggu penulis-penulis lain yang dapat memotivasi karyawan untuk dapat bekerja dengan baik.

    Bagaimana kalau Mas Pri mengarang buku? Sepertinya akan sangat menarik.

  21. bisa lain ceritanya tuh kalau poornya diterjemahinnya bukan tidak kaya yak?
    disekitarku banyak tuh ayah kaya ayah yang malang, karena si ayah kerja & jadi kaya tau² anak²nya malah jadi suka hura² & manja, gak sedikit yang kawin muda krn terpaksa bahkan ada yang masuk penjara
    :)>-

  22. kalau semuanya pindah jadi investor, siapa yang kerja buat investor yah?
    baru dua bab saja sudah males bacanya :)

  23. Om pri, kayanya perlu lihat juga analisis dari Andreas Harefa deh(atau tidak percaya juga sama beliau?). Tahun lalu beliau sudah pernah mencari tentang hal ini, kemudian menulisnya di pembelajar.

    Mulanya beliau menulis kritikan terhadap kiyosaki, kemudian diiringi dengan pandangan sisi lainnya. Menurutku lebih bijak, karena memandang dari kedua sisi.

    Kalau saya pribadi tidak terlalu ambil pusing apakah RDPD benar atau tidak, yang jelas buku itu termasuk motivasional book. Diambil yang cocok saja, buang yang lain :d

  24. #29:

    Wah, saya tdk menyangka kalau buku Kiyosaki itu sampai punya penggemar fanatik.

    wah, coba aja search ‘kiyosaki’ di google atau google groups :)

    Bagaimana kalau Mas Pri mengarang buku? Sepertinya akan sangat menarik.

    saya gak (belum) nulis buku, tapi saya punya blog

    #28: penelitian yang sangat menarik :)

    #21:

    Btw ada yang tau ngga dimana saya bisa beli terjemahan buku Mein Kampf tulisannya Hitler?

    memangnya sudah diterjemahkan ke bahasa indonesia?

    #13: excellent writing! :)

  25. #35: kebanyakan kritik pendukung kiyosaki terhadap reed hanya berupa opini atau asumsi, sedangkan kritik reed terhadap kiyosaki lebih banyak berupa fakta. tulisan andreas harefa (atau lebih tepatnya, yang mengirimkan email ke beliau) juga bukan pengecualian.

    kata2 dari salah satu pendukung kiyosaki ini sangat mengganggu saya: “Tidak ada bukti bahwa Reed lebih kaya dari Kiyosaki.” so what gitu loh? memangnya kenapa kalau tidak lebih kaya? otomatis pasti salah?

    saya lihat tulisan andreas harefa tidak bernada 100% mendukung kiyosaki, beliau cuma mengutip email yang diterima. hanya saja kesimpulan yang dibuatnya terlalu prematur:

    Kenyataannya Reed sendiri tidak memberikan gagasan penting yang bernilai untuk bisa menyaingi gagasan-gagasan yang diutarakan Kiyosaki dalam Rich Dad, Poor Dad. Ia lebih tertarik untuk menyerang pribadi Kiyosaki ketimbang memberikan analisis yang memberikan wawasan baru bagi pembaca analisisnya

    jika ada hikmah dari kritik reed terhadap kiyosaki, maka itu adalah menginvalidasi gagasan2 kiyosaki yang menurut reed menyesatkan pembacanya, bukanlah sesuatu yang merugikan dari sudut pandang pembaca. namanya juga kritik. kalau ingin gagasan2 yang memberikan wawasan baru sebaiknya baca tulisan reed yang lain. (ya, saya juga sering mendapat argumen seperti ini, jadi sudah biasa menjawabnya ;))

    saya sendiri bukan pendukung reed, belum pernah membaca bukunya yang lain dan tentunya belum tentu setuju dengan semua pemikirannya. hanya saja reed yang pertama kali memberikan jawaban atas pertanyaan2 saya tentang kiyosaki selama ini, dan saya pikir argumen2nya masuk akal.

  26. Kedua buku yang di bahas mas Pri pernah ada ditangan saya dan membaca sedikit (banget). Karena waktu itu masih ingusan, kedua buku tersebut menjadi unseen.

    Beberapa waktu yang lalu saya jalan-jalan ke Gramedia Moro (Purwokerto) kemudian tertarik pada sebuah buku di etalase utama (best seller), dengan judul “Financial Revolution” dari Tung Desem Waringin yang notabene pengikut setia mas Kiyosaki. Bagi saya, unsur yang paling aplikatif untuk diserap dari tipikal buku semacam itu adalah semangat untuk melakukannya saat itu. Maksudnya, semangat saya sangat menggebu-gebu ketika membaca satu persatu dari buku tersebut dan Seminggu mulai pudar dan “back to normally”.

    Kesimpulan yang bisa saya petik, apabila kita mendapatkan suatu ide kreatif. Lakukan jurus 3 M dari AA Gym; Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil, mulai saat ini juga.

    #7

    Heran juga, kok buku itu bisa laris banget. Merasa kalau akulah yang aneh (dan lemot), maka aku beli buku yang lain. Begitu sampai Business School (dan Rich Kid sumthin’ sumthin’, lupa) dan akhirnya capek sendiri.

    Kalau buku Business School gimana ya? apa berbelit-belit juga? Dah pengen baca …

    #12

    gw paling males kalo diikutsertakan dalam training motivasi, esq, dsb… itu ujung2nya kearah sana

    Aku dah ikut ESQ 3 kali, dan Alhamdulillah nggak males trus pengen lagi dan lagi … \:d/

  27. Saya baca dua buku Kiyosaki, Rich Dad n’ Quadran, buku pertama tidak di selesaikan bacanya, buku kedua juga begitu, tapi ada beberapa hal yang saya rasa cukup baik dari kedua buku itu. Cuma soal buku, saya lebih menyarankan baca bukunya Malcolm Gladwell (Blink – Tipping Point) dan Rheinald Kasali (Change!) :D

  28. Kalau sampeyan ndak suka gaya Kiyosaki yang berbelit-belit, mendewakan uang di atas segala-galanya, meremehkan cara orang lain bekerja, kesombongan yang tersirat pada kalimat-kalimatnya, apakah sampeyan tertarik membuat buku tandingannya? Tentu saja dengan bahasa yang lebih sederhana, tak mendewakan uang, menghargai cara orang bekerja, dan rendah hati…

  29. mengimbangi…

    Saya ‘penggemar’ buku-buku Kiyosaki. Membosankan membacanya (karena diulang-ulang terus) tapi gagasannya menurut saya benar.

    Bahasa Kiyosaki memang ‘sombong’, tapi mungkin di Amerika sana (yang biasa menghina presidennya)itu normal.
    Bahasa Sharon Lechter (co-writer) lebih santun. Dia ini yang membuat bukunya menarik dibaca.

    Berhubung belum ada buku tandingan yang sekelas (bukan menghujat saja seperti gaya Reed), maka untuk sementara saya menganggap Kiyosaki layak dipegang konsepnya. (Buku sekelas menurut saya seperti The Richest man in Babylon, George S Clason)

    Buku Kiyosaki bukan tentang MLM (kecuali business School yg memang membahas MLM) tapi tentang kesadaran seseorang untuk bertanggungjawab atas dirinya sendiri dalam mengelola finansial.

    Saya membaca hampir semua bukunya (sekitar 7 atau 8), dan mendapatkan gambaran lebih utuh dibanding sekedar baca RDPD (apalagi tidak tamat…).

    Saya setuju bahwa orang-orang MLM menggunakan secara berlebihan konsep Cashflow Quadrant sehingga menjadikan bias terhadap esensi pesan ‘pentingnya fokus pada tujuan, dan fleksibel dalam metode’. Sepertinya bila tidak ikut MLM maka hidupnya akan sesat jalan. Padahal maksud Kiyosaki adalah bahwa MLM bisa menjadi salah satu jalan.
    Kiyosaki sendiri tidak sukses lewat MLM, tapi lewat bisnis training dan jual beli real estate.

    Topik perdebatan ini sudah lama ada (hingga akhirnya saya sendiri juga sudah malas berdebat). Yah, karena mas Pri ngangkat topik ini makanya jadi rame lagi… Mas Pri kan panutan nih.. :)

    ini opini saya :
    http://sepia.blogsome.com/2005/10/19/perlukah-mengajarkan-konsep-bebas-finansial-kepada-karyawan/

    dan menarik juga pengalaman tukang becak ini :
    http://sepia.blogsome.com/2006/05/07/tukang-becak-naik-haji-kisah-wahid-yang-cerdas-finansial/

  30. Saya sangat bersyukur ternyata masih banyak orang yang tidak setuju dengan pendapat Robert Kiyosaki. Justru saya bakal pusing kalo semua orang mengikuti ajarannya. Gak akan ada employee dan self-employee yang melayani para business owner dan investor.

    Justru karena orang2 seperti priyadi dan rekan-rekan di-blog inilah, kami sebagai pemilik bisnis bisa dengan tenang menikmati hidup ini.

    Memang hidup ini harus seimbang, ada yang melayani dan ada yang dilayani. Jadi silakan untuk Anda untuk tetap bekerja melayani kami.

  31. buku John T Reed saya beli ketika lagi iseng aja cari buku di Cilegon. Dari judulnya menarik, karena saya termasuk orang yang kurang suka dengan buku2 how to, tips, cara kaya, yang begitu banyak beredar. Kebanyakan buku2 seperti itu hanya jual impian kosong saja.

    Saya sepakat dengan analisis John T Reed. Keberhasilan yang dikejar dalam buku2 kayak gitu hanya akan dapat dicapai oleh mereka yang benar-benar bermodal untuk kaya. bagi mereka yang memang miskin dan dilahirkan sebagai anak miskin, tak bakal bisa mengubah nasibnya dengan modal buku2 kayak gitu. Sama seperti training2 yang digelar oleh supertrainer di negeri ini.

    hal itu pernah saya tulis di blog saya :

    Super-Trainer dan Tukang Santet.

    Mana yang bisa mengubah nasib seseorang, super-trainer atau tukang santet? Di gedung Sucofindo Cilegon, seorang super-trainer bicara di depan ratusan audiensnya. Sebuah topik diangkat, tentang manajemen cita-cita, bagaimana seseorang merancang masa depannya. Ini merupakan topik yang sering diangkat dalam setiap kegiatan training pengembangan diri. Apakah training seperti ini dapat benar-benar mengubah keadaan, mengubah nasib? Itu tergantung dari kesungguhan audiens dalam mengejar apa yang diimpikannya.

    Sang super-trainer dengan segala macam informasi dan improvisasi hanya sekedar menggerakkan pengunjung dengan kata-kata. Rangkaian kata-kata yang dapat memantik semangat pengunjung yang kebanyakan adalah orang-orang miskin yang ingin menjadi kaya. Apakah kata-katanya tersebut dapat menularkan nasib yang lebih baik ketimbang pengunjungnya? Hal itu kembali tergantung dari aksi pengunjung itu sendiri dalam realitas kehidupannya.

    Tiga hari sebelumnya aku menyaksikan sebuah presentasi bisnis di Aston Hotel, Jakarta. Sebuah perusahaan multi level marketing sedang mencari orang-orang yang smart, work-hard, ambitious, network-team untuk bergabung mengembangkan perusahaan level dunia tersebut. Sang presenter mengemukakan, para pengunjung akan mendapatkan uang sebesar 50 ribu dollar Amerika per bulan. Jumlah yang lebih besar ketimbang beberapa bisnis MLM yang sudah banyak merekruit anggota di negeri ini. Hampir semua peserta bersemangat dan meneriakkan kata-kata optimis untuk mengejar kekayaan. Atmosfir dalam ruangan tersebut begitu bersemangat, tak ada keraguan, tak ada pesimisme. Yang ada hanya impian yang mengambang di atas kepala untuk diraih bersama-sama.

    Dalam kesempatan tersebut aku diminta untuk memberikan respon yang menyenangkan mereka. Aku bilang, bahwa apa yang mereka bicarakan tidak semuanya benar. Aku coba menyentil mereka dengan mengangkat kalangan rakyat miskin yang ada di negeri ini. Kelas masyarakat yang untuk membeli sebuah sabun saja sangat sulit. Aku nyatakan pada mereka, mayoritas negeri ini adalah rakyat miskin. Mungkinkah rakyat miskin diajak bisnis seperti yang mereka tawarkan? Instruktur menjawab sangat mungkin, karena setiap anggota akan selalu dimotivasi dan disupport oleh perusahaan. Aku lontarkan kembali pertanyaan, bagaimana mungkin orang miskin bisa menjadi anggota kalau untuk membeli produk standar saja mereka tak mampu? Instruktur itu bilang, jangan ajak mayoritas miskin. Tapi ajaklah minoritas kaya, walaupun hanya 5% saja.

    Dari training ke training, biasanya kita diajak untuk menjadi kaya. Karena kalau tidak kaya, bagaimana kita bisa membantu orang. Itu kata kunci dari para presenter. Saya ulangi, kalau tidak kaya, bagaimana bisa membantu orang lain? Benarkah orang-orang kaya itu mau membantu orang lain? Jarang sekali aku temukan orang-orang seperti itu. Yang sering aku temukan adalah orang-orang kaya yang saling membantu dalam kalangannya sendiri. Mereka tak mau membantu orang yang dianggapnya tak bisa memberikan keuntungan, baik secara material maupun dalam bentuk popularitas. Bahkan untuk memberikan kartu nama saja, presenter itu hanya menyerahkannya kepada orang-orang yang berpakaian mentereng dan sudah jelas jabatannya dalam sebuah perusahaan. Bagi orang biasa, ia pasti bilang, “saya hanya bawa sedikit!”.

    Kalau memang orang-orang itu berniat kaya untuk dapat membantu orang lain, ada satu pertanyaanku : sejak kapan training MLM dan training pengembangan diri itu digelar di negeri ini? Sudah berapa banyak bonus yang mereka dapatkan, berupa mobil, motor, rumah mewah, bahkan pesawat pribadi dan kapal pesiar. Apakah dengan kayanya mereka, persentase orang-orang miskin berkurang? Kata sahabat saya, bang Mamet, “Bullshit kalau ada orang yang kepingin kaya agar bisa membantu orang lain”. “Omon koson!” kalau kata Che Kho Fong.

    Apa yang disampaikan oleh super-trainer ataupun para presenter dalam forum-forum pelatihan seperti itu bagaikan konser musik rock. Hadirin yang menyaksikan akan terbawa dalam atmosfir optimisme, namun ketika keluar dari ruangan, mereka sendiri bingung untuk mulai melaksanakan exercise yang diberikan dalam training tersebut. Banyak orang lupa komunitasnya jika sudah berada dalam training-training seperti itu. Mereka baru menyadari jika telah kembali pada kehidupan nyatanya, hidup di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas miskin dan mengenaskan seperti di Indonesia ini.

    Kemiskinan adalah setan yang tak pernah mati di negeri ini. Berapa sudah presiden yang memimpin negeri ini. Berapa sudah anggota legislatif bergonta-ganti. Berapa banyak oportunis yang mengisi gedung parlemen. Berapa banyak LSM berdiri mencari donasi. Apakah nasib rakyat miskin berubah? 100% TIDAK BERUBAH. Yang miskin tetap miskin. Bahkan ada juga yang makin melarat dan mengenaskan. Yang kaya makin merajalela, yang kuasa makin lupa jiwa.

    Kemiskinan adalah penyakit yang sulit disembuhkan. Bahkan dalam beberapa kasus, kemiskinan adalah penyakit turun temurun yang menular dari generasi ke generasi. Orang yang dilahirkan miskin, tak akan jauh masa depannya dari situ. Adapun segelintir orang miskin yang mendapatkan keberuntungan menjadi kaya, sedikit sekali yang mau kembali bergabung dengan komunitas miskin, karena takut penyakitnya kambuh lagi.

    Mantan temanku mencontohkan hal tersebut. Sebut saja namanya Mr. X, waktu kuliah, ia menumpang di rumah kontrakan yang aku sewa. Makan tidak dari uang sakunya karena kantongnya sering kosong. Lama sekali ia tinggal bersama hingga pergi karena selesai kuliah dan bekerja dari satu tempat ke tempat lainnya. Lima tahun kemudian aku nyaris bertemu dengannya. Seorang temanku menyampaikan pesan kalau Mr. X kangen dengan teman-teman lama. Katanya dia sudah jadi kaum borjuis di gedung MPR/DPR. Temanku bilang, Mr. X sudah sewa vila untuk sebuah reuni kawan lama. Tapi nyatanya ia tak jadi datang, dengan alasan lelah. Padahal aku dan teman-temanku yang miskin sudah ngumpul di vila yang nyatanya belum dipanjer. Terpaksalah kami patungan untuk bayar vila tersebut semalaman.

    Itu salah satu bukti orang kaya yang takut ketularan miskin. Padahal penyakit miskin itu tidaklah menyiksa. Miskin adalah penyakit yang tak terasa kalau kita tak pernah mengeluhkannya. Apalagi kalau kita merasa cukup dengan apa yang kita dapatkan, maka penyakit miskin itu dengan sendirinya sembuh. Tapi bukan berarti kita lantas jadi kaya raya. Paling tidak, hidup dengan merasa cukup dan tak mengeluh adalah obat mujarab yang dapat menyembuhkan penyakit miskin.

    Kembali kepada suasana training pengembangan diri di atas. Setelah selesai mengikuti latihan dari super-trainer, aku bertanya kepada seorang guru yang yang berkenalan denganku. Apa yang bapak rencanakan setelah mengikuti acara ini. Ia bilang ingin mengikuti cara dan gaya super-trainer dalam mengajar anak didiknya. Hanya itu saja. Ia tak ingin menjadi kaya, sebab ia sendiri tak yakin kalau ia bisa kaya. Ia hanya ingin mencontoh cara super-trainer itu dalam mempengaruhi orang lain. Paling tidak, cara dan gaya yang dicontohnya itu bisa membuat ia bertahan sebagai pengajar dan tetap mendapatkan uang untuk kebutuhan hidupnya. Jika hanya cara dan gaya saja yang ditularkan oleh sang super-trainer, siapapun bisa melakukannya. Tokh untuk ngebacot di depan orang itu adalah pekerjaan mudah. Tapi menularkan nasib? Kata mang Odon, hanya tukang santet yang bisa! He he he…

  32. #43.., yang mengubah nasib seseorang ya orang itu sendiri bosss..
    Tuhan aja ga mau mengubah nasib anda boss, kalau bukan anda sendiri. (bedakan antara tidak mau dengan tidak bisa)..
    Apalagi cuman seorang super trainer boss. dia hanya menularkan semangat saja, inspirasi, motivasi. Nasib..? Elo sendiri yang ngurus..

  33. #45: wow, anda mengingatkan saya kepada PHB, yang memperlakukan karyawan sebagai ‘pelayan’.

    #44: kenapa harus pakai motif? tidak suka ya tidak suka saja :). tidak suka itu motifnya, salah satu realisasinya adalah tulisan ini.

    #43: tulisan2 yang menarik, tetapi rasanya esensinya akan tetap sama seandainya tidak menggunakan nama kiyosaki atau menggunakan teori2nya.

    #41: entah kenapa kalau saya bicara kiyosaki pasti ujung2nya ada yang nyuruh bikin buku :). saya cuma tidak suka buku2 kiyosaki, dan reed memberikan jawaban2 untuk saya. cuma itu saja. kalaupun saya bikin buku, nanti dibilangnya sirik atas kelarisan buku2 kiyosaki, atau ingin numpang laris, etc. i guess i can’t please everyone.

    #28: tambahan lagi, penelitian2 tersebut memang bisa bisa jadi menjelaskan popularitas buku2 kiyosaki, tapi tidak dapat menjelaskan fanatisme pendukungnya. jadi saya masih berpendapat kalau ada ‘sesuatu’ di bukunya yang membedakan dengan buku2 laris lainnya. ya mungkin fanatisme itulah yang menyebabkan efek sosial yang luar biasa yang menjadikan popularitasnya seperti sekarang.

  34. “Adalah sulit (kalau tidak mau dikatakan mustahil) menuang air kedalam gelas yg sudah penuh.”

    “Meskipun keluar dari dubur seekor ayam, kalau itu telur, ambillah.”

    Ya… yg baik ambil, yg nggak ya tinggalin….
    Gitu aja kok repot…
    Mendingan ngerjain monthly report…:-”
    BTW kalo sempet gw pengen juga beli bukunya Om Robert & Om John…

    “The ability to speak does not make you intelligent. Now get out of here!” Qui-Gon Jinn to Jar Jar Binks

    “You assume too much.” Padme Amidala, disguised as one of her own handmaidens

  35. He,he…
    Ada juga yg udah miskin tapi sombong…pesimis lagi…
    Mendingan gw… selalu optimis, think positive…
    Kritis…teteeep, tapi gak perlu pesimis, berpikiran negative apalagi apatis…

    Bener tuh #48… tapi kaya’nya lebih cocok ditujukan ke #46 deh…

    “Tuhan tak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu sendiri mau mengubahnya…”

    Jadi bukan si Super-Trainer apalagi si Tukang Santet!
    \:d/

  36. Mungkin perdebatan ttg buku-buku Kiyosaki tidak akan banyak terjadi seandainya ia tidak menerbitkan Bussiness School yang dianggap mendukung MLM. Kenapa? Ya karena masyarakat kita sekarang kadung alergi thd MLM. Sampai-sampai ada yang mengusulkan membuat ATM (aliansi tolak MLM)

  37. Wah, untung orang seperti Priyadi tidak terpancing untuk mengikuti anjuran Kiyosaki. Kalau tidak…, kita-kita ini sebagai pengusaha kesulitan cari pegawai sepintar Priyadi. Kalau Priyadi dah jadi pengusaha, apa dia masih ada waktu/mau ngeblog? Jangan-jangan nanti sekPri (sekretaris Priyadi) nyang disuruh nulis di blog.
    hehehe
    Tuhan memang Maha Adil…, dia menciptakan Priyadi untuk tidak tertarik bergeser ke kuadran kanan. Subhanalloh.

  38. sampai sekarang belum pernah merasa tertarik untuk membeli buku-nya kiyosaki. lha wong buku-buku dan jurnal wajib aja masih kedodoran, tapi ntar kali saya coba beli siapa tau emang sampah…. :P

  39. Kiyosaki is making money not from what he said he did. He is making money from selling his books and selling this training program.

    Something like this (dramitization only):

    Kiyosaki: Do you want to learn to be rich?
    Audience: Yes, Yes, Yes…
    Kiyosaki: You see, I am showing it to you now!
    Audience: Now? Where? How? Show us now!!
    Kiyosaki: Can’t you see? I am showing you how to be rich. Now. As I stand here and speak. As you pay to come into this very room with me.

    If you are too slow: The Audience paid for the books and a chance to be in the same room listening to Kiyosaki. That’s how he makes money: his money comes from the people he is teaching :)

  40. emang begitu, kebanyakan dari mereka yang fanatik sama kyosaki orang-orang mlm atau orang yang cinta sama “cari uang gampang” seperti “pengikut” anne ahira. dan buat yang kepingin bacanya nggak usah beli bukunya lagi, cari aja orang yang fanatik minta untuk menceritakan kembali isi bukunya, dijamin waktu cerita semangat banget, seolah-olah “ajaran” kyosaki seperti sudah diatas agama yang dianutnya. Saya sendiri nggak perlu baca buku Ayah kaya tidak kaya, ya itu tadi diceritakan dari awal oleh seorang “pengikut” anne ahira. yang hebatnya dia sepertinya hapl betul setiap kata yang tertulis. :P luar kepala bok!

  41. Judul yang mungkin (tidak) laku di Indonesia:

    AYAH YANG BERIMAN vs AYAH YANG TIDAK BERIMAN

    Apa yang diajarkan oleh seorang ayah yang beriman kepada anaknya tentang makna dan tujuan hidup ini – yang tidak diajarkan oleh ayah yang tidak beriman.

  42. @8: Agree with you.
    @9: Agree juga :).
    Aku pernah diajak reunian sama temen. Tumben. Trus aku nanya, “Udah baca buku Kiyosaki?” Udah, katanya. Aku langsung memutuskan nggak datang ke “reuni” itu.

  43. Bagi para penggemar kiyosaki gak usah esmosi, disini semua bersifat opini ;)

    Sejujurnya aku suka, tapi bukan dari teorinya(yang memang berbelit-belit dan gak karuan). Tapi dari bagaimana membuat kita tidak terkungkung dengan satu jalan, mis: pendidikan formal. Tipeku pemberontak soalnya :))

  44. #62: nah lho, rich dad fiktif? fakta. kiyosaki belum kaya sebelum bukunya laku? fakta. banyak anjuran yang ilegal & berbahaya? fakta. buyers beware :D

  45. Satu hal yg mungkin para penggemar Kiyosaki tidak sadar, beliau menjadi kaya bukan karena mempraktekan isi dari bukunya, tapi karena penjualan bukunya itu sendiri.
    Mau kaya?? Kerja!! :D

  46. gw beli bukunya krn dikomporin temen gw (MLM members), dia cerita berbusa2 ttg isi bukunya. krn penasaran gw juga beli “RDPD dan CQ” dan …:o baru satu bab aja dah jengah dengan money oriented-nya. walhasil sudah 2 tahun buku itu cuma dirak aja.
    mungkin budaya yg beda dg amrik membuat gw ga terprovokasi, gw ga dipusingin tagihan, ga terbelit kartu kredit (la wong ga punya:d), n yg jelas ga brjiwa wirausaha. kerja bagi gw n banyak orang adalah aktualisasi diri dr kemampuan yg qt punya. kinerja dan produktivitas is first n the honor + money will follow.
    buat yg lum beli g asah beli lah, minjem gw ajah trus cerita isinya ke-gw%-(

  47. #59 gagasan AYAH YANG BERIMAN vs AYAH YANG TIDAK BERIMAN boleh juga tuh. bikin bukunya dong! sapa tau aja (nggak) laku, apalagi kalau hanya sekedar mengcounter Kiyosaki/Reed.

  48. Hahahahahha….saya masih berpikir dengan logika mengenai konsepnya om Tiyosaki…apalg ttg quadrant…:((:((…hanya menawarkan mimpi…dan memang lucunya banyak org yg tergila2 dgn si Tiyosaki…pdhl kalo dipikir2 udah ditipu tuh..bayangin gmn ga kaya si tiyosaki…bikin buku laris setengah mati (royaltinya udah berapa tuh???)…trus bikin seminar yg tiketnya jutaan rupiah en cuma modal “cangkem” doang….:d:d:d..bener2 deh…life is beautiful!!!mendingan juga buka warung bubur tapi cabangnya seluruh indonesia….\:d/\:d/\:d/\:d/

  49. Hahahahahha….saya masih berpikir dengan logika mengenai konsepnya om Tiyosaki…apalg ttg quadrant…:((:((…hanya menawarkan mimpi…dan memang lucunya banyak org yg tergila2 dgn si Tiyosaki…pdhl kalo dipikir2 udah ditipu tuh..bayangin gmn ga kaya si tiyosaki…bikin buku laris setengah mati (royaltinya udah berapa tuh???)…trus bikin seminar yg tiketnya jutaan rupiah en cuma modal “cangkem” doang….:d:d:d..bener2 deh…life is beautiful!!!mendingan juga buka warung bubur tapi cabangnya seluruh indonesia….\:d/\:d/\:d/\:d/…anyway saya masih berpegang kepada nasihat orang tua saya yaitu….berdoa dan bekerja keras…:):):)

  50. Setelah baca tulisan mas priyadi mengenai buku ‘Rich Dad, Poor Dad’ aku dulu pernah mau baca tapi sampe sekarang belom kesampean untuk ngebaca bukunya malahan belom beli bukunya :d

    aku pernah baca beberapa lembar buku yg temanya enggak jauh2 dari Marketing / MLM, baru baca halaman depanya aja udah ngerasa pusing n gak ngerti.Karena menurutku gaya bahasanya ngejelimet banget :-?

  51. Setuju ma M Pri. Aku pertama kali baca tu buku (dah lama sih), langsung ngerasa panas dingin. Ada sesuatu yang mengganggu. Soal gak perlu sekolah karena sekolah gak ngajarin gimana jadi orang kaya. Rasanya kok sederhana aja alasannya. Trus, soal orang-orang yang gak sadar bahwa selama ini menghabiskan banyak waktu dalam hidupnya untuk bekerja, ini menghilangkan makna pengabdian. Kan gak semua orang kerja hanya untuk uang semata kan.

  52. #49 Tulisan2 di #43 itu mendapat inspirasi dari buku Kiyosaki.
    Saya kira rekan2 jangan terjebak pada pendapat Kiyosaki=MLM, sehingga kehilangan kesempatan belajar.

    Saya suka baca buku, dan tidak banyak buku yang memberi kesan mendalam. Beberapa yg berkesan misalnya Tasawuf Modern (Hamka), 7 Habits (Covey), Horse Sense (Al Ries), Good to Great (Jim Collins), Strategic management (Porter), dll, dll (maaf nih, hanya untuk menunjukkan bahwa saya berusaha untuk tidak sembarang membaca dan tidak membaca secara sembarangan)

    Saya tidak punya keuntungan dengan membela Kiyosaki. Saya hanya bisa menyampaikan : ada ilmu yang bermanfaat di buku2 dia, terlepas dari cara bicaranya yang ‘bluffing’ dan ‘sombong’.

    Coba baca Guide to Investing. Di buku ini saya menjadi paham caranya menjadi kaya (wait… paham belum tentu ikut sukses, tapi paling tidak sudah tahu jalannya). Ortu, guru, dan rekan2 saya semua tidak ada yang memberitahu/mengajari tentang itu, sehingga bertahun2 saya melakukan pencarian dengan mencoba ikut proyek, jadi direktur dengan gaji lumayan, coba2 bisnis, namun merasa tidak punya arah. Ternyata semua itu hanya jalan sementara.

    Coba baca pula Retire Young Retire Rich, yang menjelaskan tentang pentingnya context dan konsep ‘leverage’. Buku ini memberi inspirasi bagi saya untuk merumuskan PQ (Power Quotient) yang salah satunya adalah kecerdasan finansial.

    #71 Kiyosaki sudah kaya kok saat nulis RDPD. Saya termasuk yg yakin akan hal itu. Sulit bagi seseorang yang cuma ‘jual bualan’ utk menulis secara serial dengan gagasan yang beragam (misalnya di Guide to Investing itu dia menjelaskan ttg strategi investasi, B-I triagle, ‘abundance world’, ’90/10 riddle’,dll). namun sy tdk menolak kemungkinan bahwa semua ilmu itu tidak hanya dari ‘satu orang ayah kaya’.

    Saya sama sekali tidak mendapat keuntungan dengan membela Kiyosaki ini. Saya hanya punya mimpi ada banyak orang2 baik seperti Anda semua yang bisa menjadi kaya, menjadi merdeka, sehingga mampu beramal lebih banyak, dan menolong orang lebih banyak. Dan itu ada ilmunya, salah satunya ya dari buku2 Kiyosaki itu. Pernahkan anda tahu apa itu ‘wealth ratio’? apa itu ‘slow word vs fast word’, kapan membeli logam mulia kapan main real estate, dll?

    Saya menyarankan (*dengan bertaruh atas kredibilitas diri nih*) silahkan skip semua buku RDPD, Cashflow Quadrat, Business School (buku2 yang dipakai MLM’ers). Coba mulai saja dari buku Retire Young Retire Rich, lalu Guide to Investing. Saran : jangan beli bukunya, cukup pinjam teman yang punya. Mudah2an Anda mendapat manfaat dari buku2 itu.
    Saya sendiri sekarang punya properti sewa (yg harganya murah kok *nggak punya duit, itu aja patungan*, namun ROI nya lumayan) dan merasakan beruntungnya menjadi ‘sedikit lebih merdeka’. Saya juga jadi menganggap penting asuransi, belajar bisnis -walau berkali2 gagal- agar mumpung masih muda, dll. hal itu berangkat dari inspirasi setelah membaca buku2 tsb sejak 2001, dan saya tidak malu mengaku belajar dari dia.

    Bila anda masih tetap benci Kiyosaki (dan sdh terlanjur bersumpah tdk akan membaca semua bukunya), maka saya rekomendasikan :
    The Richest man in babylon (ditulis th 1926!)
    atau coba Wink and Grow Rich (Roger hamilton). banyak teman saya yang terinspirasi dari buku ini. keduanya sudah diterjemahkan ada di Gramedia.

    baca juga tulisan imponk jaman dulu :
    http://imponk.blogsome.com/2005/06/20/robert-t-kiyosaki/

    (rame juga yah, topik ini… spt debat agama saja, haha..)

  53. #75: melihat pengalaman masa lalu, rasanya saya trauma baca kiyosaki. bukan motivasi yang saya dapatkan, justru jadi depresi & males ngapa2in. dan itu berlangsung selama berbulan2. yang saya rasakan tulisan2 kiyosaki mencoba mempengaruhi saya secara psikologis dan otak saya mencoba mati2an menentangnya (ini yang saya maksud dengan ‘saya tidak merasa baik-baik saja setelah membacanya’).

    ini juga yang menarik minat saya untuk ingin tahu pengaruh psikologis buku ini. setelah membaca reed, mungkin sekarang saya bisa melihat buku2 kiyosaki secara ‘out of the box’ & tidak terlalu menanggapinya secara personal, seperti waktu saya baca ulang beberapa bab RDPD kemarin ini.

    tapi pengalaman traumatik masih ada, dan kalau anda suruh baca lagi kiyosaki yang lain, saya bilang TIDAAAAAAKKKKKKK!!! :D mendingan cari buku lain yang lebih praktis :)

    yang jauh lebih penting dan jauh lebih menarik adalah kita semua tahu kalau anda tidak dapat untung apa2 dari kiyosaki, tapi anda tetap membelanya mati2an :). yang saya ingin tahu apa hal yang sama bakalan tetap anda lakukan kalau ada yang mengkritik covey atau hamilton atau bahkan jk rowling misalnya?

  54. terjemahan b.ind memang riweh -heran juga banyak yang beli – :-?
    di rumah punya 2 ed. b.ing dan ed b.ind 2-2nya hadiah teman -nha ini yg aneh, 2 teman saya dalam tahun yg berbeda menghadiahi saya buku yg sama, artinya apa yaks ?- :d …
    walo doyan baca, rasanya malez abis baca Kiyosaki :-w
    akhirnya jadi penghuni rak buku setia degh .. [-(

  55. eh .. walaupun pemikiran kiyosaki nggak cocok buat orang kayak saya … tapi saya punya cd game CQ …. ada yg mau?

  56. saya punya buku2 Kiyosaki ini. Dan memang benar bahwa buku2 Kiyosaki lebih menekankan pada upaya untuk mempengaruhi jalan pikiran orang menjadi sebuah kepercayaan. Beberapa waktu kemaren salah seorang meminjamkan buku karangan Dedy Corbuzier, Mantra. Jelas di buku ini dijelaskan trik2 permainan kata2 untuk mengubah jalan pikiran orang seperti yang diterapkan oleh Kiyosaki.

    Hmm…

  57. #76 . saya juga akan membelanya mas Pri, sampai saya mendapatkan pemahaman yang baru.
    tidak hanya buat si RTK ini… :)

    btw, andai buku2 RTK ini tdk dipakai oleh MLMers, apakah kita mau membacanya? (jgn2 kita kesal dg MLM)
    andai bahasanya lbh santun, tidak mencaci-maki, tidak mengatakan kaum pekerja adalah ‘budak’, apakah kita akan mengkajinya? (jgn2 kita tidak suka dengan cara penyampaiannya)
    andai kebetulan kita atau ortu/keluarga kita dari kalangan B dan I, apakah kita juga akan ‘gelisah’ dengan konsep E-S-B-I itu? (jgn2 kita gelisah krn sadar hanya berada di kuadran E)

    maksud saya : don’t miss the message.
    sekarang saya bermain di empat kuadran, dan menurut saya kita semua punya kesempatan sama (mengikuti saran Covey utk bersikap ‘proaktif’, kita selalu punya kendali utk memilih respon).

  58. #81: kok saya masih belum yakin ya :). mungkin memang harus dibuktikan tingkat fanatisme pembaca kiyosaki dengan pembaca buku lainnya. menurut pengamatan, cuma fans kiyosaki yang begitu :). tapi mungkin juga karena buku laris lain kualitasnya tidak separah kiyosaki, sehingga tidak banyak kesempatan membela pujaannya. atau mungkin juga anda kasus khusus yang memang tidak senaif pembela kiyosaki pada umumnya.

    dan saya juga gak yakin anda gak tahu kalau ngontrakin rumah itu menguntungkan sebelum anda baca kiyosaki, tanpa teori kuadrannya pun harusnya anda sudah tahu (atau belum?). buat saya, semua yang ada RDPD itu obvious. kiyosaki cuma menceritakan hal-hal yang obvious dengan bahasa yang memosisikan dia sebagai ‘dewa’. kiyosaki itu ‘cult of personality’, tidak lebih, anda sadari itu atau tidak.

    ada banyak alasan kenapa ada beberapa orang gak suka kiyosaki, tapi intinya:

    * bohong (rich dad, kekayaannya sebelum jualan buku)
    * sombong
    * menyesatkan (if you get broke, get broke big time)
    * bermain2 dengan perasaan pembaca

    coba lihat background orang2 yang gak suka dengan kiyosaki di sini, apa mereka kuadran E semua? :)

    apa ada yang berguna dari kiyosaki? bisa saja, tapi untuk apa beli buku yang 1% berguna tapi 99% omong kosong? buat apa ambil resiko mental terpengaruh negatif? makasih deh, lebih baik cari buku yang lainnya saja :).

    ps. saya sudah baca RDPD untuk kedua kalinya dalam 3 minggu terakhir, dan masih belum bisa menemukan bagian mana yang 1% tersebut ;)

  59. terusterang saya pernah baca bukunya kyosaki, saya jadi bingung sendiri, terus terang saya kurang sefaham dengan kyosaki. \:d/

  60. gw dah baca RDPD ama CQ, karena dianjurkan teman. Abis baca ntu, lumayan terinspirasi utk berwirausaha (efek positif). Tapi memang bahasanya berbelit dan ilustrasinya kebanyakan susah diterapkan di Indonesia, yg beda ama USA sono. Efek negatif terbesar adalah, jadi senjata orang2 MLM!!!

    Menurut gw, efek buku ini bagi setiap orang pasti beda lah, tergantung orangnya. Sama aja kaya baca komik, bagi yg suka komedi, komik silat mungkin membosankan, dst :)

  61. Wah, banyak yg sepaham dengan mas Pri ya…
    Hmm mas Pri, klo aku dah nemu yg 1% itu
    :)
    Yang aku dapatin yaitu merencanakan masa depan yang lebih baik, bukan saja bagi kita, tp bagi keluarga juga. Tiap bulan harus bisa nabung
    Mungkin saat ini penghasilan kita lebih dari cukup, tp apa yg terjadi saat kita tiba2 tidak bisa bekerja lagi (kecelakaan, phk, dll), apakah penghasilan kita masih sama??
    Well, ini yg sering dikatakan oleh MLM’ers.
    Aku setuju dengan pendapat itu, tp juga setuju bahwa MLM bukan satu2nya cara.
    The enemy of great life is a good life.
    :)

  62. Halo semuanya !
    Ini adalah blog Indonesia pertama yang saya baca. Bung Priyadi, bravo untuk blog ini. Saya suka desain dan isinya.
    Komentar ttg Kiyosaki:
    1. Saya belum sempat baca habis “buku”-nya RDPD. Saya bilang “buku” karena yang pertama berupa e-book dan yang kedua audiobook. Dan saya dapatkan kedua buku tersebut dari hasil melancong ke website P2P kayak mininova, torrentspy dsb. Saya jadi pengen tahu, gimana perkembangan filesharing di Indo? Harusnya sangat menolong sekali ya? Apa ada torrent file untuk buku-buku Kiyosaki atau yang lainnya? Apa ada orang Indo yang meluangkan waktu meng-upload file ?
    2. OK, mengenai ide RDPD : Yang saya tangkap sejauh ini, konsep ini sangat mengena di Amerika sini, terutama karena ketidaksukaan (hampir) setiap orang Amerika karena kudu bayar pajak kecuali kalo udah ngga bisa menikmati oksigen. Di sini, kalo jadi employee, apalagi kalo single, waduh…”nyesekno dodo”, kata wong suroboyo…pada saat nerima slip gaji dan melihat persentasi pajak yang terpotong saat itu juga. Sementara kalo jadi juragan atau self-employed (swadaya?), begitu banyak celah pajak yang bisa dipakai agar bisa lebih berada. Karena jumlah employee selalu lebih banyak daripada employer/self-employed, otomatis sangat tidak adil kondisi pajak yang seperti ini. Jadi menurut saya ini salah satu faktor (bawah sadar, mungkin) yang membuat orang tertarik dgn isi buku ini.
    Jadi, saya bisa mengerti ketidaksukaan sebagian besar pembaca blog ini terhadap ide buku ini, karena sistem pajak yang begitu berbeda dan peranan pemerintah yang begitu besarnya terhadap hajat hidup orang banyak. Atau apa saya yang sudah ketinggalan kereta ? Kayaknya kondisi pajak dan perekonomian Indonesia tidak banyak berbeda dgn jaman Suharto khan? (eh, bagaimana kabar terakhir ‘eyang’ kita?)

  63. (lagi2..)buku nya kiyosaki hanya sampai pada batas memotivasi “menjadi kaya”, tapi untuk pelaksanaannya memang masih blank (gak jelas ..)

    bisa jadi bestseller karena kata2nya yang sangat membuai ..
    orang mana sih yang tidak suka dibuai dengan kata-kata penuh mimpi ?

  64. Yang jelas buku ini banyak hubungannya dengan MLM, dan bagi saudara saya yang muslim dan ingin selamat, jauhi MLM, sebagaimana yang disampaikan oleh Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied Al-Hilali:

    HUKUM SYAR’I BISNIS MULTI LEVEL MARKETING [MLM]

    Oleh
    Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied Al-Hilali

    Banyak pertanyaan seputar bisnis yang banyak diminati oleh khalayak ramai. Yang secara umum gambarannya adalah mengikuti program piramida dalam system pemasaran, dengan setiap anggota harus mencari anggota-anggota baru dan demikian terus selanjutnya. Setiap anggota membayar uang pada perusahaan dengan jumlah tertentu dengan iming-iming dapat bonus, semakin banyak anggota dan semakin banyak memasarkan produknya maka akan semakin banyak bonus yang dijanjikan.

    Sebenarnya kebanyakan anggota Multi Level Marketing [MLM] ikut bergabung dengan perusahaan tersebut adalah karena adanya iming-iming bonus tersebut dengan harapan agar cepat kaya dengan waktu yang sesingkat mungkin dan bukan karena dia membutuhkan produknya. Bisnis model ini adalah perjudian murni, karena beberapa sebab berikut ini, yaitu :

    [1]. Sebenarnya anggota Multi Level Marketing [MLM] ini tidak menginginkan produknya, akan tetapi tujuan utama mereka adalah penghasilan dan kekayaan yang banyak lagi cepat yan akan diperoleh setiap anggota hanya dengan membayar sedikit uang.

    [2]. Harga produk yang dibeli sebenarnya tidak sampai 30% dari uang yang dibayarkan pada perusahaan Multi Level Marketing [MLM].

    [3]. Bahwa produk ini biasa dipindahkan oleh semua orang dengan biaya yang sangat ringan, dengan cara mengakses dari situs perusahaan Multi Level Marketing [MLM] ini di jaringan internet.

    [4]. Bahwa perusahaan meminta para anggotanya untuk memperbaharui keanggotaannya setiap tahun dengan diiming-imingi berbagai program baru yang akan diberikan kepada mereka.

    [5]. Tujuan perusahaan adalah membangun jaringan personil secara estafet dan berkesinambungan. Yang mana ini akan menguntungkan anggota yang berada pada level atas (Up Line) sedangkan level bawah (Down Line) selalu memberikan nilai point pada yang berada di level atas mereka.

    Berdasarkan ini semua, maka system bisnis semacam ini tidak diragukan lagi keharamannya, karena beberapa sebab yaitu :

    [1]. Ini adalah penipuan dan manipulasi terhadap anggota
    [2]. Produk Multi Level Marketing [MLM] ini bukanlah tujuan yang sebenarnya. Produk itu hanya bertujuan untuk mendapatkan izin dalam undang-undang dan hukum syar’i.
    [3]. Banyak dari kalangan pakar ekonomi dunia sampai pun orang-orang non muslim meyakini bahwa jaringan piramida ini adalah sebuah permainan dan penipuan, oleh karena itu mereka melarangnya karena bisa membahayakan perekonomian nasional baik bagi kalangan individu maupun bagi masyarakat umum

    Berdasarkan ini semua, tatkala kita mengetahui bahwa hukum syar’i didasarkan pada maksud dan hakekatnya serta bukan sekedar polesan lainnya. Maka perubahan nama sesuatu yang haram akan semakin menambah bahayanya karena hal ini berarti terjadi penipuan pada Allah dan RasulNya [1], oleh karena itu system bisnis semacam ini adalah haram dalam pandangan syar’i.

    Kalau ada yang bertanya : “Bahwasanya bisnis ini bermanfaat bagi sebagian orang”. Jawabnya : “Adanya manfaat pada sebagian orang tidak bisa menghilangkan keharamannya, sebagaimana di firmankan oleh Allah Ta’ala.

    “Artinya : Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah : “Pada hakekatnya itu terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya” [Al-Baqarah : 219]

    Tatkala bahaya dari khamr dan perjudian itu lebih banyak daripada menfaatnya, maka keduanya dengan sangat tegas diharamkan.

    Kesimpulannya : Bisnis Multi Level Marketing [MLM] ini adalah alat untuk memancing orang-orang yang sedang mimpi di siang bolong menjadi jutawan. Bisnis ini adalah memakan harta manusia dengan cara yang bathil, juga merupakan bentuk spekulasi. Dan spekulasi adalah bentuk perjudian.

    [Diterjemahkan dari situs http://www.alhelaly.com]

    FATWA MARKAZ IMAM AL-ALBANI TENTANG MULTI LEVEL MARKETING [MLM]

    Berikut ini adalah teks fatwa Markaz Imam Al-Albani, yang ditanda tangani oleh para masyayaikh murid-murid Imam Al-Albani :

    Banyak pertanyaan yang datang kepada kami dari berbagai penjuru tentang hukum bergabung dengan PT perusahaan bisnis dan perusahaan modern semisalnya yang menggunakan system piramida. Yang mana bisnis ini secara umum dijalankan dengan cara menjual produk tertentu serta membayar uang dalam jumlah tertentu tiap tahun untuk bisa tetap menjadi anggotanya. Yang mana karena dia telah mempromosikan system bisnis ini maka kemudian pihak perusahaan akan memberikan uang dalam jumlah tertentu yang terus bertambah sesuai dengan hasil penjualan produk dan perekrutan anggota baru.

    Jawaban
    Bergabung menjadi anggota PT semacam ini untuk mempromosikannya yang selalu terkait dengan pembayaran uang dengan menunggu bisa merekrut anggota baru serta masuk dalam system bisnis piramida ini hukumnya haram, karena seorang anggota jelas-jelas telah membayar uang tertentu demi memperoleh uang yang masih belum jelas dalam jumlah yang lebih besar.

    Dan ini tidak bisa diperoleh melainkan secara kebetulan ia sedang bernasib baik, yang mana sebenarnya tidak mampu diusahakan oleh si anggota tersebut. Ini adalah murni sebuah bentuk perjudian berdasarkan beberapa kaedah para ulama. Wallahu Al-Muwaffiq.

    Amman al-Balqo’ Yordania
    26 Sya’ban 1424H

    Syaikh Muhammad bin Musa Alu Nashr
    Syaikh Salim bin Ied Al-Hilali
    Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi
    Syaikh Masyhur bin Hasan Alu Salman

    [Disalin dari Majalah Al-Furqan Edisi 11 Th III/Jumadi Tsani 1425]
    _________
    Foote Note
    [1]. Beliau mengisyaratkan pad sebuah hadits.
    “Artinya : Dari Abu Malik Al-Asy’ari Radhiayallahu ‘anhu berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sungguh sebagian manusia dari ummatku akan minum khamr dan mereka menamakannya dengan nama lain serta dimainkan musik dan para biduanita pada mereka. Sungguh Allah akan membuat mereka tertelan bumi serta menjadikan mereka sebagai kera dan babi” [Hadits Riwayat Abu Dawud 3688, Ibnu Majah 4020 dengan sanad shahih, lihat As-Shahihah I/138]

    Diambil dari: http://www.dudung.net/forum/thread.php?threadid=5717&boardid=9&styleid=1&sid=effv44hmv8gp18c15beh4h1fg1

    “APAKAH AKALMU AKAN MENGALAHKAN KEBENARAN YANG TERTUANG DARI DALIL ?”

  65. Sekarang saya tanya deh sama yang udah pernah baca bukunya. Apakah anda sekarang sudah berhasil?

    Saya pribadi pernah ikut MLM dan baca buku kiyoaki ini. Pernah juga ikut ESQ di malang yang menurut saya seperti pencucian otak. Kenapa? soalnya para super trainer selalu meneriakan “kejar mimpi kejar mimpi”. “Rumah mewah, mobil mewah”. Dan hal itu dilakukan berulan ulang selama 3 hari, dengan musik2 yang sangat keras. Kepala saya pusing.

    Saya pernah ikut MLM selama 3 tahun. Setelah 3 tahun barulah penghasilan saya mencapai 1 juta perbulan. Akhirnya saya melamar pekerjaan sebagai staff IT dan gaji saya saat ini berlipat lipat dari pada sewaktu saya menjadi aktif di MLM.

    Dan setelah saya tinggalkan beberapa tahun, sempat saya cek lagi ke MLM tempat saya aktif. Yang berhasil ya cuma itu2 aja. Yang kaya ya cuma itu2 aja. Orang2 yg dulu2 aja. Sama sekali gak ada perubahan.

    Makanya gw setuju banget sama konsep,” seandainya seluruh orang di bumi ikut MLM, hanya 7% yg berhasil”

    Hal ini saya alami sendiri. Mimpi boleh, cuma jangan terlalu menjadi pemimpi. Realistislah. Sampai mati kita jerit2 di training ESQ untuk “mengejar mimpi”, tanpa modal dan kemampuan sangat sulit untuk mencapai hal itu.

  66. Buat 90 : ESQ? Yg Ary Ginanjar? Saya pernah ikut trainingnya, nggak ada tuh kita dimotivasi cari mobil mewah, cari rumah mewah, kejar mimpi dan sebagainya. Yang ada juga kita diingetin untuk sadar diri nggak ngehalalin segala cara untuk dapat semua kemewahan. Inget Tuhan, mati. Intinya dimotivasi untuk menjadi manusia yang utuh.

    Ah, sudahlah, mungkin kita sedang bicara training yang berbeda.

  67. #81:Mas Priyadi saya coba menemukan 1% yang mas pri cari
    :-?.

    Saya kira saya menemukannya, meski saya belum pernah membaca satupun buku Kiyosaki tersebut, yaitu ada sebagian orang yang sebelumnya tidak hobby membaca menjadi gemar membaca atau setidaknya berusaha untuk membaca dan lebih berfikir dengan adanya kegencaran promosi buku RDPD dan lainnya serta karena banyaknya perdebatan mengenai hal tersebut ;)

    #All
    Namun saya lebih manganjurkan untuk membaca Al Qur’an atau terjemahannya jika anda yang telah muncul minat membaca atau setidaknya mulai tertarik untuk membaca.

    Disana banyak hal lebih bermakna dibandingkan semua buku yang telah disebutkan
    .

  68. Pemuja Kiyosaki mengidolakan nya karena Teori pasiv Income nya, padahal sebenarnya dia kaya karena jualan buku.

  69. dari tadi saya baca mas pri,kok kayaknya memang negara ini terlalu banyak orang ngurusin orang lain ya jadinya ya kayak gini ruwet negara kita.
    saya suka semua buku dari buku kita bisa tau everything. lha kalo mengenai kiyosaki, bukan permasalahan ide yang dia tulis salah atau tidak tapi…kadang kita sring lupa bahwa belajar itu adalah tugas seumur hidup.
    menurut saya,kalo mengenai impian memang benar adanya. saya pernah ikut seminar entrepenuer universitynya pak purdi e candra. dikatakn bahwa orang yang punya impian belum tentu sukses apalagi yang g punya impian…
    dulu kalo seumpama pak purdi ga berani memimpikan bahwa primagama groupnya akan besar sekarang, ini malah sekarang sudah menjadi holding company mempunyai banyak anak perusahaan mulai dari travel sampai STIE dia ga bakalan berani memulainya…(itu malah yang patut kita contoh bukan malah tidak menghargai profesi orang lain..bahkan kalo ada ilmu dari seorang tukang sampahpun mengapa tidak kita mau merendahkan hati untuk belajar?)
    impian itu ibarat iman bagi yang muslim mengapa kita sholat padahal kita juga belum pernah liat surga?tapi memang seperti itu adanaya karena kita yakin ada hidup setelah mati ya kan?
    baik orang kantoran,pengusaha, orang jualan, ataupun MLM mereka toh hanya punya impian untuk selalu membahagiakan orang yang mereka sayangi kan?
    intinya melakukan itu lebih baik daripada cuma ngomong..negara ini butuh orang2 dengan integritas tinggi..(maklum saya ini PNS di Lingk dep.keu yang mencoba menjadikan indonesia ini lebih baik melalui tangan tangan kecil saya ini..)

  70. #96: hehehe, saya ambil contoh ekstrim saja deh. kalau misalnya saya lihat ada orang yang menjambret orang lain, lalu saya bilang “hey, yang dilakukan orang itu salah!”, nah apa lalu akan ada yang bilang kalau saya “terlalu banyak ngurusin orang lain” atau “melakukan itu lebih baik daripada cuma ngomong, negara ini butuh orang2 dengan integritas tinggi”? :-?

    buku2 kiyosaki adalah kesalahan, dan dalam pandangan saya itu adalah fakta, bukan opini.

  71. Koq bisa buku-buku kiyosaki adalah sebuah kesalahan? padahal kiyosaki sendiri yang mengaku dalam salah satu buku audionya bahwa dia adalah “Best Selling Author” bukan “Best Writing Author”.Jadi gak usah lah memperdebatkan isinya. heuhuheee… Fenomena kiyosaki kemudian munculnya reed koq seperti fenomena Aagym yang kemudian muncul buku “Raport Merah Aagym” yach? Kata Aagym yang pernah kudenger nich… tukang bakso ngirinya sama tukang bakso, tukang cukur ngirinya biasanya juga sama tukang cukur. Jarang ada tukang bakso yang ngiri sama tukang cukur terus bilang.. “Wah enak yach jadi tukang cukur.. soalnya kepala sapa aja bisa dipegang”. Hueheuhe…

  72. saya tdk menyatakan setuju atau tdk setuju dg siapa. yg perlu kita lakukan saat ini adalah tindakan nyata. bukan komentar, kalau ada yg di copet, jika bisa copetnya dikejar tangkap, kembalikan yg dicopetnya. jangan mukuli copetnya. kalau tdk dpat dikejar yg sudah, doakan semoga keduanya (yg dicopet dan mencopet) dapat hikmah. kalau ada anak kecil yg baru bisa jalan yg lapar mengambil kue di tempat yg bisa dijangkaunya, meskipun bukan milik(org tua)nya, apa tindakan kita?

  73. #46 thnks for the article, anjrit banget!

    Om Pri, RDPD itu masuk tipe cari duit ala new age gak ya?

  74. setelah saya membaca komentar2 tentang RDPD, saya jadi khawatir karna terlalu banyak orang memusingkan konsep Kiyosaki, seharusnya RDPD menjadi sesuatu yang dapat membuka pikiran kita tentang “kebebasan finansial”. Setelah membaca RDPD dan BS, saya menangkap isi dari buku tersebut bukan tentang “Menjual mimpi atau uang di atas segalanya”, tapi saya kira Robert hanya bertutur bagaimana ia bisa mencapai kebebasan finansial dan ingin menyampaikannya kepada kita. Mungkin bagi sebagian orang yang sudah terlanjur mencintai pekerjaan masing2, RDPD bukanlah suatu solusi atau hanya mencuci otak saja. TApi bagi saya yang baru bersekolah di sma, menangkap isi buku itu sebagai “satu buah jendela di suatu rumah besar”, saya tahu apa yang bisa saya dapat jika saya membuka jendela tersebut, tapi dunia itu luas bukan sebatas satu jendela, dunia adalah satu komplek perumahan dan silakan anda berkomentar sesuka anda. Terima KAsih

  75. Apa pun yang diceritakan Kiyoz dalam bukunya setidaknya dapat memberikan pandangan bagaimana menjadi seorang investor,yang memiliki ciri utama uang bekerja untuk kita dan bukan kita bekerja untuk uang. Memang apa yang terkandung dalam buku ini masih umum,dan membutuhkan tindakan bukan semacam pemahaman. Tolongjangan berasumsi bahwa setelah membaca buku ini akan anda dapatkan sebuah status derajat kebebasan finansial tanpa tindakan nyata dan faktor keberuntungan …cilaka,..

  76. yang gue suka dari buku2 nya tentang property dan saham. Gue sudah merasakan adanya perbedaan sebelum dan sesudah membaca buku2nya. Tapi yang jelas gue bukan fans nya Kiyoz. Pesan gue, cari dan belajarlah dari seorang expert dibidang masing2 sebelum ambil tindakan, karena tanpa belajar semua itu sama saja bunuh diri :). Jangan tutup hati dan pikiranmu untuk sebuah perubahan. Take action now!

  77. Kita harus tanya pada diri kita sendiri dulu. “Kenapa orang2 kaya bisa semakin kaya, sementara saya tidak??”

  78. Asal bisa ‘menyihir’ seperti bikinan Kiyosaki… :-”
    Untuk jadi laku, sebuah produk sejatinya tidak perlu bagus :-“

  79. saya sudah baca RDPD isinya bagus tuh. saya jadi punya cita-cita mempunyai properti dan pensiun secepatnya. walau sekarang belum……

  80. aghhhh….Pak Priyadi ini hanya salah satu org yang sirik aja atas kesuksesan orang. Banyak kok yang sukses karena inspirasi dari dia. Anda hanya kurang berusaha aja untuk sukses. Mungkin buku-buku kiyosaki ini bukan ditujukan untuk orang2 yang tidak mau maju seperti anda :-“

  81. :)
    saya pertama kali baca bukunya Robert, (rich dad poor dad), mengesankan. selanjutnya saya terus membeli buku lainnya, ada banyak hal yang tidak saya tahu kemudian tahu, dan ingin segera melakukannya…
    dan, tentu, banyak alasan untuk melakukannya…thx

  82. Weeeks, aku belum baca bukunya. tapi baru beli yang “The Cahflow quadrant” itu keluaran baru, lebih enak dibaca n ga njlimet. Menurutq masih akal sih. N tuduhan menjurus ke MLM? telalu mengada-ada. Coz dia juga kasih alternatif lain kok untuk menjadi “B”. Kiyosaki mulanya justru menganggap pemasaran jaringan hanyalah kebohongan belaka lho, sampai dia terjun sendiri sebagai anggota beberapa MLM.

  83. Bung Priyadi..Emang sudah berapa banyak kontribusi yang Anda berikan untuk orang lain??? Saya lebih respek dengan RTK -meski banyak yang tidak sependapat dengannya, dibanding dengan orang2 yang cuma bisa ngemeng n mengkritik doang? Paling gak sudah banyak orang yang terinspirasi melakukan terobosan untuk memperbaiki kehidupannya setelah membaca RTK series, entah dari bisnis konvensional,MLM ataupun yang lainnya.

    Lagi pula kenapa memang kalo banyak orang yang berubah hidupnya karena baca RTK. Memangnya Anda peduli kalo seandainya mereka susah karena terpengaruh tulisan2 Anda sehingga mereka tidak melakukan apa2 selain hanya menerima keadaan berstatus sebagai pegawai yang gajinya pas-pasan bahkan sering tekor?atau seperti teman saya dikantor yang meski dia sudah berusia 65 tahun tapi terpaksa masih harus pergi pagi pulang petang di bis dempet-dempetan meski pendapatan pas-pasan tapi tiap hari kerjaannya mengeluh gak bosan-bosan?

  84. #115:

    Lagi pula kenapa memang kalo banyak orang yang berubah hidupnya karena baca RTK. Memangnya Anda peduli kalo seandainya mereka susah karena terpengaruh tulisan2 Anda sehingga mereka tidak melakukan apa2 selain hanya menerima keadaan berstatus sebagai pegawai yang gajinya pas-pasan bahkan sering tekor

    saya peduli dengan orang2 yang setelah baca buku kiyosaki memutuskan untuk cabut sekolah, dan setelah itu miskin selamanya. sayangnya contoh seperti ini jarang kita tahu :)

  85. Hanya orang terbodoh di dunia akhirat yang setelah membaca buku RTK langsung memutuskan cabut dari sekolah kemudian tidak melakukan apa2 sehingga dia pun melarat dunia akhirat. Saya fikir Anda cukup cerdas untuk menganalisa hal tersebut.

    Perlu diingat,dalam bukunya RTK juga tidak sepenuhnya menyalahkan sistem pendidikan tradisional.Dia juga menuliskan bahwa pendidikan itu penting meski tidak menjamin sebagaimana halnya juga kuadran kanan yang tidak sepenuhnya menjamin apabila kita menjalankannya dengan cara yang kurang tepat…

    Menurut hemat saya..RTK hanya menyampaikan bagaimana arus kas kita mengalir. Apakah Anda sudah benar2 selesai membaca buku2-nya RTK Boss?

  86. #117:

    Menurut hemat saya..RTK hanya menyampaikan bagaimana arus kas kita mengalir. Apakah Anda sudah benar2 selesai membaca buku2-nya RTK Boss?

    ya saya sudah baca buku2nya. anda sudah baca john t reed? saya setuju kalau kiyosaki tak lebih dari sebuah cult of personality.

  87. Saya yakin beberapa saat lagi R T K bakal ngeluarin buku dengan judul “…Cara Kaya Dengan Menulis Buku TEntang Bagaimana Menjadi Orang Kaya…”

  88. #119 :
    Saya juga halnya John Reed akan mengeluarin buku berjudul ” Cara Kaya Cepat dengan Mengkritik Buku Orang Kaya ” :)

  89. Bung Pri, boleh saya tau beberapa ide yang paling Anda tidak setujui dari RTK dan pandangan Anda mengenai ide2 tersebut atau mungkin Anda punya anti tesisnya?

  90. Jadi apa donk beberapa ide Kiyosaki yang paling tidak disetujui Mas Priyadi? Atau Mas Priyadi juga sudah jadi “fanatik” terhadap Kiyosaki? Bukan fanatik suka tapi fanantik benci ya…?:(

  91. Selama 40 tahun hidup saya saya nggak pernah mau ikut MLM karena alasan2 serupa dengan yg disebutkan #90:

    (1) produknya “bohong-bohongan”
    (2) harga “produk” di-mark-up di atas kewajaran
    (3) meskipun sesungguhnya nggak butuh, para member terpaksa membeli “produk” dalam rangka mencari bonus

    Apalagi di jaman sekarang. Begitu banyak money-game, arisan berantai, penjual mimpi, dsb yang beredar di internet sampai ‘neq rasanya.

    Tapi saya tidak lantas menjadi apriori. Aneh tapi nyata, ternyata saya menemukan MLM yang punya ciri sbb:
    (in contradiction with the above three)

    (1) produknya nyata
    (2) harga “produk” sesuai harga pasaran, kadang bahkan lebih murah
    (3) banyak orang rutin membeli produk ini, bahkan yang non-member sekalipun. Saya yakin 90% pengunjung blog ini juga rutin membeli produk ybs, meskipun bukan anggota MLM tsb.

    Sayangnya, seperti halnya MLM apapun, suatu hari jaringannya akan penuh dan para downline terbawah tidak akan menikmati benefit sebesar para member di atasnya. Menyadari hal itulah, mumpung jaringannya masih muda, saat ini kami sedang merintis jalan untuk penciptaan benefit-benefit “non-bonus” buat seluruh anggota, regardless posisinya di jaringan. Ini adalah proyek jangka panjang yang belum tentu berhasil, but so far the trend is good :)

    Point saya adalah “anda mungkin benci Amw*y, CN*, Tians*, G*ld C*in, dan aneka MLM lainnya, tetapi janganlah apriori dan melakukan generalisasi bahwa semua MLM cara kerjanya pasti seperti itu…”

    Terimakasih buat semuanya :)

  92. Mas Pri,

    Barusan saya baca “bedah sistem mlm” sampeyan, tapi pusing sendiri karena premis awalnya saja sudah nggak cocok dengan mlm yang saya maksud. Supaya nggak berbelit-belit, saya sebut saja MLM yang saya maksud ya, namanya VNET Club, dan produknya adalah pulsa prabayar.

    (Setelah baca tulisan sampeyan itu, saya jadi ragu apakah VNET yang saya bicarakan ini betul mlm atau bukan ya? mungkin cuma sekedar “member get member” tapi bukan “multi level marketing” barangkali.)

    Berikut ini beberapa hal yang menyebabkan tulisan “bedah sistem MLM” tersebut tidak bisa dipakai untuk menganalisis VNET.

    Soal kelompok yang terlibat:
    Anda membaginya jadi (1) produsen (2) distributor (para member) dan (3) masyarakat pengguna (non-member).
    Di VNET, membernya adalah konsumen dan konsumennya adalah member. Semua member membeli produk ke produsen langsung. Dengan kata lain, member sama sekali tidak melakukan aktivitas penjualan kepada siapapun, aktivitasnya cuma membeli saja.

    Soal jenis-jenis transaksi:
    Anda memilahnya sbb:
    (1) Produsen mengirim produk ke distributor.
    Di VNET Nggak ada yang seperti itu. Di VNET konsumen (member) membeli produk dari produsen langsung.

    (2) Distributor mengirim produk ke konsumen.
    Nggak ada.

    (3)Konsumen membayar harga produk ke distributor.
    Nggak ada.

    dst… sistemnya sudah nggak cocok ke bangunan/skema analisis sampeyan.

    Jadi menyesal sekali, tulisan itu tidak bisa saya gunakan untuk menganalisis apakah VNET memenuhi “persyaratan MLM yang baik” atau tidak.

    Mungkin satu-satunya hal yang relevan dari tulisan sampeyan tsb adalah concern sampeyan terhadap “downline yang terbawah”. Tapi mengenai hal itu kan saya juga sudah singgung di #123.

  93. #125: sama saja, semua bisnis dimana seseorang mendapatkan keuntungan dari merekrut orang lain dapat dianalisis dengan cara saya. ini sudah saya tulis sebagai berikut:

    Catatan: Transaksi di atas sudah melalui proses generalisasi. Bisa saja seorang distributor menerima bonus dari produsen, dari upline-nya, dari upline upline-nya. Tetapi pada dasarnya uang yang diterima berasal dari keuntungan hasil penjualan produk ke kelompok masyarakat non distributor. Sedangkan bonus yang diterima akibat merekrut seorang distributor akan saling menghilangkan dengan dana yang disetorkan oleh distributor baru tersebut.

    intinya tetap sama saja dengan MLM manapun. khusus untuk vnet, mungkin seperti ini: profit yang berasal dari penjualan pulsa dari distributor vnet ke orang2 selain distributor vnet harus lebih tinggi daripada pengeluaran yang merupakan konsekuensi mengikuti bisnis vnet.

    problemnya, di sini saya gak melihat adanya profit yang berasal dari penjualan pulsa ke masyarakat non distributor. mungkin ini cuma kesalahan penulisan, tapi yang jelas profit ini harus lebih besar daripada pengeluaran.

    jika tidak demikian, maka dapat dipastikan profit satu distributor berasal dari kerugian distributor lainnya.

  94. Penjelasan yang Anda baca benar Pak, nggak ada kesalahan penulisan. Di VNET memang nggak ada penjualan kepada “masyarakat non distributor” (meminjam istilah Anda).

    Bahkan istilah “distributor” pun tidak tepat, karena setiap member VNET membeli produk (pulsa) secara langsung (melalui SMS) ke Kantor Pusat, bukan melalui upline-nya.

    Karena semua asumsi anda di atas tidak dipenuhi, jika saya mencoba mengikuti alur Anda, maka (barangkali) kesimpulan Anda adalah paragraf terakhir anda di #126:

    jika tidak demikian, maka dapat dipastikan profit satu distributor berasal dari kerugian distributor lainnya.

    Sekali lagi, karena istilah “distributor” di sini tidak tepat, terpaksa saya harus menerjemahkan kesimpulan anda menjadi sbb:

    jika tidak demikian, maka dapat dipastikan profit satu member berasal dari kerugian member lainnya.

    Ada dua kelompok bonus di VNET:
    a. bonus dari pengembangan jaringan
    b. bonus dari transaksi
    (detail penjelasan (a) dan (b) ini bisa dilihat di sini)

    Untuk yang a kesimpulan anda benar, karena bonus memang bersumber dari joining fee. (Ini nggak usah diperdebatkan, sudah saya tulis sejak tulisan pertama saya di #123.)

    Tapi untuk bonus dari transaksi penjualan (b) kesimpulan anda salah. Supaya penjelasannya gampang saya pake contoh nyata saja ya:

    Member A membeli pulsa Mentari100 melalui SMS command ke VNET Pusat seharga Rp.96.500,-.

    Dari transaksi pulsa ini, VNET Pusat mendistribusikan “komisi” kepada para upline Member A sampai 12 tingkat ke atas. Masing-masing upline kebagian Rp.100,- sd Rp.300,-. Total uang yang dibagikan adalah Rp.2.000,-

    Berarti VNET Pusat menerima bersih sebesar Rp.94.500,-
    Sebagiannya (mungkin Rp.90.000,-) dibayarkan ke operator penyedia pulsa ybs. Jadi VNET Pusat punya profit Rp.4.500,- (misalnya).

    Dari contoh sederhana di atas jelas bahwa:
    VNET Pusat untung (mis. Rp.4.500,-)
    para upline Member A juga untung (total Rp.2.000,-)
    Member A juga nggak rugi, toh harga pulsa-nya sama saja dengan harga pasaran (bahkan lebih murah daripada harga di KlikBCA yang Rp.100.000,-) dan dia nggak usah bayar uang bensin atau parkir dsb.

    Kenapa kok bisa semua pihak untung tanpa ada yang rugi? Karena VNET Pusat bertransaksi langsung ke Operator Selular. Bandingkan kalo kita beli pulsa di kios, jalurnya panjang sekali (kios –> agen kecil –> agen besar –> operator).

    Satu aspek penting yang mungkin luput dari perhatian Anda adalah: para member VNET tidak melakukan penjualan produk kepada siapapun (tidak juga kepada sesama member sekalipun). Ini yang membuat “bedah MLM” anda sulit digunakan dalam konteks VNET. Atau jangan-jangan VNET ini memang bukan MLM?

  95. #127:

    para member VNET tidak melakukan penjualan produk kepada siapapun (tidak juga kepada sesama member sekalipun).

    kalau begitu saya simpulkan secara bisnis ini adalah money game murni. profit dari seorang member 100% berasal dari setoran member lainnya. dari sekian banyak orang ikut, mungkin sangat sedikit sekali yang bisa mendapatkan profit.

    di sisi lain, ini kelihatannya jauh lebih bagus daripada MLM-MLM itu. alasannya:

    * profit margin sangat kecil, hanya Rp 2000 dari Rp 96 ribu
    * karena itu kerugian sebagian besar anggota juga kecil, kalau rugi mungkin cuma Rp 2000 setiap kali ngisi pulsa
    * saya lihat tidak ada biaya bulanan, karena itu biaya berkala yang harus dikeluarkan juga minim. usaha yang perlu dikeluarkan juga minim

    Ini yang membuat “bedah MLM” anda sulit digunakan dalam konteks VNET.

    bisa saja. anggap 1b, 2, 3, 4b, dan 5 tidak ada

  96. Mas Pri,
    Ada beberapa hal yang saya tidak sependapat dengan anda di #128:

    (1) Karena anggota VNET tidak berjualan, maka VNET adalah money game?
    Dengan logika yang sama anda hendak mengatakan bahwa koperasi juga adalah money-game murni, karena para anggotanya tidak berjualan? 8-|

    (2) Member A beli Mentari100 seharga 96.500,- jam 12 malam via SMS di kamarnya. Anda mengatakan dia rugi sebesar 2.000,-.
    Kelemahan argumen anda adalah:

    a. Anda tidak mengecek harga pasar, bagaimana anda bisa bilang dia rugi 2.000,-?

    b. Anda tidak memperhitungkan biaya-biaya lainnya (bensin/parkir dsb) jika beli produk di tempat lain

    c. Anda tidak memperhitungkan keuntungan non finansial (kemudahan mengisi pulsa jam 12 malam tanpa harus bangkit dari tempat tidur)

    Ini semua belum lagi membicarakan benefit-benefit lain seperti SMS murah, VNET-mall, dsb…

    Memang susah diterima dengan logika “kalau ada yang untung, pasti ada yang rugi“. Tapi jika “paradigma MLM klasik” dilepaskan dari presumption anda, mungkin anda akan seperti saya melihat bahwa ini bisnis biasa saja, dimana seorang pedagang memberi komisi kepada para customer-nya.

    Situasi kita sekarang ini mungkin seperti ini: saya berpendapat bahwa SPHINX adalah patung singa berkepala manusia, sedangkan menurut anda SPHINX adalah patung manusia berbadan singa. Kalau sudah seperti itu, mungkin kita buang-buang waktu saja di sini ya Pak… :d

  97. #129: saya gak melihat dari kerangka produknya, tapi dari bisnisnya, karena yang dibicarakan di sini adalah skema bisnisnya, bukan produknya. pertanyaan a,b,c anda itu mempertanyakan produknya, bukan skema bisnisnya.

    di sini, vnet menjual produk seharga 96500 ke anggota2nya. Rp 2000 dari harga tersebut dibagikan sebagai komisi ke upline. jika niat awal anggota adalah untuk mendapatkan profit (berorientasi bisnis), bukan mendapatkan produk, maka dapat dipastikan hampir semua anggota tidak akan dapat mencapainya.

    dari promo di websitenya, terlihat jelas kalau yang dipasarkan adalah bisnisnya, bukan produknya. slogannya saja ‘bersama menuju sukses’ :)

  98. saya udh baca 2 baca 2 bukuny Kiyosaki, RDPD & cash Quadrant. dan segi positip yg bisa saya ambil, adalah saya skrng termotifikasi utk wiraswasta.walopun skng msh mnjd employee buat ngumpulin modal. tp cita2 saya skrng pingin punya usaha sndri, dan mungkn momentum itu trjd stlah baca Kiyosaki, itu aj.
    n saya juga sbel ama MLM, itu aj jg

  99. kiyosaki is the best, orang indonesia kebayakan hanya bisa kritik tapi pada gak bisa kasih solusi. maka dari itu angka kemiskinan di indonesia sangat mengkawatirkan.:-“

  100. …Rich Dad Poor Dad..buku yg bagus untuk saya..
    untuk anda?…entahlah…yg pasti saya pernah hadiahkan buku ini 2 tahun yg lalu pada salah satu sahabat saya yg sedang sakit infeksi usus buntu karena terlalu banyak mengkonsumsi alkohol dan narkoba..dan sekarang dia adalah seorang pengusaha yg sukses dan seorang dosen muda yg disegani di salah satu perguruan tinggi di Bandung karena semangat hidupnya, kebijaksanaannya dan kerendahan hatinya..so? Jangan salahkan bukunya..bagus atow jelek isinya..Cara pandang kitalah yg bisa bikin semangat dan dunia kita lebih baik..

    Hehehe…Peace Ah!!

    :)>-

  101. …oh iya satu tambahan lagi..yg pasti RTK bikin daku jadi jarang mengeluh..ada seh dikit..masalah wanita..hehe..An Unsolved Mystery…Peace lagi ahhh :)>-

  102. Terus terang memang, saya memiliki 3 seri buku RTK… And tahu hasilnya seperti apa ?

    Saya tetap MISKIN? :((

    Padahal saya sudah berkali-kali membacanya…..

    Abis baca kemudian buku itu saya jadikan bantal buat tidur…. khan ngantuk kalau lama-lama baca…

    Abis tidur…. makan …. terus ngeblog lagi deh….

    Ah orang bodoh memang harus banyak belajar :)

    But yang paling penting adalah ACTION dong….

  103. Saya pribadi merasa banyak terbantu oleh buku-buku RTK ini. Buat saya pribadi, jelas bermanfaat. Dan saya sudah membuktikannya. Saya pun punya teman-teman yang telah sukses mempraktekkannya.

    Intinya, ide-ide itu harus dipraktekkan, baru menilai. Pakai rumus BP5: Belajar, Praktek, Praktek, Praktek, Praktek, Praktek.

    Be open mind… Dunia ini akan terbuka untuk orang-orang yang open minded.

  104. untuk “125”anda bisa mencari tau apakah VNET termasuk MLM murni atau tidak melalui situs APLI (ASOSIASI PENJUALAN LANGSUNG INDONESIA)

  105. cerewet juga berdebat muluk, mending berusaha buktiin uda sampe mana bagusnya raport kehidupan masing2 daripada komen2 trus tapi ga ada hasilnya. kalo punya jalan yg baik ya kenapa ga dijalanin. kita ga usah repot2 jawab yg teteap ga mau nerima pandangan kita. tinggal buktiin aja ke dia

  106. Hmm, saya sih ga peduli kalo kiyosaki bohong dan ga peduli sama semua yang menganggap buku itu sampah. Karena secara real buku itu sudah membuat pikiran saya terbuka dan bukan hanya itu, terbukti, mampu mempengaruhi tindakan saya untuk melangkah dan menjadi lebih baik, bukan cuman ngomong. Saya punya teman (teman sendiri dari sma, dengan mata kepala saya sendiri saya tahu)yang merekomendasikan bukut rich dad pertama kali ke saya, sekarang dia sudah kaya raya, karena kiyosaki’s influence, so..what’s the problem.. bagi yang menghina, ya sudah, bagi yg mengagumi dan melakukan, teryata terbukti, bukan hanya mimpi. Dia berhasil dan menurut saya sangat berhasil. Di usia-nya yang baru 25 tahun dalam waktu kurang dari 4 tahun dari usia 21, dari background keluarga yang biasa2, sekarang punya penghasilan 80 juta sebulan dengan 4 buah mobil di rumahnya (mercy, vios, kijang, panther).dan eitt…bukan MLM lohh..jangan dikira bukunya kiyosaki itu hanya manjur buat MLM.So…yg mau ngritik silahkan, toh yang sudah berhasil seperti teman saya paling cuman ketawa saja…

  107. Saya baru sekali malah baca buku Robert T. Kiyosaki. Inilah yang bikin indonesia sulit maju, karena sulit menerima suatu hal yang baru. cobalah menerima sesuatu dengan proporsional :)>-

  108. ehm.. kiyosaki bagus juga seh.. tp yang gak gw suka adalah pendewaannya thd uang dan keduniawiannya, emang mati bawa emas batangan ato berlian??? moga-moga kiyosaki-ers bisa lebih dewasa dalam mencerna pemikiran kiyosaki….

  109. saya tertarik dengan pembicaraan v-net di atas,,,
    menurut saya
    dalam hal jual beli pulsa pembeli (consumer atau member) keduanya tidak dirugikan, tapi kelemahan v-net terdapat pada sisi 99 ribu untuk jadi member dengan hanya mendapatkan buku dll yang tidak sebanding,, dan satu memeber yang anda dapat hanya mendapat pengembalian senilai 33 ribu jadi,,, anda dapat simpulkan sendiri,,,perusahaan mendapat keuntungan dari 99 ribu plus margin dari pulsa,,,
    apa yang member dapat tidak sebanding dengan yang perusahaan dapatkan,,,
    :d

  110. Masalahnya priyadi membunuh karakter (pembunuhan karakter lebih sadis dari pembunuhan beneran lho…heheheh) lima hal yang tadi gue sebutin diatas. Padahal priyadi dikenal sebagai pakar internet dan banyak pengikutnya. Otomatis ada pro kontra. Kalo mau tetep jadi pengikutnya priyadi spt ryosaeba, rendy maulana, dkk harus setuju tuh sama semua perkataan priyadi. Kalo ga setuju, ntar ‘dibunuh’ juga sama priyadi..hehehehe. Ya kalo mas pri ga suka sama orang, jangan dibunuh donk karakternya apalagi kan mas punya banyak pengikut….:((

  111. #145: semua argumen saya dibackup dengan fakta. jika fakta saya salah mohon beri tahu bagian mana yang salah, dan tidak lantas melakukan serangan ad hominem, apalagi tanpa fakta sama sekali :)

  112. Kalo gue bilang sih, masing-masing orang punya opini berbeda dan cara meresapi masing-masing buku kan berbeda, termasuk RDPD ini. Gue heran kenapa harus make a big deal ya? Capek Deh…

    Kalau ada yang gak suka silakan, yang suka, alhamdulilah… puji syukur… semoga pedoman Kiyosaki bermanfaat untuk masa depan yang membaca. Yang penting hal-hal positif itulah yang harus dipertimbangkan. Gak peduli mau dilihat dari sisi MLM kek, non MLM kek, pokoknya tujuannya adalah membantu untuk membuat hidup sejahtera… emang bahasannya agak radikal karena mempersoalkan latar belakang kehidupan si kaya dan si miskin/menengah, tapi ambil positifnya saja sesuai dengan latar belakang dan kesanggupan kita. :)

    Kalo soal apakah si ayah kaya dan si ayah miskin kiyosaki nyata atau tidak, apa itu harus menjadi persoalan? Kalau saya sih mendingan ambil sikap EGP (Emang Gue Pikirin), mungkin aja itu hanyalah sekedar trik untuk memberi pendekatan bagi pembaca tentang gambaran financial. Bisa saja kedua-duanya ada hanya ia tidak mau sebutkan secara detail karena menyangkut privasi atau sudah ada perjanjian dengan kedua ayah tersebut untuk tidak membeberkan siapa mereka sebenarnya.

    Dan kalau soal antara Kiyosaki dan John T Reed, itu sudah lazim dalam kehidupan manusia… dalam kehidupan ada teman tapi ada juga musuh. Sekarang sejak kapan anda sebagai manusia tumbuh dari kecil hingga dewasa tanpa ada musuh atau orang yang kontradiksi dengan anda??? Saya sendiri aja walaupun hanya pekerja kecil tapi musuh atau orang yang sirik aja sering ada, gimana dengan orang seperti Kiyosaki?? Gus Dur aja banyak musuhnya kok…!!! :d:d

  113. #147:

    Kalo soal apakah si ayah kaya dan si ayah miskin kiyosaki nyata atau tidak, apa itu harus menjadi persoalan? Kalau saya sih mendingan ambil sikap EGP (Emang Gue Pikirin), mungkin aja itu hanyalah sekedar trik untuk memberi pendekatan bagi pembaca tentang gambaran financial. Bisa saja kedua-duanya ada hanya ia tidak mau sebutkan secara detail karena menyangkut privasi atau sudah ada perjanjian dengan kedua ayah tersebut untuk tidak membeberkan siapa mereka sebenarnya.

    jelas jadi persoalan, paling tidak untuk toko2 buku karena mereka meletakkan buku ini tidak pada tempat yang semestinya :). harusnya kan di bagian fiksi :).

    bagi pembaca umum harusnya juga menjadi persoalan dong. bagaimana dengan ‘tips-tips’-nya yang menyesatkan? atau setidaknya masa sih gak ada yang tersinggung setelah tahu dikibuli kiyosaki? atau cuma bisa wishful thinking atau pengharapan semu belaka? “biarin aja saya dibohongi, paling tidak dia mengatakan sesuatu yang saya sukai” walaupun sesuatu itu tentunya hanya ada di awang2. rasanya pendukung kiyosaki ini kudu berhenti bermimpi, bangun dari tempat tidur dan menghadapi dunia ini secara realistis.

    Dan kalau soal antara Kiyosaki dan John T Reed, itu sudah lazim dalam kehidupan manusia… dalam kehidupan ada teman tapi ada juga musuh.

    betul, sebagaimana ada maling dan ada polisi. dalam hal ini saya cuma mau menunjukkan kalau kiyosaki adalah ‘maling’-nya

  114. #all

    Saya sendiri senang membaca buku motivasi tapi tdk sampe fanatik sama pengarangnya.
    pertanyaanya kenapa buku motivasi laris?
    kenapa harus baca buku motivasi (seminar motivasi)untuk untuk meningkatkan motivasi yang ada dalam diri kita?
    coba cari jawaban dalam diri masing masing.
    mungkin indikasi suatu produk bagus dan berkualitas adalah apabila produk tersebut di terima oleh berbagai lapisan masyarakat.
    soal Kiyosaki dan T.reed tersebut terlepas dari produk siapa yang bener sebaiknya kita perlu mengetahui profile dari masing masing.
    mungkin saja Reed hanya mencari sensasi dan ketenaran dan keuntungan dengan cara menyerang produk atau pribadi kiyosaki,Logikanya, kalau orang terkenal seperti Kiyosaki di serang habis-habisan, maka tentu sejumlah fans Kiyosaki akan tertarik untuk mencari tahu mengapa idola mereka dipojokkan. Jika logika ini diterapkan dalam konteks Reed, maka patut diduga bahwa sebenarnya Reed berusaha mendompleng popularitas Kiyosaki dan berharap bahwa sejumlah karya tulisnya akan dibeli masyarakat luas yang terlanjur ingin tahu. Atau ia berharap jutaan orang kemudian mengakses situs pribadinya, memesan buku-bukunya, dan membuat uang mengalir ke kantongnya. Bukankah banyak orang suka membeli tabloid gosip karena memuat kisah-kisah selebritas yang tak jelas ujung pangkalnya? Bukankah ada cukup banyak orang yang memang haus dan ingin tahu soal-soal kejelekan dan kelemahan dari tokoh-tokoh yang populer di masyarakat? Jadi, jika ada pasar yang berminat, mengapa tidak melayani kebutuhan pasar tersebut?

    jika logika di atas diikuti, kita jadi teringat kasus menarik beberapa tahun silam. Waktu itu sebuah buku mendadak menjadi sangat terkenal—disebut-sebut menjadi best seller dalam hitungan minggu—karena menyerang tokoh muda yang dihormati banyak orang di Indonesia. Judul buku tersebut adalah Rapot Merah Aa Gym, MQ di Penjara Tasawuf karangan Abdurrahman Al Mukaffi [Darul Falah, 2003]. Buku tersebut menyerang KH Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym secara frontal, bahkan sampai ke ajaran-ajaran yang dikembangkan di Daarut Tauhiid, Bandung. Dalam buku tersebut Aa Gym diminta untuk cepat-cepat bertobat dari kesesatannya. Dan belakangan buku tersebut ditanggapi Syaefulloh M. Satori lewat buku berjudul Akhi, Haruskah Menghujat Aa? – Jawaban untuk Buku Rapot Merah Aa Gym [Pustaka Medinah, 2003]. Kedua buku yang menyerang dan membela Aa Gym itu, konon, menjadi buku-buku terlaris yang diminati puluhan ribu orang. Bukan siapa ”penulisnya” yang diminati orang, melainkan siapa yang ”ditulis” itulah yang menarik perhatian. Jadi, bisakah strategi John T. Reed menyerang Robert T. Kiyosaki disetarakan dengan strategi Abdurrahman Al Mukaffi ketika menyerang Aa Gym? Suatu kemungkinan yang pantas untuk dipertimbangkan.

  115. #all
    sambunganya coment yang diatas.

    mari kita lihat beberapa hal mengenai reed.

    Pertama, dengan mengakses situs http://www.johntreed.com, langsung muncul sejumlah pertanyaan, seperti: mengapa situsnya sangat minimalis dan sama sekali tidak mencerminkan kualitas yang ingin disampaikan kepada publik, apalagi sebagai lulusan Harvard Business School?; apakah Reed tidak mampu membuat desain yang berkualitas atau ia enggan mengeluarkan biaya puluhan dollar—yang cukup murah—untuk membeli template yang sudah bagus desainnya?

    Kedua, masih di situs tersebut, Reed memberikan peringatan yang aneh dengan mencantumkan kata-kata berikut: ”Warning: Book stores tell you they can sell you my books. They cannot. I am the author, publisher, and sole source of the book. I do not sell them to any book store including Amazon.” Pernyataan ini menggelikan karena dengan sistem distribusi buku dan penjualan secara online, semua toko buku di Amerika punya akses ke semua buku yang memiliki ISBN. Toko buku, termasuk Amazon.com, bisa memesan lewat telepon atau surat elektronik ke distributor, lalu distributor tinggal mengirimkan buku tersebut kepada toko yang memesan. Jadi, jika kita menulis buku untuk dijual, mengapa harus membatasi cara orang membeli buku harus langsung kepada kita? Mengapa tidak memanfaatkan sistem distribusi buku untuk meningkatkan penjualan? Ini suatu hal yang agak sulit dipahami logikanya.

    To be continued…

  116. Keempat, Kiyosaki bukan satu-satunya penulis terkenal yang dikritik oleh Reed. Ia juga memberikan kritik kepada banyak pihak [lihat di http://www.johntreed.com/Reedgururating.html%5D. Umumnya, puluhan orang yang diserang lewat tulisan-tulisannya adalah ahli-ahli finansial dan real estat. Jadi, menyerang orang terkenal boleh jadi adalah kebiasaan Reed atau cara yang dipilihnya untuk ”mengekspresikan” keberadaannya. Dan hal semacam ini memang dimungkinkan di negara yang sangat menghargai kebebasan menyatakan pendapat [freedom of speech]. Tentu saja dengan kemungkinan menghadapi tuntutan hukum bila dianggap sudah keterlaluan mencemarkan nama baik seseorang

  117. Kelima, soal kekayaan Reed yang lebih dari 100-an propertinya itu nampaknya juga sudah dijual dan sekarang tinggal rumahnya di Alamo. Ia agaknya, setidaknya kesan yang bisa diperoleh dari situsnya, melakukan trade up alias tukar tambah, seperti menukar mobil lama untuk membeli mobil baru. Tidak ada bukti bahwa Reed lebih kaya dari Kiyosaki. Oke siapa yang bener saya juga ngak tahu.
    to be continued..

  118. #150-156:

    hehehe, anda sudah punya keyakinan tentang kiyosaki, sehingga setelah ada yang mempertanyakan kebenaran ‘ajaran’ kiyosaki, anda justru mempertanyakan kepribadian siapa yang mempertanyakan tersebut, dan bukan menimbang kebenaran berdasarkan fakta yang sebenarnya dari kedua belah pihak.

    ini yang namanya kultus individu :)

    kalau saya tidak perlu mencari2 alasan untuk memojokkan reed maupun kiyosaki. saya melihat faktanya saja. dari situ baru bisa disimpulkan mana yang bullshit :). sedangkan anda sudah punya prekonsepsi sebelumnya, dan tidak bersedia menghilangkan prekonsepsi tersebut sebelum membaca tulisan yang kontra. sehingga anda cuma dapat mencari2 pembenaran buta dan justru menyerang pribadi yang kontra tersebut :). padahal yang relevan disini cuma opini reed tentang kiyosaki. saya cuma sependapat dengan ‘opini reed tentang kiyosaki’, sedangkan yang lain2nya itu hanya faktor sekunder dan saya tidak perlu sependapat dengan semua yang dilakukan oleh reed hanya karena saya setuju dengan pendapatnya soal kiyosaki. sedangkan anda merasa perlu untuk ‘tidak sependapat’ dengan segala yang dilontarkan reed, hanya karena reed tidak sependapat dengan anda soal kiyosaki :). berita untuk anda: tidak ada orang yang seluruh pendapatnya sama dengan orang lain. kecuali jika orang tersebut mengkultuskan orang lain tersebut :)

    soal aa gym pun soal kultus individu. saya dan kebanyakan orang setuju kalau dia orang yang baik. tapi bukan berarti semua yang dia katakan adalah kebaikan. orang cenderung menilai segala sesuatu yang keluar dari mulut aa gym adalah suatu kebenaran. padahal aa gym cuma manusia, dia juga bisa salah. sehingga setelah aa gym melakukan kesalahan (bagi beberapa orang misalnya poligami), baru ada ribut2 :). padahal kalo masyarakat tidak mengkultuskan aa gym, rasanya ribut2 seperti itu tidak perlu terjadi.

    saya berpikir kritis, sedangkan anda berpikir naif :)

    jadi tidak, saya tidak sama dengan reed. saya cuma kebetulan saja berpendapat sama dengan reed soal kiyosaki.

  119. Kelima, soal kekayaan Reed yang lebih dari 100-an propertinya itu nampaknya juga sudah dijual dan sekarang tinggal rumahnya di Alamo. Ia agaknya, setidaknya kesan yang bisa diperoleh dari situsnya, melakukan trade up alias tukar tambah, seperti menukar mobil lama untuk membeli mobil baru. Tidak ada bukti bahwa Reed lebih kaya dari Kiyosaki. Oke siapa yang bener saya juga ngak tahu.

    hahahahah. ini becandakah? kapan reed mengklaim lebih kaya daripada kiyosaki? :) anda delusional, seakan2 kebenaran seseorang bisa dihitung dari jumlah kekayaannya :). reed cuma mengklaim kalau kekayaan kiyosaki itu kebanyakan hanya berasal dari franchise ‘rich dad poor dad’. dan bukan dari anjuran si ‘rich dad’ :)

    soal apakah reed lebih kaya atau tidak itu samasekali gak ada relevansinya :))

  120. #157
    “hehehe, anda sudah punya keyakinan tentang kiyosaki, sehingga setelah ada yang mempertanyakan kebenaran ‘ajaran’ kiyosaki, anda justru mempertanyakan kepribadian siapa yang mempertanyakan tersebut, dan bukan menimbang kebenaran berdasarkan fakta yang sebenarnya dari kedua belah pihak.
    ini yang namanya kultus individu ”

    Yang mana dari tulisan saya diatas yang membuktikan saya mengkultuskan kiyosaki.saya sendiri malah belum baca RDPD sampe selesai dan tulisannya yang lain,

    “. sehingga anda cuma dapat mencari2 pembenaran buta dan justru menyerang pribadi yang kontra tersebut . padahal yang relevan disini cuma opini reed tentang kiyosaki. saya cuma sependapat dengan ‘opini reed tentang kiyosaki’, “

    Walaupun saya belum banyak baca dari kedua buku tersebut bukan berarti saya harus setuju dengan tulisan anda dan J.T.Reed.yang saya lihat disini tentang motiv dari kiyosaki maupun reed.
    Kiyosaki menulis RDPD jelas tujuannya supaya Best Seller dan bisa mendapatkan materi dari buku tersebut .sedangkan reed menulis di atas adalah karena ada RDPD yang sudah terkenal dengan cara menyerang yang tentunya jika buku tersebut laris maka akan mendatangkan keuntungan buat dirinya pribadi,seandainya ngak ada buku RDPD toh reed akan mancari buku siapa yang akan diserang bukti seperti tulisan saya no #153.kalaupun memang reed adalah penulis yang berkualitas kenapa dia tidak ciptakan buku dengan konsep dia sendiri?

    “saya berpikir kritis, sedangkan anda berpikir naif ”

    Setelah saya baca tulisan anda diatas tidak ada satupun bukti mengenai Kiyosakidari pemikiran anda sendiri,kebetulan saja anda baca buku RDPD dan anda tidak suka dengan konsep Kiyosaki.itu kan hak setiap orang mau suka atau tidak suka.dan boleh saja anda mengemukakannya.
    Dan fakta tulisan anda diatas hanya berdasarkan tulisan reed di websitenya, jelas di sini saya harus mencari tahu siapa Reed, dan tulisan saya tentang Reed adalah fakta yang saya dapat dari websitenya.mungkin saya akan mencari tahu tentang kualitas reed apabila dia telah menciptakan buku yang dengan konsep dia sendiri,nyatanya kan ngak ada.

    Kalau yang bicara seorang Pembunuh tapi dia membicarakan kemanusian,memangnya anda percaya?

    “aa gym pun soal kultus individu. saya dan kebanyakan orang setuju kalau dia orang yang baik. tapi bukan berarti semua yang dia katakan adalah kebaikan.”

    Saya hanya mengambil contoh seorang penulis yang tidak terkenal tapi bukunya bisa Best seller,di situ bisa dilihat bahwa buku yang di beli orang bukan karena pengarangnya tapi karena ada nama aa Gym,

    “jadi tidak, saya tidak sama dengan reed. saya cuma kebetulan saja berpendapat sama dengan reed soal kiyosaki.”

    Pendapat anda hanya “Anda tidak suka mengenai isi Buku RDPD” itu saja,dan selanjutnya setelah ada pendapat dari Reed lalu anda jadikan referensi untuk memperkuat pendapat anda. Nih buktinya.

    “Setelah membaca sekitar setengah dari buku ini saya terkejut, saya sama sekali tidak menyukainya. Saya tidak menemukan hal yang begitu istimewa dari buku ini, hal yang dapat menjadikan buku ini layak untuk dibaca. Dan bahkan saya sempat berujar “Ah! Ini cuma sampah.” Saya tidak menyukai cara menyampaikan Kiyosaki yang berbelit-belit, mendewakan uang di atas segala-galanya, meremehkan cara orang lain bekerja, kesombongan yang tersirat pada kalimat-kalimatnya, dan mungkin hal-hal lainnya yang sulit dijelaskan. Dengan kata-kata yang halus, saya tidak merasa baik-baik saja setelah membacanya.”

    Lalu anda perkuat stelah anda menmukan tulisan reed.

    “Tulisan John Reed tersebut akhirnya memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya selama ini: mengapa saya tidak menyukai ‘Rich Dad, Poor Dad’ dan mengapa banyak orang menyukai buku tersebut dengan fanatisme yang begitu menggebu-gebu.”

    Sekarang siapa yang berpikir kritis lalu siapa yang berpikir naïf?:)

  121. Tambahan.

    Saya ngak masalah tetang Kiyosaki Maupun Reed.yang jadi pokok pikiran saya adala MOTIV dari kudua orang tersebut yaitu sama2 mencari keuntungan materi tapi dengan cara yang berbeda dan cara Kiyosaki saya anggap lebih cocok.

    saya juga sependapat bahwa mas pri hanya sama pendapatnya dengan Reed mengenai Kiyosaki..

    seperti yang anda bilang “tidak ada orang yang seluruh pendapatnya sama dengan orang lain.”

  122. #158.
    “hahahahah. ini becandakah? kapan reed mengklaim lebih kaya daripada kiyosaki? anda delusional, seakan2 kebenaran seseorang bisa dihitung dari jumlah kekayaannya . reed cuma mengklaim kalau kekayaan kiyosaki itu kebanyakan hanya berasal dari franchise ‘rich dad poor dad’. dan bukan dari anjuran si ‘rich dad’”

    Bukankah kiyosaki malah mempratekkan tulisannya sendiri dengan men”Franchis”kan RDPD nya dan membuat dia kaya.

    “soal apakah reed lebih kaya atau tidak itu samasekali gak ada relevansinya”

    Relevansinya sangat erat karena Reed belum kaya makanya mencari kekayaan dengan cara begitu.

  123. Kiyosaki menulis RDPD jelas tujuannya supaya Best Seller dan bisa mendapatkan materi dari buku tersebut. sedangkan reed menulis di atas adalah karena ada RDPD yang sudah terkenal dengan cara menyerang yang tentunya jika buku tersebut laris maka akan mendatangkan keuntungan buat dirinya pribadi,seandainya ngak ada buku RDPD toh reed akan mancari buku siapa yang akan diserang bukti seperti tulisan saya no #153.kalaupun memang reed adalah penulis yang berkualitas kenapa dia tidak ciptakan buku dengan konsep dia sendiri?

    hehehe. anda kembali terjebak pada masalah yang tidak substansif. tidak perlu mempermasalahkan niat masing2 karena itu cuma masing2 yang tahu. yang dipermasalahkan di sini adalah keabsahan dari materi yang disajikan kiyosaki.

    selain itu reed cuma menulis seluruh pendapatnya pada web sitenya. dia tidak pernah mengkritik kiyosaki dengan niat untuk memjual buku. buku tentang kiyosaki hanyalah prakarsa penulis dari indonesia saja yang bersumber dari web site reed. sedangkan reed sendiri tidak pernah menerbitkan buku sendiri tentang kiyosaki.

    Setelah saya baca tulisan anda diatas tidak ada satupun bukti mengenai Kiyosakidari pemikiran anda sendiri,kebetulan saja anda baca buku RDPD dan anda tidak suka dengan konsep Kiyosaki.itu kan hak setiap orang mau suka atau tidak suka.dan boleh saja anda mengemukakannya.

    betul. so what? bukan berarti saya percaya begitu saja dengan buku kiyosaki, dan tentunya tidak percaya begitu saja dengan klaim dari reed. setidaknya saya sudah mencari pemikiran2 lainnya dari internet.

    Kalau yang bicara seorang Pembunuh tapi dia membicarakan kemanusian,memangnya anda percaya?

    ini adalah jurus debat klasik ad hominem tu quoque. seandainya pembunuh bilang “membunuh itu buruk”, maka bukan berarti pernyataan “membunuh itu buruk” itu menjadi salah hanya karena keluar dari mulut seorang pembunuh. ini cuma trik klasik mengalihkan perhatian ke hal2 yang tidak substansif ketimbang untuk mendiskusikan permasalahan sebenarnya.

    Bukankah kiyosaki malah mempratekkan tulisannya sendiri dengan men”Franchis”kan RDPD nya dan membuat dia kaya.

    wah, ini berita baru. sejak kapan kiyosaki menganjurkan pembacanya untuk bikin buku? :-?

    Relevansinya sangat erat karena Reed belum kaya makanya mencari kekayaan dengan cara begitu.

    wah, no comment. kalau belum kaya gak boleh mengkritik ya repot dong :)

    Sekarang siapa yang berpikir kritis lalu siapa yang berpikir naïf?

    hihihi, silakan ngaca dulu deh :P

    berita untuk anda: berpikir kritis bukan berarti semua pertentangan harus berasal dari diri saya sendiri. berpikir kritis adalah tidak memihak sebelum mendapatkan sebanyak mungkin informasi yang relevan. jika ada informasi relevan yang baru, maka pemikir kritis harus dapat menghilangkan prakonsepsi yang ada sebelum menilai ulang informasi tersebut.

    jika anda pemikir kritis, saya mau informasi siapa itu ‘rich dad’. sebagai pendukung kiyosaki yang katanya kritis anda harusnya pasti tahu dong :)

  124. #162
    “hehehe. anda kembali terjebak pada masalah yang tidak substansif. tidak perlu mempermasalahkan niat masing2 karena itu cuma masing2 yang tahu. yang dipermasalahkan di sini adalah keabsahan dari materi yang disajikan kiyosaki.”

    lah mas memang jika di bahas disini ngak substatif dengan yang anda tulis.tapi kalau di bahas secara mendalam malah di situlah pokok 2 pikiran dari kedua orang diatas..coba di pikirkan..

    “wah, ini berita baru. sejak kapan kiyosaki menganjurkan pembacanya untuk bikin buku? ”

    Memang di buku kiyosaki tidak mengajarkan pembacanya untuk bikin buku, tapi di situ mungkin di jelaskan bahwa kita supaya lebih cermat dalam melihat peluang dan dapat mengambilnya, di RDPD dijelaskan bahwa ” orang orang kaya di dunia bekerja membangun jaringan sedangkan yang lain cuma mencari pekerjaan”.nah coba sampeyan lihat betapa lihainya dia menfranchiskan RDPD nya.juga dalam menciptakan RDPD yang bisa membuat orang Pro dan kontra,otomatis bisa sebagai sarana promosi juga..so brilliant.

    “jika anda pemikir kritis, saya mau informasi siapa itu ‘rich dad’. sebagai pendukung kiyosaki yang katanya kritis anda harusnya pasti tahu dong”

    saya hanya melihat dari kaca mata motivasinya sedang anda tidak suka dengan bukunya dan dari situ lalu anda mencari informasi memperkuat ketidak sukaan anda..ya ya “saya akui anda lebih banyak punya waktu untuk itu dari pada saya”.

    “Rich Dad” sendiri mungkin bisa ada bisa juga tidak yang tahu mungkin hanya Kiyosaki, dan saya tidak mempermasalahkan itu.
    kira 2 “james bond” ada ngak ya…?:-?

  125. #164:

    Memang di buku kiyosaki tidak mengajarkan pembacanya untuk bikin buku

    hehehe, stop di sini saja dulu. dengan kata lain, kiyosaki menjadi kaya bukan karena hal2 yang dia tulis di bukunya, tapi karena bukunya itu sendiri.

    “Rich Dad” sendiri mungkin bisa ada bisa juga tidak yang tahu mungkin hanya Kiyosaki, dan saya tidak mempermasalahkan itu. kira 2 “james bond” ada ngak ya…?:-?

    heheheheh. kalo gitu rasanya sudah tidak ada yang perlu diperdebatkan lagi :P nanti saja kita lanjutkan kalau anda sudah punya informasi tersebut, kalau bisa ;).

    kalau anda sudah tahu buku2 kiyosaki ini adalah karya fiktif ya saya gak masalah. problemnya di toko buku, buku2 kiyosaki gak ada di rak yang sama dengan james bond :)

  126. #165
    “heheheheh. kalo gitu rasanya sudah tidak ada yang perlu diperdebatkan lagi nanti saja kita lanjutkan kalau anda sudah punya informasi tersebut, kalau bisa .”

    Yoi bro..saya sepakat.

    “kalau anda sudah tahu buku2 kiyosaki ini adalah karya fiktif ya saya gak masalah. problemnya di toko buku, buku2 kiyosaki gak ada di rak yang sama dengan james bond ”

    Kayaknya musti tanya ketoko bukunya..kenapa?
    Heran deh…kan udah jelas.:)

  127. #166:

    Kayaknya musti tanya ketoko bukunya..kenapa? Heran deh…kan udah jelas

    sudah jelas kalo RDPD hanyalah mimpi di siang bolong belaka? rasanya tidak. buku RDPD ditulis dengan gaya autobiografi, misalnya diceritakaan kalau ‘poor dad’ adalah ayah kandungnya sendiri (bener2 ‘poor dad’, dapat anak durhaka).

    selain itu sama sekali tidak ada pernyataan kalau yang di dalamnya hanyalah cerita fiktif belaka. jadi rasanya toko buku gak bisa terlalu disalahkan, karena mereka termasuk pihak yang kena tipu.

  128. #167

    “sudah jelas kalo RDPD hanyalah mimpi di siang bolong belaka? rasanya tidak”

    Ya memang betul RDPD bukan mimpi disiang bolong,itu kembali ke diri masing masing.

    “selain itu sama sekali tidak ada pernyataan kalau yang di dalamnya hanyalah cerita fiktif belaka. jadi rasanya toko buku gak bisa terlalu disalahkan, karena mereka termasuk pihak yang kena tipu”

    Ya toko buku memang ngak perlu disalahkan..Kan ngak ada yang salah?
    saya rasa toko buku lebih selective dalam hal ini di banding saya atau siapapun.itulah mengapa karya kiyosaki selalu di pajang di rak paling depan..capek deh.#:-s

  129. Ya memang betul RDPD bukan mimpi disiang bolong,itu kembali ke diri masing masing.

    kalau bukan mimpi lalu siapa sih rich dad itu? :-? masih mau nganggap itu bukan mimpi? :D cape deehh

    Ya toko buku memang ngak perlu disalahkan..Kan ngak ada yang salah?

    lho sebelumnya anda yang nuduh toko buku salah karena mereka gak naruh RDPD bersama2 dengan james bond :D

    saya rasa toko buku lebih selective dalam hal ini di banding saya atau siapapun.itulah mengapa karya kiyosaki selalu di pajang di rak paling depan.

    hihihi, sebenernya dipajang di paling depan karena buku yang menjual mimpi lebih laris. bukan berarti yang dipajang di depan bukan mimpi lho :P

  130. #169.

    “kalau bukan mimpi lalu siapa sih rich dad itu? masih mau nganggap itu bukan mimpi? cape deehh”

    capek dari hongkong,kadang imajinasi lebih berarti dari kenyataan.

    Daya imajinasi.
    Imajinasi merupakan pabrik prosesing dari pengetahuan Anda, ia mampu mengubah kapasitas pengetahuan Anda menjadi kekayaan dan kesuksesan.

    mungkin itu yang dialami Kiyosaki.tapi sekali lagi saya juga belum tahu tentang “rich dad”nya kiyosaki.

    “lho sebelumnya anda yang nuduh toko buku salah karena mereka gak naruh RDPD bersama2 dengan james bond ”

    Sebetulnya kalau dibaca dari atas ke bawah nih yang nuduh toko buku itu mas pri.nih buktinya di coment #148.
    wah bisa jadi fitnah nih..hi hi hi.

    “jelas jadi persoalan, paling tidak untuk toko2 buku karena mereka meletakkan buku ini tidak pada tempat yang semestinya . harusnya kan di bagian fiksi .”

    “hihihi, sebenernya dipajang di paling depan karena buku yang menjual mimpi lebih laris. bukan berarti yang dipajang di depan bukan mimpi lho ”

    lha udah tahu yang sebenarnya kok masih ngeyel.
    kalau dalam debat, ini mungkin disebut “nonsense” yang tidak berarti apa2.komentarnya ngak jelas dan membolak balikkan argumen berdasarkan kepandaian kata kata.:)>-

  131. lha udah tahu yang sebenarnya kok masih ngeyel. kalau dalam debat, ini mungkin disebut “nonsense” yang tidak berarti apa2.komentarnya ngak jelas dan membolak balikkan argumen berdasarkan kepandaian kata kata

    hihihi, yang ngeyel itu siapa? :) coba ngaca dulu deh :P

    tapi sekali lagi saya juga belum tahu tentang “rich dad”nya kiyosaki.

    rasanya ini kalimat intinya. belum tahu apa2 tentang rich dad kok percaya begitu saja. mimpi pun tidak akan bisa menjadikan rich dad menjadi sosok yang nyata :)

  132. #171

    “hihihi, yang ngeyel itu siapa? coba ngaca dulu deh ”

    Ya ya perbedaan memang harus ada dan itu sudah biasa.Oke.

    “rasanya ini kalimat intinya. belum tahu apa2 tentang rich dad kok percaya begitu saja. mimpi pun tidak akan bisa menjadikan rich dad menjadi sosok yang nyata ”

    Belum tahu bukan berarti ngak tahu,dan yang merasa tahu bukan berarti sepenuhnya tahu dan saya bukan termasuk yang “sok tahu”,memang saya akui anda memang jago dalam hal ini dari pada saya.

    seperti kata pepatah.

    mimpi memang belum tentu jadi kenyataan tapi mimpi mampu merubah masa depan.

    Saat Anda bisa bermimpi, jangan menolak untuk bermimpi.karena itulah nutrisi semangat anda.

    Keberhasilan seseorang bukan karena pengetahuannya tetapi karena tindakannya.

    jadi ngelantur gue.kayaknya agak ada yang bisa kita diskusikan lagi di sini mas pri?
    saya menerima perbedaan,dan saya mendapatkan ilmu lagi dari situ,thanks.

  133. #172: ok, saya juga gak berharap banyak untuk bisa menyadarkan pemuja kiyosaki. sebenarnya menulis ini saya hanya ingin mendapatkan jawaban mengapa orang tetap mati2an memuja kiyosaki, padahal sudah dikibulin mentah2. terus terang sampai saat ini saya belum mendapatkan jawabannya.

  134. #173.

    Sebenarnya saya suka gaya anda menulis.saya juga menghargai tujuan anda,tapi itu adalah hidup,dan kehidupan selalu berjalan dengan tujuannya masing masing.

    saya tegaskan saya bukan “pemuja” kiyosaki.saya hanya pernah membaca bukunya,hanya sebatas itu.

    “terus terang sampai saat ini saya belum mendapatkan jawabannya.”

    katanya udah dapet jawaban dari Reed,dan semua coment2 orang diatas itu termasuk jawabannya,but its ok.lupakan saja.

  135. #174:

    saya tegaskan saya bukan “pemuja” kiyosaki.saya hanya pernah membaca bukunya,hanya sebatas itu.

    action speaks louder than words :)

  136. Untuk #144

    Anda harus masuk VNET dulu untuk mengetahu kemana larinya yang selisih 66ribu itu.
    Tapi saya tahu kalimat saya di atas sama sekali nggak ada maknanya ya… :-P

    Lebih baik kita ngobrol tentang yang tanpa uang pendaftaran. Ya! Kalo mau yang tanpa uang pendaftaran juga ada lho. Namanya bukan VNET, tapi Dynasis.

    Yang ini 100% GRATIS. Daftarnya GRATIS, buku manualnya GRATIS, website promonya GRATIS, web forumnya GRATIS.
    Saya baru aktif dua minggu, member saya sudah 200 orang (maklum gratis).

    Idenya sama dengan VNET, tetapi Dynasis melakukan terobosan dengan meng-GRATIS-kan uang pendaftaran, untuk menghapus semua kata-kata miring mengenai “money-game terselubung”.

    Nothing to lose. Yang mau coba-coba dulu juga boleh kok, karena gratis. Leave at anytime is also OK, karena gratis.

    Info lebih lanjut:
    http://www.************.com/?id=bu122

    salam,
    budyanto

  137. Hmm… disensor euy… :(
    Terlalu bombastis jadi seperti scam ya Mas Pri?
    Mungkin yang ini lebih analitis?
    http://www.*******.net

    Poin-nya adalah:
    (1) Modal awal Rp 0,-
    (2) Potensi pendapatan “bersih” (bukan makan uang member lain, tapi ambil sebagian profit dari provider)

    What could you lose by spending Rp 0,-?

    salam,
    budyanto

  138. #177: kalau anda bisa dapat keuntungan banyak, artinya itu gak gratis. that money has to come from somewhere. produk pulsa di sini cuma berfungsi sebagai ‘money carrier’.

  139. Mas Pri @178,

    Betul sekali “that money has to come from somewhere”. Tapi itu nggak ada kaitan sebab-akibat dengan kesimpulan anda “artinya gak gratis”. Apakah bagi anda “mathematically impossible” jika si provider membagi sebagian profitnya untuk para member?

    Saya mengharapkan respon yang lebih valid:
    Cuma segelintir orang yang akan meraih keuntungan. Sebagian besar peserta (mungkin 90% atau bahkan 99%) tidak akan meraih keuntungan.

    Menyimpulkan “artinya tidak gratis” menunjukkan anda tidak mencoba memahami cara kerjanya. (I don’t blame you.)

    salam,
    budyanto

  140. #179:

    saya bisa mengerti kemana arah diskusi ini :)

    Betul sekali “that money has to come from somewhere”. Tapi itu nggak ada kaitan sebab-akibat dengan kesimpulan anda “artinya gak gratis”. Apakah bagi anda “mathematically impossible” jika si provider membagi sebagian profitnya untuk para member?

    begini detailnya:

    indosat menjual pulsa dengan MSRP 100 ribu ke distributor dengan harga Rp 85000. harapannya, profit margin bagi distributor adalah Rp 15000. beberapa distributor gak menjual dengan harga MSRP karena mereka bersaing dan ingin mendapatkan marketshare lebih banyak dengan mengorbankan profit margin. jadi mereka jual pulsa MSRP 100 ribu seharga 90 ribu. mereka dapat profit hanya RP 5000 tapi dengan marketshare yang lebih banyak.

    sekarang. distributor yang sama pake sistem MLM. dia tetap ambil profit Rp 5000. tapi member beli seharga Rp 95 ribu. kelebihan 5 ribu dibagi2kan sebagai profit member MLM. yang berada di atas piramida mendapat lebih banyak daripada yang di bawah.

    anda bilang “si provider membagi sebagian profitnya untuk para member”, padahal sebenarnya Rp 95 ribu itu masih di atas harga pasar, walaupun masih di bawah harga MSRP yang Rp 100 ribu. mana mau si pengelola jual rugi? kalau pelanggan membeli dari penjual pulsa discount yang saling bersaing, dia bisa dapat harga Rp 5000 lebih murah.

    kalo liat ilustrasi, bahkan harga ekstra yang 5 ribu itu sebagian masih dimakan pengelola :)

    ini adalah money game biasa, fungsi produk di sini cuma sebagai ‘pembawa uang’. dan juga karena tidak ada penjualan dari member ke non member.

    ingat2 mantra: that money has to come from somewhere.

  141. #180:

    Saya setuju dengan mantra anda “that money has to come from somewhere”.

    Saya juga setuju dengan alur logika “where does the money come from”, yaitu dari selisih laba.

    Tapi wow! saya tidak setuju dengan angka-angka anda. (Angka-angka itu cuma ilustrasi, karangan anda kan…:))

    Untuk contoh Indosat (eg. Mentari100), harga di Dynasis adalah 97000. Harga pasar adalah… silahkan tanya pemakai Mentari100 beli pulsa di kios harganya berapa… Dan BTW, banyak anggota Dynasis yang juga jualan pulsa, karena harganya masih bersaing dengan pasar. It’s mathematically possible.

    Tapi nggak usah repot deh. Saya juga sudah bisa melihat ke mana akhir pembicaraan ini. No matter what the fact is, you already have a conclusion, don’t you. I am just a little disappointed that you don’t have enough time to do a small research on this particular case.

    EOT.

    salam,
    budyanto

  142. #181:

    Tapi wow! saya tidak setuju dengan angka-angka anda. (Angka-angka itu cuma ilustrasi, karangan anda kan…:))

    Untuk contoh Indosat (eg. Mentari100), harga di ****** adalah 97000. Harga pasar adalah… silahkan tanya pemakai Mentari100 beli pulsa di kios harganya berapa… Dan BTW, banyak anggota ****** yang juga jualan pulsa, karena harganya masih bersaing dengan pasar. It’s mathematically possible.

    ini artinya anda tidak mengerti konsep ‘the money has to come from somewhere’. kalau anda mendapatkan Rp 100 ribu, artinya ada orang lain yang mengirim anda Rp 100 ribu. dengan struktur piramida saja sudah bisa diketahui kalau model seperti ini hanya akan memindahkan uang dari yang bawah ke yang berada di atas. apalagi jika tidak ada penjualan eksternal, bisa dipastikan uangnya cuma berputar di situ2 saja.

    oh ya, tidak sulit untuk mendapatkan mentari 100 ribu yang di bawah 97000. saya bisa dapatkan yang harganya 95000.

    Tapi nggak usah repot deh. Saya juga sudah bisa melihat ke mana akhir pembicaraan ini. No matter what the fact is, you already have a conclusion, don’t you. I am just a little disappointed that you don’t have enough time to do a small research on this particular case.

    the conclusion is based on the cold, hard, fact itself, don’t say that I haven’t peruse your little web site. can’t blame you too much if you are having hard time understanding it. to paraphrase upton sinclair: “It is difficult to get a man to understand something when his salary depends upon his not understanding it.”

  143. Mas Priyadi memang Briliant. Anda gak mungkin akan menghentikan sebuah topik dlm blog ini, dengan menggunakan sudut pandang orang yg tidak sepakat dengan opini Anda. Karena aktivitas org selalu ada niat dan motifnya. Itu saja sdh dapat kita terka.(ini juga masalah “niat dan motif”)Kok repot:d.
    Ada ajaran yang mengatakan kalau “niat itu justru yg akan menentukan kualitas pekerjaan seseorang”. memang masalah niat hanya org yg punya niat dan Tuhannya yg tahu. tapi jgn naif, satu saat org perlu juga menilai org lain berdasarkan perspektif niatnya.
    Konflik opini = popularitas.:d
    Gak munafik, semua orang secara naluriyah butuh “dikenal orang lain”. Dan “dia” (entah siapa dlm hal ini?…) sdh mendapatkannya.
    Ada peribahasa Arab Klasik: “Kalau ingin dikenal orang, kencingi saja sumur zamzam”. Serang saja opini org lain, anda pasti secara logika, retorika dan kata-kata menjadi orang paling pintar dan paling benar (menurut dirinya sendiri). :d

  144. #184: kadang2 perlu ketegasan untuk mengemukakan kebenaran walaupun itu dengan resiko dituduh “ingin dikenal orang” atau “cari popularitas” atau “cari keuntungan”. sebagian orang tetap akan mencari2 latar belakang suatu pernyataan, ketimbang membicarakan substansi yang dibawa oleh pernyataan tersebut. itu adalah resiko yang harus dihadapi oleh siapapun yang mengemukakan pendapat, lewat media apapun.

  145. “kadang2 perlu ketegasan untuk mengemukakan kebenaran”
    setuju bos… Dalam filsafat ada 3 macam teori kebenaran. 1). Kebenaran koherensi, 2). Kebenaran Korespondensi dan 3). Kebenaran pragmatis. Lebih jauh lagi ada pembagian kebenaran berdasarkan:
    1. kebenaran sensual (common sense)
    2. kebenaran ilmiah
    3. kebenaran falsafi
    4. kebenaran religi
    5. kebenaran seni

    dalam konteks pembicaraan mengenai kasus “RDPD” akan sangat bijak jika kita bisa melihat berdasar kan beberapa pespektif kebenaran tersebut. jika sebuah proposisi menyatakan “bahwa kita wajib kaya” maka hal itu bisa dianggap benar atau dianggap salah. tergantung perspektif kebenaran mana yg dipakai.
    secara pragmatis, poposisi itu bisa jadi benar, karena dapat membuat perbahan mental orang untuk menjadi kaya. kalau dilihat berdasar perspektif agama atau etika, itu juga mngkin saja ada orang yg tidak setuju dg hal itu.apalagi jika ditinjau berdasar perspektif kalangan sufi tradisional (bukan asawuf modrn).
    persoalan kebenaran yg dikandung dalam buku Kiyosaki, maka kita tidak bisa menggunakan satu pendekatan kebenaran saja.
    membaca buku ateis (marxisme) mungkin tidak boleh bagi kalangan anak-anak sebab dihawatirkan akan menimbulkan erosi keimanan (kufur dlm bhs agamanya). tetapi bagi sebagian kalangan hal itu menjadi kewajiban dalam rangka menggugurkan argumennya. Bisa jadi Kiyosaki merupakan kesalahan bagi sebagian orang dan bagi sebagian lain menjadi sebuah kebenaran. masalahnya sekarang kita tidak perlu ngotot mengemukakan berbagai argumen untuk membela atau menolaknya. toh kedua kubu sama-sama memperoleh nilai kebenarannya. bagi yg menolak, kiyosaki memberikan kebenaran bhw dia tdk harus diikuti, bagi yang membela juga memperoleh kebenaran berupa perubahan pragmatis dalam hidupnya. Dan pragmatisme tidak merupakan keburukan sepanjang dibingkai dengan etika. “wajib kaya” tidak salah jika akan membuat kualitas hidup seseorang menjadi baik bukan dari sudut pandang materi saja, tapi spiritual juga. tapi proposisi “wajib kaya” akan menjadi salah manakala membuat orang menghalalkan segala cara.
    BTW, diskusi ini baik sekali dalam rangka menumbuhkan sikap kritis thd sebuah opini.
    “Banyak dimensi dari sebuah realitas”
    “realitas tidak bersifat monisme, tapi pluralisme juga”.
    “Kebenaran yg kita bicarakan banyak dimensi dan perspektifnya”
    “dan kebenaran mutlak, hanya Tuhan yang tahu”.:)
    Mari kita merenung bersama alam raya….dan alunan musik semesta.
    :-?

  146. #186:

    jika sebuah proposisi menyatakan “bahwa kita wajib kaya” maka hal itu bisa dianggap benar atau dianggap salah. tergantung perspektif kebenaran mana yg dipakai.

    kata siapa proposisi yang dimaksud adalah “bahwa kita wajib kaya”? kiyosaki berbohong? fakta. kiyosaki membuat saran yang berbahaya? fakta.

    pertanyaan saya tinggal satu: kenapa pendukung kiyosaki itu punya fanatisme yang tinggi? padahal fakta2 soal kebohongan kiyosaki sudah jelas kalau seseorang bisa punya pemikiran yang terbuka.

  147. #187

    “pertanyaan saya tinggal satu: kenapa pendukung kiyosaki itu punya fanatisme yang tinggi? padahal fakta2 soal kebohongan kiyosaki sudah jelas ”

    ngak tau juga kenapa? mungkin karena mereka merasa bisa menjalankan bisnis mereka masing masing dengan cara yang diajarkan oleh kiyosaki dan saya juga yakin bila mereka belajar bisnis lebih banyak berhasilnya jika belajar dari buku kiyosaki dibandingkan jika belajar dari tulisan anda yang pasti ngak bisa di terapkan.

    “sudah jelas kalau seseorang bisa punya pemikiran yang terbuka.”

    memang konsep kiyosaki terbuka untuk diterapkan dibisnis manapun tergantung dari pemikiran kita.

  148. Luar biasa ya, RK haters dan RK lovers saling “menyerang” dengan antusiasme yang sama tingginya…hehehe. Tapi dengan segala hormat, saya termasuk yang terbakar secara positif oleh buku2 RK, jadi bisa dibilang saya pro ide2 kiyosaki tapi sama sekali tidak mengkultuskan kiyosaki, atau menganggap ide2nya sempurna tanpa cela. hanya Tuhan yang memiliki kesempurnaan.

    Soal Reed, silahkan baca komentar langsung Kiyosaki terhadap Reed di http://www.mastermindforum.com/kiyosakiresponsetoreed.htm
    Menarik sekali. Ada juga mailing list “pengikut fanatik kiyosaki” yang bukannya fanatik memperdebatkan/membela ide2 kiyosaki tapi fanatik mewujudkan ide2 kiyosaki dan ternyata ada yang berhasil .misalnya pak Budi Rahmad ( budi_rachmat@yahoo.com).

    silahkan liat di
    http://forum.richdad.com/forums/fb.asp?m=567319. jadi silahkan menganalisis….

  149. #189: kalau terlalu mudah terbakar dengan tulisan2 kiyosaki, artinya pikiran kita kurang kritis dan terlalu mudah dipengaruhi orang lain :)

  150. Saya blm pernah baca buku2nya Robert T. Kiyosaki. Tp saya pernah dengar ttg 4 quadran itu dan kesannya mjd pengusaha lebih baik drpd cuma mjd karyawan. Lah kl karyawannya ga punya modal, bgm dia dpt uangnya? Dan hrs diingat pula bhw mjd pengusaha jg ada resikonya. Jd kl gak dipikir & direncanakan dgn baik ya bisa bangkrut tuh usaha. Niatnya mau untung malah jadi buntung. So, bagi para blogger yg msh jd karyawan jgn berkecil hati. Asal pekerjaan kita halal & bermanfaat utk orang banyak, knp kita hrs jadi susah? Skrg enjoy aja sambil nabung dan kl tabungannya sdh cukup utk buka usaha, yo weiss monggo jadi pengusaha yg handal. Bukan jd pengusaha yg kagetan & cuma latah krn ocehannya si Kiyosaki. Aku pernah denger dr salah seorang promotor pembicara motivasi, ktnya org luar negeri tuh banyak yg minta di orbitkan utk mjd pembicara motivasi di Indonesia. Kl aku gak salah salah satu dari mereka yg minta diorbitkan adl Kiyosaki. Mungkin kelemahannya adl semua Quadrant hanya memasalahkan uang
    Finance is not about money ….
    Finance is about human ….
    Mnrt aku, orang kaya adl orang yg bisa mengatur pemasukan dan pengeluarannya dgn baik. Lg pula kt Allah, kita hidup bukan utk uang tp untuk beribadah dlm artian luas, yakni mengaktualisasikan diri utk manfaat bersama.
    -Rustini-

  151. Mas Pri,

    Saya dulu baca bukunya RTK setelah lulus kuliah S1. Saking ngebetnya mau kaya tanpa mencerna , saya ikut MLM trus bikin usaha EO. Lama kelamaan saya baru sadar bahwa ternyata membuat usaha tidak semudah seperti yang RTK bilang. Banyak persiapan menghadapi ganasnya persaingan yang RTK ngga pernah tulis di bukunya. Akhirnya saya cukup lelah juga berjuang jadi pengusaha, ambil kul S2 dan akhirmya malah jadi akademisi.

    Saya ga anti dan ga pro sama buku RTK. Saya cuma menyesalkan bahwa RTK pintar “mengarahkan” tapi tidak memberi tahu “rambu rambu” yang akan dihadapi di hadapan kita. So, menurut saya be smart kalau baca buku ini. Jangan membabi buta mau kaya dan jadi pengusaha.

  152. Yah…begitulah. Kaget juga dengan pandangan Tiyosaki yang seakan-akan “merendahkan” profesi pegawai. Btw, kalo gak ada pegawai berarti tak ada pengusaha yah?!

  153. menurut ana, qt ga bisa menyalahkan satu orang dan memihak pada yang lain. itu lah kuasa Tuhan. dia beri qt kelebihan dalam berpikir dan memanfaatkan segala kelebihan yang diberikannya….

    mari kita renungkan bersama, TIDAK SEMUA YANG QT PIKIR BENAR ADALAH BENAR, but, GA SEMUA YANG KITA PIKIR SALAH ITU SALAH….

    “kita hanya berusaha mencari cara yang terbaik dan cocok untuk qt, namun bukan berarti qt harus benar.

    boleh jadi suatu yang dipandang manusia baik untuk nya, adalah tidak baik untuk nya dalam pandangan Tuhannya, dan apa yang dipandang tidak baik oleh manusia itu, adalah baik untuknya (dalam pandangan tuhannya).

    (kalau ada komen,balas ke ana ya… makasih…)

  154. Gw baru baca dikit buku RDPD, baru bab2 awal, jadi nggak tau akhir nya happy ending ato gmana. Gw nggak ngerti detailnya gmana, tapi cuma ambil big picture-nya doang.
    Investasi pada hal yang bisa ngasilin pasif income. Sampe sekarang gw masih suka sama idenya, cuma kalo ntar ada yang nggak mungkin or nggak sesuai sama diri gw, ya nggak diterusin ah. Kan ada hal yang mungkin and nggak mungkin di dunia ini, apalagi berdasar keuangan gw :d
    Udah ada yang coba maen game CASHFLOW-nya? Kemaren2 beli di Mall Ambasador Jakarta. Lumayan… Gamenya “rada” rame.

    Baru tau ternyata tuh buku isinya kibulan belaka, coba perhatiin ah dari sekarang (kalo lagi baca)
    :)

  155. Kalo saya sih menilai buku-bukunya RTK memang bukan buku menejemen finansial yang lengkap. Intinya RTK hanya mengingatkan bahwa kesadaran akan finansial itu sangat penting. Terlepas dari teori Qashflow Quadrant yang ia buat tepat untuk diterapkan atau tidak ya tergantung masing-masing orangnya lah.

    Tapi idenya dalam menulis buku saya akui sungguh brilian… Dan tidak banyak orang yang bisa melakukannya, apalagi dengan gaya penulisan yang seperti itu.

    Salut buat RTK ^:)^

  156. Saya sedikit ikut memberikan komen…

    Saya membaca Buku Rich Dad Poor Dad belum lama ini…tapi Jujur saya banyak terinspirasi dan banyak belajar dari buku itu…
    Jutaan orang telah mengakui kehebatan buku itu…
    Saya pernah dengar bahwa buku itu banyak yang membencinya tapu Anehnya…Justru buku itu banyak yang membelinya.
    Intinya memamng akan selalu ada masalah dalm hal apapun dan pasti akan ada orang yang tidak senang terhadap sebuah karya orang lain. Walaupun khalayak ramai mengakuinya tetap saja dia berpihak pada Pendapatnya. Apapun karya itu dan bahkan itu adalah karya Anda sendiri. Ketika Anda menciptakan sebuah karya MAU TIDAK MAU atau PASTI akan ada orang yang memberikan kritikan atau rasa tidak suka dengan berbagai sebab,,,
    Kesimpulanya adalah dari setiap sebuah karya atau bahkan kejadian tergantung dari Sudut mana kita memandang yang kemudian mengambil hikmah dari itu, kita mau menjadikanya sebuah ladang ilmu atau sebaliknya…
    Kembali ke Individu masing-masing.:)
    ” Lakukan apa yang kebanyakan orang tidak melakukanya sehingga suatu saat nanti Anda akan menikmati apa yang kebanyakan orang tidak nikmati ”

    see you all next time !

  157. #197:

    Kesimpulanya adalah dari setiap sebuah karya atau bahkan kejadian tergantung dari Sudut mana kita memandang yang kemudian mengambil hikmah dari itu, kita mau menjadikanya sebuah ladang ilmu atau sebaliknya…

    satu2nya hikmah yang bisa dari buku2 kiyosaki adalah: untuk menjadi kaya, buatlah buku tentang cara menjadi kaya. soal apakah benar atau tidak, itu urusan lain lagi. dari komentar anda rasanya anda bukan orang yang berhasil mengambil hikmat sebenarnya dari buku2 kiyosaki.

  158. RTK bukan kaya dari bisnis properti, investasi saham atau lainnya, tapi dari buku yang dijualnya. Buku yang mengundang kontroversial. Ini merupakan resep kaya abad informasi. Jika mau kaya seperti RTK ikuti jejaknya : buat buku yang mengundang kontroversi !!! Seperti pepatah lama :”JIka ingin terkenal, kencingilah air zam-zam.”

  159. buku kiyosaki ini kelihatannya banyak dicontoh oleh para penulis Indonesia, karena sekarang banyak bermunculan buku sejenis yang berbahasa Indonesia

  160. Gila, diskusinya masih jalan terus :D
    .
    Untuk fanboy Kiyosaki, sebaiknya Anda perhatikan baik-baik komentar yang satu ini.
    .
    Ada orang yang cocok menjadi pengusaha. Ada yang cocok untuk menjadi karyawan. Ada yang cocok menjadi guru. Dst.
    .
    Ketahui dimana kekuatan Anda berada – dan fokus disitu. Maka Anda akan sukses.
    .
    Tidak perlu lah meniru2 Kiyosaki yang meremehkan para karyawan. Semua orang punya perannya di dunia ini, dan semuanya penting. Tanpa ada karyawan, bagaimana para pengusaha akan bisa sukses?
    .
    btw; saya sendiri adalah pengusaha, tapi saya tidak simpati dengan cara2 / penipuan yang dilakukan oleh Kiyosaki.

  161. Saya telah membaca buku karya Robert T Kiyosaki yang diberi judul THE CASHFLOW QUADRANT, menurut saya buku itu bagus…..didalamnya terdapat skema dimana setiap orang mempunyai bidang keahlian berbeda……saya membacanya utuk menambah ilmu saya dibidang Money Managing.
    Bukannya saya fanatis terhadap Kiyosaki, cuma saya menjelaskan bahwa buku2 karya Kiyosaki itu bagus.

  162. saya berterima kasih pada mas Pri, karena pada beliaulah saya temukan 1 contoh lagi orang melankolis yang sangat smart, teliti, berwawasan, analistis, konsisten, kompeten, berdedikasi, pembela kebenaran.

    Jangan khawatir Mas Pri, kelak bila Robert T. Kiyosaki datang ke Indonesia mau macam-macam, mau menipu orang Indonesia, mau ngibulin, mau ‘maling’ ke sini, Mas Pri lah yang akan saya suruh nghadapi. Yes!! saya sudah punya pahlawan yang jago untuk ‘fight’ dengan RTK.

    Semoga seluruh bangsa Indonesia bisa mengambil manfaat, hikmah dari buku Anda Wahai Priyosaki.

  163. wah setelah saya baca komentar² yang ada di blog M.P saya jadi punya pandangan, ternyata kita lebih suka menilai dan melihat dari keberhasilan orang lain. Kenapa kita tidak kita ciptakan atau cari cara kita sendiri untuk berhasil?

    nb. didalam setiap kekurangan ada kelebihan dan didalam kelebihan ada kekurangan.

  164. Tentang buku Robert, kalau saya mah Objectiv aja. Mang setiap manusia tergantung pilihan ada yng suka Bisnis, dan Kerja. Ujung2nya mah dasar nya kerja keras dan terencana dgn baik pasti semua Berhasil. Kalau saya Pribadi mah walau tdk Fanatik, saya tetap menghargai setiap pendapat buku Robert. Dan menurut saya Buku ini bukan Buku buat MLM saja kok

  165. :)Pengalaman GW :
    2001 ; Baca Buku Rich Dad (status mahasiswa)
    2002 ; mulai bisnis
    2003 ; bangkrut
    2004 ; bangkrut total
    2005 ; mulai dari awal
    2005 ; kambali ke nol
    2006 ; merangkak, dan mulai bisnis lagi
    2007 ; tumbuh, berkembang
    2008 ; bebas finansial
    2009 ; kaya raya
    2010 ; Pensiun Muda Kaya Raya (29 Thn) penghasilan pasif 100 – 200 jutaan per bulan… n masih lajang.
    Thanks GOD n thanks Robert… your idea maybe full of bullshet but i dont care, becouse its absolutely proven within my life. now im retire young retire rich forever…

  166. AH ELU NYA AZA YANG BODOH, N G PUNYA JIWA WIRAUSAHA YANG TINGGI, MAS KIYOSAKI ITU PRINSIPNYA MENURUT SAYA BENAR .JGN DULU BERPIKIRAN SEMPIT BUNG!!!!!

  167. :x ambil pelajaran yang kita perlu dari dalam bukunya, gak usah banyak komen macem2. tau gak sih, sudah begitu banyak orang sukses dari rumusnya T.kiyosaki…

    jangan taunya komen aj..

  168. ohya satu lagi, buku itu akan bermanfaat bagi anda jika anda dalam bentuk gelas kosong! maka T.kiyosaki akn mengisi gelas kosong anda…

    tapi, jika anda dalam bentuk gels penuh yang tidak bisa diisi lg dengan ilmu brilian T. kiyosaki, mustahil anda mengerti buku nya…

    silahkan anda mencoba tuk jadi gelas kosong terlebih dahulu

  169. kalo manusia sudah mendahulukan sikap negatif ya susah cobalah sebentar sj bersikap positif temukan hikmah dalam buku dan seminar motivasi apapun,memang kelemahan bangsa kita tidak mau berubah karena perubahan menyakitkan.Dan cara untuk berubah itu adalah dengan terus belajar dari sumber apa saja dan menggunakannya untuk meningkatkan keunggulan kita.Filterisasi itu tidak bisa disamakan untuk semua orang.Filterisasi itu sangat spesifik sesuai kebutuhan individu

  170. Apapun komentar anda tentang kiyosaki..
    jujur saja.. saya melakukan saran dari beliau.. Saya mulai berhenti kerja dan memulai bisnis yang saya rencanakan bertahun2. saya mulai dari 0 dan tanpa modal. dan hari ini saya mendptkan semua yg saya inginkan, meskipun belum financial freedom, tp saya sudah pada tahap financial independent. bisnis saya sukses besar.
    saya mempunyai bbrp tmn lagi yang sukses krn terinspirasi dari buku2nya kiyosaki :)

    untuk anda yang menentang saran kiyosaki, pertanyaan saya adalah :
    1. apakah detik ini anda telah mencapai tahap financial yang anda rencanakan? atau anda masi tetap seperti 3 thn yang lalu?
    2. kebanggaan apa yang anda peroleh dengan menentang komentar2 terbaik Kiyosaki?
    3. Bisnis seperti apa yang sudah anda rencanakan dari dulu tp belum di mulai?
    4. apakah begitu penting mencari kesalahan kiyosaki daripada mempertimbangkan saran2 baik dari beliau?
    5. mana yang lebih anda pentingkan, kesalahan orang lain atau kesuksesan diri anda utk keluarga anda di masa mendatang?

    :) selamat merenung.. !! sukses buat anda!!:)

  171. semua orang memang berhak berpendapat karena mempunyai sudut pandang yang berbeda,saya sendiri juga tidak pernah ikut dalam seminar semacam itu kalau ingin lihatpun paling yg gratisan macam mario teguh di metrotv.saya suka membaca buku,dan buku ini salah satunya,saya tidak ikut mlm.saya bekerja dan juga berjualan.ide yang saya ambil dari buku RTK adalah bahwa saya harus mempersiapkan masa depan untuk saya dan keluarga.memang uang bukan segalanya,tetapi kita butuh untuk mencukupi kebutuhan hidup kita,apalagi orang seperti saya hanya pegawai swasta,umpamakan jika kita butuh uang dalam waktu singkat karena hal2 yang mendesak,kalau kita punya kita siap,tetapi kalau tidak punya malah repot,untuk pinjam dalam jumlah yg relatif besar dalam waktu singkat juga sulit.dengan membaca buku tersebut saya merasa diingatkan untuk segera mepersiapkan langkah2 berikutnya.alhamdulillah dari buku tersebut saya tau cara menabung yg baik meskipun oleh RTK itu cara yang lambat dan tahu bagaimana pinjam uang tanpa kehilangan uang.terima kasih

  172. To be fair, “Rich Dad, Poor Dad” adalah buku motivasi untuk mengubah jalan pikiran (mindset), bukanlah buku panduan bisnis. Akan tetapi sepertinya Robert Kiyosaki lupa membahas tentang manajemen resiko yang mungkin menyebabkan kebangkrutannya pada awal tahun 1980.

    Buku perubah mindset yang paling saya sukai adalah “Think and Grow Rich” yang dibuat oleh Napoleon Hill. Buku tersebut juga tersedia gratis di Internet, anda hanya cukup googling saja judul buku tersebut.

  173. susah ya…banyak org miskin yg mau miskin terus…mimpi jd kaya aja ga berani…apalagi mewujudkannya…semua berawal dari mimpi…

  174. menurut gw kiyosaki juga ga pernah ngajarin untuk mendewakan uang…uang hanya sebagai “alat” atau “kesan” bahwa kita harus mencapai tujuan tertentu dalam hidup kita. contoh: untuk bisa bersedekah lebih banyak dan mempekerjakan orang2 banyak maka kita perlu memikirkan keberlanjutan bisnis kita, salah satu indikatornya ialah profit=uang. jadi uang menurut saya bukan tujuan,tapi cuma alat untuk berbuat baik kepada orang lain. orang yang ga mempan sama ide nya kiyosaki cuma orang yang berada di comfort zone nya aka pengecut.

    menurut gw orang yang ga ngerti ide2 nya kiyosaki cuma orang ga bakat atau pengecut. mimpi jadi kaya aja ga berani.ambil resiko aja ga berani…mau nunggu sampe kapan?sampe di akhirat?!

    saya juga punya bisnis kecil2an walau sekarang tetap bekerja. meski bisnis saya masih rugi tapi saya percaya dan fokus terhadap tujuan bebsa finansial. ga seperti anda yang terus bekerja sama orang jadi babu.

  175. yaah gak da salahnya kita mengikuti saran kiyosaki untuk berada di kuadran B dan I. Tidak ada salahnya membaca tentang uang toh kalo menyangkut masalah uang harus punya ilmu manajemennya istilahnya manajemen arus kas. Seperti Rosul bilang kalo menyangkut masalah uang harus terbagi jadi tiga bagian sebagian uang kita gunakan untuk biaya hidup, sebagian untuk beramal dan sebagiuan untuk di golangin alias di investasikan…Rosul adalah orang yang pandai memanajemen arus kas…dan mkemang memanajemen uang harus pakai ilmu…bukannya kita mendewakan uang tetapi dalam kitab suci alquran mencari uang adalah kewajioban! Rosul tidak menyuruh umatnya untu menjadi pegawai tetapi jadi Prbisnis dan investor. Rosul tidak menyuru menabung tetapi berinvestasi dan beramal satu pertiga dari harta yang kita punya…

  176. Rosul bersabda orang yang boros adalah saudara syetan…dan menurutku berinvestasi dan atau berbisnis dan beramal adalah salah satu penangkal agaar tidak menjadi setaannn!!!

  177. ORANG YANG TIDAK MENGIKUTI JALAN YANG BENAR ALIAS TIDAK DI BERI HIDAYAH OLEH ALLAH SWT SEMOGA MAKIN SESAT DAN MENJADI SETAN!!!

  178. Ah aku mendukung kalo sekolah itu tidak terlalu penting…toh rosul juga tidak sekolah untuk bisa berbisnis…rosul tidak mempunyai gelar SE MBA…ayah kaya menyarankan supaya tidak jadi budak uang tapi jadi majikan/tuan atas uang…bukankah manusia dijadikan oleh Tuhan untuk menjadi pemimpin di muka bumi? masa kita mau di jajah oleh uang (jadi budak uang)? Rosul bilang pemuda hari ini adalah pemimpin di hari esok…pemimpin dalam segala hal termasuk dalam keluarga atau memimpin suatu bisnis (aku jadi pengen baca buku strone soup karya Napoleon Hill tentang referensi menjadi pemimpin)…

  179. Seperti kitosaki bilang setiap koin punya dua sisi tetapi kebanyakan orang hanya melihat satu sisi koin saja…#194

  180. “haloooo….??? plis dong jangan stupid…. jangan berfikiran sempit…jangan berfikir RUB alias Right side Up and Broke alias berfikir lurus-lurus saja dan tetap bokek dan nggak punya nyali besar untuk melawan arus atau berfikir dan bermimpi besar atau berfikir tidak realistis atau mau aku bilang you manusia Broke and Roll stupid!!!? atau mau aku bilang u orang gila karena orang gila tidak bisa berfikir?” itu yang aku bilang kepada temanku dulu ketika aku masih menjadi geng hip-hop yang baru tobat mengomentari temanku yang setengah mabuk…karena aku sedang membaca buku tentang mimpi besar yang tidak realistis tapi baru-baru ini aku bertemu dengan guruku Pak Wan, dan dia bilang: Kalo kamu mencoba berfikir tidak realistis hasilnya pasti akan tidak realistis…kalo kamu berfikir realistis hasilnya akan relistis pula…”. Lalu ia menceritakan pengalamannya, “dulu saya bermimpi ingin mempunyai mall tapi sekarang aku tidak memiliki mall tapi outlet mini market ku sudah empat ribu outlet di seluruh indonesia yang kalo di satukan akan melebihi mall…”. Dia bilang lagi kalo targetnya pada tahun 2014 ingin memiliki 4000 outlet tapi nyatanya targetnya tercapai tahun 2010…”karena waktu adalah ilusi dan relatif…” dia bilang.

  181. mempraktikan ajaran RichDad memberiku makan dan kalo mengikuti orang yang menentangnya akan memberiku sampah……masa aku harus makan sampah?masa aku harus kalaparan?bagaimana rumus belilah aset dan kurangi utang benar-benar memberiku makan bukan memberiku sampah….masa aku harus kelaparan dan makan sampah dan jadi gelandangan seumur hidup….betapa menyedihkan….akankah aku bakal termasuk orang yang kelaparan yang jumlahnya dua miliar jiwa? mempraktikan ajaran RichDad memberiku makan adalah seratus persen fakta!

  182. Mental bangsa indonesia memang mental karyawan/ sori!!(Budak).. Makanya banyak-banyaklah belajar bagaimana caranya membangun mental pengusaha biar Indonesia bisa mengurangi TKI n TKW ke luar negeri, dengan begitu secara tidak langsung bangsa kita terselamatkan dari image miskin.

    1. @d0an: betul sekali. buktinya banyak sekali yang kemakan tipu2 ala kiyosaki dan semacamnya. maunya cari uang instan dengan usaha minim, dan tanpa skill yang memadai. dengan mental seperti itu gak heran kalo gak banyak yang sukses jadi pengusaha.

  183. intinya tau kan donald trump?masa c kalo ajarannya c Robert T Kiyosaki salah, donald trump mau nulis bareng Robert Kiyosaki? Ya menurut saya yang ditulis Robert itu bener, sekarang gini deh pengusaha sukses aja kayak donald trump yang udah tau cara BERBISNIS dan BERINVESTASI mau loh nulis buku bareng dia sekarang kita sok tau ngatain c Robert Kiyosaki, aneh ga c? Dan menurut saya membangun ASET itu perlu dan kenyataanya semua orang kaya punya ASET

    1. @marcell:

      betul, saya pikir juga aneh orang sekelas donald trump mau diasosiasikan dengan orang semacam kiyosaki. tapi cukup sampai di situ. jangan sampai terjebak dalam argument from authority: hanya karena donald trump mengasosiasikan dirinya dengan kiyosaki, maka lalu disimpulkan bahwa ‘ajaran’ kiyosaki itu benar.

      selain itu, jangan hanya karena kiyosaki mengajarkan ‘membangun aset’, maka lalu itu disimpulkan sebagai ‘ajaran kiyosaki’. terlalu naif rasanya :)

  184. Kalau seorang berbicara 100 kalimat dan hanya ada 10 kalimat yang benar, kita tetap perlu menghomati dirinya, karena setidaknya ia telah menunjukkan 10 kebenaran pada kita.

    Berbisnis tidak harus dimulai dengan uang besar, atau malah tidak perlu modal uang sama sekali. Syaratnya hanya 1, kita punya reputasi yang baik, dan kita setidak-tidak punya 1 visi yang baik dan 1 rencana kecil yang baik.

    Kebanyakan yang terjadi adalah orang mengatakan mereka tidak punya modal, padahal sesungguhnya mereka yang berkata demikian adalah pribadi yang tidak siap secara mental maupun intelektual apalagi spiritualnya.

    Sekarang saya siap memberikan 1-10 juta rupiah kepada siapa saja yang siap untuk membangun bisnis. Silahkan sampaikan visi dan rencana di blog ini atau kirim ke email saya pongrambu[-at-]gmail.com.

    Sebagai penutup, kebanyakan orang yang disebut kapitalis dan anti-sosial justru adalah orang yang paling sosialis. Bill Gates menyumbangkan jutaan dollar untuk penelitian Malaria dan HIV/AIDS, Henry Ford menyumbangkan jutaan dollar untuk pendidikan, John Davison Rockefeller juga untuk pendidikan, kesehatan, dan anak-anak.

    Kalau kita melihat orang-orang dengan banyak uang disekitar kita, tetapi tidak memberi dampak positif bagi lingkungannya, maka jelas ia adalah orang yang hanya punya banyak uang, tetapi tidak punya kekayaan yang selalu dapat dibagikan untuk yang kurang dan tidak mampu.

    Salam Damai.

    Ngomong2 tawaran saya di atas benar. Bagi yang punya rencana yang lebih baik dari rencana yang saya punya, saya akan memberikan uang 1-10 juta untuk dikelola. Silahkan cari nama saya di Google, Facebook, Twitter, atau Kompasiana.

    Ngomong2 yang ngritik R. T. Kiyosaki dan bukunya yakin sudah membaca semua tulisannya? Coba baca 1 buku saja, atau 1 bab saja. Baca saja, tidak perlu beli. Kalau yang tinggal di Jakarta saya bersedia kirimin bukunya, semuanya saya tanggung.

    Setelah dibaca, tolong terus praktekan 1 hal saja yang dianggap benar dalam buku itu. Jangan sekedar membuktikannya lewat argumen, tetapi lewat tindakan.

    Kalau apa yang dikatakan R.T. Kiyosaki semuanya salah, silahkan kirimkan kembali bukunya.

    Kalau ada 1 saja hal benar yang dikatakan, saya ucapkan selamat bukan kepada R.T. Kiyosaki, tapi kepada yang berani membuka bisnis untuk kebaikan dirinya sendiri, keluarganya, dan lingkungannya.

    R.T. Kiyosaki bukan dewa, bukan nabi, dan juga bukan guru besar MLM. Ia hanya mencoba menyampaikan apa yang benar menurut pikiran dan pengalamannya. Peace…

    1. @reento: anda boleh bilang kiyosaki bukan dewa, bukan nabi. tapi kenyataannya tulisan anda mengisyaratkan bahwa anda mengganggapnya sebagai nabi :)

  185. Haaaa…haaaa..yang comment nya sinis,udah kebaca Dia pasti miskin,yng comment nya positif,Dia pasti KAya,setidak nya menuju Kaya.

    Peace Sob

  186. Belajarlah dari orang2 yang berhasil, bukan dari orang2 yang gagal.
    Faktanya, kita belajar dari Rasulullah apa dari Firaun???
    (n_n)
    saya rasa itu cukup jelas untuk mematahkan opini diatas tentang kegagalan2 orang2 yang bilang “BERPENGALAMAN” di bisnis Multi Level Marketing.

    Terus, yang ngebahas tentang Khamar….saya masih belum mengerti maksud saudara……..
    apa hubungannya produk halal yang dijual oleh bisnis MLM dengan alkohol/minuman memabukkan???
    Terus, apa hal itu bisa dipatahkan dengan adanya produk MLM yang dapet label HALAL dari MUI??

    “Untukmu agamamu dan untukku agamaku”
    mungkin pola pemikiran dan paradigma seseorang dalam hidup ini berbeda, tapi Ayah saya pernah bilang, “selama apa yang kamu lakukan sesuai dengan aturan Allah, tidak menyimpang dan melakukan apa yang Rasulullah contohkan, yasudah….itulah kebenaran.”

    Pelajari lebih lagi mengenai MLM dan bedakan dengan MONEY GAMES!!!!!

  187. Buat seluruh PENGOMENTAR di Blog ini, apapun usaha itu terlepas dari yang namanya MLM ataupun bukan, prinsipnya adalah buku sebagai ISPIRASI MENUJU PERUBAHAN HIDUP SESEORANG. Jadi sejauh yang dapat dilakukan sesuai petunjuk dan itu tidak merugikan orang lain maka sah-sah saja, karena KESUKSESAN seseorang adalah pilihannya sendiri. Kalau kita cuma bisa mencela saja tanpa melihat dan membuka mata lebar-lebar YANG NYATANYA BANYAK ORANG BERHASIL KARENA MENGIKIUTI SESUAI PETUNJUK YANG DISARANKAN BUKU TERSEBUT UNTUK MERUBAH HIDUPNYA. SO….untuk apa selalu berkomentar yang bernada NEGATIV bahkan tidak membuat orang berubah dalam hidupnya…??????? itu tidak melakukan amalan namanya…?!?!?!?!? justru membuat orang tidak maju dalam hidupnya karena komentar yang menjatuhkan malah DOSA. lebih baik mari kita beramal atau apalah itu namanya yang mendatangkan kebaikan bagi orang lain. Toh…artinya kita akan mendapat RIDHO dan BERKAH dari ALLAH hanya cuma memberikan dorongan atau berkomentar yang POSITIF bagi semua orang. Tuh…kan GAMPANG AJA KAN KALAU MAU MASUK SURGA …..?????? ya udahlah….yang ngerasa aja…CEPAT BERTOBAT YA COY…?!?!?!?!?

  188. Semua comment disini gaada yang salah ko.
    cuman cara pandangnya aja beda.
    kalo saya si lebih baik baca dan kalo mau bales jangan pake emosi.
    lebih baik kontrol emosi karena emosi musuhk kita yang paling pertama.
    :D

    Hidup adalah pilihan. Apapun yang dipilih itu pasti jalan terbaik yang uda kita rencanakan.
    SO dont Judge People because tidak satu pikirang dengan kita :)

Leave a Reply to ryosaeba Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *