Orang Indonesia dan Iming-Iming Uang

Membaca komentar [Enda Nasution](http://enda.goblogmedia.com/) pada jurnal saya tentang [Anne Ahira](https://priyadi.net/archives/2004/09/10/anne-ahira-bukanlah-pahlawan/) saya jadi ingat sebuah kejadian yang diceritakan oleh Ibu saya.

Ibu saya adalah seorang pengusaha wartel di kota kembang Bandung. Pada suatu hari, masih dalam suasana masih pagi, ketika Ibu saya sedang mendapat giliran menjaga wartelnya, datang seorang Ibu yang mungkin berumur sekitar 35 tahunan. Ibu ternyata adalah langganan wartel, tentu saja Ibu saya menyapa beliau dengan baik. Mungkin kira-kira ucapannya seperti ini “Apa kabar Bu? Ada perlu apa?”.

Ibu itu kemudian menjawab “Saya mau menelepon ProXL. Tadi saya dapat SMS dari ProXL, katanya saya menang undian berhadiah dari ProXL.” Ibu saya adalah seorang yang sangat observant dan waspada (sama seperti anaknya ini), kontan langsung bertanya: “Undian apa Bu? Kalau boleh tahu bagaimana isi SMSnya?”. Ibu Itu menjawab “Saya menang undian dua puluh juta rupiah dari ProXL, syaratnya saya harus membacakan kode pulsa ProXL 100 ribu sebanyak 10 buah ke nomor telepon ini.” LanjutIbu itu “Saya datang kesini karena pulsa telepon saya habis.”

Ibu saya yang sarat pengalaman tentunya sudah paham model-model penipuan seperti ini. Berdasarkan informasi yang sudah Ibu saya dapatkan pun tentu saja Ibu saya punya pemikiran bahwa ini adalah praktek penipuan. Ibu saya tidak perlu mencek sendiri ke ProXL sebelum mengemukakan pendapatnya bahwa hal tersebut adalah penipuan. Jawaban Ibu saya kira-kira adalah “Bu, itu kemungkinan penipuan. Coba Ibu cek dulu ke ProXL supaya Ibu yakin itu bukan penipuan”. Jawaban yang sangat masuk akal bukan?

Lalu apa yang terjadi? Tidak disangka-sangka Ibu itu kemudian marah-marah, “Bu! Saya ini pelanggan ProXL, tadi saya dapat SMS dari ProXL kalau saya menang undian! Nomor telepon yang harus saya telepon juga nomor ProXL! Saya tidak suka Ibu bilang begitu! Apa Ibu tidak suka saya menang undian!?”

Ibu saya tentunya sangat terkejut mendapatkan respon seperti itu. Untuk menenangkannya Ibu saya kemudian menjawab “Bu, saya cuma beri pendapat. Kalau Ibu mau telepon saya tidak akan melarang”. Ibu itu kemudian masuk ke bilik telepon. Beberapa menit kemudian keluar dan melakukan pembayaran kemudian pergi.

Keesokan harinya, juga pada shift Ibu saya, Ibu tersebut kembali datang. Kini dengan wajah yang sedih berkata ke Ibu saya “Bu, maaf kemarin saya bicara kasar. Ibu benar, yang kemarin itu adalah penipuan. Saya rugi satu juta Rupiah.”

Mungkin kejadian mirip seperti yang dialami Ibu saya tersebut juga tengah melanda saya, walaupun dalam skala yang lebih besar. Iming-iming uang memang bisa membutakan seseorang. Percuma untuk meyakinkan seseorang yang sedang dalam keadaan gelap mata. Pada jurnal saya sebelumnya pun, saya tidak berusaha untuk mengubah pemikiran siapapun. Hal tersebut murni hasil observasi saya, saya tentunya tidak berkewajiban untuk melakukan investigasi secara menyeluruh sebagaimana Ibu saya juga tidak menelepon ProXL dalam kejadian di atas. Dalam kasus Ibu saya di atas pun, jika ternyata Ibu tersebut memang benar-benar memenangkan undian, saya kira jawaban Ibu saya akan tetap sama. If it looks like a duck, sounds like a duck and acts like a duck then it is probably a duck.

Biarlah pengalaman kita masing-masing menjadi guru kita yang terbaik.

9 comments

  1. *sigh*, mengungkapkan pendapat di Indonesia ternyata susah ya? berbeda sedikit langsung dituduh macam2, iri lah, merusak nama baik lah… come on, people, grow up!!!

    perbedaan pendapat itu perlu! justru orang2 macam priyadi ini lah yang harusnya kita hargai karena berani melawan arus, menentang pendapat umum dan tentunya didasari atas fakta dan pengalaman juga! kenapa sih malahan dihina, dicaci dan dimaki? apakah sebegitu dalamnya indoktrinasi orde baru yang mengharamkan perbedaan pendapat di dalam benak manusia Indonesia?

    pri, salut! you prove that there are still some decent intellectual with guts living in indonesia. i am proud of you, pal!

  2. Hey Bung! Berbeda pendapat itu tidak apa-apa, tapi yang ditulis Priyadi itu SAMA SEKALI TIDAK BERDASARKAN FAKTA! Dia boleh jadi “Ahli” di bidang IT, tapi BELUM TENTU dia mengerti INTERNET MARKETING. Internet itu LUAS Bo!

    Dia hanya research dari SATU sumber dengan cara mengetik “Anne Ahira” doang di google! Anak gue yang masih Balita juga bisa kalo spt itu!

    Kalau Priyadi seorang “profesional” dia tentunya tidak akan “seenaknya” menulis ttg seseorang yang bisa memperkeruh opini publik. Dia mengatakan Anne Ahira bagian dari masalah internet…. JUSTRU ORANG SPT DIA ITULAH YANG JADI BAGIAN DARI MASALAH!

    Saya yakin spt majalah SWA, Kompas, Cosmo, dll, mereka pasti tidak menulis “begitu saja” ttg Anne Ahira, pasti ada wartawan yang menemui Anne Ahira, paling tidak mereka akan mengecek, RESEARCH LEBIH DALAM dan KONFIRMASI ttg apa yang dia lakukan, BARU menulis!

    Apakah Priyadi pernah secara “LANGSUNG” menyakan hal-hal yang DIA SEBENARNYA TIDAK DIMENGERTI ttg internet marketing kepada Anne Ahira? Apakah Priyadi pernah membeli dan membaca hasil wawancara Anne Ahira yang dijual di luar negeri?? Setahu saya Anne Ahira ini sudah diwawancara di beberapa negara karena kelihaiannya dalam INTERNET MARKETING. (tuh Bo! jangankan di Indonesia… di luar negeri saja dia DIPERCAYA!)

    Kalau anda berfikir.. “Anne Ahira bukan seorang pahlawan”… Hah! mungkin dia sendiri tidak pernah ingin jadi pahlawan! Dia hanya menjalankan bisnisnya!

    Saya sangat menyayangkan…. kenapa orang Indonesia tidak senang melihat kaum muda Indonesia spt Anne Ahira yang notabene dari KAMPUNG tapi mempunyai prestasi international, dia punya semangat untuk berkarya dan maju, dan membawa nama baik Indonesia di mata dunia, paling tidak dikalangan Internet Marketer dunia.

    Bung Priyadi, kalau anda seorang yang BIJAK (saya yakin umur Anda LEBIH TUA daripada Anne Ahira), kalau anda melihat sesuatu yang salah atau mungkin anda sebenarnya “tidak mengerti” ttg apa yang dilakukan oleh Anne Ahira, sebagai “Senior” internet, anda pasti tahulah cara mengirim email bukan? Kenapa anda tidak email dan berkomunikasi LANGSUNG dengan Anne Ahira? PELAJARI DULU siapa Anne Ahira sebelum anda menulis! Alangkah bijaksananya bila anda memberi kesempatan kepada beliau untuk menerangkan ttg apa yang dia lakukan sebelum anda menulis! Anda bukan seorang INTERNET MARKETER bukan? => “Jabatan” atau Profesi Anda dengan Anne Ahira itu SANGAT BERBEDA! Jadi Anda JANGAN SOK TAHU menulis ttg profesi orang lain!

    Judul artikel Anda… “Anne Ahira bukan seorang pahlawan, dia bagian dari masalah internet”…. masalah internet apa? Anda bisa BUKTIKAN?? Tahukah Anda dengan begitu anda sebenarnya sudah jelas-jelas mencemarkan nama baik seseorang, anda sudah menulis yang tidak-tidak dengan TANPA BUKTI yang kuat DAN TIDAK AKURAT! Kalau mau Anne Ahira sendiri sebenarnya bisa menuntut anda ke pengadilan!

    Sekedar “sharing” saja…. Beberapa teman saya di Jakarta dan Bandung sempat bertemu langsung dengan beliau, dan menghadiri seminarnya… saya dengar langsung dari beberapa teman saya kalau anak ini MEMANG termasuk yang SANGAT BRILIANT! Dan bukan itu saja, dari segi “tabiat” saya dengar dari banyak orang kalau Anne Ahira ini orang nya sangat LOW PROFILE dan suka melucu spt anak-anak muda seusianya! Kenapa anda tidak sempatkan diri untuk bertemu langsung dengan orangnya, ikuti seminarnya kalau ada, dan BARU MENULIS tentang Anne Ahira!

    Saya tidak kaget kalau anda tidak “terkenal” spt Anne Ahira, …. saya juga sudah baca beberapa posting anda lainnya, anda termasuk orang yang SANGAT “judgemental” terhadap orang lain, dan itu mencerminkan anda termasuk orang spt apa!

    Dan saya mau kasih sedikit komentar untuk artikel anda di atas… Anda jangan salah, banyak sekali orang yang KAGUM dengan Anne Ahira dan mereka TIDAK mengikuti bisnisnya. Mereka (salah satunya saya) angkat DUA JEMPOL untuk Anne Ahira BUKAN karena RIBUAN DOLLARNYA! Tapi karena prestasinya! Menurut saya dia bisa menjadi INSPIRASI untuk banyak pemuda Indonesia melakukan hal yang positive dan berkreasi untuk melakukan hal-hal yang baru. Kalau anda berfikir semua orang yang kagum, suka, dan berpihak kpd Anne Ahira itu “buta” karena uang dollar…. hhm… berarti anda termasuk orang yang berfikiran SANGAT DANGKAL.

    Be careful when you give opinion about people, Man!

  3. Mas Priyadi ini PINTER (sertifikatnya aja banyak), cuma TIDAK BIJAKSANA. Boleh saja berbeda pendapat, tapi jangan menghakimi seseorang. Akan berbeda kalau analisis anda ini di dasarkan atas research dan fakta yg anda temukan, dan kemukakanlah secara lebih ilmiah tanpa menghukum seseorang. Tulisan anda ini bisa berbahaya seandainya tidak benar.

  4. Pingback: Priyadi's Place

Comments are closed.